• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI IMPLEMENTASI PROGRAM TERMINAL DARAH DI PUSKESMAS PA BENTENGANG KABUPATEN BANTAENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI IMPLEMENTASI PROGRAM TERMINAL DARAH DI PUSKESMAS PA BENTENGANG KABUPATEN BANTAENG"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM „TERMINAL DARAH‟ DI PUSKESMAS PA‟BENTENGANG KABUPATEN BANTAENG

Oleh:

IKA SAPUTRI

Nomor Induk Mahasiswa : 105611119316

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i SKRIPSI

IMPLEMENTASI PROGRAM „TERMINAL DARAH‟ DI PUSKESMAS PA‟BENTENGANG KABUPATEN BANTAENG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

IKA SAPUTRI

Nomor Stambuk: 10561119316

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR

Judul Skripsi : Implementasi Program „Terminal Darah‟ di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng Nama Mahasiswa : Ika Saputri

Nomor Induk Mahasiswa : 105611119316

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui: Pembimbing I

Dr. Andi Rosdianti Razak, M.Si

Pembimbing II

Dr. Drs. H. Anwar Parawangi, M.Si

Mengetahui: Dekan

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si

NBM: 730727

Ketua Program Studi

Nasrul Haq, S.Sos., M.PA

(4)

iii

HALAMAN PENERIMAAN TIM

Telah diterima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor 0134/FSP/A.4-II/XI/42/2020 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang dilaksanakan di Makassar pada hari Selasa tanggal 01 Desember 2020.

TIM PENILAI

Ketua

Dr. Hj. Ihyani Malik. S.Sos., M.Si

NBM: 730727

Sekretaris

Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.Si

NBM: 1084366

PENGUJI:

1. 1. Dr. Hj. Budi Setiawati, M.Si ( )

2. Dr. Drs. H. Anwar Parawangi,

M.Si

( )

3. Dr. Abdi, M.Pd ( )

(5)

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Ika Saputri Nomor Induk Mahasiswa : 105611119316

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/ dipublikasikan orang lain atau melakukan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuaia aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 26 Agustus 2020 Yang Menyatakan,

(6)

v

ABSTRAK

Saputri, Ika. 2020. Implementasi Program ‘Terminal Darah’ di Puskesmas Pa’bentengang Kabupaten Bantaeng. Skripsi, (dibimbing oleh Andi Rosdianti Razak dan Anwar Parawangi).

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program Puskesmas Pa‟bentengang mengenai pelaksanaan „Terminal Darah‟ di Kabupaten Bantaeng. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 5 orang. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara terhadap sejumlah informan adalah Kepala Dinas Kesehatan selaku yang mengeluarkan kebijakan, Kepala Puskesmas Pa‟bentengang selaku pelaksana dan masyarakat. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi yaitu triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Program „Terminal Darah‟ di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng sudah berjalan baik, hal ini dapat dilihat mengenai komunikasi sudah dilakukan dengan cara sosialisasi terlebih dahulu akan tetapi masih kurang, dan mengenai sumber daya sudah mencukupi dan memenuhi, disposisi mengenai pelaksanaanya sudah membaik dan dukungan pemerintah dan masyarakat juga sangat menyetujui hadirnya terminal darah ini, dan struktur birokrasi tersebut sebelum dilakukan donor darah terlebih dahulu dilakukan pengecekan karena pihak puskesmas dan pihak Unit Transfusi Darah Rumah Sakit saling bekerja sama pada saat pelaksanaan donor darah sehingga memudahkan pelaksanaan. Mengenai faktor pendukung dan penghambat pemerintah dan masyarakat mendukung penuh dengan hadirnya terminal darah ini sehingga bisa berjalan untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Dan yang menjadi penghambat saat ini karena kurangnya partisipasi masyarakat dan juga adanya covid 19.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Implementasi Program „Terminal Darah‟ di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini penulis selalu mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dr. Andi Rosdianti Razak, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Drs. H. Anwar Parawangi, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan penulis untuk bisa menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar,

3. Ibunda Dr. Hj. Ihyani Malik,S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Dr. Burhanuddin,S.Sos., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, 4. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara, dan segenap dosen serta seluruh jajaran Staf Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak

(8)

vii

memberikan banyak pengetahuan mulai dari semester awal hingga semester akhir.

5. Kedua Orang tua saya, Ayahanda Haya dan Ibunda tercinta Rio yang selalu mengsupport saya hingga saya bisa seperti ini, dan juga yang telah berkorban tanpa pamrih dalam membesarkan, mendidk dan mendoakan keberhasilan penulis, yang tiada hentinya memberi motivasi disertai segala pengorbanan yang tulus dan ikhlas.

6. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng dan pihak Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng yang telah membantu dan memberikan izin untuk melakukan penelitian di lingkup Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng.

7. Pihak Dinas Penanaman Modal Kabupaten Bantaeng yang memberikan izin penelitian di Kabupaten Bantaeng.

8. Masyarakat yang sudah membantu saya dalam menyelesaikan penelitian ini. 9. Kakak-kakakku yang tercinta Kamaria dan Sudirman dan adikku yang tercinta

Zainuddin yang selalu mendukung dalam setiap langkahku dan juga mengajariku untuk sabar dalam menghadapi segala sesuatu dan selalu memberikan dukungan yang tak terhingga.

10. Ardianto yang selalu mendoakan saya, memberiku semangat dan motivasi untuk tidak menyerah dalam menyelesaikan skripsi saya dan. Sahabat-sahabatku yang membantu saya dalam menyelesaikan penelitian dan yang selalu mengsupport saya, Vinta sri rahayu, Husna, Nur Irma, Irawani anis, Mariam, Indah, Hasniar, Rini Sahraini, Ismayanti dan teman- teman yang

(9)

viii

tidak bisa saya sebutkan satu persatu sehingga saya bisa mencapai toga.

11. Terima kasih juga pada teman-teman kelas saya Ilmu Administrasi Negara kelas E dan F 016 dan teman federasi 016 lainnya dan juga teman-teman KKP posko galung yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

12. Semua pihak yang membantu dan mendukung dalam penyusunan skripsi Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, meskipun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua pembaca.

Makassar, 26 Agustus 2020 Yang menyatakan,

(10)

ix

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR ... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I. PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang……… .... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Konsep dan Teori ... 9

C. Konsep Program Terminal Darah ... 27

D. Kerangka Pikir ... 33

E. Fokus Penelitian ... 34

F. Deskripsi Fokus Penelitian ... 35

BAB III. METODE PENELITIAN ... 37

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 37

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 37

C. Sumber Data ... 38

D. Informan Penelitian ... 39

E. Teknik Pengumpulan Data ... 40

F. Teknik Pengabsahan Data ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 44

B. Hasil Penelitian ... 56

(11)

x BAB V. PENUTUP ... 76 A. Kesimpulan ... 76 B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA ... 79 LAMPIRAN ...

(12)

xi

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Informan Penelitian ... 39

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Pa‟bentengang Kecamatan Eremerasa Kabupaten Bantaeng Tahun 2020 ... 48

Tabel 4.2 Daftar Nama Pendonor Puskesmas Pa‟bentengang Tahun 2018 ... 61

Tabel 4.3 Daftar Nama Pendonor Puskesmas Pa‟bentengang Tahun 2019 ... 62

(13)

xii

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Model Edward III ... 18

Gambar 2.2 Model Meter dan Horn ... 20

Gambar 2.3 Model Model Merilee S. Grindle ... 22

Gambar 2.4 Model Model Soren C. Winter ... 25

Gambar 2.5 Kerangka Pikir ... 34

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Bantaeng ... 44

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Puskesmas Pa‟bentengang ... 50

Gambar 4.3 SOP Terminal Darah Puskesmas Kabupaten Bantaeng ... 68

Gambar 4.4 Struktur Tim Pelaksana Terminal Darah Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng ... 73

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah bagian penting yang paling berharga bagi manusia dan semua orang mendambakan hidup sehat. Kesehatan yaitu salah satu faktor penting untuk melakukan aktivitas sehari-hari. oleh sebab itu kesehatan tidak boleh diremehkan dengan siapa pun karena tidak ada seseorang mengingingkan untuk sakit, baik itu secara rohani maupun jasmaninya.

Terciptanya masyarakat yang sehat merupakan impian setiap pemerintah daerah karena itu sebagai bagian dari tanggungjawab dan peranya selaku fasilitator terhadap masyarakat. Oleh sebab itu, kesehatan merupakan salah Satu prioritas utama mereka untuk tujuan tercapainya program-program dalam pembangunan, sebagai upaya untuk menciptakan masyarakat yang sehat baik fisik maupun rohaninya.

Adapun salah satu program yang dikeluarkan dinas kesehatan Kabupaten Bantaeng adalah program terminal darah, dan ini dilakukan guna untuk merealisasikan hak atas kesehatan setinggi-tingginya adalah pelayanan darah. Pelayanan darah merupakan upaya kesehatan yang memanfaatkan darah manusia, sebagai bahan dasar dalam rangka penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, pelayanan darah dilakukan dengan tujuan kemanusiaan dan tidak untuk tujuan komenrsial,

(15)

karena darah dilarang diperjual belikan dengan dalih apapun. Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan darah, dibutuhkan darah yang diperoleh dari sipendonor darah yang sukarela, sehat dan dapat memenuhi kriteria, seleksi sipendonor darah tersebut. Ketersediaan darah untuk ibu melahirkan merupakan hal yang paling penting karena kebutuhan untuk transfusi darah dapat terjadi kapan saja, seperti adanya ibu melahirkan yang kekurangan darah yang saat ini membutuhkan darah, dan juga dapat dilihat angka kematian ibu di Indonesia cukup tinggi dan apabila program ini tidak dijalankan maka dampaknya kematian ibu semakin meningkat. Maka dari itu, pemerintah di Kabupaten Bantaeng akan terus lakukan inovasi di Sektor Kesehatan untuk mencegah terjadinya kematian ibu yang diakibatkan pendarahan. Salah satunya adalah menerapkan program tentang terminal darah di Puskesmas termasuk Puskesmas Pa‟bentengang untuk ibu melahirkan.

Penyelengaraan donor darah merupakan kerja sama di unit transfusi darah rumah sakit (UTDRS), dengan Puskesmas dan pelaksanaanya dilakukan di Puskesmas salah satunya termasuk Puskesmas Pa‟bentengan Kabupaten Bantaeng. Adapun mekanisme kerja terminal darah dimana yang dulunya donor darah itu dilakukan di Rumah Sakit sekarang dipindahkan ke Puskesmas agar supaya jarak masyarakat dekat dan mudah untuk diakses sehingga tingkat partisipasi masyarakat untuk mendonorkan darahnya lebih besar. Dan adapun terkait peraturan menurut, Undang-undang Nomor 36, Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan

(16)

pemerintah Nomor 7 tahun 2011 tentang pelayanan darah. selanjutnya, Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 59 Tahun 2016 mengenai kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Dinas kesehatan, dan surat keputusan Bupati No.430/336/V/2017 Tentang pembentukan Terminal Darah pada fasilitas Kesehatan Kabupaten Bantaeng .

Program terminal darah ini dilaksanakan di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng merupakan program yang telah dijalankan sejak tahun 2017, Terminal darah di Puskesmas ini bertujuan menjamin ketersediaan stok darah bagi ibu bersalin. hadirnya stok darah di Puskesmas, dapat memberikan rasa aman bagi calon ibu bersalin, apabila dalam proses melahirkan terjadi pendarahan dan membutuhkan darah secepatnya. Dalam dua tahun terakhir ini, mampu memberikan berbagai kontribusi positif dalam hal akselerasi pencapaian program kesehatan.

Salah satunya adalah kebijakan program terminal darah yang dijalankan secara intensif dan berkesinambungan sebagai salah satu cara untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, khususnya pada ibu yang melahirkan. Adapun permasalahan terkait ketersediaan darah untuk ibu yang melahirkan yang sedang kekurangan darah adalah disebabkan karena masih kurangnya bersosialisasi langsung kepada masyarakat sehingga kesadaran masyarakat masih kurang untuk ikut berpartisipasi dalam mendonorkan darahnya.

Maka dari itu mengenai pelaksanaan kebijakan ini. Terkait perspektif untuk menganalisis permasalahan kebijakan menurut Edward III

(17)

(1980), implementasi kebijakan dibutuhkan karena adanya suatu masalah kebijakan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran dan untuk mengetahui dalam menentukan faktor keberhasilan dalam implementasi kebijakan ada beberapa indikator yaitu: 1) Komunikasi 2) Sumber daya 3) Disposisi 4) Struktur birokrasi. Menurut Mulyadi (2016), bahwa implementasi mengacu pada suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditetapkan dalam suatu keputusan. Sedangkan menurut Van Meter dan Van Horn dalam Suratman, (2017); mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai tindakan yang akan dilaksanakan baik yang dilakukan sendiri maupun secara berkelompok, dan baik pemerintahan ataupun swasta yang mengarahkan dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan dalam hasil kebijaksanaan.

Dengan demikian, berdasarkan dari latar belakang diatas maka dari

itu peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian untuk mencapai tujuan

utama pemerintah dengan judul “Implementasi Program Terminal Darah

di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng”.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan yaitu bagaimana pelaksanaan program terminal darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng?

(18)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan rumusan masalah diatas, maka dalam tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program terminal darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan dari penulis diatas, maka diharapkan penelitian ini dapat membawa manfaat teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian implementasi program terminal darah dipuskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng ini, diharapkan dapat bermanfaat dan berguna bagi peneliti selanjutnya maupun bagi yang tertarik dalam bidang penelitian ini khususnya dalam jurusan Ilmu Administrasi Negara, dan semoga dapat memberikan sumbangsi atau pemikiran bagi ilmu pengetahuan.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi peneliti selanjutnya, ini sangat bermanfaat untuk memperluas wawasan dan pengetahuan karena adanya praktik dilapangan ilmu-ilmu yang di dapatkan bisa menjadi lebih luas dan menambah pengalaman, dibandingkan ilmu-ilmu yang di dapatkan dibangku kuliah.

b) Bagi pembaca, bisa menjadi bahan informasi dan bahan referensi di penelitian selanjutnya.

(19)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Machsunah & Subhan (2018)

Penelitian terdahulu yang pertama dilakukan oleh Machsunah & Subhan (2018) dengan judul Implementasi CSR melalui program donor darah oleh PT indomarco prismatama cabang Cirebon.

Metode penelitian yang dapat diambil adalah metode penelitian pendekatan kualitatif, dengan mendapatkan data atau hasil dari penelitian ini seperti observasi, wawancara, dan manfaat dokumen. Adapun hasil dari kesimpulan yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan, yang akan dilaksanakan dalam tahapan ini adalah menentukan tanggal, tempat, serta estimasi biaya yang akan dikeluarkan dalam kegiatan ini. Koordinasi dengan pihak luar yakni PMI.

b. Kegiatan, sebelum pelaksanaan kegiatan donor darah dilakukan maka tim PR tiga hari sebelumnya melakukan sosialisasi dengan cara melalui sarana poster maupun sosialisasi secara langsung saat kegiatan apel pagi.

c. Pertanggung Jawaban, yaitu dengan mengakumulasi semua biaya yang sudah dikeluarkan dengan cara melakukan kliping-kliping semua bukti pengeluaran biaya kegiatan pengambilan darah.

(20)

d. Pelaporan, dalam pembuatan pelaporan adalah dengan bentuk power point yang berisi jadul, biaya, jumlah serta beberapa dokumentasi kegiatan untuk dilaporkan ke manajemen, dalam periode akhir pelaksanaan maka tim PR mengundang wartawan untuk peliputannya.

2. Penelitian Imron (2013)

Penelitian terdahulu yang kedua dilakukan oleh Imron (2013) dengan judul Implementasi kebijakan kesehatan sebagai upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi dikabupaten Sampang.

Metode penelitian yang akan diambil adalah metode penelitian pendekatan kualitatif, dengan mengunakan data atau hasil dari penelitian ini seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini, Secara sosiologis, implementasi kebijakan adalah sebagai rangka dalam menurunkan angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Sampang, oleh karena itu dapat mempengaruhi oleh kemitraan bidan dukun, termasuk dalam proses bersalin. Meningkatnya suatu kepercayaan pada masyarakat terhadap bidan mengenai kesehatan dan terindikasikan dalam menguatkan relasi sosial. Program Timbangan, Tensi, Tablet, Timbang ukuran perut, dan Tinggi badan bisa membantu ibu yang sedang hamil dalam mengontrol perkembangan kehamilan tersebut. SMS ”Bayi Sehat 24 jam” digunakan dalam mengontrol dan monitoring untuk proses persalinan.

(21)

Dengan adanya kontruksi pengetahuan budaya tradisional Madura, termasuk masyarakat disekitar pesisir masih mengakar kuat sehingga konstruksi pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi masih sangat tidak kuat. Pijat dukun, mitos kehamilan, jamu tradisional, dan kharismatik tokoh sentral menjadi eksemplar. Relasi sosial antar aktor lokal dalam mendukungan aktor lokal masih sangat kurang atau lemah.

3. Penelitian Rahmawati (2020)

Penelitian bagian ketiga dilakukan oleh, Rahmawati (2020) dengan judul. Implementasi Kebijakan Program Pengembangan Komoditas Pada Kawasan Strategi Kabupaten di Kabupaten Bone.

Metode dalam penelitian yang akan diambil adalah model penelitian deskriptif dengan mengunakan pendekatan kualitatif. dan juga menggunakan metode yang mendukung tipe penelitian pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dokumentasi.

Hasil dari peneliti yaitu mengatakan implementasi kebijakan program pengembangan komoditas pada kawasan Strategi di Kabupaten Bone sudah bagus, karena dapat dilihat mengenai kerjasamanya implementor untuk melaksanakan tugas tetapi adapun kesulitan yang dialami pemerintah setempat terkait dalam mempersiapkan informasi dan data terkait keunggulan komoditas yang di miliki KSK.

Penelitian yang akan dilakukan peneliti, berbeda dengan ketiga penelitian sebelumnya, jika penelitian yang telah dipaparkan tersebut untuk mengetahui implementasi kebijakan kesehatan dalam menurunkan

(22)

angka kematian bayi dan angka kematian ibu serta terdapat pengaruh terkait oleh kemitraan bidan dukun, termasuk dalam proses bersalin diakibatkan karena Relasi sosial antar aktor lokal dalam mendukung masih sangat kurang. implementasi CSR, serta implementasi kebijakan program pengembangan komoditas kawasan strategi untuk mengetahui faktor kesulitan, Sedangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terkait pelaksanaan program terminal darah. dalam penelitian sebelumnya dilakukan pada waktu dan lokasi yang berbeda dengan penelitian ini, model yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif.

B. Konsep dan Teori

1. Konsep Implementasi Kebijakan Publik

Secara umum, implementasi berarti pelaksanaan dan penerapan. istilah implementasi biasa dikaitkan dengan pelaksanaan program perkembangan atau tujuan yang ingin dicapai. sebagimana Implementasi dapat menyiapkan sarana dalam melaksanaan atau melakukan sesuatu untuk menimbulkan dampak terhadap sesuatu. Jadi implementasi kebijakan merupakan suatu hal yang sangat berat, karena biasanya masalah yang kadang tidak diketahui dalam konsep, biasanya muncul dilapangan.

Sebelum lebih jauh pembahasan tentang mengenai implementasi kebijakan yang sudah berjalan sesuai dengan yang digariskan, maka perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud implementasi kebijakan itu

(23)

sendiri. Mengenai pendapat para ahli memberikan pengertian yang beda-beda tetapi konsep atau maknanya sama, yaitu merupakan rangkaian proses kebijakan yang diproses berupa aksi atau tindakan para pelaku pelaksanaan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Menurut Nugroho (2006). Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. implementasi adalah memahami apa yang sebenarnya yang akan terjadi dalam suatu program yang dinyatakan berlaku dan dirumuskan adalah fokus perhatian implementasi kebijakan yaitu kejadian dalam kegiatan yang timbul setelah disahkan. pedoman-pedoman kebijakan pemerintah yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikan maupun untuk menimbulkan dampak/akibat nyata pada masyarakat. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan dari implementasi ini, perlu kesamaan dalam pandangan atas tujuan yang ingin dicapai dan komitmen semua pihak untuk memberikan dukungan bagi pelaksanaan program yang dikeluarkan oleh pemerintah, supaya bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Implementasi merupakan suatu proses yang dimana pelaksanaan kebijakan melaksanakan suatu aktivitas dalam kegiatan, sehingga akhirnya bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan sasaran atau tujuan kebijakan tersebut. Berhasilnya suatu implementasi kebijakan dapat dilihat antara pelaksanaan atau penerapan dalam kebijakan dengan desain sasaran dan

(24)

tujuan kebijakan itu sendiri, maka dari itu bisa memberikan hasil yang positif dalam pemencahan masalah yang dihadapi.

Adapun beberapa pengertian implementasi kebijakan pubik menurut para ahli sebagai berikut:

a. Salusu (2002), implementasi adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan menyusun satu keputusan. Suatu keputusan selalu dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Guna untuk merealisasikan dalam pencapai sasaran dan diperlukan serangkaian aktivitas. Maka dari itu kesimpulan implementasi yaitu berbagai aktivitas dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin dilaksanakan dalam program yang dikeluarkan oleh pemerintah. b. Ripley dan Franklin dalam Winarno (2011), mengemukakkan

bahwa implementasi merupakan masalah yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan dan yang memberikan suatu program, kebijakan, keuntungan dalam suatu jenis keluaran yang nyata dalam kebijakan.

c. Bardack dalam Agustino (2006), mengatakan bahwa implementasi merupakan sebuah pembuatan atau mengeluarkan suatu program atau kebijakan umum yang dapat dilihat bagus diatas kertas, namun sulit merumuskan dalam sebuah kata-kata dan mengenakan ditelinga-telinga masyarakat atau pemimpin dan bahkan lebih sulit lagi dalam proses pelaksanaanya, dengan bentuk untuk memuaskan masyarakat.

(25)

d. Purwanto (2012), mengatakan bahwa dalam proses implementasi bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi proses tersebut bukan hanya aktivitas administrasi semata tetapi yaitu sebagai makna dan fungsi dalam pembangian kerja, atau pelaksanaan untuk memberikan perintah atau pengawasan dalam suatu pekerjaan sering disebut sebagai problem atau control. namun kenyataan yang sesungguhnya mengenai proses implementasi melibatkan berbagai elemen, seperti kapasitas organisasi, kualitas kebijakan yang diberikan mandat dalam mengimplementasikan kebijakan atau kemampuan sumber daya manusia yang ditugaskan dalam mengimplementasikan kebijakan, ketepatan dan instrument dalam mencapai suatu tujuan kebijakan.

e. Aneta (2010) mengatakan bahwa, implementasi kebijakan publik merupakan suatu aktivitas dalam suatu proses kebijakan, yang bisa menentukan bahwa sebuah kebijakan bersentuhan dengan kepentingan dan dapat diterima dengan publik. Dengan demikianOleh dapat ditekankan dalam tahap perencanaan dan formulasi kebijakan yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka tahapan implementasi apabila tidak diperhatikan dengan optimal maka tidak akan jelas yang diharapkan dari berbagai kebijakan tersebut.

pengertian di atas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan itu terdiri dari tujuan, sasaran, aktivitas dalam pelaksanaan dalam mencapai

(26)

tujuan. Dari beberapa menurut para pakar diatas, dalam kesimpulanya implementasi sebagai suatu proses yang dinamis, dalam suatu pelaksanaan kebijakan, kita perlu melaksanakan suatu aktivitas atau sebuah kegiatan sehingga dengan demikian, dengan muda bisa mendapatkan suatu hasil dengan sasaran dan tujuan kebijakan itu sendiri. Berhasilnya sebuah implementasi kebijakan, dapat diukur dengan cara dilihat dari prosesnya atau pencapaian yang dapat dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan akhir, yaitu tercapai dan tidaknya suatu tujuan dapat di lihat dari prosesnya.

Implementasi kebijakan adalah sebuah aspek penting dari semua proses kebijakan. Konteks implementasi akan terlihat pengaruhnya apabila kebijakan tersebut sudah dijalankan. hal itulah yang menunjukkan bahwa dalam sebuah proses pelaksanaan kebijakan mempunyai suatu tahapan penting dan momentum dalam proses perumusan/pembuatan kebijakan selanjutnya, sebab berhasil atau tidaknya sebuah kebijakan dalam mencapai suatu tujuannya ditentukan dalam pelaksanaanya.

Oleh sebab itu, rumusan kebijakan yang sudah dibuat tidak akan mempunyai arti apa-apa atau hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah dan baku yang telah tersimpan rapi dalam suatu dokumen apabila tidak diimplementasikan. dengan hal ini dapat dikatakan bahwa salah satu tolak ukur keberhasilan dari sebuah strategi atau kebijakan yang terletak pada suatu proses implementasi. implementasi adalah suatu kajian dalam kebijakan yang mengarahkan pada suatu proses terlaksananya sebuah

(27)

kebijakan. Dalam prakteknya, implementasi kebijakan adalah proses yang kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya suatu intervensi dalam berbagai kepentingan menurut Suratman (2017). Namun kebanyakan dari kita sering kali beranggapan bahwa setelah kebijakan disahkan oleh pihak yang berwenang dengan sendirinya kebijakan itu akan dapat dilaksanakan, dan hasil-hasilnya pun akan mendekati seperti yang diharapkan oleh pihak pembuat kebijakan tersebut. Dengan kata lain, dalam menjalankan kebijakan didalam praktek biasanya terjadi proses yang berbelit-belit yang menjurus kepada permulaan baru, ketika semua proses kebijakan menjadi buyar sama sekali.

Berhasil atau gagalnya suatu implementasi kebijakan dapat dilihat dari sudut proses kemampuanya, secara nyata dapat melanjutkan dan mengoperasionalkan program pemerintah yang sudah direncankan sebelumnya.Dengan muculnya sebuah implementasi kebijakan, merupakan sebuah bentuk yang konkret dan konseptualisasi dari kebijakan formulasi, tidak secara otomatis garansi berjalanya dari suatu program dengan secara baik.

Memahami mengapa implementasi kebijakan itu gagal atau berhasil adalah suatu modal dasar dalam menentukan strategi implementasi kebijakan. Analisis keberhasilan dan kegagalan tersebut memungkinkan dengan adanya sebuah proses implementasi kebijakan publik baru akan dilaksanakan dengan cara yang lebih baik jika berangkat dari pengalaman yang lalu dan sudah dijalankan.

(28)

Oleh karena itu, implementasi dari setiap kebijakan bersifat unik, tidak ada satu strategi yang bersifat kaku dan tunggal yang menentukan keberhasilan implementasi kebijkan tersebut. Satu hak paling mirip adalah tahapan kebijakan. Tahapan kebijakan yang meliputi beberapa langkah mungkin sekali mirip atau seragam antara satu kebijakan dengan kebijakan lainnya. Tahapan itu misalnya meliputi sosialisasi kebijakan, konsultasi dengan pihak-pihak berkepentingan, koordinasi antar instansi terlibat, mekanisme pelaporan, persetujuan atau delegasi dan juga keputusan yang akan dijalankan dalam implementasi tersebut.

Satu hal yang mesti diingat adalah bahwa pada umumnya implementasi kebijakan akan berjalan dengan baik setelah dilaksanakan beberapa waktu. Itu artinya sebagai pembelajaran kebijakan dimana belajar dari berbagai pengalaman implementasi untuk membentuk dan memperbaiki program-program yang mendukung dari sebuah implementasi tersebut.

2. Model Implementasi Kebijakan Publik a. Model proses Implementasi Edwards III

Menurut pandangan George C. Edward, dalam Mustari (2015) implementasi kebijakan dapat dipengaruhi dari empat variabel, yakni:

1. Komunikasi, yaitu sebagai penentuan dalam pencapaian keberhasilan implementasi dengan masyaratkan agar implementator dapat mengetahui apa-apa yang perlu

(29)

dilaksanakan atau dikerjakan, yang mana akan menjadi suatu sasaran dan tujuan kebijakan yang harus dikomunikasikan terlebih dahulu secara tepat dengan pelaksana agar program implementasi bisa berjalan efektif dan juga yang bertanggungjawab untuk melaksanakan sebuah keputusan yang dapat mengetahui dan juga konsistensi apakah mereka bisa melakukannya.

2. Sumber daya, adalah suatu elemen penting dari sebuah implementasi yang jelas, baik, dan juga konsisten, apabila implementator sedang kekurangan sumber daya untuk menjalankan sebuah program atau kebijakan maka implementasi tidak bisa berjalan secara efektif. Adapun komponen sumber daya yaitu meliputi jumlah staf, keahlian dari pelaksana, dan juga fasilitas-fasilitas pendukung yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan program seperti dana dan sarana prasarana.

Informasi merupakan sumber daya yang sangat penting untuk pelaksana dalam sebuah kebijakan. Dengan demikian terdapat dua bentuk informasi yaitu:

a. Informasi tentang bagaimana cara untuk menyelesaikan program atau kebijakan dan terkait para pelaksana juga harus mengetahui apa yang perlu dilaksanakan.

(30)

b. Informasi tentang data pendukung kepatuhan kepada peraturan pemerintah dan undang-undang.

3. Disposisi atau sikap, yaitu berkenaan dengan kesediaan dari implementator yang bisa melaksanakan suatu kebijakan yang baik, kecakapan saja tidak mencukupi tanpa kesediaan komitmen seperti yang diharapkan oleh yang mengeluarkan dan yang melaksanakan kebijakan tersebut. jika implementor sudah menyetujui beserta isi kebijakan maka mereka akan menjalankan sepenuh hati. tapi apabila pendapat mereka berbeda dengan yang mengeluarkan kebijakan maka proses suatu implementasi tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan akan menemukan banyak masalah kedepanya. 4. Struktur birokrasi adalah sebuah susunan komponen unit kerja,

dari sebuah organisasi yang mengatakan adanya pembagian kerja dan adanya kejelasan tentang fungsi atau kegiatan yang beda sebagaimana mereka dapat melakukan atau melaksanakan tugas yang sudah ditentukan masing-masing. Struktur organisasi dapat menunjukkan spesialisasi pekerja, saluran penyampaian dan perintah laporan dari struktur organisasi yang apabila terlalu panjang akan cenderung lemah dalam pegawasan seperti, prosedur birokrasi yang rumit dan juga kompleks, yang menjadikan organisasi fleksibel.

(31)

Adapun gambar model implementasi menurut Edward III sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model implementasi kebijakan Edward III.

b. Model proses implementasi Van Meter dan Van Horn

Implementasi kebijakan menurut Donalds S. Van Meter & Carl E. Van Horn dalam Suratman (2017) ada enam variabel yang bisa pengaruhi kinerja dalam implementasi yakni:

1. Standar dan maksud kebijakan harus memiliki standar dalam suatu tujuan kebijakan yang jelas dengan ketentuan kebijakan dapat terwujud. Dengan demikian standar dalam sasaran kebijakan yang tidak jelas dapat menimbulkan kesalapahaman dan konflik diagen implementasi.

2. Sumber daya implementasi, implementasi kebijakan perlu adanya dukungan dengan sumber daya yang baik serta paling terpenting ialah SDM karena disamping itu sebagai subjek implementasi kebijakan publik.

Bureaucratic Structure Resources Implementation Dispositions Communication

(32)

3. Karakteristik organisasi pelaksana, implementasi kebijakan untuk mencapai keberhasilan yang maksimal atau memuaskan harus diidentifikasikan dan juga kita harus mengetahui karakteristik agen pelaksananya.

4. Komunikasi antar organisasi serta aktivitas penguatan, dalam program implementasi kebijakan perlu adanya hubungan baik antar instansi, seperti dukungan koordinasi dan komunikasi karena diperlukan kerjasama dalam keberhasilan demi kepentingan pelaksanaan program tersebut. Komunikasi dan koordinasi merupakan sebuah hal yang penting dari sebuah organisasi demi terealisasinya program pelaksana yang maksimal dengan maksud untuk mencapai sasaran dan tujuan. 5. Sikap para pelaksana, Implementasi kebijakan bisa dibagi

menjadi tiga bagian yaitu: a. Respon implementor terhadap kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan program tersebut; b. Kondisi, yaitu pemahaman terhadap kebijakan yang sudah ditentukan, dan; c. Intensitas disposisi implementor, referensi nilai yang dimiliki.

6. Kondisi lingkungan sosial, yaitu mencakup sumber daya lingkungan ekonomi yang bisa memberikan dukungan dari suatu keberhasilan implementasi kebijakan. Dimana kepentingan itu memberikan dukungan bagi implemetasi kebijakan.

(33)

Adapun gambar model implementasi menurut Van Meter & Van Horn sebagai berikut:

PERFORMANCE POLICY

Gambar 2.2 Model Implementasi Kebijakan menurut Meter dan Horn

c. Model Implementasi Grindle

Model Merilee S. Grindle dalam Suratman (2017), Model Implementasi kebijakan publik adalah sebagai sebuah keberhasilan dari proses pelaksana kebijakan. Dengan demikian, dengan tercapainya hasil tergantung bagaimana proses implementasi kegiatan program yang telah direncanakan sebelumnya, karena Standarsd and objektives Interorganizational communication and erforcement aktivities characteristics of implementing agencies Economic, sosial,and political conditions Resources The disposition of implementer s

(34)

keberhasilan implementasi dapat dilihat dari proses dan tujuan tercapainya kebijakan yang sesuai dengan harapan public dan pembiayaannya cukup.

Adapun isi kebijakan yakni:

1. Kepentingan yang sudah terpenuhi dari kebijakan 2. Manfaat atau jenis yang akan dihasilkan

3. Derajat mengenai adanya perubahan yang diinginkan.

Oleh sebab itu, kebijakan yang sudah dibuat harus sesuai dengan apa yang diharapkan dan diinginkan karena publik yang akan menjadi klien atau target.

(35)

Adapun gambar model implementasi menurut Grindle sebagai berikut:

Gambar 2.3 Model Implementasi menurut Grindle. Tujuan-tujuan kebijakan Hasil akhir: a) Dampak terhadap masyarakat, perorangan dan kelompok. b) Tingkat perubahan dan penerimaanya Kegiatan-kegiatan implementasi dipengaruhi oleh: 1) Muatan kebijakan (policy content), meliputi: a) Tipe manfaat b) Derajat perubahan yang dicita-citakan. c) Lokasi pengambilan keputusan. d) Pelaksana program. e) Sumber daya yang disediakan. 2) Konteks implementasi, meliputi: a) Kekuatan, kepentingan dan strategi dari actor-aktor yang terlibat. b) Karakteristik kelembagaan c) Konsistensi/kep atuhan dan responsivitas. Program aksi dan proyek khusus yang direncanakan dan dibiayai Apakah program dan proyek dilaksanakan sesuai rencana? Pengukuran keberhasilan Apakah tujuan tercapai

(36)

d. Model Implementasi Soren C. Winter

Model Soren C. Winter dalam Parawangi (2011) mengembangkan suatu model ia menekankan bahwa dalam kontek ekonomi keberhasilan suatu implementasi bisa dipengaruhi oleh formulasi kebijakan, proses implementasi kebijakan, dan dampak atau hasil dalam implementasi kebijakan. Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi dari sebuah implementasi kebijakan yaknit: 1. Perilaku organisasi dan antar organisasi, dimensinya adalah

komitmen dan koordinasi antar organisasi.

Penerapan kebijakan public untuk mencapai sebuah hasil yang optimal, jarang berlangsung dalam kelompok sendiri, tanpa menggunakan organisasi lain sebagai pendukungatau piranti pelaksana. Implementasi kebijakan memerlukan hubungan antar organisasi untuk membawa perubahan kebijakan umum kedalam aturan yang jelas, ini berlangsung secara berkelanjutan dalam proses sosial yang dapat mengkonvensi arah suatu kebijakan melalui suatu tindakan.

2. Perilaku birokrasi tingkat bawah

Variabel ini yang dimaksudkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan dan menjalankan program-program sebagai keputusan penting dengan mengunakan pengaruh yang lebih dominan diluar kewenangan formal.birokrat level bawah bekerja dalam situasi yang bisa ditandai dari berbagai kebutuhan

(37)

masyarakat mereka berupaya mengatasi permasalahan dan membuat mengutamakan kebijakan, mengontrol dan memodifikasi tujuan

3. kebijakan berdasarkan persepsi masyarakat.

Perilaku kelompok sasaran (targep grup behavior) yang tidak hanya memberikan pengaruh pada efek atau dampak kebijakan, tetapi juga mempengaruhi kinerja aparat atau birokrat tingkat bawah. Dimensinya mencakup respon negatif atau positif masyarakat dalam mendukung atau tidak mendukung kebijakan. 4. Variabel perilaku target grup dari sebuah implementasi kebijakan

public merupakan sekelompok orang, organisasi, atau individu penerima jasa yang berperan bukan saja dari sisi dampak kebijakan,tetapi juga dalam mempengaruhi kinerja implementasi program melalui tindakan negatif atau positif.

(38)

Adapun gambar model implementasi menurut Soren C. Winter sebagai berikut:

IMPLEMENTATION PROCESS

FEEDBACK

Gambar 2.4 Model Implementasi menurut Soren C. Winter

3. Faktor yang bisa mempengaruhi implementasi kebijakan

Berhasilnya sebuah implementasi kebijakan bisa ditentukan dari banyaknya variabel. Dengan demikian, variabel tersebut bisa dikatakan saling terhubung dari variabel satu kevariabel yang lain apabila program yang akan dilaksanakan bisa berjalan sesuai seperti yang diinginkan. Adapun empat variabel implementasi kebijakan menurut Edward III yaitu: Komunikasi, Sumber daya, disposisi, dan struktur organisasi.

POLICY FORMULA TION -CONFLICT -SIMBOLIC -POLICY POLICY ORGANIZATIONAL AND INTERORGANIZATIONAL IMPLEMENTATTION BEHAVIOR STREET-LEVEL BEREAUCRATIC BEHAVIOR TARGET GROUP BEHAVIOR

(39)

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kebijakan Publik

Adapun faktor yang bisa mempengaruhi terlaksana atau tidaknya kebijakan publik Menurut Agustino (2006) yakni:

1. Faktor pendukung dalam pemenuhan kebijakan a. Pedulinya masyarakat pada keputusan pemerintah b. Adanya kesadaran dalam menerima kebijakan c. Adanya sanksi hukum

d. Adanya kepentingan public e. Kepentingan pribadi

f. Adanya masalah waktu

2. Faktor penolakan/menunda kebijakan a. Terdapat kebijakan yang bertantangan b. Tidak adanya kepastian hukum

c. Terdapat ketidakpatuhan terhadap hukum d. Terdapat keanggotaan dalam organisasi

Terdapat empat tipe implementasi kebijakan Googin et, al dalam Purwanto (2012) dapat menunjukan potensi keberhasilan dan kegagalan untuk mencapai tujuan kebijakan yakni:

a. Penyimpangan, tipe implementasi biasanya terjadi pengunduran/pembatalan implementasi yang mengakibatkan tidak tercapainya suatu tujuan.

(40)

b. Penundaan, tipe implementasi biasanya terdapat penundaan pelaksanaan, tetapi tidak melakukan perubahan terhadap isi kebijakan.

c. Penundaan strategi, yaitu penundaan dengan maksud untuk memperbesar berhasilnya suatu tujuan implementasi.

d. Taat, yaitu menjalankan implementasi dan tidak diikuti dengan perubahan dengan isi serta mekanisme dalam implementasi kebijakan.

C. Konsep Program Terminal Darah 1. Pengertian Program

Adapun Secara umum, pengertian program merupakan penjabaran dari suatu pelaksanaan rencana. Dalam hal ini program adalah bagian dari suatu rencana yang telah dikeluarkan, dengan demikian sering juga diartikan bahwa program merupakan kerangka dasar dari suatu kegiatan pelaksanaan. Program tersebut merupakan sarana pemerintah untuk meningkatkan kehidupan masyarakat.

Program sangat penting dalam sebuah organisasi untuk mencapai sebuah tujuan yang ingin dicapai. Di dalam sebuah organisasi pemerintahan terdapat program yang sudah disusun sedemikian rupa untuk dilaksanakan. Dengan adanya program maka setiap tim atau anggota yang akan melaksanakan program tersebut bisa terstruktur atau lebih efektif. Maka dari itu, program adalah sebuah susunan atau rencana kegiatan yang sudah dirancang dan disepakati bersama yang akan dilaksanakan dalam

(41)

waktu tertentu. Program juga harus dibuat secara tearah, karena akan menjadi pegangan untuk mencapai suatu tujuan. Jadi dapat disimpulkan terkait definisi diatas bahwa program merupakan suatu rencana yang konkret kerena didalamnya sudah tercantum sasaran, tujuan, kebijaksanaan, dan waktu pelaksanaan program yang akan dilaksanakan.

Dalam perencanaan suatu program diperlukan yang pasti dalam setiap kegiatan yang akan dikerjakan. Apabila tidak ada rencana yang pasti, maka program yang sudah direncanakan sebelumnya tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Rencana adalah sebagai suatu langkah persiapan dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai. Dalam proses menyusun rencana yang paling penting untuk diperhatikan adalah untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan, seperti dengan cara mengumpulkan data, mencatat, serta menganalisis dan merumuskan keputusan data.

Adapun yang penting dalam menentukan rencana yaitu, dalam membuat keputusan merupakan proses yang menyiapkan segala yang diperlukan dalam membuat suatu rencana. Dengan demikian, dalam proses pelaksanaan program kenyataan sesungguhnya, dapat berhasil atau kurang berhasil ataupun gagal sama sekali. Maka dari itu suatu program di implementasikan terlebih dahulu kita harus mengetahui secara jelas mengenai uraian pekerjaan yang dilakukan secara sistematik.

(42)

Adapun tujuan dan jenis-jenis program sebagai berikut:

a. Tujuan Program

Tujuan program adalah Membantu untuk mencapai visi dan misi, dalam suatu instansi dan adanya mekanisme kerja yang tertata dengan baik. di masing-masing pelaksana sesuai dengan tugas yang telah ditentukan. Maka dari itu, dalam rencana atau program yang sudah dikeluarkan harus dilakukan dengan baik, agar masyarakat puas dengan adanya program tujuan dan sasaran bisa tercapai sebagai berikut:

1) Membantu dalam mencapai visi dan misi

Apabila program kerja dilaksanakan dengan baik maka rencana tersebut akan efektif untuk melaksanakan kegiatannya sehingga bisa membantu untuk mencapai tujuan yang akan dijalankan.

2) Membantu kebutuhan masyarakat

Program yang sudah direncanakan dapat memberikan solusi untuk semua persoalan yang akan dihadapi masyarakat terutama untuk ibu yang melahirkan yang kekurangan darah. 3) Membantu pegawai dalam bekerja secara sistematis dan

terstruktur

Dengan adanya program pelaksanan yang baik maka bisa membantu setiap anggota pelaksana secara sistematis dan

(43)

terstruktur untuk lebih meningkatkan pelaksanaan program tersebut.

b. Jenis-jenis Program

1) Berdasarkan waktu dan perencanaanya, Untuk waktu tertentu yaitu, biasanya ada rapat kerja yang dilakukan beberapa kali dalam melaksanakan kegiatan program tersebut.

2) Berdasarkan sifat program, dapat disimpulkan bahwa apakah kegiatan tersebut dilakukan secara terus menerus, dadakan atau disesuaikan dengan kondisi.

3) Berdasarkan target atau tujuan target, dapat disimpulkan berdasarkan waktu jangka panjang atau pendek.

2. Pengertian Terminal Darah

Terminal berarti persinggahan Sementara, sedangkan darah yaitu darah manusia yang terdiri dari komponen sel dan komponen lain berupa plasma. Terminal darah puskesmas yaitu merupakan persinggahan darah sementara dipuskesmas, Untuk menunjung pelayanan kesehatan ibu melahirkan yang sedang kekurangan darah. Maka dari itu, hadirnya terminal darah tersebut di Puskesmas, bisa memberikan jaminan ketersediaan atau stok darah untuk ibu yang melahirkan. Dengan demikian, terminal darah ini juga bisa digunakan untuk orang yang membutuhkan.

(44)

3. Fungsi Terminal Darah

Terminal darah berfungsi sebagai salah satu terobosan di Puskesmas untuk menjamin ketersediaan stok darah, khususnya di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng. Maka dari itu, dengan hadirnya program terminal darah tersebut secara tidak langsung Puskesmas bisa menekan angka kematian ibu yang melahirkan, Karena sebagian besar kematian ibu yang melahirkan itu karena kekurangan darah, dan ini tentu akan memberikan rasa aman kepada ibu melahirkan dan akan menjadi daya tarik ibu hamil untuk mau melahirkan di Puskesmas.

Hadirnya Terminal darah ini merupakan inovasi, yang di harapkan dapat menjadi rujukan tingkat nasional. ketersediaan darah untuk ibu yang melahirkan selama ini menjadi masalah di Kabupaten Bantaeng, sebelum berjalanya program terminal darah Puskesmas ini. berdasarkan data Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) Pada tahun 2016 bahwa tidak ada satu orang pun masyarakat yang mau mendonorkan darahnya dalam hal untuk membantu ketersediaan darah untuk ibu melahirkan. maka dari itu, dibutuhkan inovatif dalam rangka menjamin ketersediaan darah bagi ibu melahirkan di Puskesmas salah satunya di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng.

Maka dari itu implementasi program terminal darah menunjukkan adanya rasa kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan, sehingga

(45)

apabila persediaan darah untuk ibu melahirkan tidak terpakai bisa dimanfaatkan dengan pasien yang lain yang lebih membutuhkan.

4. Pengelolaan Terminal Darah

Pengelolaan atau proses Terminal Darah adalah dengan mengubah Juknis pelaksanaan program kerja Puskesmas, Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) dalam pelayanan darah untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI), dimana sebelumnya kegiatan donor darah dilakukan di Rumah Sakit dipindahkan ke Puskesmas agar jarak atau akses masyarakat lebih cepat. Maka dari itu, terkait proses pengambilan darah, dimana Pendonor diambil darahnya di Puskesmas oleh Tim UTDRS, sebelum pendonor diambil darahnya, mereka terlebih dahulu dilakukan pengecekan kesehatan, periksa tekanan darah, HB, diperiksa Rhesus darahnya oleh dokter sebelum pengambilan darah. kemudian darah yang telah diambil di Puskesmas dikirim ke UTDRS Prof. Anwar Makkattu Bantaeng untuk di Cros Mach dan di Screening untuk memastikan apakah darah donor bebas dari penyakit seperti: hepatitis, HIV, Spilis dll. Kemudian darah yang sudah di Screening dan dinyatakan bersih dari bibit penyakit, sebagian dikirim ke Puskesmas untuk disimpan di kulkas darah Puskesmas, dan sebagian lainnya dimanfaatkan di Rumah Sakit untuk keperluan pasien lain yang membutuhkan.

(46)

D. Kerangka Pikir

Kerangka pikir adalah sebagai alur pemikiran yang diambil dari suatu teori yang dianggap relevan dengan fokus atau judul penelitian dalam upaya untuk menjawab masalah-masalah yang sudah ada dirumusan masalah penelitian tersebut.Penelitian ini membahas tentang Implementasi Program Terminal Darah di puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng. Adapun model implementasi mengenai teori Edward III dalam Mustari (2015) yang mempunyai empat bagian yang dapat menentukan apakah program yang dilaksanakan berjalan dengan baik yaitu: Komunikasi, Sumber daya, Disposisi dan Struktur Birokrasi.

Mengenai penjelasan dari empat bagian diatas yakni:

1. Komunikasi adalah suatu keberhasilan implementasi kebijakan dalam masyarakat supaya implementor bisa mengetahui apa yang seharusnya bisa dilakukan. oleh karena itu, yang

2. menjadi sasaran dan tujuan dari suatu kebijakan harus ditransmisikan kepada target atau kelompok sasaran.

3. Sumber daya ialah suatu kebijakan yang meskipun telah dikomunikasikan supaya bisa jelas dan tepat waktu, tetapi apabila implementor (pelaksana) kekurangan sumber daya maka implementasi tidak bisa berjalan dengan efektif. Dan juga mengenai SDM seperti sumber daya finansial serta kompetensi pelaksana.

4. Disposisi adalah karakter atau watak yang dimiliki dengan implementor yaitu kejujuran, komitmen dan sifat demokratis.

(47)

5. Struktur birokrasi adalah sebuah struktur dari organisasi yang ditugaskan langsung untuk mengimplementasikan sebuah kebijakan yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.

Dari uraian diatas penulis mencoba mengambarkan sebuah bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Implementasi Program Terminal Darah

Model Implementasi Edward III: 1. Komunikasi

2. Sumber Daya 3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

Keberhasilan Program Terminal Darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten

Bantaeng. Gambar 2.5 Kerangka Pikir.

E. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah pemusatan konsentrasi maka dari itu, fokus penelitian yang diambil oleh peneliti yaitu terkait dengan pelaksanaan program terminal darah di Puskesmas Pa‟bentengang

(48)

Kabupaten Bantaeng diangkat dari tujuan penelitian, kemudian dikaji berdasarkan teori dalam tinjauan pustaka. Dalam fokus penelitian ini untuk menguji kecocokan antara teori dan fakta yang ada dilapangan, Maka peneliti mengambil teori model implementasi menurut Edward III dalam Mustari (2013) seperti komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi.

F. Deskripsi Fokus Penelitian

Penelitian ini berjudul implementasi Program Terminal Darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng. Maka dari itu adapun fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Implementasi program terminal darah merupakan pelaksanaan program kebijakan di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng dalam bidang kesehatan agar bisa melihat sejauh mana kepedulian pemerintah kepada masyarakat mengenai kesehatan.

2. Komunikasi, merupakan sejauh mana implementor (pelaksana) Puskesmas Pa‟bentengang untuk mengsosialisasikan program terminal darah kemasyarakat, dengan cara turun langsung kelapangan agar tujuan dan sasaran dalam pelaksanaan program terminal darah ini bisa tecapai sesuai yang diharapkan.

3. Sumber daya, terkait penelitian ini SDM adalah peranan yang paling penting dari pelaksanaan program terminal darah tersebut dan juga harus memiliki implementasi yang baik, jelas dan konsisten, dan terkait sumber daya apabila implementor kekurangan sumber daya

(49)

untuk melaksanakannya maka program implementasi tidak bisa terlaksana secara efektif.

4. Disposisi, merupakan sikap para pelaksana program terminal darah untuk melaksanakan tugas serta tanggungjawab yang telah diberikan demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Disposisi adalah salah satu faktor yang mempunyai konsekuensi penting bagi implementasi kebijakanyang efektif. apabila para pelaksana memiliki kecenderungan serta sikap positif dan adanya dukungan terhadap implementasi kebijakan maka kemungkinan besar implementasi kebijakan bisa terlaksana sesuai dengan penyataan awal.

5. Struktur birokrasi adalah sebuah struktur organisasi yang mempunyai tugas dalam mengimplementasikan sebuah program yang akan dilaksanakan yaitu, program terminal darah agar bisa tercapai sesuai yang diharapkan.

(50)

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan selama dua bulan mulai tanggal 07 Juli sampai tanggal 07 September 2020 dan adapun lokasi penelitian bertempat di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng, kegiatan yang akan saya lakukan dalam penelitian ini yaitu: melakukan observasi, wawancara dan dokumentasi. oleh karena itu, Puskesmas Pa‟bentengang

Kabupaten Bantaeng ini adalah salah satu yang melaksanakan program terminal darah.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan diambil dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Peneliti mengumpulkan berupa data, cerita dan responden atau informan, dan kami memilih pendekatan kualitatif sebab didalam penelitian ini akan meneliti sebuah hayalan/fenomena yang tidak diketahui sebelum peneliti terjung langsung dilapangan atau bisa dipantau dengan melalui media atau system online dalam situasi pendemi covid 19 ini untuk memastikan proses pelaksanaan dengan adanya program terminal darah ini. Sehingga desain penelitian yang akan dilaksanakan bisa berguna dalam berbagai kondisi dilapangan.

(51)

2. Tipe Penelitian

Tipe yang diambil dari penelitian ini ialah tipe deskriptif atau studi

kasus Penelitian deskriptif menuturkan dan menafsirkan data berkenaan

dengan situasi yang terjadi atau kondisi antara fakta dan sebagainya. Tipe

penelitian ini sangat sesuai dengan studi atau yang mempunyai maksud

untuk menjelaskan mengungkap kondisi dan situasi yang sebenarnya

terjadi dilapangan berkenaan tentang judul “Implementasi Program

Terminal Darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng”.

C. Sumber Data

Untuk penelitian ini ialah dimana data dapat diperoleh dari penelitian ini mengunakan dua sumber data yaitu sebagai berikut:

1. Data Primer

Merupakan data yang didapatkan atau dikumpulkan langsung dari lokasi penelitian atau dari seseorang yang membutuhkannya. Dalam studi ini, data dapat diperoleh dengan wawancara tatap muka atau studi informative.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang didapatkan atau dikumpul dari seseorang

yang melaksanakan penelitian dari sumber yang ada. Data ini biasanya

(52)

D. Informan Penelitian

Terkait penelitian mengunakan pendekatan kualitatif, oleh karenanya pilihlah informan penelitian untuk dijadikan sumber data primer penelitian. Oleh sebab itu, dari penelitian kualitatif tidak ada sampel asal, tetapi sampel tujuan (purposive sampling). yang dimaksud Purposive

sampling dalam penelitian adalah penentuan orang yang benar-benar

mengerti atau yang terlibat langsung dari permasalahan penelitian bahwa orang tersebut adalah informan dari peneliti. Adapun informan untuk penelitian ini yakni:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Jabatan Informan Nama/Inisial Jumlah

1 Selaku yang mengeluarkan program kebijakan

terminal darah.

Dr. Andi Ihsan (AI) 1

2 Kepala Puskesmas Dr. Surya Fatma (SF) 1

3 Petugas pelaksanaan terminal darah di Puskesmas Pa‟bentengang. Dr. Risda Nurfadila (RN) Amrullah (AH) Awaluddin (AN) Rapiuddin (RN) 4 4 Masyarakat Husna (HN) Tini (TN) Lina (LN) 3 Total 9

(53)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data digunakan agar mendapatkan informasi yang dibutuhkan, terkait dengan yang ingin diteliti agar sasaran dan tujuan dalam penelitian tersebut. Data yang dikumpulkan dari sampel yang sudah disiapkan sebelumnya, seperti:

1. Observasi

Observasi adalah cara mendapatkan gambaran yang konkrit. Mengenai implementasi program terminal darah di Puskesmas Pa‟bentengang Kabupaten Bantaeng peneliti akan turun kelapangan yang melaksanakan atau yang mengeluarkan program terminal darah dengan cara melakukan pengamatan dan mencatat secara langsung atau secara media (online).

2. Wawancara

Teknik wawancara dengan cara tanya jawab langsung kepada informan terkait dengan tujuan penelitian. Teknik wawancara yang dilakukan yaitu dengan cara mencatat atau merekam pembicaraan informan, berdasarkan pedoman atau pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Peneliti akan mewawancarai informan peneliti yang sudah ditentukan dengan mengunjungi langsung lokasi para informan berada atau bisa mewawancarai lewat telpon dalam situasi pendemi covid 19 dengan memberikan pertanyaan yang sudah disiapkan atau disusun sebelumnya agar mempermudah dalam mewawancarai. Wawancara ini dilakukan

(54)

berulang kali sesuai dengan keperluan dan yang ada kaitannya dengan kemantapan masalah yang terjadi.

3. Dokumentasi

Yaitu dengan cara memperoleh data yang sudah tersedia, dalam arsip atau buku yang mendukung penelitian. Pengumpulan data yang didapatkan dari hasil laporan-laporan dan keterangan yang seperti: tertulis, gambar, rekam maupun cetak seperti struktur organisasi, gambaran umum di Puskesmas Pa‟bentengang dan data-data tentang terminal darah.

F. Teknik Pengabsahan Data

Pengabsahan data dari hasil penelitian ini merupakan triagulasi, yang dapat diartikan sebagai/dimaknai dalam suatu pemeriksaan data dari berbagai sumber dan berbagai waktu informasi yang dapat disatukan dengan demikian triangulasi menurut Sugiyono (2017). terdapat tiga bagian yakni:

1. Triangulasi Sumber

Dilaksanakan atau diuji dengan cara memeriksa data yang sudah diperoleh melalui beberapa sumber. Peneliti pengumpulan data serta menguji data/dokumen yang dihasilkan tersebut.Lalu peneliti membanding hasil pengamatan dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik melakukan kecocokan atau kesamaan dari beberapa data untuk memastikan bahwa data tersebut sumber dengan data yang sama dengan cara yang berbeda.misalnya untuk mengecek data bisa

(55)

melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik atau cara pengujian kredibilitas data tersebut mendapatkan data berbeda,peneliti juga akan melaksanakan diskusi ulang kepada sumber data bersangkutan untuk mempertanyakan atau memastikan data mana sebenarnya yang dianggap benar.

3. Triangulasi Waktu

Yang sering mempengaruhi triangulasi Data adalah waktu, data yang biasa didapatkan dari narasumber biasa berbeda-beda. Kemudian dikumpulkan dengan cara mewawancarai dipagi hari pada saat narasumber atau informan masih segar, bisa memberikan informasi akurat supaya data yang didapatkan bisa meyakinkan. kemudian Selanjutnya bisa dilakukan pengecekan dengan melalui metode observasi, wawancara, dan teknik lainnya dengan waktu dan situasi yang beda. Apabila sudah mendapatkan hasil data yang beda, maka kita akan melakukan secara berulang-ulang sampai ditemukannya kepastian data yang sebenarnya.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian maka penulis menggunakan tiga prosedur dalam perolehan data yakni:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses penyempurnaan data, baik secara pengurangan data yang kurang penting maupun data yang tidak relevan, seperti penambahan data yang masih kurang. Data yang dikumpulkan dilapangan diambil dan disatukan untuk menjadi kesimpulan.

(56)

2. Penyajian Data

Penyajikan data akan mempermudah untuk memahami yang terjadi selama penelitian berlangsung. Selain itu perlu adanya perencanaan kerja sesuai yang sudah dipahami.dengan demikian penyajian data terkait proses pengumpulan informasi disusun berdarkan data-data yang akan digunakan. 3. Penarikan kesimpulan

Dalam penarikan kesimpulan untuk langkah akhir tentunya harus mengambil tindakan dalam pertimbangan yang sudah dianalisis dengan baik supaya dalam pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

(57)

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Bantaeng

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Bantaeng

Kabupaten bantaeng secara geografis terletak 120 km arah selatan Makassar, ibu kota propinsi Sulawesi selatan dengan posisi lintang selatan dengan bujur timur. Berada di kaki gunung lompobattang , kabupaten bantaeng memiliki topografi seperti daerah pantai, daratan, dan pegunungan. Daratan luasnya mencapai 395.83 km dan luas wilayah perairan mencapai 144 km. 59,33 km atau sekitar 14,99% dari wilayahnya ialah merupakan daerah pesisir dengan kemiringan 0-2 meter, 168,75 km atau sekitar 42,64% dari luas wilayahnya merupakan daratan yang landai

(58)

dengan kemiringan 2-15 meter, 81,86 km atau sekitar 20,68% dari luas wilayahnya memiliki daratan dengan kemiringan 15-40 meter dan sedangkan 83,80 km atau sekitar 21,17% sisanya merupakan daerah daratan dengan kemiringan melebihi 40 meter.

Kabupaten bantaeng letak geografinya yang sangat strategi mempunyai tiga dimensi alam, yaitu seperti lembah dataran, bukit pegunungan, dan sekeliling pantai, yang mempunyai dua musim. Kabupaten Bantaeng daerahnya termasuk iklim trofis basah yang memiliki curah hujan pertahunnya kira-kira setiap 14 mm. dengan itu, adanya dua musim itu bagi sector pertanian sangat menguntungkan.

Kabupaten bantaeng letaknya dari selatan propinsi Sulawesi selatan yang berbatasan dengan:

1. Sebelah utara: kabupaten bulukumba & kabupaten gowa 2. Sebelah timur: kabupaten bulukumba

3. Sebelah selatan: laut flores

4. Bagian barat: kabupaten jeneponto

Adapun visi dan misi kabupaten bantaeng ialah sebagai berikut: a. Visi:

Terwujudnya masyarakat bantaeng sejahtera yang lahir dan batin berorientasi dengan keadilan, kemajuan, keunggulan, keadilan serta kelestarian yang berbasis budaya lokal dan agama.

(59)

b. Misi :

1. Terwujudnya SDM berkualitas.

2. Terwujudnya peningkatan yang akselerasi program pengentasan tentang kemiskinan serta memperluas kesempatan kerja.

3. Terwujudnya peningkatan mengenai pemerataan, akses, serta kualitas pelayanan sosial lainnya serta pelayanan terkait kesehatan.

4. Memaksimalkan tentang pemerataan pembangunan serta kualitas yang insfrastruktur mengenai kelestarian lingkungan.

5. Memaksimalkan berkembangnya pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan serta pemberdayaan kerakyatan ekonomi.

6. Akan terwujudnya reformasi birokrat serta pelayanan public. 2. Gambaran Khusus Lokasi Konsentrasi Penelitian

konsentrasi penelitian adalah Puskesmas Pa‟bentengang termasuk salah satu dalam kategori Puskesmas Pedesaan yang terletak di Kabupaten Bantaeng disebelah timur wilayah kerja Kecamatan Eremerasa yang memiliki jarak dari Ibukota Kabupaten ± 9 Km2 dan berada ± 200 sampai 300 meter diatas permukaan air laut sehingga berdirinya Puskesmas Pa‟bentengang sangat bermanfaat untuk masyarakat di sekitarnya. Adapun batas-batas wilayah kerja Puskesmas Pa‟bentengang, ialah sebagai berikut:

a. Utara dengan Kecamatan Uluere

b. Selatan dengan Kecamatan Eremerasa Desa Mappilawing c. Barat dengan Kelurahan Onto Kecamatan Bantaeng d. Timur dengan Kecamatan Tompobulu

(60)

Luas wilayah Puskesmas Pa‟bentengang sekitar 31, 39 km² Kabupaten Bantaeng memiliki luas wilayah kerja sebanyak 5 Pemerintah Desa, yang memiliki 1 Desa yang letaknya diwilayah pemerintah Kecamatan Bantaeng dan terdapat 4 Desa yang terletak pada wilayah pemerintah Kecamatan Eremerasa. Puskesmas Pa‟bentengang ini mempunyai 1 buah Pustu, 1 buah Polindes & 3 buah Poskesdes dan juga memiliki 4 orang Bidan Desa yang bertanggung jawaban penuh pada wilayah kerja pada masing-masing Pustu dan Poskesdes.

Pada umumnya seluruh Desa diwilayah sekitar Puskesmas Pa‟bentengang Kec. Eremerasa dapat di jangkau dengan mengunakan kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua dan sebagian kecil juga harus dijangkau/dilalui jalan kaki. Letak dari geografis wilayah Puskesmas Pa‟bentengang yang musim hujan yaitu perbukitan dengan memiliki beberapa musim serta mengenai adanya perubahan iklim per tahunnya dapat diketahui yakni antara bulan desember sampai bulan juni dan sedangkan musim kering yaitu antara bulan juli sampai November. Demikian adanya beberapa musim dapat menguntungkan bagi masyarakat khususnya sector pertanian, karna dapat membawa curah hujan yang cukup bagi masyarakat di wilayah kerja puskesmas pa‟bentengang yang umumnya adalah bertani.

Berdasarkan data terkait situasi Desa yang di rangkum di Puskesmas Pa‟bentengang dari kelima wilayah pemerintah Desa mempunyai beberapa RK dan RT Adapun jumlah RW/RT : 136.

Gambar

Gambar 2.1 Model implementasi kebijakan Edward III.
Gambar 2.3 Model Implementasi menurut Grindle.
Gambar 2.4 Model Implementasi menurut Soren C. Winter
Gambar 2.5 Kerangka Pikir.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berfokus pada Implementasi Hasil Kerja Dinas Sosial Terhadap Kebutuhan Ekonomi dan Sosial Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Bantaeng? Pokok masalah

Dimana peneliti dapat menyimpulkan hasil wawancara dari dua informan yang menyatakan implementasi program pengentasan wilayah kumuh (Kotaku) Dinas Perumahan, Permukiman

Hal-hal yang dapat mempengaruhi implementasi program Puskesmas Santun Usia Lanjut di Puskesmas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi komunikasi, ketersediaan

Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana Implementasi Kebijakan Brigade Siaga Bencana dalam Penurunan Angka Kematian Ibu dan Anak di Kabupaten Bantaeng? Pokok

Hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut implementasi program BPJS Kesehatan dalam pelayanan publik di Puskesmas Watubangga telah berjalan dengan baik didukung

Berdasarkan hasil penelitian Implementasi Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) di Puskesmas Pangarengan Kabupaten Sampang Madura yang telah dianalisis menggunakan

menunjukkan bahwa tingkat efisien saluran pemasaran rumput laut di Desa Biangkeke Kecamatan Pa’jukukang Kabupaten Bantaeng yang paling efisien pada saluran I tingkat

Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny ”S” dengan Nyeri Punggung di Wilayah Kerja Puskesmas Lasepang Kabupaten Bantaeng 25 dengan kondisi klien dan diagnosa sesuai dengan