• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

B. Konsep dan Teori

1. Konsep Implementasi Kebijakan Publik

Secara umum, implementasi berarti pelaksanaan dan penerapan. istilah implementasi biasa dikaitkan dengan pelaksanaan program perkembangan atau tujuan yang ingin dicapai. sebagimana Implementasi dapat menyiapkan sarana dalam melaksanaan atau melakukan sesuatu untuk menimbulkan dampak terhadap sesuatu. Jadi implementasi kebijakan merupakan suatu hal yang sangat berat, karena biasanya masalah yang kadang tidak diketahui dalam konsep, biasanya muncul dilapangan.

Sebelum lebih jauh pembahasan tentang mengenai implementasi kebijakan yang sudah berjalan sesuai dengan yang digariskan, maka perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud implementasi kebijakan itu

sendiri. Mengenai pendapat para ahli memberikan pengertian yang beda-beda tetapi konsep atau maknanya sama, yaitu merupakan rangkaian proses kebijakan yang diproses berupa aksi atau tindakan para pelaku pelaksanaan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

Menurut Nugroho (2006). Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. implementasi adalah memahami apa yang sebenarnya yang akan terjadi dalam suatu program yang dinyatakan berlaku dan dirumuskan adalah fokus perhatian implementasi kebijakan yaitu kejadian dalam kegiatan yang timbul setelah disahkan. pedoman-pedoman kebijakan pemerintah yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikan maupun untuk menimbulkan dampak/akibat nyata pada masyarakat. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan dari implementasi ini, perlu kesamaan dalam pandangan atas tujuan yang ingin dicapai dan komitmen semua pihak untuk memberikan dukungan bagi pelaksanaan program yang dikeluarkan oleh pemerintah, supaya bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Implementasi merupakan suatu proses yang dimana pelaksanaan kebijakan melaksanakan suatu aktivitas dalam kegiatan, sehingga akhirnya bisa mendapatkan hasil yang sesuai dengan sasaran atau tujuan kebijakan tersebut. Berhasilnya suatu implementasi kebijakan dapat dilihat antara pelaksanaan atau penerapan dalam kebijakan dengan desain sasaran dan

tujuan kebijakan itu sendiri, maka dari itu bisa memberikan hasil yang positif dalam pemencahan masalah yang dihadapi.

Adapun beberapa pengertian implementasi kebijakan pubik menurut para ahli sebagai berikut:

a. Salusu (2002), implementasi adalah seperangkat kegiatan yang dilakukan menyusun satu keputusan. Suatu keputusan selalu dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai. Guna untuk merealisasikan dalam pencapai sasaran dan diperlukan serangkaian aktivitas. Maka dari itu kesimpulan implementasi yaitu berbagai aktivitas dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin dilaksanakan dalam program yang dikeluarkan oleh pemerintah. b. Ripley dan Franklin dalam Winarno (2011), mengemukakkan

bahwa implementasi merupakan masalah yang terjadi setelah undang-undang ditetapkan dan yang memberikan suatu program, kebijakan, keuntungan dalam suatu jenis keluaran yang nyata dalam kebijakan.

c. Bardack dalam Agustino (2006), mengatakan bahwa implementasi merupakan sebuah pembuatan atau mengeluarkan suatu program atau kebijakan umum yang dapat dilihat bagus diatas kertas, namun sulit merumuskan dalam sebuah kata-kata dan mengenakan ditelinga-telinga masyarakat atau pemimpin dan bahkan lebih sulit lagi dalam proses pelaksanaanya, dengan bentuk untuk memuaskan masyarakat.

d. Purwanto (2012), mengatakan bahwa dalam proses implementasi bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi proses tersebut bukan hanya aktivitas administrasi semata tetapi yaitu sebagai makna dan fungsi dalam pembangian kerja, atau pelaksanaan untuk memberikan perintah atau pengawasan dalam suatu pekerjaan sering disebut sebagai problem atau control. namun kenyataan yang sesungguhnya mengenai proses implementasi melibatkan berbagai elemen, seperti kapasitas organisasi, kualitas kebijakan yang diberikan mandat dalam mengimplementasikan kebijakan atau kemampuan sumber daya manusia yang ditugaskan dalam mengimplementasikan kebijakan, ketepatan dan instrument dalam mencapai suatu tujuan kebijakan.

e. Aneta (2010) mengatakan bahwa, implementasi kebijakan publik merupakan suatu aktivitas dalam suatu proses kebijakan, yang bisa menentukan bahwa sebuah kebijakan bersentuhan dengan kepentingan dan dapat diterima dengan publik. Dengan demikianOleh dapat ditekankan dalam tahap perencanaan dan formulasi kebijakan yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka tahapan implementasi apabila tidak diperhatikan dengan optimal maka tidak akan jelas yang diharapkan dari berbagai kebijakan tersebut.

pengertian di atas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan itu terdiri dari tujuan, sasaran, aktivitas dalam pelaksanaan dalam mencapai

tujuan. Dari beberapa menurut para pakar diatas, dalam kesimpulanya implementasi sebagai suatu proses yang dinamis, dalam suatu pelaksanaan kebijakan, kita perlu melaksanakan suatu aktivitas atau sebuah kegiatan sehingga dengan demikian, dengan muda bisa mendapatkan suatu hasil dengan sasaran dan tujuan kebijakan itu sendiri. Berhasilnya sebuah implementasi kebijakan, dapat diukur dengan cara dilihat dari prosesnya atau pencapaian yang dapat dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan akhir, yaitu tercapai dan tidaknya suatu tujuan dapat di lihat dari prosesnya.

Implementasi kebijakan adalah sebuah aspek penting dari semua proses kebijakan. Konteks implementasi akan terlihat pengaruhnya apabila kebijakan tersebut sudah dijalankan. hal itulah yang menunjukkan bahwa dalam sebuah proses pelaksanaan kebijakan mempunyai suatu tahapan penting dan momentum dalam proses perumusan/pembuatan kebijakan selanjutnya, sebab berhasil atau tidaknya sebuah kebijakan dalam mencapai suatu tujuannya ditentukan dalam pelaksanaanya.

Oleh sebab itu, rumusan kebijakan yang sudah dibuat tidak akan mempunyai arti apa-apa atau hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah dan baku yang telah tersimpan rapi dalam suatu dokumen apabila tidak diimplementasikan. dengan hal ini dapat dikatakan bahwa salah satu tolak ukur keberhasilan dari sebuah strategi atau kebijakan yang terletak pada suatu proses implementasi. implementasi adalah suatu kajian dalam kebijakan yang mengarahkan pada suatu proses terlaksananya sebuah

kebijakan. Dalam prakteknya, implementasi kebijakan adalah proses yang kompleks bahkan tidak jarang bermuatan politis dengan adanya suatu intervensi dalam berbagai kepentingan menurut Suratman (2017). Namun kebanyakan dari kita sering kali beranggapan bahwa setelah kebijakan disahkan oleh pihak yang berwenang dengan sendirinya kebijakan itu akan dapat dilaksanakan, dan hasil-hasilnya pun akan mendekati seperti yang diharapkan oleh pihak pembuat kebijakan tersebut. Dengan kata lain, dalam menjalankan kebijakan didalam praktek biasanya terjadi proses yang berbelit-belit yang menjurus kepada permulaan baru, ketika semua proses kebijakan menjadi buyar sama sekali.

Berhasil atau gagalnya suatu implementasi kebijakan dapat dilihat dari sudut proses kemampuanya, secara nyata dapat melanjutkan dan mengoperasionalkan program pemerintah yang sudah direncankan sebelumnya.Dengan muculnya sebuah implementasi kebijakan, merupakan sebuah bentuk yang konkret dan konseptualisasi dari kebijakan formulasi, tidak secara otomatis garansi berjalanya dari suatu program dengan secara baik.

Memahami mengapa implementasi kebijakan itu gagal atau berhasil adalah suatu modal dasar dalam menentukan strategi implementasi kebijakan. Analisis keberhasilan dan kegagalan tersebut memungkinkan dengan adanya sebuah proses implementasi kebijakan publik baru akan dilaksanakan dengan cara yang lebih baik jika berangkat dari pengalaman yang lalu dan sudah dijalankan.

Oleh karena itu, implementasi dari setiap kebijakan bersifat unik, tidak ada satu strategi yang bersifat kaku dan tunggal yang menentukan keberhasilan implementasi kebijkan tersebut. Satu hak paling mirip adalah tahapan kebijakan. Tahapan kebijakan yang meliputi beberapa langkah mungkin sekali mirip atau seragam antara satu kebijakan dengan kebijakan lainnya. Tahapan itu misalnya meliputi sosialisasi kebijakan, konsultasi dengan pihak-pihak berkepentingan, koordinasi antar instansi terlibat, mekanisme pelaporan, persetujuan atau delegasi dan juga keputusan yang akan dijalankan dalam implementasi tersebut.

Satu hal yang mesti diingat adalah bahwa pada umumnya implementasi kebijakan akan berjalan dengan baik setelah dilaksanakan beberapa waktu. Itu artinya sebagai pembelajaran kebijakan dimana belajar dari berbagai pengalaman implementasi untuk membentuk dan memperbaiki program-program yang mendukung dari sebuah implementasi tersebut.

2. Model Implementasi Kebijakan Publik a. Model proses Implementasi Edwards III

Menurut pandangan George C. Edward, dalam Mustari (2015) implementasi kebijakan dapat dipengaruhi dari empat variabel, yakni:

1. Komunikasi, yaitu sebagai penentuan dalam pencapaian keberhasilan implementasi dengan masyaratkan agar implementator dapat mengetahui apa-apa yang perlu

dilaksanakan atau dikerjakan, yang mana akan menjadi suatu sasaran dan tujuan kebijakan yang harus dikomunikasikan terlebih dahulu secara tepat dengan pelaksana agar program implementasi bisa berjalan efektif dan juga yang bertanggungjawab untuk melaksanakan sebuah keputusan yang dapat mengetahui dan juga konsistensi apakah mereka bisa melakukannya.

2. Sumber daya, adalah suatu elemen penting dari sebuah implementasi yang jelas, baik, dan juga konsisten, apabila implementator sedang kekurangan sumber daya untuk menjalankan sebuah program atau kebijakan maka implementasi tidak bisa berjalan secara efektif. Adapun komponen sumber daya yaitu meliputi jumlah staf, keahlian dari pelaksana, dan juga fasilitas-fasilitas pendukung yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan program seperti dana dan sarana prasarana.

Informasi merupakan sumber daya yang sangat penting untuk pelaksana dalam sebuah kebijakan. Dengan demikian terdapat dua bentuk informasi yaitu:

a. Informasi tentang bagaimana cara untuk menyelesaikan program atau kebijakan dan terkait para pelaksana juga harus mengetahui apa yang perlu dilaksanakan.

b. Informasi tentang data pendukung kepatuhan kepada peraturan pemerintah dan undang-undang.

3. Disposisi atau sikap, yaitu berkenaan dengan kesediaan dari implementator yang bisa melaksanakan suatu kebijakan yang baik, kecakapan saja tidak mencukupi tanpa kesediaan komitmen seperti yang diharapkan oleh yang mengeluarkan dan yang melaksanakan kebijakan tersebut. jika implementor sudah menyetujui beserta isi kebijakan maka mereka akan menjalankan sepenuh hati. tapi apabila pendapat mereka berbeda dengan yang mengeluarkan kebijakan maka proses suatu implementasi tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan dan akan menemukan banyak masalah kedepanya. 4. Struktur birokrasi adalah sebuah susunan komponen unit kerja,

dari sebuah organisasi yang mengatakan adanya pembagian kerja dan adanya kejelasan tentang fungsi atau kegiatan yang beda sebagaimana mereka dapat melakukan atau melaksanakan tugas yang sudah ditentukan masing-masing. Struktur organisasi dapat menunjukkan spesialisasi pekerja, saluran penyampaian dan perintah laporan dari struktur organisasi yang apabila terlalu panjang akan cenderung lemah dalam pegawasan seperti, prosedur birokrasi yang rumit dan juga kompleks, yang menjadikan organisasi fleksibel.

Adapun gambar model implementasi menurut Edward III sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model implementasi kebijakan Edward III.

b. Model proses implementasi Van Meter dan Van Horn

Implementasi kebijakan menurut Donalds S. Van Meter & Carl E. Van Horn dalam Suratman (2017) ada enam variabel yang bisa pengaruhi kinerja dalam implementasi yakni:

1. Standar dan maksud kebijakan harus memiliki standar dalam suatu tujuan kebijakan yang jelas dengan ketentuan kebijakan dapat terwujud. Dengan demikian standar dalam sasaran kebijakan yang tidak jelas dapat menimbulkan kesalapahaman dan konflik diagen implementasi.

2. Sumber daya implementasi, implementasi kebijakan perlu adanya dukungan dengan sumber daya yang baik serta paling terpenting ialah SDM karena disamping itu sebagai subjek implementasi kebijakan publik.

Bureaucratic Structure Resources Implementation Dispositions Communication

3. Karakteristik organisasi pelaksana, implementasi kebijakan untuk mencapai keberhasilan yang maksimal atau memuaskan harus diidentifikasikan dan juga kita harus mengetahui karakteristik agen pelaksananya.

4. Komunikasi antar organisasi serta aktivitas penguatan, dalam program implementasi kebijakan perlu adanya hubungan baik antar instansi, seperti dukungan koordinasi dan komunikasi karena diperlukan kerjasama dalam keberhasilan demi kepentingan pelaksanaan program tersebut. Komunikasi dan koordinasi merupakan sebuah hal yang penting dari sebuah organisasi demi terealisasinya program pelaksana yang maksimal dengan maksud untuk mencapai sasaran dan tujuan. 5. Sikap para pelaksana, Implementasi kebijakan bisa dibagi

menjadi tiga bagian yaitu: a. Respon implementor terhadap kebijakan yang berkaitan dengan pelaksanaan program tersebut; b. Kondisi, yaitu pemahaman terhadap kebijakan yang sudah ditentukan, dan; c. Intensitas disposisi implementor, referensi nilai yang dimiliki.

6. Kondisi lingkungan sosial, yaitu mencakup sumber daya lingkungan ekonomi yang bisa memberikan dukungan dari suatu keberhasilan implementasi kebijakan. Dimana kepentingan itu memberikan dukungan bagi implemetasi kebijakan.

Adapun gambar model implementasi menurut Van Meter & Van Horn sebagai berikut:

PERFORMANCE POLICY

Gambar 2.2 Model Implementasi Kebijakan menurut Meter dan Horn

c. Model Implementasi Grindle

Model Merilee S. Grindle dalam Suratman (2017), Model Implementasi kebijakan publik adalah sebagai sebuah keberhasilan dari proses pelaksana kebijakan. Dengan demikian, dengan tercapainya hasil tergantung bagaimana proses implementasi kegiatan program yang telah direncanakan sebelumnya, karena Standarsd and objektives Interorganizational communication and erforcement aktivities characteristics of implementing agencies Economic, sosial,and political conditions Resources The disposition of implementer s

keberhasilan implementasi dapat dilihat dari proses dan tujuan tercapainya kebijakan yang sesuai dengan harapan public dan pembiayaannya cukup.

Adapun isi kebijakan yakni:

1. Kepentingan yang sudah terpenuhi dari kebijakan 2. Manfaat atau jenis yang akan dihasilkan

3. Derajat mengenai adanya perubahan yang diinginkan.

Oleh sebab itu, kebijakan yang sudah dibuat harus sesuai dengan apa yang diharapkan dan diinginkan karena publik yang akan menjadi klien atau target.

Adapun gambar model implementasi menurut Grindle sebagai berikut:

Gambar 2.3 Model Implementasi menurut Grindle. Tujuan-tujuan kebijakan Hasil akhir: a) Dampak terhadap masyarakat, perorangan dan kelompok. b) Tingkat perubahan dan penerimaanya Kegiatan-kegiatan implementasi dipengaruhi oleh: 1) Muatan kebijakan (policy content), meliputi: a) Tipe manfaat b) Derajat perubahan yang dicita-citakan. c) Lokasi pengambilan keputusan. d) Pelaksana program. e) Sumber daya yang disediakan. 2) Konteks implementasi, meliputi: a) Kekuatan, kepentingan dan strategi dari actor-aktor yang terlibat. b) Karakteristik kelembagaan c) Konsistensi/kep atuhan dan responsivitas. Program aksi dan proyek khusus yang direncanakan dan dibiayai Apakah program dan proyek dilaksanakan sesuai rencana? Pengukuran keberhasilan Apakah tujuan tercapai

d. Model Implementasi Soren C. Winter

Model Soren C. Winter dalam Parawangi (2011) mengembangkan suatu model ia menekankan bahwa dalam kontek ekonomi keberhasilan suatu implementasi bisa dipengaruhi oleh formulasi kebijakan, proses implementasi kebijakan, dan dampak atau hasil dalam implementasi kebijakan. Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi dari sebuah implementasi kebijakan yaknit: 1. Perilaku organisasi dan antar organisasi, dimensinya adalah

komitmen dan koordinasi antar organisasi.

Penerapan kebijakan public untuk mencapai sebuah hasil yang optimal, jarang berlangsung dalam kelompok sendiri, tanpa menggunakan organisasi lain sebagai pendukungatau piranti pelaksana. Implementasi kebijakan memerlukan hubungan antar organisasi untuk membawa perubahan kebijakan umum kedalam aturan yang jelas, ini berlangsung secara berkelanjutan dalam proses sosial yang dapat mengkonvensi arah suatu kebijakan melalui suatu tindakan.

2. Perilaku birokrasi tingkat bawah

Variabel ini yang dimaksudkan sebagai kemampuan untuk melaksanakan dan menjalankan program-program sebagai keputusan penting dengan mengunakan pengaruh yang lebih dominan diluar kewenangan formal.birokrat level bawah bekerja dalam situasi yang bisa ditandai dari berbagai kebutuhan

masyarakat mereka berupaya mengatasi permasalahan dan membuat mengutamakan kebijakan, mengontrol dan memodifikasi tujuan

3. kebijakan berdasarkan persepsi masyarakat.

Perilaku kelompok sasaran (targep grup behavior) yang tidak hanya memberikan pengaruh pada efek atau dampak kebijakan, tetapi juga mempengaruhi kinerja aparat atau birokrat tingkat bawah. Dimensinya mencakup respon negatif atau positif masyarakat dalam mendukung atau tidak mendukung kebijakan. 4. Variabel perilaku target grup dari sebuah implementasi kebijakan

public merupakan sekelompok orang, organisasi, atau individu penerima jasa yang berperan bukan saja dari sisi dampak kebijakan,tetapi juga dalam mempengaruhi kinerja implementasi program melalui tindakan negatif atau positif.

Adapun gambar model implementasi menurut Soren C. Winter sebagai berikut:

IMPLEMENTATION PROCESS

FEEDBACK

Gambar 2.4 Model Implementasi menurut Soren C. Winter

3. Faktor yang bisa mempengaruhi implementasi kebijakan

Berhasilnya sebuah implementasi kebijakan bisa ditentukan dari banyaknya variabel. Dengan demikian, variabel tersebut bisa dikatakan saling terhubung dari variabel satu kevariabel yang lain apabila program yang akan dilaksanakan bisa berjalan sesuai seperti yang diinginkan. Adapun empat variabel implementasi kebijakan menurut Edward III yaitu: Komunikasi, Sumber daya, disposisi, dan struktur organisasi.

POLICY FORMULA TION -CONFLICT -SIMBOLIC -POLICY POLICY ORGANIZATIONAL AND INTERORGANIZATIONAL IMPLEMENTATTION BEHAVIOR STREET-LEVEL BEREAUCRATIC BEHAVIOR TARGET GROUP BEHAVIOR

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kebijakan Publik

Adapun faktor yang bisa mempengaruhi terlaksana atau tidaknya kebijakan publik Menurut Agustino (2006) yakni:

1. Faktor pendukung dalam pemenuhan kebijakan a. Pedulinya masyarakat pada keputusan pemerintah b. Adanya kesadaran dalam menerima kebijakan c. Adanya sanksi hukum

d. Adanya kepentingan public e. Kepentingan pribadi

f. Adanya masalah waktu

2. Faktor penolakan/menunda kebijakan a. Terdapat kebijakan yang bertantangan b. Tidak adanya kepastian hukum

c. Terdapat ketidakpatuhan terhadap hukum d. Terdapat keanggotaan dalam organisasi

Terdapat empat tipe implementasi kebijakan Googin et, al dalam Purwanto (2012) dapat menunjukan potensi keberhasilan dan kegagalan untuk mencapai tujuan kebijakan yakni:

a. Penyimpangan, tipe implementasi biasanya terjadi pengunduran/pembatalan implementasi yang mengakibatkan tidak tercapainya suatu tujuan.

b. Penundaan, tipe implementasi biasanya terdapat penundaan pelaksanaan, tetapi tidak melakukan perubahan terhadap isi kebijakan.

c. Penundaan strategi, yaitu penundaan dengan maksud untuk memperbesar berhasilnya suatu tujuan implementasi.

d. Taat, yaitu menjalankan implementasi dan tidak diikuti dengan perubahan dengan isi serta mekanisme dalam implementasi kebijakan.

C. Konsep Program Terminal Darah

Dokumen terkait