4.1 Deskripsi Objek
Pada bab ini, peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang
permasalahan yang telah dirumuskan pada BAB I, yaitu pemaknaan dalam lirik
lagu Letto, Sandaran Hati. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara
secara mendalam dan observasi partisipatif dengan informan sebagai bentuk
pencarian data data. Analisis ini sendiri terfokus pada lirik lagu Letto Sandaran
Hati. Agar penelitian ini lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan mengamati lagu Letto Sandaran Hati
4.1.1 Lirik Sandaran Hati
Lirik sandaran hati merupakan potret perjalanan seorang manusia yang merindukan Tuhannya dan dia mencoba membahasakan cintanya dengan bahasa yang ia pahami. Pada dasarnya dalam situasi tertentu manusia akan mengalami keadaan dimana mereka merasakan kekosongan dan butuh sandaran untuk hidupnya. Pada umumnya masyarakat Indonesia memiliki budaya beribadah saat mereka tidak tahu kemana untuk menyandarkan hatinya selain kepada Tuhan. Karena dia tidak bisa menemukan apa yang bisa mengobati rindunya di dunia kecuali bersandar kepada tuhannya. Perjalanan yang dialami oleh semua orang, pasti rindu pada sesuatu yang ia tidak ketauhi suatu saat. Saat seseorang merasakan hatinya sedang kosong, seseorang mencoba mengisi kekosonganya dengan hal yang berbeda - beda seperti mengisi kekosonganya dengan kekayaan, mengisi kekosongonya dengan kebanggan pekerjaanya, mengisi kekosonganya
dengan apa yang ia anggap bisa membuat dia tinggi di depan masyarakatnya, banyak cara yang dilakukan manusia untuk mengisi kekosongan hatinya. Tetapi pada akhirnya manusia akan kembali pada kekosongan oleh sebab itu agama merupakan jalan menuju ketenangan hati, karena itu bisa menjawab kekosongan dihati manusia. Sandaran hati itu belajar satu aspek dari kekosongan manusia yang menjadi inti dari lirik Sandaran Hati. Semua manusia itu mempunyai kekosongan pada diri manusia tetapi merasa masih bisa diobati dari luar, contohnya sekarang anak muda tidak merasa adanya kekosongan karena masih banyak yang dilakukan oleh dia, ia masih mempunyai cita cita, masih mempunyai gadis impian. Dia merasa itu bisa mengisi kekosongan hatinya, suatu saat hati manusia pun akan merasa kekosongan. Adapun lirik lengkap dari lagu Sandaran
Hati:
Yakinkah ku berdiri di hampa tanpa tepi Bolehkah aku mendengarMu
Terkubur dalam emosi tanpa bisa bersembunyi Aku dan nafasku merindukanMu
Terpuruk ku disini teraniaya sepi Dan ku tahu pasti kau menemani
Dalam hidupku Kesendirianku
Reff:
Teringat ku teringat pada janjiMu ku terikat Hanya sekejap ku berdiri kulakukan sepenuh hati
Peduli ku peduli siang dan malam yang berganti Sedihku ini taka da arti jika kaulah sandaran hati
Kaulah sandaran hati
Inikah yang kau mau benarkah ini jalanMu Hanyalah engkau yang ku tuju
Pegang erat tanganku bimbing langkah kakiku Aku hilang arah tanpa hadirMu
Dalam gelapnya Malam hariku
4.1.2 Band Letto
Letto adalah sebuah grup musik Indonesia yang pertama kali dibentuk tahun 2004. Grup musik asal Yogyakarta ini beranggotakan Noe (Sabrang Mowo
Damar Panuluh, Yogyakarta 10 Juni 1979) sebagai vokalis, Patub (Agus Riyono,
Yogyakarta, 2 Agustus 1979) sebagai gitaris, Arian (Ari Prastowo, Bantul, 27
Maret 1979) sebagai bassis, dan Dhedot (Dedi Riyono, Yogyakarta, 23
Januari 1987) sebagai drummer. Patub, Noe dan Ari suduh berkarya bersama
sejak SMA. Karya yang mereka buat mulai dari musikalisasi puisi, musik
kontenporer, teater, hingga pantonim. Setelah lulus SMA selain masih bermusik
mereka membuat beberapa band dan mengelola Geese Recording Studio yang
sampai sekarang menjadi pusat kegiatan Letto. Gitaris Letto Agus Riyono atau
Vokalis Letto, Noe, adalah putra penyair Emha Ainun Nadjib. Anggota grup musik
ini telah bersahabat sejak masih sekolah di SMU 7 Yogyakarta. Setelah berpisah
akibat kesibukan kuliah, mereka akhirnya bertemu kembali dan berkarya bersama.
Pada awal tahun 2016 Band Letto menambahkan personil yaitu Widi (Tri
Widiantoro, Cilacap, 22 Juni 1984) sebagai keyboardis, Cornel (Cornelius
Prapaska, Madiun, 16 Maret 1981).
Album pertama mereka bertajuk "Truth, Cry, and Lie" yang dirilis pada
2006. Namun sebelumnya Letto juga pernah merilis album PILIH 2004, namun
saat itu nama grupnya masih Leto (satu T). Album perdana mereka meraih
penghargaan kategori 'Album Pendatang Baru' pada ajang SCTV Music Award
2007.
Tak hanya di Indonesia, kepopuleran Letto juga merambah ke Malaysia.
Letto meluncurkan album Truth, Cry & Lie di pasar musik Malaysia tanggal 23 Juli
2007. Mereka memutuskan untuk ikut meramaikan dunia musik Malaysia setelah
lagu-lagu mereka seperti, "Ruang Rindu" dan "Sandaran Hati" berhasil menduduki
tangga teratas di beberapa stasiun radio Malaysia. Album Letto yang pertama ini
sebelumnya juga mendapatkan anugerah 'Planet Muzik 2007' sebagai grup musik
terbaik di Singapura pada 8 Juni 2007.
Sukses dengan album pertama, Letto meluncurkan album kedua bertajuk
"Don't Make Me Sad" yang dirilis pada tanggal 16 Agustus 2007. Dalam album ini,
Letto menjagokan lagu "Sebelum Cahaya". Bukan hanya lagunya yang unik, video
klipnya juga dibintangi Amanda, seorang model yang tuna rungu. Lirik lagunya
Sebagian hasil dari penjualan album ini, Letto akan mendedikasikan untuk
membuat buku huruf Braille. Musica akan mempromosikan album ini ke Malaysia.
Lagu-lagu lain yang menarik untuk disimak dalam album ini di antaranya lagu
berbahasa Inggris "Ephemera", "Bunga di malam itu" yang bertutur tentang
indahnya pertemuan dengan Sang Nabi Muhammad SAW, dan "Permintaan Hati"
yang berirama lebih rancak menghentak.
Album ke-tiga diberi judul “lethologica” Album ini hanya mengeluarkan 3
Single, yaitu, Lubang Di Hati, Senyumanmu, dan, Kepada Hati itu. Setelah itu Letto
Vakum selam kurang lebih 1 tahun. Album ini terbilang unik karena masih berisi
ciri khas dari Letto
Album ke-empat ini diberi judul "Cinta, Bersabarlah...". Secara berseloroh
personel Letto mengartikan judul tadi sebagai ungkapan kepada penggemarnya
yang mau bersabar karena Letto cukup lama menghilang. "Jadi, kalau mereka
mencintai Letto, mereka harusnya bisa bersabar," kata Patub, bercanda.
"Cinta, Bersabarlah..." menjadi album pertama di mana Letto tidak lagi
mempersembahkan komposisi berlirik bahasa Inggris, yang sudah menjadi
semacam tradisi di tiga album pertamanya. Kebiasaan macam itu bukan disengaja
oleh Letto (sekadar sok-sokan dengan alasan untuk modal 'go international',
misalnya), namun karena kebutuhan akan keutuhan keseluruhan presentasi di tiga
4.2 Deskripsi Subjek
Pada sub bab ini penulis akan memaparkan profil informan secara lengkap dan detail. Pada penelitian ini penulis menampilkan beberapa informan
yang menjadi nara sumber untuk diwawancarai atas penelitian ini, para informan
ini merupakan pencipta, pengaransemen, dan pengamat music dari penelitian
penulis teliti.