• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sabrang Mowo Damar Panuluh lebih dikenal sebagai Noe (lahir di Yogyakarta, 10 Juni 1979; umur 37 tahun) adalah vokalis band Letto. Noe

merupakan anak pertama budayawan, Emha Ainun Nadjib dan anak tiri bintang

sinetron dan penyanyi, Novia Kolopaking. Noe merupakan lulusan dari University

of Alberta, Kanada dengan mengambil jurusan fisika dan matematika.

Dalam perjalanan kariernya sepulangnya dari Kanada ia bergabung

dengan Kiai Kanjeng, grup musik pimpinan Novi Budianto yang selalu menjadi

partner dan sahabat Cak Nun, ayahnya. Pengalamannya bermain musik bersama

Kiai Kanjeng mengajarkan Noe untuk membuat dan menulis lirik lagu.

Kebanyakan lirik lagu yang dibuatnya memiliki kata-kata yang romantis dan puitis

yang kontemplatif.

Pada tahun 2004, Musica tertarik pada lagu yang ditawarkan Noe dan

kawan-kawannya. Barulah mereka membentuk band yang diberi nama Letto. Pada

Keseriusan bermusik membuahkan double platinum bagi Letto. Kesuksesan itu

memacu Letto untuk membuat album kedua, "Don't Make Me Sad" (2007).

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Pada sub bab ini, peneliti akan menguraikan data berupa informasi yang

diperoleh dari hasil wawancara. Informasi – informasi tersebut berasal dari

jawaban atas pertanyaan yang di ajukan kepada informan.

Deskripsi hasil penelitian berdasarkan teori Semiotika Roland Bartes, yang

menyatakan bahwa ada dua sistem dalam menemukan makna, yakni sistem

tataran denotative dan sistem tataran konotatif. Barthes mengulas sistem

pemaknaan yang dibangun atas sistem lain yang ada sebelumnya. Kedua sistem

yang paling dikenal adalah sistem tataran denotative dan sistem tataran konotatif.

Dalam konsep Barthes, tanda konotatif tidak sekedar memiliki makna tambahan,

namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif yang melandasi

keberadaanya (Sobur,2004:69b).

Lewat model ini Barthes menjelaskan bahwa siknifikasi tahap pertama

merupakan hubungan antara Signifier (penanda) dan Signified (petanda) di dalam

sebuah tanda terhadap realitas external. Itu yang disebut Barthes sebagai

denotasi yaitu makna yang berasal dari kamus, yang berarti makna sebenarnya.

Proses signifikansi secara tradisional disebut denotasi ini biasanya mengacu

kepada penggunaan bahasa dengan arti yang sesuai dengan apa yang terucap.

tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu

dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai – nilai dari kebudayaan.

Konotasi mempunyai makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif. Dengan

kata lain, denotasi adalah apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek,

sedangkan makna konotasi adalah bagaimana cara menggambarkanya.

Konotasi bekerja dalam tingkat subjektif sehingga kehadiranya tidak

disadari. Pembaca mudah sekali membaca makna konotatif sebagai fakta

denotatif. Karena itu, salah satu tujuan analisis semiotika adalah untuk

menyediakan metode analisis, kerangka berfikir, mengatasi terjadinya salah baca

(misreading) dan salah dalam mengartikan makna suatu tanda (Seto, 2011:17).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui makna yang tersirat dari lagu

“Sandaran Hati” bersutan Letto. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan memecah lirik

menjadi, kemudian memasukan interpretasi yang merupakan pandangan subyektif

peneliti sendiri berdasarkan teori Roland Barthes.

4.3.1 Denotasi

Pengertian umum denotasi adalah makna yang berasal dari kamus, yang

berarti makna yang sebenarnya. Proses signifikansi yang secara tradisional

disebut sebagai denotasi ini biasanya mengacu kepada penggunaaan bahasa

Semiotika Roland Barthes menerangkan denotasi merupakan pemaknaan

tahap pertama. Peneliti akan mencoba menjabarkan makna denotasi dari lagu

Sandaran Hati.

Bait Sign (Tanda) Denotasi

1. Yakinkah ku berdiri di hampa tanpa tepi, bolehkah aku

mendengarMu

Penanda : Keraguan penyair tentang

dirinya sendiri untuk dapat mendengar

Tuhan

Petanda : Ungkapan rasa ingin

mendekat pada Tuhan

2. Terkubur dalam emosi tanpa bisa bersembunyi, aku dan

nafasku merindukanMu

Penanda : Penyair tidak dapat

menyembunyikan diri dari Tuhan

Petanda : Kehidupan manusia dengan

segala rasa sedih, senang, kecewa,

bahagia, marah, gembira (emosi).

Tidak dapat menyembunyikannya dari

kerinduan kepada Tuhan

3. Terpuruk ku disini teraniaya sepi dan kutahu pasti kau

menemani

Penanda : Penyair berada dalam

keadaan jatuh dan sendiri. Namun

demikian ia mengetahui Tuhan

menemani

Petanda : Walaupun manusia dalam

bahwa ada Tuhan yang menemani

4. Dalam hidupku kesendirianku Penanda : Dalam kesendirian hidup penyair

Petanda : Semua yang dirasakan oleh

manusia (keraguan dan keseluruhan

emosi). Ia dalam kesendiriannya

5. Teringat ku teringat pada janjiMu ku terikat, hanya

sekejap ku berdiri kulakukan

sepenuh hati

Penanda : Penyair teringat bahwa ia

terikat pada janji Tuhan, walaupun

sesaat berdiri ia akan melakukannya

apa yang sudah di ikatnya pada janji

Tuhan

Petanda : Manusia teringat pada janji

Tuhan dan akan melakukannya

dengan setulus hati

6. Peduli ku peduli siang dan malam yang berganti, sedihku

ini tak ada arti jika Kau lah

sandaran hati

Penanda : Penyair memperhatikan

bahwa setiap waktu rasa sedihnya

tidak berarti jika Tuhanlah yang

menjadi sandarannya

Petanda : Rasa sedih tidak akan

berlangsung terus menerus jika Tuhan

yang menjadi sandaran atau andalan

manusia

ini jalanMu, hanyalah Engkau

yang kutuju

tentang jalan Tuhan Pernyataan

penyair bahwa hanya Tuhan yang ia

tuju

Petanda : Renungan manusia tentang

tujuan hidupnya yaitu jalan Tuhan

8. Pegang erat tanganku bimbing langkah kakiku, aku hilang

arah tanpa hadirmu

Penanda : permintaan penyair

terhadap arah hidupnya

Petanda : Manusia meminta

bimbingan atas arah hidupnya

9. Dalam gelapnya malam hariku Penanda : Kegelapan yang dirasakan oleh penyair

Petanda : Manusia berada di dalam

kegelapan

4.3.2 Konotasi

Konotasi adalah makna ganda yang terlahir dari pengalaman personal, ia

merupakan makna lapis kedua yang bersifat implisit (connotative meaning) yang

terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan aspek psikologis seperti perasaan,

emosi, dan keyakinan. Dengan kata lain, pemaknaan tingkat kedua merupakan

makna tersirat yang lebih mendalam sesudah pemaknaan denotasi, yakni terlihat.

Berbeda pada tahap pertama melalui pemaknaan yang terlihat, jelas pada

secara lebih mendalam mengenai pesan – pesan yang disampaikan dalam lagu

Sandaran Hati melalui tabel

Bait Sign (Tanda) Konotasi

1. Yakinkah ku berdiri di hampa tanpa tepi, bolehkah aku

mendengarMu

Dalam keraguan, manusia ingin

mendekat kepada Tuhan

2. Terkubur dalam emosi tanpa bisa bersembunyi, aku dan

nafasku merindukanMu

Manusia tidak dapat bersembunyi dari

rasa kerinduan akan Tuhan

3. Terpuruk ku disini teraniaya sepi dan kutahu pasti kau

menemani

Ketika manusia berada di

kesendirianya, ia mengetahui bahwa

ada tuhan yang menemaninya

4. Dalam hidupku kesendirianku Manusia adalah individu 5. Teringat ku teringat pada

janjiMu ku terikat, hanya

sekejap ku berdiri kulakukan

sepenuh hati

Manusia tidak bisa melepaskan diri

dari Tuhan dan berjanji untuk

melakukan segala

petintah-perintahNYA

6. Peduli ku peduli siang dan malam yang berganti, sedihku

ini tak ada arti jika Kau lah

sandaran hati

Rasa sedih yang di alami manusi tidak

akan selamanya, jika sandaranya

adalah Tuhan

ini jalanMu, hanyalah Engkau

yang kutuju

Tuhan

8. Pegang erat tanganku bimbing langkah kakiku, aku hilang

arah tanpa hadirmu

Permintaan manusia akan jalan

hidupnya

9. Dalam gelapnya malam hariku Saat itu kegelapan hidup manusia yang dirasakannya

4.3.3 Mitos

Setelah membahas makna denotasi dan konotasi pada semiotia Roland

Barthes yang mengtakan dalam bukunya Mithologies (1972) ‘myth is associated

with classical fables about spirits, gods, and heroes.” Artinya adalah bahwa mitos merupakan cerita klasik yang berisi tentang ruh, Tuhan/Dewa, dan pahlawan.

Mitos dalam semiotika Roland Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi

setelah terbentuk sistem signifier-signified, tanda tersebut akan menjadi penanda

baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan membentuk tanda baru. Ketika

suatu tanda yang memiliki makna denotasi kemudian berkembang menjadi

makna konotasi dan selanjutnya makna konotasi tersebut menjadi mitos.

Bait Sign (Tanda) Myth (Mitos)

1. Yakinkah ku berdiri di hampa tanpa tepi, bolehkah aku

Manusia ingin mendengar atau

mendengarMu ragu akan dirinya sendiri

2. Terkubur dalam emosi tanpa bisa bersembunyi, aku dan

nafasku merindukanMu

Apapun yang terjadi dalam hidup

manusia, ia tidak dapat berpaling dari

Tuhan

3. Terpuruk ku disini teraniaya sepi dan kutahu pasti kau menemani

Tuhan itu ada

4. Dalam hidupku kesendirianku Pada dasarnya manusia itu sendiri (lahir dan mati sendiri)

5. Teringat ku teringat pada janjiMu ku terikat, hanya sekejap

ku berdiri kulakukan sepenuh

hati

Manusia suka berjanji kepada tuhan

(Nazar)

6. Peduli ku peduli siang dan malam yang berganti, sedihku ini

tak ada arti jika Kau lah

sandaran hati

Tuhan menjadi andalan manusia saat

berada dalam kesedihan

7. Inikah yang Kau mau benarkah ini jalanMu, hanyalah Engkau

yang kutuju

Manusia merenungkan jalan Tuhan

8. Pegang erat tanganku bimbing langkah kakiku, aku hilang arah

tanpa hadirmu

Manusia memerlukan bimbingan Tuhan

Tabel 4.3.3.1

Dokumen terkait