• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif, karena berkaitan dengan data-data yang bersifat

G. Hasil Penelitian

Pandangan Ulama Tafsir Tentang Jin, Iblis, Dan Syaitan 1. Jin

Berdasarkan firman Tuhan Surat Adz Dzariyat ayat 56: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku (QS Adz Dzariyat, ayat 56)”. Maka secara normatif, tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka semua mau beribadah keopada-Nya, yaitu mau menjalankan perintah-perintah Allah dan mau meninggalkan segala larangan-Nya.

Khususnya hal-hal yang berkaitan dengan iblis, jin, dan syaitan, di sini akan penulis uraikan secukupnya, sesuai dengan informasi-informasi yang disampaikan oleh para pakar tafsir Al Qur’an.

Di dalam Al Qur’an disebutkan di 9 Surat yang khusus membicarakan tentang eksistensi iblis dan sifat-sifat yang dimilikinya. Secara ringkas, dapat penulis sebutkan tentang eksistensi iblis dan sifat-sifat yang dimilikinya,yaitu:

Pertama, di dalam Surat Al Baqarah ayat 34, diterngakan bahwa iblis adalah pembangkang dan tidak mau mengikuti perintah Tuhan untuk bersujud kepada nabi Adam, dan dia sombong sereta termasuk dari golongan porang-orang yang kafir atau tidak percaya kepada Allah.

Kedua, di dalam Surat Al A’raf ayat 11 dan 12 disebutkan bahwa iblis adalah termasuk yang tidak mau bersujud kepada Adam as. Maka Allah lalu bertanya kepadanya (iblis): apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu ? menjawab iblis : Saya lebih baik daripadanya : engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.

Ketiga, di dalam Surat al Hijr, ayat 31, 32, dan 33 disebutkan bahwa iblis adalah termasuk golongan yang tidak mau bersujud kepada Adam, dan tentang pertanyaan Allah kepada iblis, menmgapa kamu iblis tidak mau bersujjud kepada adam ? Dan iblis menjawab: Saya (iblis) sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Keempat, di dalam Surat Al Isra’ ayat 61 disebutkan tentang pertanyaan iblis kepada Allah: Mengapa Engakau (Allah) memerintahkan saya agar mau bersujud kepada Adam ? padahal engkau Buat Adam dari tanah liat.

Kelima, di dalam Surat Al Kahfi ayat 50 disebutkan bahwa iblis adalah jenis makhluk yang dari golongan jin, dan dia tersuk yang fasik artinya durhaka kepada Tuhannya. Dia mempunyai keturunan yang dipuja-puja oleh orang-orang zalim yang tidak beriman kepada Allah.

Keenam,di dalam Surat Thoha ayat 116 dan 117 disebutklan bahwa iblis termasuk golongan pembangkang kepada perintah Allah.

Ketika Allah memerintahkan para malaikat untuk bersujud kepada Adam, maka lalu mereka bersujuid, kecuali iblis, dia membangkang tidak mau bersujud kepada Adam. Lalu Allah berfirman kepada Adam : Hai Adam, ini (iblis) adalah musuhmu dan musuh isterimu, maka janganlah sampai sekali-kali dia (iblis) mengeluarkan kalian dari syurga, dan menyebabkan kamu menjadi celaka.

Ketujuh, di dalam Surat Asy Syu’ara’ ayat 95, 96, dan 97, disebutkan bahwa tentara-tentara iblis semuanya adalah saling bertengkar, dan mereka mengakui bahwa diri mereka di dunia berada di posisi kesesatan yang nyata.

Kedelapan, di dalam Surat Saba’ ayat 20 disebutkan bahwa iblis dapat membuktikan kebenaran sangkaannya dan mereka (orang) banyak yang mengikutinya (iblis) kecuali sebagian dari orang-orang mukmin.

Kesembilan, di dalan surat shaad ayat 74, 75, dan 76 disebutkan bahwa iblis adalah termasuk makhluk yang sombong dan tergolong Dari orang-orang yang kafir. Dan ketika ditanya oleh Allah: mengapa engkau (iblis) tidak mau bersujud kepada Adam ? Dia menjawab: Saya lebih baik daripada Adam, Engakau (Allah) ciptakan aku dari api sementara Adam Engkau ciptakan dari tanah liat.

Menurut Syekh ahmad Showi, bahwa kata iblis adalah berasal dari kata “ablasa” sama dengan kata “yaisa” artinya putus asa. Nama iblis adalah merupakan namanya yang ada di Lauhil Mahfudh. Kata Ka’ab yang dikutib oleh Syekh Ahmad Showi bahwa iblis itu adalah pernah menjadi penjaga syurga selama 40 .000 tahun, bersama-sama dengan malaikat selama 80.000 tahun, menjadi penasehat malaikat selama 20.000 tahun, menjadi tuan al-Karrubiyun selama 30.000 tahun, menjadi tuan al Ruhaniyun selama 1.000 tahun, berkeliling di sekitar ‘Arsy selama 14.000 tahun. Sedangkan namanya di langit pertama disebut al-‘abid, di langit kedua disebut az-zahid, di langit ketiga disebut al-‘arif, di langit keempat disebut al-wali, di langit kelima disebut at-taqi, di langit keenam disebut al-khozin, di langit ketujuh disebut ‘azazil, dan di Lauhil Mahfudh disebut iblis. Dia ini termasuk makhluk yang lupa akibat hayatnya. Menyinggung tentang keberadaannya; ada perbedaan pendapat. Sebagian pendapat mengatakan bahwa dia adalah sebagai bapak dari jin, tetapi pendapat lain mengatakan bahwa dia adalah bapak dari syaitan-syaitan (sekelompok dari jin dan tidak

ada yang iman satu pun dari mereka )(Syekh Ahmad Showi, Tafsir Ash showi, Jilid I, Hal. 22).

Setahu penulis, bahwa iblis ditetapkan oleh Allah sebagai makhluk yang durhaka adalah hanya melanggar satu perintah Allah, yaitu dia tidak mau bersujud kepada Adam as, karena dia merasa lebih baik, lebih utama, lebih pandai, lebaih tua, lebih segalanya disbanding Adam. Apalagi kenyataan di lapangan bahwa api yang menjadi bahan diciptakannya iblis adalah pasti ke atas tidak pernah turun. Sementara tanah liat yang menjadi bahan diciptakannya Adam adalah selalu berada di bawah dan tidak pernah naik, misalnya di lempar ke atas, maka tanah liat tersebut pasti akan turun kembali di bawah. Sehingga oleh hal ini, dipandangnya iblis bahwa api (iblis) lebih baik daraipada tanah liat (Adam). Maka dia (iblis) tidak mau bersujud kepada makhluk yang lebih rendah daripadanya yaitu Adam. Tetapi hal ini, ditetapkan oleh Allah bahwa iblis adalah membangkang, karena dia tidak mau bersujud kepada Allah yang berkiblat (mengahadap) kepada Adam, seperti informasi yang disampaikan oleh Imam Al Qurtubi yang dikutip oleh Abu Bakar Jabir Al Jazairi dalam Kitab Tafsir Aisarut Tafasir jilid I, hal. 36, disebutklan bahwa perbuatan sujud yang diperintahkan Allah kepada para malaikat untuk bersujud kepada Adam adalah “Sujud kepada Allah menghadap kepada wajah Adam as, seperti shalat kita di belakang al Maqom, shalat kita adalah kepada Allah sedangkan hadapan kita kepada al-maqom” (Al Jazairi, Aisarut Tafasir, Jilid I, hal. 36).

2. Iblis

Sudah menjadi sunnah Allah, bahwa setiap makhluk, khususnya manusia dan jin diciptakannya terdiri sejodoh-sejodoh. Artinya ada yang baik dan ada yang buruk, ada yang laki-laki ada yang permpuan, ada yang berbakti kepada Tuhan dan ada yang ma’siyat kepada-Nya, ada yang mukmin dan ada yang kafir. Maka dalam hal ini, manusia dan jin diciptakan kedua jenis ini adalah untuk mengabdi kepa Tuhan. Tetapi faktanya manusia ada yang mau iman atau percaya kepada Allah dan rasul-Nya dan mau menta’ati perintah-perintah-Nya, dan ada pula yang membangkang tidak mau mengikuti perintah-Nya seperti Abju Lahab besertya isterinya ummu Jamil, abu jahal, dan lain-lainnya. Sama halnya jin, ada yang iman kepada Allah dan rasul-Nya dan ada pula yang durhaka kepada-rasul-Nya (QS Al Jin, ayat 14).

Sedangkan syaitan-syaitan seluruhnya tidak ada yang mau iman atau percaya kepada Tuhan bahkan mereka menjadi musuh-musuh bagi nabi dan rasul.

Di dalam diri manusia, terdapat perasaan takut kepada gangguan jin, maka banyak orang yang meminta perlin dengan kepada laki-laki dari jin ini, agar tidak mengganggu kepada dirimya, tetapi dengan meminta kepada jin-jin ini berakibat jin-jin tersebut semakin sombong dan bertambah ditakuti oleh manusia (QS Al Jin, ayat 6). Mereka (jin-jin) ini, sering mengganggu dan menyesatkan manusia dari jalan yang benar.

Selanjutnya, secara gelobal eksistensi jin disebutkan sebanyak 16 Surat di dalam Al Qur’an, yaitu:

Pertama, di dalam Surat Al An’am ayat 100, 112, 128, dan 130 dijelaskan bahwa iblis adalah dijadikan sekutu bagi Tuhan oleh orang-orang musyrik (100), dan bahwa syaitan-syaitan manusia dan jin adalah menjadi musuh-musuh nabi dengan cara mereka membisikkan kata-kata yang indah-indah tetapi sebenarnya adalah penipuan (112), dan diketahui bahwa golongan jin adalah banyak menyesatakan kepada golomgan manusia (128), serta mereka (golongan jin dan manusia) telah mengakui bahwa mereka telah diberi peringatan dan penjelasan oleh para rasul-rasiul mereka, hanya saja mereka tertipu dengan kehidupan di dunia (130).

Kedua, di dalam surat Al A’raf ayat 38 dan 179 disebutkan bahwa Allah memang telah menetapkan bahwa sebagian besar dari golongan manusia dan jin akan masuk di neraka (38), dan memang neraka Jahannam dijadikan dsebagai tempat hunian bagi golongan jin dan manusia, terutama bagi mereka yang mempunyai hati tetapi tidak dipakai untuk berpikir dengan benar, dan bagi mereka yang memiliki mata tetapi tidak diopakai untuk melihat kebenaran, serta bagi mereka yang diberi telinga tetapi tidak dipakai untuk mendengarkan kebenaran, maka mereka adalah seperti binatang bahkan lebih rendah derajatnya (179).

Ketiga, di dalam Surat Huud ayat 119, dijelaskaan bahwa neraka Jahannam akan dipenuhi oleh golongan jin dan manusia (119).

Keempat, di dalam surat Al Hijr ayat 17 disebutkan bahwa jin adalah diciptakan dari api yang sangat panas (17).

Kelima, di dalam Surat Al Isra’ ayat 88 disebutkan bahwa golonmgan manusia dan jin tidak akan dapat membuat sesuatu yang serupa dengan Al Qur’an walaupun dengan cara saling bantu-membanatu (88).

Keenam, di dalam Surat Al Kahfi ayat 50 disebutkan bahwa jin adalah menjadi nenek moyang syaitan, yaitu makhluk yang durhaka kepada Tuhan (50).

Ketujuh, di dalam An Naml ayat 17 disebutkan bahwa tentara-tentara Nabi sulaiman adalah terdiri dari golongan jin, manusia, dan burung (17). An di antara jin ada yang bernama Ifrit yaitu jin sanggup memgangkat singgasana Ratu Bilqis di hadapan nabi Sulaiman sebelum Nabi Sulaiman bangkit dari duduknya, tetapi tidak jadi mengangkat singgasana tersebut karena sudah ada seseorang yang sanggup mengangkat singgasana Ratu Bilqis di hadapan Nabi sulaiman sebelum Nabi sulaiman membuka kedipan mata (39).

Kedelapan, di dalam surat Saba’ ayat 12, 14, 41, dijelaskan bahwa salah satu pasukan Nabi Sulaiman adalah angin yang dapat mengangkat dan menyampaikan tujmuan kemana Nabi sulaiman kehendaki, dan sebagian jin menjadi pekerjkanya (12), dan sebenarnya jin itu tidak mengerti barang ghaib karena mereka tidak mengerti bahwa Nabi Sulaiman telah wafat sebelum tongkat Nabi Sulaiman dimakan oleh rayap dan Nabi Sulaiman tersiungkur, baru jin tahu kalau Nabi Sulaiman telah wafat (14), serta disebutkan bahwa orang yang menuembah kepada jin (41).

Kesembilan, dalam surat Fush Shilat ayat 25 dan 29 disebutkan bahwa jin dan manusia saling berteman dan besok akan menjadi orang-orang merugi (25), dan dijelaskan pula bahwa orang-orang-orang-orang kafir besok dio akherat menuntut kepada Allah agar mereka dari orang-orang dan jin yang menyesatkan mereka dihukum seberat-beratnya di bawah siksa orang-orang kafir (29)/.

Kesepuluh, di dalam Surat Al Ahqaf ayat 18, 29 disebutkan bahwa golongan jin dan manusia yang merugi besok di hari akherat adalah telah menjadi ketetapan Allah (18), dan dijelaskan pula bahwa sebagaian golongan jin adalah mendengarkan wahyu Al Qur’an (29).

Kesebelas, di dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 disebutkan bahwa tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka mau beribadah atau menyembah kepada Allah (56).

Keduabelas, di dalam Surat Al rahman ayat 15,33, 39 disebutkan bahwa golongan jin itun diciptakan dari apai yuang menyala (15), dan manusia tidak akan dapat menembus penjuriu langit kecuali dengan ijin dan kekuatan dari Allah (33), dan dijelaskan pula bahwa besok dio hjari kiyamat jin tidak ditanya tentang dosanya (39).

Ketigabelas, di dalam Surat As Sajdah ayat 13 disebutkan bahwa yang berhak member petunjuk kepada seseorang adalah hanya hak prerogatif Allah, termasuk ketetapan manusia dan jin masuk di neraka Jahannam adalah hak Allah (13).

Keempatbelas, di Surat Ash shaffat ayat 158 disebutkan bahwa antara jin dan manusia ada yang ada menjadi nasab (hubungan), artinya saling berhubungan (158).

Kelimabelas, di dalam Surat al Jin ayat 1,5.6, disebutkan bahwa ada sekempiulan jin yang dapat mendengarkan wahyu al Qur’an dan mereka kagum dengan Al qur’an tersebut (1), dan dijelaskan pula bahwa manusia dan jin mengira bahwa tidak akan mengatakan perkataan dusta terhadap Allah (6).

Keenambelas, di dalam Surat An Naas ayat 5 dan 6 dijelaskan bahwa yang member was-was kepada hati-hati manusia adalah terdiri dari dua jenis, yaitu dari jenis jin dan dari jenis manusia(5,6). Dalam hal ini Ar Razi menjelaskan bahwa jin dan manusia adalah dua jenis yang memiliki tabi’at lupa kepada hak Allah swt (Ar Razi, Mafatihul Ghaib, Jilid XXXII, hal. 182).

3. Syaitan

Kata syaitan mempunyai dua penggunaan, yaitu dapat digunakan untuk makna jenis keturunan jin, yaitu makhluk halus yang selalu mempunyai prilaku jelek kepada umat manusia. Dia ingin membujuk umat manusia agar mereka mau mengikuti bujukannya, sehingga banyak orang yang terjerumus ke jurang kesastan. Maka mereka besok di akhirat bersama-sama akan terjebur di jurang Neraka Jahannam untuk selama-lamanya. Bahkan mereka bersumpah-sumpak akan memubujuk seluruh umat manusia dan menggoda mereka baik dari arah kanan, dari arah kiri, dari arah muka, dan dari arah depan, dan hamper semuanya dapat terbujuk olehnya, k,ecuali hamba-hamba Allah yang ikhlas beribadah. Lagi pula syaitan dan keturunannya semuanya kafir tidak ada yang iman kepada Allah dan rasul-Nya.

Di sisi lain, kata syaitan juga dapat diartikan untuk orang-orang yang mempunyai sifat dan prilaku seperti syaitan, yaitu para pemimpin-pemimpin orang-orang kafir yang selalu membujuk kepada orang lain dengan cara membisik-bisiki orang lain agar orang lain itu mau mengikuti ajakannya, padahal apa yang diajak untuk diikutinya itu sifat-sifat dan prilaku yang dilarang oleh Allah swt seperti berjudi, berzina, minum minuman keras, berbohong, sombong, hasud dan masih banyak lagi, bahkan membisiki orang lain agar mau melakukan hal yang haram dan meninggalkan hal halal (amar mungkar dan nahi ma’ruf).

Sebagaimana kata syaitan, dijelaskan oleh Allah dalam Al Qur’an dalam 46 Surat, yaitu:

Pertama, dalam Surat Al Baqarah ayat 36, 168, 208, 278, dan 275, dijelaskan bahwa syaitan adalah menggelincirkan Bapak Adam dan Ibu Hawa dari Syurga kejurang kemaksiatan kepada Allah, sihingga Bapak Adam dan Ibu Hawa terpaksa dikeluarkan Allah dari Syurga turun ke bumi untuk hidup sampai besok akhir zaman (36), dan syaitan adalah selalu membujuk umat manusia agar mau mengikuti langkah-langkahnya yaitu makan makanan yang haram, padahal sudah jelas-jelas bahwa syaitan itu musuh manusia (168), dan syaiytan juga membujuk manusia agar tidak masuk ke dalam agama secara sempurna (208), dan syaitan selalu menakut-nakuti umat manusia tentang kemiskinan dan menyuruh mereka agar prilaku kejahatan (268), serta syaitan selalu membuat bingung umat manusia tentang jual beli dan riba, k,arena keduanya adalah mirip, tetapi jual beli adalah halal sedangkan riba adalah haram (275).

Kedua, dalam Surat Ali Imram ayat 36, 155, dan 175 dijelaskan bahwa syaitan adalah selalu menggoda anak-anak sehingga Maryam, ibu Nabi Isa as sewaktu dilahirakan oleh meminta kepada Allah agar anaknya dilindungi dari godaan syaitan (36), dan syaitan adalah berusaha menggelincirkan orang-orangb yang sedang berjuang di medan pertempuran (155), dan syaitan adalah selalu menakut-nakuti banyak orang yang menjadi kekasiihnya agar mau takut kedpadanya dan tidak takut kepada Allah (175).

Ketiga, dalam surat An Nisaa’ ayat 38, 60, 76, 83, 119, Dan 120, dijelaskan bahwa syaitan adalah membisiki orang-orang yang beramal shadaqah agar riya’ (pamer) kerpada orang lain, dan mau

menjadi teman syaitan (38), dan syaitan adalah selalu berrkeinginan agar umat manusia dapat tersesat sangat jauh sekali (60), dan syaitan selalu membisiki orang-orang yang berjuang agar mau berjuang demi mengikuti jalan thaghut (76), dan syaitan akan menjadi pemimpin yang diikuti oleh banyak orang kecuali orang-lorang yang dirahmati Tuhan (83), dan syaitan adalah selalu berkehendak untuk menyesatkan umat manusia dan menjadikannya sebagai teman manusia (119), serta syaitan adalah senang mengumbar janji-janji bohong (120).

Keempat, dala surat Al Ma’idah ayat 90, dan 91 dijelaskan, bahwa syaitan adalah sela;u mengajak umat manusia agar senang minum minuman khamar (arak), berbuat judi, berkorban untuk berhala; dan mengajak umat manusia agar senang bertengkar, bermusuhan, kebencian (90-91).

Kelima, dalam Surat Al An’am ayat 43, 68, dan 142, dijelaskan bahwa syaitan adalah selalu mengajak umat manusia agar keras kepala kepada Allah dan tidak mau tunduk kepada-Nya, tetapi syaitan menghias perbuatan-perbuatan mereka agar kelihatan bagus 943), dan syaitan selalu mengajak umat manusia agar mau mengolok-olok ayat-ayat Allah dan beriusaha agar manusia lupa bahwa hal ityu fdilarang amgama (68), dan syaiatan selalu mengajak umat manusia agar mau makan rizki berupa binatang yang diharamkan Allah (142).

Keenam, dalam Surat Al a’raf ayat 22, 27, 175, 200, dan 201, dijelaskan bahwa syaitan adalah telah pernah member petunjuk palsu kepada Bapak adam danm Ibu hawa agar mau memakan buah khuldi, dan akhirnya Bapak Adam dan Ibu Hawa terbuak ‘aurat mereka akibat godaan syaitan tersebut (22), dan Allah pesan kepada anak cucu Adam agar jangan sampai dapat ditipu syaitan seperti kedua bapak ibu mereka (Bapak ASdam dan Ibu Hawa)(27), dan sayaitan selalu menggoda kepada orang-orang yang mendapatkan ayat-ayat Allah dan tetapi malah mengikuti ajakan syaitan sehingga mereka menjadi orang-orang yang sesat (175), dan syaitan selalu menghoda umat manusia maka mereka diperintah Allah agar mau minta perlingdungan dari godaan syaitan (200), dan bagi mereka orang-orang yang bertawa ketika tergoda syaitan lalu ingat kepada Allah maka akhirnya mereka melihat kesalahan-kesalahannya (201).

Ketujuh, dalam surat Al Anfal ayat 11, dan 48 dijelaskan bahwa Allah akan menghilangkan gangguan-gangguan syaitan

dari orang-orang yang sedang berjuang fi sabilillah (11), dan syaitan selalu melakukan penghianatan terhadap janji-janji palsunya kepada pekerjaan-pekerjaan pengikut-pengikutnya (48).

Kedelapan, dalam Surat Yusuf ayat 5, 42, dan 100, dikjelaskan bahswa syaiatan adalah selalu membisiki manusia agar mau membuat makar kepada orang lain walaupun terhadap saudaranya sendiri, seperti yang pernah dilakukan oleh saudara-saudara nabi Yusuf as terhadapnya (5), dan syaitan juga membuat lupa pesan nabi Yusuf agar orang yang selamat (dari dua orang yang minta di-ta’bir mimpinya) menerangkan keadaan nabi Yusuf di penjara (42), dan memang syaitan telah dapat momporak-porandakan persaudaraan di antara kakak-beradik dari anak-anak Nabi Ya’kub as (100).

Kesembilan, dalam Surat Ibrahim ayat 22 dijelaskan bahwa syuaitan adalah akan cuci tangan terhadap janji-janji palsunya kepada para pengikut-pengikutnya besok di akherat, karena dia sendiri tidak mempunyai otoritas apa-apa di hadapan Allah, bahkan syaiatan sendiri takut dari siksa Allah (22).

Kesepuliuh, dalam Surat Al Hijer ayat 17 dikelaskan bahwa syuaitan adalah selalu berusaah mencuri informasi dari atas langit, maka dilempar oleh Allah dengan menggunakan bintang-bintang yang ada di langit itu (17).

Keseberlas, dalam Surat AN Nahl ayat 63 dan 98 dijelaskan bahwa syaitan adalah selalu membuat hias kepada umat-umat sebelum nabi Muhammad saw, agar perbuatan-perbuatan mereka terlihat baik, maka syaitan besok di akhirat akan menjadi pemimpin dan akan disiksa dengan skiksa yang sangat pedih (63), dan Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad khususnya ketika mau membaca Al Qutr’an agar meminta perlindungan kepada Allah terlebih dahulu dari godaan syaiatan yang terkutuk (98).

Keduabelas, dalam Surat Al Israa’ ayat 27, 53, dan 64 dijelaskan bahwa syaitan adalah akan menjadi saudara-saudara orang yang pemboros-pemboros dan syaiatan adalah termasuk makhluk yang kufur kepada Allah (27), dan syaiatan adalah akan sering menimbulkan perselisihan di antara umat manusia dan bakan akan selalu menjadi musuh umat manusia (53), dan syaitan memang sudah mendapatkan ijin dari Allah untuk menghasung atau menggoda umat manusia dengan pasukan berkuda dan pasukan yang berjalan kaki

dan berserikat dengan mereka pada harta dan anak-anak dan dengan member janji palsunya (64).

Ketigabelas, dala Surat Al Kahfi ayat 63 dijelaskan bahwa syaiatan adalah juga pernah membuat lupa kepada murid nabi Musa as yaitu Yusya’ bin Nun yang disuruh mencari tempat berlindung di sebua batu (63).

Keempatbelas, dalam Surat Maryam ayat 44, dan 45 dijelaskan tentang pesan nabi Ibrahim as kepada ayahnya agar jangan sampai menyembah syaitan, karena syaitan adalah durhaka kepada Tuhan, dan beliau melarang ayahnya jangan sampai menjadi kawan syaitan, agar tidak tertimpa siksa dari Tuhan (44-45).

Kelimabelas, dalam Surat thoha ayat 120 dijelaskan bahwa syaitan adalah berpura-pura (palsu) menjadi penasehat nabi Adam bahwa memakan buah khuldi akan menjaji kerajaan yang tidak akan binasa (120).

Keenambelas, dalam surat Al Hajj ayat 3, 52, 53, dijelaskan bahwa syaitan adalah menjadi pemimpin yang diikuti oleh sebagian