• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan

Dalam penelitian ini terdapat permasalahan yang akan dikemukakan oleh peneliti. Permasalahan tersebut ialah proses pengembangan buku cerita bergambar dan kualitas buku cerita yang akan dikembangkan. Permasalahan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Proses Pengembangan Buku Cerita a. Potensi dan Masalah

Proses yang dilakukan oleh peneliti sebagai langkah awal melaksanakan penelitian adalah keprihatinan terhadap negri ini tentang maraknya korupsi yang dilakukan oleh pejabat-pejabat negara. Peneliti melaksanakan analisis kebutuhan untuk mencari informasi dengan cara melakukan wawancara terhadap orang tua murid dan wali kelas IV SDN Sarikarya. Berdasarkan hasi wawancara potensi yang ditemui oleh peneliti adalah tentang minat membaca siswa dan kejujuran siswa.

Potensi yang pertama adalah kejujuran merupakan dasar untuk membangun karakter dalam mencegah adanya korupsi. Dengan menanamkan kejujuran ke siswa, mereka akan mampu membangun sebuah pribadi yang berkarakter baik. Orang tua dan lingkungan disekitar anak sangat berpengaruh dalam kejujuran siswa. Orang tua dan lingkungan perlu menjaga kejujuran yang dimiliki oleh anak. Kejujuran merupakan dasar pendidikan antikorupsi yang saat ini banyak dilakukan oleh

61

pemerintah untuk mencegah adanya tindakan korupsi yang ada di Indonesia. Pendidikan Antikorupsi sudah dilakukan pada saat pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn). Namun, sayangnya belum dijelaskan secara terperinci mengenai permasalahan korupsi tersebut.

Potensi yang kedua adalah minat membaca merupakan salah satu ketrampilan dalam berbahasa. Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan anak dalam membaca, anak harus memiliki minat untuk membaca. Apabila minat membaca siswa dikembangkan siswa akan memiliki kemampuan yang baik dalam berbahasa. Namun masih banyak saja siswa yang kurang memiliki atau sulit untuk membaca dengan lancar. Ini dikarenakan siswa kurang memiliki minat dalam membaca bahan bacaan yang berat tanpa gambar. Sehingga guru akan mengalami kesulitan untuk menumbuhkan minat membaca siswa.

Untuk menyelesaikan permasalahan ini guru membutuhkan media yang tepat untuk menumbukan minat siswa dalam membaca sekaligus mendidik siswa tentang betapa pentingnya pendidikan antikorupsi.Oleh karena itu untuk memperoleh data-data mengenai permasalahan yang dihadapi, peneliti mengumpulkan informasi.

b. Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan permasalahan yang ada di lapangan, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah pengumpulan data atau informasi. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan

62

data sebagai analisis data. Data analisis ini diperoleh dari melakukan wawancara terhadap wali kelas IV di SDN Sarikarya. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2018.

Wawancara dilakukan agar peneliti mengetahui sejauh mana kesadaran siswa tentang pentingnya bersikap jujur yang menjadi sebuah landasan pendidikan antikorupsi. Hal ini dilakukan untuk dapat mengembangkan buku cerita yang nantinya akan mudah dipahami oleh siswa untuk menunjang pemahaman siswa mengenai korupsi.

Tabel 10. Rangkuman Hasil Wawancara

No Daftar pertanyaan wawancara Rangkuman Hasil Wawancara

1. Sejauh mana kesulitan siswa dalam hal membaca ?

Dalam hal membaca semua siswa sudah paham dalam membaca akan hal dasar. Namun siswa sangat kurang dalam minat membaca.

2. Kesulitan apa yang Ibu/Bapak temui ketika mengajarkan kepada siswa tentang pembelajaran membaca?

Siswa masih banyak yang kurang memiliki minat membaca sehingga guru akan sangat sulit untuk mendorong siswa dalam hal membaca.

63 3. Bagaimana minat siswa dalam

membaca ?

Minat membaca yang dimiliki oleh siswa kurang, guru harus memiliki bacaan-bacaan yang menarik agar siswa tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran membaca.

4. Apakah Bpk/Ibu merasa membutuhkan suatu media berupa buku cerita untuk membantu siswa dalam pembelajaran membaca?

Guru tentu membutuhkan media pembelajaran yang membantu dan

memotivasi anak dalam

menumbuhkan minat membaca, buku cerita salah satu media yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran membaca. Dengan buku cerita yang menarik siswa akan lebih giat lagi dalam membaca.

5. Apakah pendidikan

antikorupsi sudah

diimplementasikan dalam pembelajaran dikelas?

Untuk pendidikan antikorupsi sudah diimplementasikan dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan namun materi yang ada di dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan belum dibahas secara lengkap

64

tentang pendidikan antikorupsi.

6. Apakah pendidikan

antikorupsi perlu diajarkan kepada siswa ?

Pendidikan antikorupsi sangat penting dan sangat perlu untuk kita ajarkan kepada siswa sejak dini. Sehingga sekolah mampu mencetak generasi penerus bangsa yang bebas dan bersih dari korupsi. Selain dari sekolah, lingkungan yang ada di sekitar siswa harus bersih dari tindakan bohong.

7. Bagaimana kesadaran siswa tentang bersikap antikorupsi?

Siswa belum sepenuhnya

mengetahui sikap antikorupsi, Siswa hanya mengetahui bahwa korupsi merupakan suatu tindakan yang tidak baik dan tidak pantas untuk dilakukan.

8. Apakah Bpk/Ibu

membutuhkan buku cerita tentang pendidikan karakter antikorupsi untuk membantu meningkatkan kesadaran siswa

Perlu, karena dengan adanya media yang menarik seperti buku cerita bergambar. Dengan adanya buku cerita siswa akan termotivasi minatnya untuk membaca.

65 tentang betapa pentingnya sikap antikorupsi melalui pembelajaran membaca?

Sehingga siswa akan menangkap apa arti dari tindakan antikorupsi.

9. Saran apa yang Bpk/Ibu berikan terkait dengan buku cerita yang memuat tentang pendidikan antikorupsi?

Sarannya adalah membuat buku cerita yang mudah untuk dimengerti oleh siswa dan menarik dari berbagai aspek, seperti warna, jalan cerita, dan penyajian.

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas, narasumber mengatakan bahwa media yang berbentuk buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi sangat dibutuhkan dalam pembelajaran membaca dan juga dapat memberikan pengetahuan siswa tentang betapa pentingnya berlaku jujur sebagai perwujudan pendidikan antikorupsi. Guru juga menyarankan agar buku cerita dibuat dengan cerita yang mudah untuk dimengerti oleh siswa dan menarik dalam berbagai aspek, seperti pewarnaan, jalan cerita, dan penyajian yang menarik.

c. Desain Produk Awal.

Langkah awal untuk mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi. Untuk mencapai rancangan perlu adanya beberapa prinsip dalam setiap langkah yang diambil untuk proses pengembangannya. Yang menjadi prinsip dalam penyusunan buku cerita tersebut adalah :

66 1.)Konsep Buku.

Dari hasil analisis kebutuhan yang dilakukan pada awal penelitian, konsep buku cerita bergambar ini mengambil tokoh seorang siswa SD kelas IV yang memiliki suatu tindakan korupsi yang terjadi di keseharian anak-anak pada zaman ini. Cerita-cerita yang dimasukkan untuk menanamkan tindakan kejujuran kepada siswa untuk bersikap antikorupsi. Sebab melalui pendidikan yang benar dan berkarakter, dapat digunakan sebagai langkah untuk menanggulangi tindakan korupsi. Siswa akan menjadi paham tentang tindakan-tindakan yang buruk tentang korupsi, Sehingga setelah dewasa nanti anak-anak menjauhi tindakan dan perilaku-perilaku korupsi. Dengan begitu korupsi yang ada di Indonesia akan semakin berkurang.

2.)Tokoh

Tokoh dalam cerita buku bergambar ini adalah seorang anak laki-laki bernama Erwin. Erwin ini merupakan tokoh yang melakukan tindakan korupsi. Erwin membohongi kedua orang tuanya dengan cara membeli buku yang tidak sesuai dengan harga sebenarnya. Kebohongan Erwin diketahui pada saat Fian(teman Erwin) meminjam buku yang baru dibeli oleh Erwin dan dikembalikan.

Tabel 11. Penjabaran Karakter Tokoh dalam Cerita

67

Nama : Erwin

1. Anak yang berbohong pada orang tuanya.

2. Tidak bertanggung jawab 3. Penakut 4. Pengertian. Nama : Indra 1. Teman Erwin 2. Baik 3. Ramah Nama : Bram 1. Peduli 2. Baik 3. Teman Erwin Nama : Fian 1. Baik hati 2. Teman Erwin

68 Nama : Amel 1. Baik hati 2. Peduli 3. Teman Erwin 4. Perhatian

Nama : Ayah Erwin 1. Pekerja keras 2. Baik hati 3. Tenang 4. Bijak Nama : Ibu Erwin

1. Peduli 2. Perhatian 3. Bijak Nama : Bu Aris 1. Guru Erwin 2. Tenang

69

Buku ini memiliki ukuran 14,8 cm x 21 cm atau sama dengan ukuran A5 dan memiliki 36 halaman yang sudah termasuk sampul bagian depan dan belakang. Buku ini berisi tentang pengenalan tokoh dan sapaan penulis dalam bentuk kata pengantar. Isi buku, serta lembar refleksi siswa setelah membacca buku tentang makna yang terkandung di dalam buku. Sehingga anak dapat merefleksikan tentang cerita yang ada di dalam buku dengan lingkungan yang ada di sekitarnya.

4.) Isi dan Tema Buku

Isi dari cerita dalam buku cerita bergambar ini merupakan salah satu pengalaman yang ada di sekitar lingkungan peneliti dan bahkan mungin pernah dilakukan oleh siswa-siswa yang lain ataupun dilingkungan mereka. Peneliti memilih kisah sederhana yang bias terjadi dalam kehidupan sehari-hari siswa agar pesan moral yang ingin disampaikan oleh penelit dapat mudah diresapi oleh siswa dengan membaca. Tema yang digunakan dalam buku cerita bergambar ini adalah bersikap antikorupsi yang diambil dari lingkungan siswa itu sendiri. 5.) Judul Buku

Judul buku cerita bergambar ini adalah “Korupsi Di Sekitar Kita”. Buku ini berisi tentang tindakan-tindakan korupsi yang biasanya terjadi dalam keseharian siswa dan nilai-nilai kejujuran yang seharusnya dilakukan untuk tidak terjadinya tindakan korupsi.

70

Gambar yang dibuat dalam buku cerita bergambar merupakan hasil kerja sama antar penulis dan pembuat gambar. Penulis memberikan ilustrasi dan di realisasikan oleh penggambar.

7.) Teknik pengerjaan

Pengerjaan buku cerita bergambar ini menggunakan teknik gabungan antara manual dan komputer. Sketsa digambar secara manual dan kemudian discan, diproses, dan diwarnai secara digital menggunakan aplikasi Corel Draw X6.

8.) Warna

Warna yang digunakan menggunakan warna campuran, yaitu warna cerah dan warna gelap, yang dimana sesuai dengan latar tempat yang ada di dalam buku cerita bergambar. Karena untuk siswa kelas atas juga dapat belajar tentang warna yang ada dalam buku cerita bergambar. 9.) Tipografi

Tipografi merupakan gaya format penulisan yang digunakan dalam buku. Gaya yang digunakan pada pengembangan buku cerita bergambar ini menggunakan 2 gaya format penulisan, yatu Bouhaus 93 pada sampul judul dan tutup sampul dan Times New Roman pada isi cerita buku.

10.) Teknik Cetak

Jenis kertas yang digunakan oleh peneliti untuk mencetak cover buku cerita adalah kertas ivory 190 sedangkan jenis kertas yang digunakan peneliti untuk mencetak isi buku adalah HVS 100. Teknik penjilidan yang

71

digunakan oleh peneliti adalah stapler tengah, sementara isi buku cerita menggunakan cetak bolak balik.

Dokumen terkait