• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV Sekolah Dasar"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTI KORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Hary Wicaksono NIM:131134173. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini Kupersembahkan Untuk:. 1. Tuhan Yang Maha Esa. 2. Orangtua peneliti, Bapak Hariawan Dwi Utomo dan Ibu Slamet Wigiyani. 3. Kakak dan Adik peneliti, Dominicus Hari Widianto dan Benidiktus Tri Wibowo. 4. Keluarga besar yang ada di Yogyakarta. 5. Saudara-saudara yang mendukung untuk menyelesaikan skripsi. 6. Teman-teman yang selalu mendukung untuk menyelesaikan skripsi khususnya Erwin, Fian, Indra, Tokek, Jisung dan There Amel. 7. Julia Kartika sebagai teman yang spesial untuk peneliti. 8. Teman-teman tercinta yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. 9.Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan seluruh pendidik Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.. iv.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Tak ada pengorbanan yang sia-sia jika kita melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab” (Hary Wicaksono) “Happines is not by chance, but by choice” (Jim.Rohn) “ Satu-satunya cara untuk mengalahkan ketidakmungkinan adalah dengan mempercayainya bahwa itu mungkin.” Charles Kingsleigh. v.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI UNTUK PEMBELAJARAN MEMBACA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR Hary Wicaksono Universitas Sanata Dharma 2020 Pendidikan antikorupsi merupakan kewajiban yang harus diperoleh seorang anak untuk mengajarkan siswa-siswa berperilaku jujur dan tidak curang. Pendidikan antikorupsi memiiki peran penting untuk menanamkan sikap-sikap jujur, tanggung jawab, disiplin, dll. Pendidikan anti korupsi dapat diajarkan melalui pembelajaran dengan berbagai media, salah satunya adalah menggunakan buku cerita bergambar yang menarik bagi siswa. Tujuan penelitian ini adalah membuat produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV SD. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian research & Development (R&D) Borg dan Gall yang sudah di modifikasi menurut Sugiyono dan menjadi langkah prosedur penelitian. Langkah-langkah prosedur penelitian tersebut adalah 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan informasi, 3) desain produk, 4)Validasi desain, 5) Revisi desain, 6) Uji Coba Produk, dan 7) Revisi Produk. Untuk instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV SDN Sarikarya sebagai data analisis kebutuhan, dan untuk kuesioner digunakan untuk validasi buku cerita bergambar yang telah dibuat. Berdasarkan hasil validasi, buku cerita bergambar didapat skor oleh dosen ahli sejumlah 4,37 dan dari guru kelas didapat skor 4,50. Rata-rata skor yang didapatkan adalah 4,43 dalam kategori “sangat baik”. Sedangkan uji coba produk kepada enam siswa IV SD memperoleh hasil rata-rata 4,33 dalam kategori “sangat baik”. Penilaian buku cerita bergambar ditinjau dari aspek : 1.) Cover buku, 2.) Isi Buku Cerita,3.) Anatomi Buku. Kata Kunci : penelitian pengembangan buku cerita bergambar, pendidikan antikorupsi, pembelajaran membaca.. viii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT DEVELOPMENT OF A BOOK WITH PICTURE BASED ON ANTICORRUPTION EDUCATION FOR LEARNING TO READ STUDENTS IN ELEMENTARY SCHOOL 4th GRADE Hary Wicaksono Universitas Sanata Dharma 2020 Anti-corruption education is an obligation that must be obtained by a child to teach students to behave honestly and not to cheat in studying. Anticorruption education has an important role in instilling honest attitudes, responsibilities, discipline, etc. Anti-corruption education can be taught through learning with a variety of media, one of which is using picture books that are interesting for students. The purpose of this research is to create a picture book based on anti-corruption education for the learning to read of fourth grade students in elementary school. This research uses Borg & Gall's research and development (R&D) which has been modified according to Sugiyono and is a step in the research procedure. The steps of the research procedure are 1) potential and problems, 2). information gathering, 3) design, 4) design validation, 5) design revision, 6) product trial, and 7) product revision. For the instruments used in this research were questionnaire sheets and interviews. Interviews were conducted with grade IV teachers of Sarikarya Elementary School researchers as needs analysis data, and the questionnaire was used to validate the picture book that has been made. Based on the results of the validation, a book with picture obtained a score by an expert lecturer of 4.37 and a grade teacher obtained a score of 4.50. The average score that obtained is 4.43 in the "very good" category. Whereas the product trials of six students in 4th grade elementary school obtained an average of 4.33 in the "very good" category. The evaluation of picture story books in terms of aspects: 1.) Cover of books, 2.) Contents of Story Books, 3.) Anatomy of Books. Keywords: research development of a book with picture, anti-corruption education, learning to read. Display Mobile Edit on PC Sharing Tools. ix.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………...…… iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………………….......... vii ABSTRAK…………………………………………………………………… viii ABSTRACT………………………………………………………………….. ix KATA PENGANTAR .................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1. A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1. B. Rumusan Masalah .............................................................. 5. C. Tujuan penelitian ................................................................ 5. xii.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II. D. Manfaat penelitian .............................................................. 5. E. Definisi Operasional........................................................... 6. F. Spesifikasi Produk Yang Dihasilkan .................................. 7. LANDASAN TEORI ............................................................... 9. A. Kajian Pustaka ................................................................... 9. 1. Pendidikan Antikorupsi................................................ 9. a. Pengertian pendidikan……………………………. 9 b. Pengertian korupsi….……………………………. 10 c. Penyebab Korupsi……………………………….. 11. d. Bentuk-bentuk Korupsi………………………….. 14. e. Pengertian Antikorupsi…………………………... 17. f. Nilai-nilai dalam Pendidikan Antikorupsi……….. 17. 2. Membaca…………………………………………….. 19. a. Pengertian Membaca…………………………….. 19. b. Tujuan Membaca………………………………..... 20. c. Jenis-jenis Membaca……………………………... 22. 3. Buku Cerita Bergambar................................................ 24. a. Pengertian Buku Cerita Bergambar……………... 24 b. Jenis-Jenis Buku Cerita Bergambar…………….... 25. c. Manfaat Buku Cerita Bergambar………………… 26 d. Unsur-unsur Cerita……………………………….. 27. e. Kriteria Buku Cerita Bergambar Yang baik……... 30. xiii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Karakteristik Siswa SD Kelas Atas………………….. 30 5. Penelitian Yang Relevan…………………………….. 34 6. Kerangka Berpikir…………………………………… 36 7. Pertanyaan Penelitian………………………………... 37 BAB III. METODE PENELITIAN......................................................... 38 A. Jenis Penelitian .................................................................. 38 B. Setting Penelitian .............................................................. 41 C. Prosedur dan Pengembangan Penelitian ........................... 42 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 45 E. Instrumen Penelitian.......................................................... 46 F. Teknik Analisis Data ......................................................... 56. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................... 60 A. Hasil Penelitian Pengembangan ........................................ 60 B. Hasil Validasi Desain ........................................................ 71 C. Data Hasil Uji Coba Produk .............................................. 77 D. Pembahasan ....................................................................... 80. BAB V. PENUTUP................................................................................ 84 A. Kesimpulan ....................................................................... 84 B. Keterbatasan Pengembangan ............................................ 85 C. Saran.................................................................................. 85. DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87. LAMPIRAN ..................................................................................................... 89. DAFTAR RIWAAYAT HIDUP…………………………………………….. 125. xiv.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.. Penelitian yang Relevan ................................................................. 36. Tabel 2.. Langkah prosedur pengembangan model Sugiyono ...................... 40. Tabel 3.. Daftar pertanyaan wawancara…………………………………… 47. Tabel 4.. Kisi-kisi Uji Validasi Produk ......................................................... 49. Tabel 5.. Instrumen kueisoner Uji Validasi Produk (Pakar dan Guru) ......... 50. Tabel 6.. Kisi-kisi Uji Validasi Produk (Siswa) ............................................ 53. Tabel 7.. Instrumen kuesioner Uji Validasi Produk (Siswa)......................... 54. Tabel 8.. Konversi Data Kuantitatif menjadi data Kualitatif Skala Lima Menurut Sukardjo ......................................................................... 57. Tabel 9.. Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Dengan. Skala 5......................................................................... 59. Tabel 10. Rangkuman Hasil Wawancara ....................................................... 62 Tabel 11. Penjabaran Karakter Tokoh Cerita ................................................ 66 Tabel 12. Revisi Cover Depan ....................................................................... 72 Tabel 13. Revisi Background Isi Cerita ........................................................ 72 Tabel 14. Revisi Halaman 5 .......................................................................... 73 Tabel 15. Revisi Halaman 7 .......................................................................... 73 Tabel 16. Revisi Halaman 11 ........................................................................ 74 Tabel 17. Revisi Halaman 13 ......................................................................... 75. xv.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 18 Kuesioner Ahli dan Guru Kelas ..................................................... 77 Tabel 19. Hasil Validasi dan Rekapitulasi produk…………………………. 78 Tabel 20. Rekapitulasi Produk Dalam Diagram Batang…………………… 78 Tabel 21. Kuesioner Siswa………………………………………………… 79 Tabel 22. Rekapitulasi Hasil Validasi Produk……………………………… 80. xvi.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Halaman Gambar 1. Pengenalan Tokoh Dalam Buku Cerita ........................................ 66. Gambar 2. Revisi Cover Depan ..................................................................... 72. Gambar 3. Revisi Background Isi .................................................................. 72. Gambar 4. Revisi Halaman 5 Buku Cerita ..................................................... 73. Gambar 5. Revisi Halaman 7 Buku Cerita ..................................................... 73. Gambar 6. Revisi Halaman 11 Buku Cerita ................................................... 74. Gambar 7. Revisi Halaman 13 Buku Cerita ................................................... 75. xvii.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................ 61 Lampiran 2. Data Hasil Validasi Ahli Bahasa ............................................. 63 Lampiran 3. Data Hasil Validasi Guru Kelas IV SDN Sarikarya ................ 67 Lampiran 4. Daftar Hasil Uji Perorangan Siswa Kelas IV SDN Sarikarya . 64 Lampiran 5. Daftar Hasil Coba Produk Terbatas ......................................... 73 Lampiran 6. Surat Izin Penelitian.................................................................. 91 Lampiran 7. Surat Keterangan Melakukan Penelitian ................................. 92 Lampiran 8. Dokumentasi ............................................................................ 93 Lampiran 9. Buku Cerita Bergambar (terlampir & dicetak terpisah) .......... 94 Lampiran 10. Biodata Penulis ........................................................................ 96. xviii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kewajiban yang harus diperoleh untuk seorang anak. Dengan memperoleh pendidikan anak akan mampu menjalani hidupnya dengan berpiikir yang baik dan ter arah sesuai dengan tujuan hidupnya. Hal itu dikarenakan pendidikan dapat dijadikan suatu pengalaman kehidupan yang dapat mendorong timbulnya minat untuk belajar suatu hal yang belum diketahui anak. Pendidikan yang baik dapat memberikan pembelajaran yang efisien, dengan begitu tujuan pendidikan dapat tercapai. Pendidikan Pendidikan seharusnya didiarahkan pada tujuan yang mendasar terlebih dahulu sebelum tujuan yang lebih kompleks diajarkan, pendidikan yang mendasar adalah kemampuan dalam berbahasa. Kemampuan berbahasa sangat berperan penting dalam kehidupan di zaman serba modern ini karena untuk berkomunikasi dengan baik dan benar merupakan. modal. kehidupan.. Kemampuan. berbahasa. diperoleh. dari. pengetahuan berbahasa. Oleh karena itu kemampuan berbahasa harus dikuasai oleh anak sejak dini. Beberapa keterampilan yang termasuk dalam aspek berbahasa, antara lain adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Semua keterampilan sangat dibutuhkan oleh semua orang, terkhusus untuk anak-anak baik dalam pendidikan formal maupun nonformal.. 1.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus diperhatikan adalah keterampilan membaca. Dalam kehidupan ini, manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan membaca. Sejarah perkembangan manusia terjadi sejak jaman dahulu. Perkembangan berbahasa dimuai dari anak sejak lahir,tak terkecuali ketrampilan membaca. Sejak anak dilahirkan, anak sudah mempunyai potensi yang lambat laun akan berkembang dan selalu dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya terutama keluarga (Tarigan,dkk.,1989:74). Ketrampilan anak sewaktu-waktu terus berkembang seiring dengan pengalaman hidupnya. Pada zaman yang modern ini banyak gangguan yang dapat mempengaruhi minat anak dalam membaca. Banyak hal yang lebih menarik minat anak daripada membaca,contohnya adalah kemajuan teknologi yang membuat anak lebih tertarik dengan menonton acara yang ada di televisi, bermain game online, dan penggunan handphone yang kegunaannya. disalahgunakan. Dalam. pembelajaran membaca minat baca sangat dibutuhkan untuk anak bisa agar anak dapat mendalami pembelajaran secara menyeluruh. Minat adalah sesuatu yang disenangi tanpa adanya unsur paksaan. Apabila bahan bacaan yang diterima oleh anak sesuai dengan minat dan kemampuannya, anak akan belajar dengan baik (Tarigan,dkk.,1989:94). Untuk meningkatkan minat membaca anak dibutuhkan suatu strategi pembelajaran. Salah satu strategi yang dapat meningkatkan minat membaca anak adalah menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan minat membaca siswa. Salah satu media pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan minat membaca siswa adalah buku cerita bergambar.. 2.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Buku cerita bergambar menurut Mitchell (Nurgiyantoro, 2005 : 153) menjelaskan bahwa buku cerita bergambar adalah buku yang menampilkan gambar dan teks yang keduanya saling menjalin, baik gambar maupun teks secara sendiri belum cukup untuk mengungkapkan cerita secara lebih mengesankan. Korupsi merupakan suatu permasalahan yang marak ada di Indonesia. Korupsi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti palsu, busuk, dan suap yang secara harafiah lagi diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, dan kata-kata atau ucapan yang memfitnah (Hamzah dalam Syarbini , 2014: 5). Sedangkan definisi yang diketahui oleh masyarakat umum tentang korupsi adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara tidak adil untuk memperkaya diri sendiri dengan merugikan pihak lain, entah itu negara ataupun orang yang dicurangi. Di Indonesia korupsi merupakan kecurangan yang telah merajalela. Praktik dan tindakan korupsi telah menyita perhatian masyarakat luas. Banyaknya kasus korupsi yang terungkap satu demi satu menguras pikiran masyarakat dan menggugah pikiran kritis masyarakat mengenai mrosotnya nilai moral di negara kita. Korupsi seolah-olah telah menjadi budaya di negara kita. Wakil rakyat yang telah dipilih sebagai kepercayaan masyarakat untuk duduk di kursi pemerintahan. berbondong-bondong. melakukan. korupsi. secara. massal.. Berdasarkan realita yang ada, diharapkan ada perbaikan dan solusi dari berbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Dunia pendidikan memiliki kewajiban membimbing dan mendidik generasi muda. Didikan dan bimbingan yang. 3.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dimaksud bukan dalam hal intelektual melainkan moral. Oleh karena itu, dunia pendidikan diharapkan mampu memberikan solusi dalam pencegahan korupsi. Dunia pendidikan yang memiliki peran mengajar dan mendidik generasi muda harus memberikan pembinaan moral yang nantinya akan mengarahkan anak pada sikap antikorupsi. Pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberi pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta pendidikan non formal di masyarakat (Wijaya,2014: 26). Penerapan sikap antikorupsi ini dapat dilakukan melalui sekolah, karena sekolah sebagai wahana yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai dari pendidikan antikorupsi. Bagi siswa Sekolah Dasar (SD) istilah korupsi adalah tindakan yang tidak baik yang dilakukan oleh para pejabat negeri ini. Anak hanya tahu bahwa yang melakukan tindakan korupsi para pejabat negara. Setelah melakukan wawancara tentang korupsi di kelas IV SD, 4 dari 5 anak yang memberikan pernyataan bahwa korupsi merupakan tindakan yang merugikan orang lain yang biasanya dilakukan oleh pejabat negeri ini. Berdasarkan permasalahan ini, peneliti ingin mengembangkan buku cerita anak berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca di Sekolah Dasar (SD). Buku cerita ini diharapkan dapat membantu guru untuk memudahkan penyampaian-penyampaian materi tentang pengetahuan korupsi dan sebagai cara penyampaian nlai-nilai pendidikan antikorupsi pada siswa. B. Rumusan masalah. 4.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan buku cerita bergambar berbasis anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas atas ? 2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis anti korupsi yang layak untuk pembelajaran siswa SD kelas atas ? C. Tujuan penelitian 1. Mengembangkan langkah-langkah Buku Cerita Bergambar Berbasis Anti Korupsi Untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas Atas 2. Mendeskripsikan kualitas Buku Cerita Bergambar Berbasis Anti Korupsi yang layak Untuk Siswa SD Kelas Atas. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis maupun praktis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta dapat sebagai bahan refrensidalam mengembangkan buku cerita bergambar berbasis anti korupsi untuk siswa SD kelas atas. 2. Manfaat Praktis : a. Manfaat penelitian bagi peneliti : Mendapatkan suatu pengalaman dalam membuat dan mengembangkan buku cerita bergambar berbasis anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas atas. b. Manfaat penelitian bagi siswa :. 5.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Siswa akan lebih tertarik didalam belajar, terutama tentang pengetahuan anti korupsi. Siswa jadi tahu akan buruknya tindakan korupsi. c. Manfaat penelitian bagi guru : Buku cerita bergambar ini dapat memberi refrensi guru dalam pengembangan pembelajaran dan media pembelajaran khususnya tentang pendidikan anti korupsi d. Manfaat penellitian bagi sekolah : Penelitian ini diharapkan dapat membantu sekolah khususnya dalam hal mengembangkan perangkat pembelajaran. e. Manfaat penelitian bagi prodi PGSD : Penelitian ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku cerita bergambar berbasis anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas atas. 3. Definisi Operasional a. Membaca adalah kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman atau informasi dari tulisan yang sudah dibaca. b. Buku cerita bergambar adalah sebuah buku cerita dengan narasi singkat yang disertai gambar-gambar sebagai ilustrasi yang memberikan efek visual bagi pembacanya.. 6.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. c. Pendidikan antikorupsi adalah usaha sadar untuk memberi pemahaman dan pencegahan terjadinya perbuatan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan formal di sekolah, pendidikan informal di lingkungan keluarga, serta pendidikan non formal di masyarakat. 4. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan. a. Buku cerita bergambar yang dihasilkan mengandung kegiatan yang berhubungan dengan sekolah dan siswa. b. Isi buku disesuaikan dengan perkembangan anak dengan bahasa yang sederhana. c. Kejadian-kejadian yang ada pada buku cerita berasal dari kehidupan sehari-hari d. Buku cerita mengandung isi yang akan dicapai tentang penanaman nilai-nilai pendidikan antikorupsi e. Buku cerita bergambar mengandung komponen kata pengantar, panduan menggunakan buku, isi cerita, dan refleksi. f. Buku cerita bergambar dicetak dengan menggunakan kertas ivory 190 pada bagian sampul depan dan belakang buku, sedangkan isi buku dicetak dengan kertas HVS 100 berukuran A5 (14,85 x 21 cm).. 7.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. g. Produk buku cerita bergambar yang dihasilkan memiliki 38 halaman sudah termasuk dengan sampul bagian depan dan belakang.. 8.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI A.Kajian Pustaka 1. Pendidikan Antikorupsi a.) Pengertian pendidikan Pendidikan merupakan hal yang wajib didapatkan oleh seseorang dari keluarga, masyarakan, maupun dalam komunitas formal, seperti sekolah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan dengan proses, cara, ataupun perbuatan yang mendidik. John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental (pokok) secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia (syarbini,Amirulloh dan Muhhamad Arbain 2014:3). Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaam, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.. 9.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berdasarkan beberapa definisi mengenai pendidikan yang ada di atas, pendidikan adalah sebuah usaha untuk menjadikan seseorang menjadi lebih baik dalam mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya dan dapat berguna untuk diri sendiri ataupun orang lain. b.) Pengertian Korupsi Sikap jujur merupakan salah satu sikap yang sangat langka di Indonesia. Banyak bencana birokrasi yang muncul akibat kurangnya kejujuran pada jiwa manusia. Korupsi adalah salah satu bencana birokrasi yang ada di Indonesia, yang diawali dengan adanya sikap ketidakjujuran yang akhirnya merajalela di Indonesia. Tindakan ketidakjujuran ini dikarenakan akibat tidak kuatnya dasar pendidikan karakter seseorang. Pelaku-pelaku kejahatan ini lebih mengutamakan keuntungan pribadinya dan tidak memperhatikan keadaan sekelilingnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) korupsi berarti palsu, busuk, dan suap. Namun, secara harafiah kata korupsi ialah kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, dan kata-kata atau ucapan yang memfitnah (Hamzah dalam Syarbini, 2014: 5). Sedangkan di dalam kamus hukum oleh Prof. Raden Subekti (Suradi, 2014: 62), korupsi diartikan sebagai tindak pidana memperkaya diri sendiri secara langsung atau tidak langsung dengan merugikan pihak lain. Korupsi merupakan perilaku merugikan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan pada unsur birokrasi,. 10.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. swasta, maupun masyarakat(Mukodi & Burhannudin, 2014:49). Korupsi merupakan masalah yang serius, tindakan pidana ini dapat membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, membahayakan stabilitas dan keamanan masyarakat, membahayakan pembangunan sosial dan ekonomi, dan juga politik serta dapat merusak nilai-nilai demokrasi dan moralitas karena lambat laun perbuatan tersebut menjadi sebuah budaya yang menjadikan ancaman terhadap cita-cita menuju masyarakat yang adil dan makmur.(Hartanti, 2007 :1) Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa, korupsi adalah suatu tindakan yang merugikan orang lain yang dilakukan oleh seseorang maupun beberapa orang untuk memperkaya diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. c.)Penyebab Korupsi Banyak hal yang menjadikan seseorang melakukan tindakan korupsi selain dari ketidakjujuran yang ada didalam diri seseorang tersebut, yaitu karena adanya dorongan dari luar untuk melakukan tindakan korupsi. Beberapa alasan yang menyebabkan terjadinya korupsi yaitu seperti adanya kelemahan peraturan perundang-undangan tentang korupsi yang mencakup peraturan yang monopolistik yang menguntungkan pihak penguasa. Kualitas peraturan yang kurang memadai dan kurangnya pensosialisasian sanksi yang terlalu ringan, tidak konsisten dan tebang pilih, juga lemahnya bidang evaluasi dan revisi peraturan perundang-undangan menjadi lingkaran politik saat ini. Seperti yang pernah dikatakan Yamamah. 11.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dalam Wijaya (2014: 13) bahwa ketika perilaku matrealistik dan konsumtif masyarakat serta sistem politik masih ‘mendewakan’ materi, maka dapat ‘memaksa’ terjadinya permainan uang dan korupsi. Dengan kondisi seperti itu, pastinya seseorang akan ‘terpaksa’ untuk korupsi. Berbeda pandangan yang dikemukakan oleh Arifin (2002: 32) bahwa korupsi disebabkan oleh faktor-faktor berupa: (1) aspek perilaku individu, (2) aspek organisasi, (3) aspek masyarakat tempat individu dan organisasai itu berada. Sedangkan ICW (Indonesia Corruption Watch) sebagai organisasi non pemerintah yang mempunyai tujuan untuk mengawasi dan melaporkan pada masyarakat tentang aksi korupsi yang terjadi Indonesia. Ada beberapa faktor yang mendasari seseorang untuk berbuat korupsi menurut ICW (dikutip dari www.kompasiana.com/faktorkorupsi ) dan faktor-faktor itu ialah: 1. Faktor Politik Dunia politik adalah dunia yang rentan untuk dilakukannya tindak. pidana. korupsi.. Ini. dapat. terlihat. dari. instabilitias. (ketidakstabilan) politik dari kepentingan pribadi politisi ataupun mengenai rebutan kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan. Perilaku korup seperti menyuap, politik uang merupakan fenomena yang. sering. terjadi.. Menurut. Susanto. korupsi. pada. level. pemerintahan adalah dari sisi penerimaan, pemerasan uang suap, pemberian perlindungan, pencurian barang-barang publik untuk kepentingan pribadi, tergolong korupsi yang disebabkan oleh konstitusi dalam politik.. 12.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Faktor Hukum Faktor ini dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi dari aspek perundangundangan dan sisi lainnya adalah lemahya penegakan hukum. Bibit Slamet Riyanto (Riyanto 2009: 62) mengatakan ada lima jenis potensi masalah penyebab korupsi, yaitu: a.) Sistem yang biasa diatur dalam perundang-undangan atau semacam standar profesi b.) Integritas moral dari pejabat atau petugas c.) Tingkat kesejahteraan yang masih rendah d.) Tingkat pengawasan yang masih kurang baik internal atau eksternal e.) Budaya taat aturan 3. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi dan ini terlihat dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi kebutuhan. Terkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak pendapat menyatakan bahwa kemiskinan merupakan akar masalah korupsi, namun pernyataan tersebut tidak benar sepenuhnya, sebab banyak korupsi yang dilakukan oleh pemimpinpemimpin yang tidak tergolong orang miskin. Dengan demikian korupsi bukan disebabkan oleh kemiskinan, tapi justru sebaliknya, kemiskinan disebabkan oleh korupsi (Pope, 2003: 23). 13.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Faktor Organisasi Organisasi dalam hal ini adalah organisasi yang luas, termasuk. sistem. pengorganisasian. lingkungan. masyarakat.. Organisasi yang menjadi korban korupsi atau dimana korupsi terjadi, biasanya memberi andil terjadinya korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk melakukan korupsi. Aspek-aspek terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi meliputi: a. kurang adanya teladan dari pemimpin b. tidak adanya kultur organisasi yang benar, c. sistem akuntabilitas dalam instansi kurang memadai, d. manajemen cenderung menutupi didalam organisasinya. Sebuah organisasi dapat berfungsi dengan baik apabila anggotanya bersedia mengintegrasikan diri dibawah sebuah pola tingkah laku (yang normatif), sehingga dapat dikatakan bahwa kehidupan bersama hanya mungkin apabila anggota-anggota bersedia mematuhi dan mengikuti aturan yang ditentukan. Di banyak negara berkembang muncul pandangan bahwa korupsi adalah akibat dari perilaku-perilaku yang membudaya. Anggapan ini lamalama akan berubah jika uang pelicin yang diminta semakin besar, atau konsumen tahu bahwa kelangkaan yang melandasi uang semir sengaja diciptakan atau justru prosedur dan proses yang lebih baik bisa diciptakan. d.) Bentuk-bentuk Korupsi. 14.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK: 2006), bentuk – bentuk yang tergolong sebagai korupsi adalah sebagai berikut : 1) Kerugian Uang Negara Maksudnya adalah secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri atau. orang. lain. atau. korporasi,. menyalahgunakan. kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada. 2) Suap Menyuap Maksudnya memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada penyelenggara Negara dengan maksud supaya berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu dalam kewenangannya. Bagi penyelenggara negara, menerima sesuatu atas janji dari pihak lain merupakan bagian dari suap. 3) Penggelapan Dalam Jabatan. Maksudnya. seseorang. yang. ditugaskan. untuk. menjalankan suatu jabatan umum secara terus menerus atau sementara waktu, dengan sengaja menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan karena jabatannya oleh diri sendiri atau dibentuk pihak lain. 4) Pemerasan. Maksudnya,. seseorang. yang. ditugaskna. untuk. menjalankan suatu jabatam umum secara terus menerus atau. 15.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sementara waktu, meminta atau menerima sesuatu seolah – olah merupakan utang terhadap dirinya, padahal diketahui bahwa hal tersebut bukan merupakan utang piutang. 5) Perbuatan Curang Maksudnya,. seseorang. yang. ditugaskan. untuk. menjalankan suatu jabatan, sengaja melakukan perbuatan curang atau membiarkan adanya perbuatan curang terjadi di lingkungan. jabatannya.. Misalnya,. markup. anggaran,. penggunaan anggaran yang tidak sesuai dengan alokasi anggarannya. 6) Benturan Kepentingan Dalam Pengadaan. Maksudnya,. seseorang. yang. ditugaskan. untuk. menjalankan suatu jabatan baik langsung maupun tidak langsung dengan sengaja turut serta dalam pemborongan, pengadaan atau persewaan yang pada saat dilakukan, untuk seluruh atau sebagian ditugaskan untuk mengurus atau mengawasinya. 7) Gratifikasi pemberian yang diberikan atas diperolehnya suatu bantuan atau keuntungan. Menurut UU No. 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi, gratifikasi didefnisikan sebagai pemberian dalam arti luas yakni yang meliputi pemberian uang, barang, rabat atau diskon, komisi,. 16.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma – cuma, dan fasilitas lainnya. e.)Pengertian Antikorupsi Banyaknya kasus korupsi di negara ini membuat adanya gerakanantikorupsi. Gerakan anti-korupsi ini merupakan upaya yang dibuat oleh seluruh komponen bangsa untuk mencegah terjadinya perilaku yang koruptif. Anti korupsi merupakan sifat tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang terhadap tindakan korupsi. Antikorupsi merupakan sikap yang dapat mencegah dan menghilangkan bagi berkembangya korupsi (Syarbini & Arbaik, 2014:6). Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa anti korupsi adalah usaha yang dilakukan untuk mencegah dan menghilangkan perilaku yang bersifat koruptif dengan cara menumbuhkan sikap yang tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang terhadap berkembangnya korupsi.. f.) Nilai-nilai dalam Pendidikan Anti Korupsi Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud, 2012), terdapat nilai-nilai yang diinternalisasikan dalam pendidikan antikorupsi, yaitu: a. Kejujuran Kejujuran adalah Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. 17.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Kepedulian Kepedulian adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. c. Kemandirian Kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugasnya. d. Kedisiplinan Kedisiplina adalah tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. e. Tanggung Jawab Tanggung Jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya sendiri, masyarakat, lingkngan, negara, dan Tuhan Yang Maha Esa. f. Kerja keras Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai g. Kesederhanaan Kesederhanaan adalah sikap dan perilaku yang tidak berlebihan, tidak banyak seluk-beluknya, tidak banyak pernik, lugas, dan apa adanya, hemat sesuai kebutuhan, dan rendah hati. h. Keberanian Mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya, serta pantang mundur.. 18.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. i. Keadilan Sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak/tidak pilih kasih, seimbang, berpihak pada kebenaran, objektif, dan proporsional. Dengan menjalani kehidupan atau melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar yang didasari 9 nilai-nilai anti korupsi dapat mengubah diri sendiri dan orang lain khususnya siswa menjadi pribadi yang lebh baik dan tertanam sikap anti korupsi pada diri masing-masing ataupun orang lain. Penanaman nilai anti korupsi perlu diberikan di semua tingkat pendidikan. 2.Membaca a.)Pengertian Membaca Membaca merupakan kegiatan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Di setiap waktu manusia akan selalu bertemu dengan berbagai macam tulisan. Untuk memahami tulisan yang ada harus memiliki kemampuan membaca. Setiap hari manusia menggunakan kemampuan membaca seperti koran, membaca berita di media elektronik, membaca buku, dan kegiatan membaca lainnya. Kegiatan membaca juga tidak terlepas dari bagian pembelajaran di sekolah. Buku sebagai salah satu bahan bacaan yang digunakan dalam pembelajaran yang ada di sekolah. Kegiatan membaca bagi anak-anak merupaka sebuah jembatan untuk menggapai cita-cita. Karena dengan membaca anak akan berproses memahami dan mengerti, dengan membaca anak akan lebih banyak tahu tentang banyak hal. Membaca adalah sebuah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan dari penulis melalui media cetak (Tarigan, 1986 : 7).. 19.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pengertian membaca yang luas (dalam, Depdikbud, 1985 :11 ) yaitu proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif. yang dilakukan dengan tujuan. memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu dan penilaian terhadap keadaan,nilai, fungsi dan dampak bacaan itu. Membaca merupakan kegiatan memandangi lambang-lambang tertulis, Namun tidak hanya memandang lambang-lambang semata. Bermacam-macam kemampuan diperlukan oleh seseorang untuk memahami lambang-lambang yang dibaca. Hodgson mengemukakkan bahwa membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis( Tarigan, 1987 : 7). Menurut Rahim (2007 : 2), membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekadar meafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan yang kompleks, yang bertujuan untuk merngartikan lambang tertulis sehingga dapat memperoleh pesan dan makna yang terkandung dalam lambang tertulis tersebut. b.) Tujuan Membaca Membaca merupakan suatu sikap yang memandangi lambang tertulis yang dilakukan oleh manusia, untuk mendapatkan pesan dan makna yang terkandung dalam lambang tersebut. Akhadiah dkk. (1992 :33) mengemukakan bahwa dengan kemampuan membaca yang memadai, pembaca akan lebih mudah menggali. 20.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. informasi dari berbagai sumber tertulis. Siswa yang memiliki kemampuan membaca yang baik mampu memahami materi yang disajikan secara tertulis dengan baik pula.Tarigan (1987: 9) juga mengemukakkan bahwa tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Anderson (dalam Tarigan 1984 : 9) juga menyebutkan ada beberapa tujuan dari membaca. Tujuan membaca itu adalah sebagai berikut : a. Membaca untuk memperoleh rincian atau fakta. Misalnya untuk mengetahui sebuah berita, hal-hal apa saja yang terjadi di dalam berita tersebut. Seperti kejadian sehari-hari. b. Membaca untuk memperoleh ide-ide utama. Dalam kegiatan ini, pembaca ingin mengetahui mengapa bacaan yang dibacanya menjadi topik yang baik dan menarik, masalah apa yang ada pada bacaan tersebut, hal-hal apa saja yang bisa dipelajari dari bacaan tersebut, dan hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencapai sesuatu. c. Membaca untuk mengetahui suatu susunan atau urutan cerita. Misalnya sebuah cerita, seorang pembaa membacanya agar tahu alur yang ada pada cerita dan bisa mengetahui hal-hal yang terjadi pada cerita tersebut. d. Membaca untuk menyimpulkan. Kegiatan membaca ini adalah mengambil inti dari bacaan yang telah dibaca. e. Membaca untuk dapat mengelompokan atau mengklarifikasi sesuatu. Ini dapat dicontohkan kegiatan membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa saja yang tidak biasa, tidak wajar mengenaik seorang tokoh, apa. 21.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita tersebut benar atau tidak. Pembaca akan mengeompokkannya. f. Membaca untuk dapat menilai dan mengevaluasi. Tujuan membaca ini menginginkan apakah dalam bacaannya tersebut ada sesuatu hal yang salah yang dapat diperbaiki. g. Membaca untuk dapat membandingkan atau mempertentangkan. Dalam tujuan ini, kegiatan yang dilakukan pembaca adalah membandingkan dua bacaan yang memiliki kisah yang hampir sama. Tujuan membaca setiap orang berbeda-beda, namun memiliki inti yang sama yaitu memahami lambang tertulis untuk mendapatkan pesan dan makna yang terkandung dalam lambang tertulis. Sejak dini, akan lebih baik anakanak dibiasakan untuk membaca. Karena dengan membaca anak-anak akan cepat berkembang ilmu pengetahuannya, namun jangan adanya paksaan. Jika adanya paksaan untuk membaca, anak akan membenci membaca. Orang tua disarankan untuk melaksanakan kegiatan membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan tanpa adanya unsur paksaan. c.)Jenis-jenis Membaca Jenis membaca dibagi menjadi 2 yaitu: a. Membaca nyaring (Reading out loud) Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang menjadi alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran, dan perasaan. 22.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengarang. Dalam hal ini, pendengar benar-benar harus menyimak bahan yang dibicarakan agar dapat mengerti dan memahami isi bacaan yang dibacakan dalam ingatannya. Bahan bacaan yang dipilih haruslah mengandung isi dan bahasa yang mudah dipahami (Broughton dalam Tarigan,1984: 23). Membaca nyaring menjadi sebuah pendekatan yang dapat memuaskan serta memenuhi ragam tujuan untuk mengembangkan keterampilan dalam bahasa. Dalam mengajarkannya guru perlu memahami proses komunikasi dua arah (Tarigan, 1984:23). Membaca nyaring memiliki beberapa tujuan sebagai berikut: 1) Memotivasi siswa untuk mau membaca. 2) Membuat siswa dapat membaca dan gemar membaca. 3) Memberi pengalaman dalam membaca yang menyenangkan. 4) Membangun komunikasi guru dan siswa. 5) Guru/ pustakawan/ kepala sekolah dapat menjadi teladan siswa untuk membaca. b. Membaca dalam hati (Silent Reading) Tujuan dari kegiatan membaca di dalam hati ialah untuk memperoleh informasi (Tarigan, 1984: 29). Guru dan Orang tua seharusnya memberikan latihan membaca dalam hati sejak dini kepada anak. Karena jika anak sudah mampu membaca dalam hati, anak-anak telah mencapai keterampilan kecepatan dalam pemahaman frase-frase, kosa kata yang semakin banyak. Kegiata membaca dalam hati lebih berkembang di masyarakat, karena membaca dalam hati lebih praktis dan ekonomis dilakukan. Selain itu. 23.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. membaca dalam hati dapat di lakukan dimanapun tanpa menganggu orang yang ada disekitarnya. 3. Buku Cerita Bergambar a.) Pengertian Buku Cerita Bergambar Buku cerita bergambar merupakan salah satu variasi yang digunakan sebagai bahan bacaan anak-anak. Buku cerita bergambar dapat menarik minat anak untuk membaca. Untuk anak Sekolah Dasar (SD) buku yang disertai gambar memiliki peranan pentung dalam proses pembelajaran. Dengan adanya gambar siswa dapat berimajinasi untuk mengetahui alur cerita dari suati cerita. Buu-buku yang memiliki gambar akan lebih menarik perhatian dari siswa. Buku cerita bergambar adalah buku yang menyampakan cerita bergambar dan teks dan keduanya saling menjalin (Micthel, 2003: 87). Nurgiyantoro mengatakan bahwa buku cerita bergambar adalah bacaan cerita yang menampilkan teks narasi secara verbal dan disertai gambar-gambar ilustrasi (Nurgiyantoro, 2005: 152). Sedangkan Lukens ( dalam Nurgiyantoro,2005 : 153) berpendapat bahwa ilustrasi cerita dan gambar adalah media yang berbeda tetapi dalam buku cerita keduanya secara bersama membentuk suatu perpaduan. Dengan demikian pembaca dapat mengerti alur cerita yang diberikan dari teks narasi dan gambar tersebut. Akan lebih baik apabila buku cerita bergambar memiliki tampilan serta isi yang menarik, sehingga membuat siswa tertarik dalam membaca. Apabila buku itu dibuat secara asal-asalan, kegiatan membaca buku. 24.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tersebut dapat menjadi hal yang membosankan ketika anak membaca ( Priyono, 2006 : 3) Dari berbagai definisi diatas buku cerita bergambar adalah buku yang didalamnya termuat gambar dan terdapat narasi singkat. Gambar yang disertai kata narasi merupakan kesatuan yang padu, Sehingga gambar dan kata narasi membentuk ilustrasi alur cerita buku cerita bergambar tersebut. Buku cerita bergambar merupakan salah satu media yang effektif dalam mengembangkan pengetahuan anak, karena mengkombinasikan kata-kata dan gambar secara terpadu. b.) Jenis-jenis Buku Cerita Bergambar Menurut Mc Elmeel (2002) jenis-jenis buku cerita bergambar ada 6, yaitu : 1. Fiksi Buku fiksi adalah buku yang menceritakan khayalan, rekaan, atau sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh. Kategori yang termasuk dalam fiksi adalah cerita hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang dibuat penulis sesuai imajinasinya. 2. Historis Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri pada suatu fakta atau kenyataan dimasa lalu. Buku ini meliputi kejadian sebenarnya, tempatm atau karakter yang merupakan bagian dari sejarah. 3. Informasi. 25.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Buku informasi adalah buku-buku yang memberikan informasi faktual. Buku informasi menyampaikan fakta dan data apa adanya, yang berguna untuk menambaah ketrampilan, wawasan, dan juga bekal teoritis dalam batas tertentu bagi anak. 4. Biografi Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang mulai dari kelahiran hingga kematiannya jika sudah meninggal. 5. Cerita rakyat Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah ang asal muasalnya bersumber dari masyarakat serrta tumbuh dan berkembang dalam masyarakan di masa lampau. 6. Kisah nyata Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah situasi atau perstiwa. c.) Manfaat Buku Cerita Bergambar Nurgiyantoro (2005: 152) mengemukakkan bahw dengan gambar-gambar cerita menarik yang dihadirkan, siswa akan membaca dengan penuh kesungguhan mengikuti dan mencoba memahami alur gambar aksi yang dilihatnya, dan itu mungkin sekali dilakukan berkali-kali. Gambar-gambar tersebut menjadi daya gerak anak untuk mengembangkan fantasi lewat imajinasi dan logika. Mitchel (Nurgiyantoro, 2005 : 159-163) menunjukkan beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi siswa, yaitu:. 26.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa terhadap pengembangan dan perkembangan emosi anak. b. Buku cerita bergambar dapat membantu siswwa belajar tentang orang lain, hubungan yang ada terjadi dan pengembangan perasaan. c. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa belajar tentang orang lain, hubungan yang ada terjadi, dan pengembangan peraasaan. d. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa untuk memperoleh kesenangan. e. Buku cerita bergambar dapat membantu suswa untuk mengapresiasi keindahan. f. Buku cerita bergambar dapat membantu siswa untuk menstimulasi imajinasi. Dengan mengetahui berbagai manfaat Buku cerita bergambar dari para ahli. Buku cerita bergambar sangat berguna sebagai media sarana saat proses pembelajaran berlangsung. d.)Unsur-unsur cerita. Unsur interistik adalah unsur-unsur cerita fiksi yang secara langsung berada di dalam, menjadi bagian dan ikut membentuk eksistensi cerita yang bersangkutan.Unsur fiksi yang termasuk dalam kategori ini adalah tokoh dan penokohan, alur, pengaluran, dan berbagai peristiwa yang membentuknya, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Berbeda dengan unsur ekstrinsik, di pihak lain, adalah unsur yang berada di luar teks fiksi yang bersangkutan, tetapi mempunyai. 27.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pengaruh. membangun. cerita. yang. dikisahkan,. langsung. atau. tidak. langsung(Nurgiyantoro, 2005 : 221). Rampan (2012: 73) yang menyatakan bahwa sebuah cerita terdiri dari beberapa pilar, yaitu, : 1. Tema Tema merupakan pilar pertama yang menjadi rancangan awal penulis untuk membangun sebuah cerita yang dilandasi amanat atau pesan moral yang ingin disampaikan pada pembaca. Pemberian amanat perlu dibuat secara menarik sehingga pembaca merasa tidak sedang membaca wejangan moral. Pembaca dihadapkan pada sebuah cerita yang menarik dan menghibur dan dari bacaan itu pembaca dapat membangun pengertian dan menarik kesimpulan tentang pesan apa yang hendak disampaikan pengarang. 2. Tokoh Pilar kedua dalam sebuah cerita adalah tokoh. Secara umum, tokoh atau penokohan dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama yang bersifat protagonis dan tokoh yang bersifat antagonis.Selain tokoh-tokoh yang ada di atas, ada juga tokoh lain sebagai pelengkap untuk menjadi kesatuan cerita. Penulis harus memperhatikan kejelasan karakter dari setiap tokohnya. 3. Latar Pilar keketiga dalam sebuah cerita adalah latar. Latar termasuk bagian paling penting dalam sebuah cerita. Peristiwa-peristiwa dalam cerita dapat dibangun dengan menarik bila penempatan latar waktu dan tempat. 28.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dilakukan dengan tepat, hal ini dikarenakan latar berhubungan dengan tokoh dan karakter. Latar menunjukkan bahwa cerita tertentu dapat menghidupkan tokoh-tokoh dan menghidupkan alur yang lebih spesifik. 4. Alur Pilar ke empat dalam sebuah cerita adalah alur. Alur merupakan bagian dari nyawa, pengarang dituntut untuk dapat membuat alur cerita yang menarik sehingga kronologi yang ada dalam suatu cerita dapat membuat pembaca merasakan ikut menjadi bagian dalam penceritaan. Alur dapat dibina secara lurus atau kronologis. Peristiwa-peristiwa dibuat berkaitan langsung satu sama lain sehingga cerita berakhir. Alur yang baik tidak datar, tapi ada naik dan ada turun, ada puncak masalah dan ada juga penyelesaiannya. 5. Gaya Gaya merupakan pilar terakhir dalam pembuatan cerita. Inilah elemen yang terakhir dalam sebuah tulisan yang sempurna. Cerita yang biasa bisa menjadi bagus jika diceritakan secara baik. Krena keberhasilan sebuah cerita. bukan. pada. apa. yang. dikatakan. melainkan. bagaimana. mengatakannya. Kalimat-kalimat yang enak untuk dibaca, ungkapanungkapan yang baru dan hidup, pemecahan persoalan yang rumit namun penuh tantangan, pengalaman-pengalaman kemanusiaan yang bernuansa kemanusiaan, dan sebagainya merupakan muatan gaya yang membuat pembaca terpesona. Gaya adalah salah satu kunci dalam yang menentukan berhasil atau gagalnya sebuah cerita.. 29.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. e.) Kriteria Buku Cerita Bergambar yang baik Perlu diketahui bahwa buku bacaan yang baik adalah buku bacaan yang: (1) dapat memberikan nilai positif pada pembacanya; (2) disampaikan dalam bahasa yang sederhana, enak dibaca dan penulisnya seakan ingin berbagi dengan pembaca, bukan menggurui; (3) gaya penulisan tidak meledak-ledak; (4) menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, tidak menggunakan istilah asing. yang. sebenarnya. ada. padanannya. dalam. bahasa. Indonesia. (Christantiowati,1994). Nurgiyanto (2005: 210) juga menyatakan bahwa buku cerita yang baik untuk anak seharusnya memenuhi persyaratan berikut: (1) materi dapat dipahami anak; (2) menggunakan bahasa yang sederhana sehingga dapat dibaca dan dipahami anak; (3) mempertimbangkan kesederhanaan(kompleksitas) kosakata dan struktur, dan (4) berfungsi meningkatkan kekayaan bahasa dan kemampuan berbahasa anak. Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kriteria buku cerita yang baik bagi anak adalah buku yang dibuat dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti oleh pembaca. Selain itu buku yang baik memperhatikan penggunaan bahasa yang baik dan menggunakan gambar buku full color dan lebih dominan dibandingkan teks narasinya, sehingga dapat membuat buku lebih menarik. 4. Karakteristik Siswa SD Kelas Atas. 30.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupannya. Anak-anak merupakan individu yang dapat tumbuh dan berkembang. Bukan hanya sekedar fisiknya saja yang dapat mengalami perubahan, dalam diri anak tentu dapat mengalami perkembangan sesuai dengan usianya. Setiap perubahan dalam perkembangan itu akan maksimal jika lingkungan sekitar anak tersebut mendukung. Dal) am hal ini perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh orang tua, pendidikan yang diterima, serta teman-teman yang ada disekitarnya. Jean. Piaget(. Nurgiyantoro. 2005:. 50-53). ada. 4. tahapan. perkembangan kemampuan kognitif seorang anak dibagi dalam usianya. 4 tahapan tersebut yaitu : a. Tahap sensori-motor (sejak lahir – 2 tahun) Tahap ini merupakan tahapan pertama dalam pekembangan kognitif anak. Tahap ini disebut sebagai tahap sensori-motor karena perkembangan terjadi berdasarkan informasi dari indera (senses) dan bodi (motor). Karakteristik utama dalam tahap ini adalah bahwa anak belajar lewat koordinasi persepsi indera dan aktivitas motor serta mengembangkan pemahaman sebab-akibat atau hubungan-hubungan berdasarkan sesuatu yang dapat diraih atau dapat berkontak langsung. Anak mulai dapat memahami hubungannya dengan orang lain, mengembangkan pemahaman objek secara permanen. Dalam usia1-2 tahun anak akan menyukai aktivitqas atau permainan bunyi yang mengandung perulangan-perulangan yang. 31.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ritmis. Anak menyukai bunyi-bunyian yang bersajak dan berirama. Permainan bunyi yang dimaksud dapat berupa nyanyian, kata- kata yang dinyanyikan, atau kata-kata biasa dalam perkataan yang tidak dilagukan. Permainan bunyi yang berwujud repetisi dan keritmisan merupakan dasar penting bagi bangunan sebuah sajak. b. Tahap praoperasional ( 2 -7 tahun) Dalam tahap ini anak mulai dapat “mengoperasikan” sesuatu yang sudah mencerminkan aktivitas mental dan tidak lagi semata-mata bersifat fisik. Karakteristik dalam tahap ini antara lain adalah : 1.) Anak mulai belajar mengaktualisasikan dirinya lewat bahasa, bermin, dan menggambar( corat-coret). 2.) Jalan pikiran anak masih bersifat egosentris, menempatkan dirinya sebagai pusat dunia, yang didasarkan persepsi segera dan pengalaman langsung karena masih kesulitan menempatkan dirinya diantara orang lain. 3.) Anak mempergunakan simbol dengan cara elementer yang pada awalnya lewat gerakan-gerakan tertentu dan kemudian lewat bahasa dalam pembicaraan. 4.) Pada masa ini anak mengalami proses asimilasi dimana anak mengasimilasikan sesuatu yang didengar, dilihat, dan dirasakan dengan cara menerima ide-ide tersebut ke dalam suatu bentuk skema dalam kognisinya.. 32.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Kemungkinan impliksi terhadap buku bacaan sastra yang sesuai dengan karakteristik pada tahap perkembangan intelektual tersebut adalah (a) buku-buku yang menamplkan gambar-gambar sederhana sebagai ilustrasi yang menarik, (b) Buku-buku bergambar yang memberikan kesempatan pada anak untuk memanipulasikan, (c)buku-buku yang memberikan kesempatan anak untuk mengenali objek-objek dan situasi tertentu yang berakna baginya, dan (d) buku-buku cerita yang menampilkan tokohdan alur mencerminkan tingkah laku anak. c. Tahap operasional konkret(7-11 tahun) Pada tahap ini anak mulai dapat memahami logika secara stabil. Karakteristik anak pada tahap ini antara lain : 1.) Anak dapat membuat klasifikasi sederhana, mengklarifikasikan objek berdasarkan sifat-sifat umum, misalnya klasifikasi warna, klasifikasi karakter tertentu. 2.) Anak dapat membuat urutan sesuatu secara semestinya, menurut abjad, angka, besar-kecil, dan lain-lain. 3.) Anak mulai dapat mengembangkan mengembangkan imajinasinya ke masa lalu dan masa depan. 4.) Anak mulai dapat berpikir argumentatif dan memecahkan masalah sederhana.. d. Tahap operasi formal (11-12 tahun ke atas). 33.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pada tahap ini adalah tahap awal adolesen, anak sudah mampu berpikir abstrak. Karakteristik penting dalam tahapan ini adalah : 1.) Anak sudah mamppu berpikir”secara ailmiah”, berpikir teoritis, beragumentasi dan menguji hipotesis. yang mengutamakan. kemampuan berpikir. 2.) Anak sudah mampu memecahkan masalah secara logis dengan melibatkan berbagai masalah yang terkait 5.Penelitian yang Relevan Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Yani Mulia Liem (2006) dengan judul “Pengaruh Buku Cerita Bergambar terhadap Pemahaman Cerita Anak Usia 8-9 tahun”. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu untuk mengungkap adanya pengaruh yang ditimbulkan secara signifikan oleh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Subjek yang di teliti adalah 74 siswa SD. Peneliti menyimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh buku cerita bergambar dan buku cerita tidak bergambar terhadap pemahaman cerita anak usia 8-9 tahun. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Merpin Saogo (2016) dengan judul “Pengembangan Prototype Buku Cerita Anak tentang Terumbu Karang dalam Konteks Empowering Masyarakat Mentawai untuk anak 9-12 tahun”. Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D(Research & Development). Penelitian ini di uji coba kepada 22 siswa di SD St. Fransiskus Sikabaluan daerah Mentawai. Prototype buku cerita yang dikembangkan oleh. 34.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. peneliti sudah layak untuk digunakan. Dapat dikatakan layak karena sudah melalui hasil validasi ahli dan uji coba. Kualitas prototype buku yang dihasilkan mendapatkan nilai 4,48 yang artinya sangat baik dan layak utuk digunakan. Penelitian yang ketiga adalah penelitian yang dilakukan oleh Lusia Yeni Puspitasari (2011) dengan judul “Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Teintegrasi dengan Pendidikan Antikorupsi pada Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Joannes Bosco Yogyakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk yang berupa model pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi dengan pendidikan antikorupsi.subjek yang di teliti adalah siswa kelas VII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Tanggapan siswa mengenai sikap antikorupsi masih positif. Mereka menolak dengan tegas tindakan korupsi dan berharap para koruptor diberi sanksi tegas agar tidak berani melakukan korupsi.. 35.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Yani Mulia Liem (2006) “Pengaruh Buku Cerita Bergambar terhadap Pemahaman Cerita Anak Usia 8-9 tahun”. Merpin Saogo (2016)“Pengembangan Prototype Buku Cerita Anak tentang Terumbu Karang dalam Konteks Empowering Masyarakat Mentawai untuk anak untuk anak 9-12 tahun”. Lusia Yeni Puspitasari (2011) “Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Teintegrasi dengan Pendidikan Antikorupsi pada Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Joannes Bosco Yogyakarta”. Pengembangan Buku Cerita Anak Berbasis Pendidikan Antikorupsi untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas atas. 6. Kerangka Berpikir Banyaknya korupsi yang ada di Indonesia merupakan suatu permasalahan yang perlu diatasi, agar masyarakat Indonesia dapat hidup sejahtera. Untuk menyelsaikan permasalahan korupsi perlu adanya pendidikan antikorupsi yang ditanamkan ke anak-anak sejak dini.Ditanamkan kepada anak – anak karena pada masa ini adalah masa anak untuk menerima semua pembelajaran yang akan menentukan masa depan mereka. Pada masa anak-anak akan mudah menerima pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan suatu pengantar pesan. Untuk menyampaikan pembelajaran tentang antikorupsi, buku cerita bergambar dapat menjadi salah satu pilihan untuk guru.. 36.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Buku ceita bergambar merupakan media cerita dalam bentuk teks narasi yang disertai gambar-gambar sebagai ilustrasi pembaca. Buku cerita bergambar menyampaikan nilai-nilai pendidikan antikorupsi melalui pesan moral.Gambar pada buku cerita mengarahkan siswa untuk imajinasi atau gambaran visual kepada anak. Hal ini membuat anak akan lebih mudah untuk menyerap dan memahami cerita yang terkandung dalam buku. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan buku cerita bergambar untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar dalam menanamkan pendidikan antikorupsi. Pengembangan media ini bertujuan untuk menciptakan suatu variasi baru media pembelajaran. Pendidikan antikorupsi dan pembelajaran membaca diperoleh berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan kepada guru. Pendidikan antikorupsi sangat perlu diajarkan dari sejak dini kepada siswa. 7.Pertanyaan penelitian Berdasarkan uraian teori di atas, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan peneliti sebagai berikut : 1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran siswa. SD kelas atas?. 2. Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi yang layak untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas atas?. 37.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian Jenis peelitan yang dikembangkan pada penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau penelitian R&D (Research & Development). Sugiyono (2012:297) menyatakan bahwa R&D adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian R&D menghasilkan sebuah desain produk berupa, “Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Antikorupsi untuk Pembelajaran Membaca Siswa Sekolah Dasar Kelas Atas”. Penelitian ini mengadaptasi model penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall (Sugiyono 2012 :298) yang terdiri dari 10 langkah yaitu : (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk,. (4) validasi. desain, (5) revisi desain, (6)uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9)revisi produk, (10) produksi massal. 1. Potensi dan masalah. Pada tahap ini peneliti dalam mencari potensi dan masalah untuk pengembangan produk dan analisis kebutuhan menggunakan metode wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas IV SD di SD N Sarikarya pada tahap ini peneliti melakukan wawancara untuk menemukan potensi dan masalah dalam mengumpulkan data terkait dengan pendidikan. 38.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. antikorupsi di sekolah dan kebutuhan informasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi. 2. Pengumpulan data. Setelah mengetahui potensi dan masalah, peneliti mengumpulkan data dari hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Hasil dari pengumpulan data tersebut peneliti gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca kelas atas SD Sarikarya. 3. Desain produk. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca kelas atas. Desain produk yang akan dilaksanakan berupa penulisan cerita, pemilihan gambar yang sesuai dengan karakteristik anak dan maslah yang sering terjadi di lingkungan anak yang berkaitan dengan pendidikan antikorupsi, tahap pembuatan sketsa, pewarnaan sketsa, dan pemilihan judul dan penentuan jumlah halaman yang akan dilakukan. 4. Validasi desain. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kualitas produk yang dibuat dan untuk dikembangkan. Setelah produk dibuat, produk divalidasikan kepada dosen ahli dan guru sekolah dasar kelas IV di SD Sarikarya. 5. Revisi Desain Setelah diketahui data dari penilaian terhadap produk yang dibuat melalui validasi tersebut . Peneliti melakukan perbaikan melalui kritik dan saran. 39.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dari validator. Hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan layak untuk diujicobakan kepada anak. 6. Uji coba produk Uji coba produk dilakukan kepada 6 siswa sekolah dasar kelas atas. Hal ini dilakukan untuk menguji keefektifan serta efisiensi produk yang dihasilkan setelah proses revisi desain. 7. Revisi desain Langkah ini dilakukan jika masih ada kekurangan pada saat uji coba yang dilaksanakan. Peneliti dapat memperbaiki produknya untuk dilakukan uji coba kembali. 8. Uji coba pemakaian. Kegiatan yang dilakukan setelah melakukan revisi produk adalah penguji cobaan pemakaian dalam lingkup yang lebih luas. Didalam uji coba ini tetap dilakukan penlaian untuk melihat kekurangan beserta hambatan yang muncul dalam uji coba ini agar dapat diperbaiki kembali. 9. Revisi produk. Langkah ini dilakukan jika masih ada hal yang kurang dalam pembuatan produk. 10. Produksi massal. Tahap produksi massal akan dilakukan jika produk yang dihasilkan sudah diujicobakan dan direvisi kembali sehingga menghasilkan produksi yang effektif dan efisien dan layak untuk diproduksi. Tabel 2 langkah prosedur pengembangan model Sugiyono. 40.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Potensi dan masalah. Pengumpula n data. Desain produk. Validasi Desain. Uji Coba pemakaian. Revisi Produk. Uji Coba Produk. Revisi desain. Revisi Produk. Produksi Massal. B. Setting penelitian 1.Tempat penelitian. Penelitian dilaksanakan di SD N Sarikarya yang berlokasi di Jalan Asemgede No 48, Kragilan, Condong Catur, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti melakukan penelitian di SD tersebut sekaligus merangkap program PPL atau magang guru selama 3 bulan yang menjadi syarat perkuliahan di PGSD. 2. Subjek penelitian. Yang menjadi subjek penelitian pengembangan ini adalah enam siswa kelas IV SD N Sarikarya tahun ajaran 2018/2019 yang yang terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Kemudian untuk wawancara dilakukan kepada guru wali kelas IV.. 41.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Objek penelitian. Objek penelitian ini adalah pengembangan buku cerita berbasis antikorupsi untuk siswa SD kelas atas.. 4. Waktu penelitian Penelitian yang menghasilkan produk Buku Cerita Bergambar berbasis pendidian anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV di SDN Sarikarya dilaksanakan sejak bulan 20 Oktober 2018 dan pengujian produk dilakukan pada tanggal 7 Desember 2018. C. Prosedur pengembangan Prosedur pengembangan merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian dan pembuatan buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV SD. Langkah-langkah yang peneliti ambil merupakan model penelitian Sugiyono (2011 :298). Langkah-langkah penelitian dan pengembangan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Potensi dan Masalah Peneliti mendapatkan potensi dan masalah berdasarkan dari hasil wawancara dengan orang tua murid dan guru wali kelas IV SDN Sarikarya pada tanggal 22 Oktober 2018. Wawancara dilakukan agar peneliti mendapatkan informasi dan mengidentifikasi dari fakta dan masalah yang terjadi dilapangan terkait dengan adanya pembelajaran membaca serta implementasi pendidikan. 42.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. antikorupsi untuk siswa di sekolah. Selain itu peneliti melakukan observasi pada saat jam pembelajaran berlangsung di dalam kelas. 2. Pengumpulan Data Informasi yang didapatkan dari adanya wawancara dan obsevasi di SDN Sarikarya. Teknik wawancara yang digunakan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan belajar siswa untuk membaca dan mengetahui sejauh mana pendidikan karakter berbasis pendidikan antikorupsi diimplementasikan pada siswa dikelas. 3. Desain Produk Sebelum desain produk, peneliti menyusun cerita yang cocok untuk anak kelas atas terutama anak kelas IV SD untuk pembelajaran mereka yang memiliki isi atau ada kaitannya dengan pendidikan antikorupsi. Untuk membuat cerita peneliti mengangkat cerita dengan isi yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan siswa. Setelah cerita selesai, peneliti melakukan membagi cerita sesuai di setiap halaman untuk menentukan ilustrasi gambar yang sesuai dengan jalan cerita. Barulah deasin produk dibuat dimana isi desain mencakup isi dan refleksi. 4. Validasi Desain Validasi desain digunakan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat oleh peneliti, agar produk yang dibuat effektif atau tidak berdasarkan pemikiran yang rasional. Validasi dilakukan terbatas oleh seorang ahli atau pakar saja dan belum berdasarkan fakta lapangan untuk rancangan produk pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan antikorupsi ini 43.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dilakukan oleh satu dosen dari bahasa di Universitas Sanata Dharma dan satu orang guru kelas IV SDN Sarikarya. Kritik dan saran yang diberikan oleh ahli digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan desain dari buku sebelum dilakukan revisi desain. 5. Revisi Desain Revisi desain dilakukan setelah peneliti menerima kritik dan saran dari validator.Dari hasil validasi oleh validator ada beberapa hal yang perlu diperbaiki pada desain produk. Dilakukan revisi ini untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam desain produk. 6. Uji Coba Produk Setelah melakkan revisi produk, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah uji coba produk. Uji oba dilakukan secara terbatas pada 6 siswa kelas IV SDN Sarikarya. Kegiatan inin bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan effektif dan effisien untuk digunakan. 7. Revisi Produk Proses revisi produk dilakukan setelah melakukan uji coba lapangan. Produk yang sudah dicobakan pada siswa, akan mendapatkan masukan dari siswa berupa kuesioner. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk akhir buku cerita bergambar anak berbasis pendidikan antikorupsi. Ketujuh langkah ini yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian dan pengembangan buku cerita bergambar ini, produk yang dihasilkan. 44.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dapat bermanfaat dan layak digunakan untuk pembelajaran membaca siswa SD terutama kelas IV SD. D.Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dengan teknik tertentu ( Sugiyono, 2012 : 308 ). Teknik pengumplan data ini terdiri dari teknik tes dan non-tes. Sugiyono mengungkapkan bahwa teknik pengumpulan dapat dilakukan dengan interview (wawancara), angket(kuesioner), observasi(pengamatan), atau bahkan gabungan dari ketiganya. Pada. penelitian. dan. pengembangan. ini,. peneliti. menggunakan. teknik. pengumpulan data ketiganya. Pada penelitian dan pengembangan ini,peneliti menggunakan teknik pengumpulan data ketiganya, yaitu wawancara, observasi, dan kuesioner. 1. Wawancara Wawancara menjadi salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan informasi-informasi dari responden secara lebih mendalam dari sedikitnya jumlah responden (Sugiyono, 2014: 194). Peneliti melakukan wawancara terstruktur dan tidak terstrutur. Wawancara terstruktur. dilakukan. pada. narasumber. untuk. menganalisis. dan. mengidentifikasi kebutuhan. Di dalam pertanyaannya pun dimunculkan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana pendidikan antikorupsi diimplementasikan pada siswa dan sejauh mana siswa kesulitan dalam pembelajaran membaca yang dimuat dalam 9 pertanyaan.. 45.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan diberikan kepada narasummber, yaitu guru wali kelas IV SDN Sarikarya agar mendapat jawaban yang lebih terperinci. Sedangkan wawancara tidak tersetruktur peneliti lakukan kepada orang tua murid kelas IV. 2. Observasi Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data dari uji coba produk. Peneliti melakukan pengamatan saat adanya pembelajaran Bahasa Indonesia di dalam kelas untuk mengetahui sejauh mana implementasi dari pendidikan antikorupsi diberikan 3.. Kuesioner Kuesioner digunakan oleh peneliti dalam tahap validasi produk yang dilakukan oleh dosen ahli dan guru wali kelas IV SDN Sarikarya yang terdiri dari 16 pernyataan yang meliputi aspek buku, warna, isi cerita, pesan yang berkaitan dengan pendidikan antikorupsi, bahasa, kesesuaian gambar dengan cerita, halaman, tata letak, dan jenis huruf. Selain itu kuesioner disebarkan kepada siswa yang melakukan uji coba, untuk mengetahui sejauh mana mereka memahami isi dari produk buku cerita bergambar. Dari hasilnya kemudian dianalisis untuk melakukan perbaikan kembali agar menghasilkan produk yang lebih effektif dan effisien.. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengukur fenomena yang diamati dalam penelitian (Sugiyono 2014: 148). Instrumen penelitian dapat berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan 46.

Gambar

Tabel 2 langkah prosedur pengembangan model Sugiyono
Tabel 3 Daftar pertanyaan wawancara
Tabel 4. Kisi-Kisi Uji Validasi Produk (Pakar dan Guru)
Tabel 5. Instrumen Kueisoner Uji Validasi Produk (Pakar dan Guru)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini difokuskan pada pengembangan buku cerita berbasis pendidikan anti korupsi untuk pembelajaran membaca siswa kelas IV A SD Negeri Dayuharjo tahun

a) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi. Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk memahami dan menerima dirinya

Buku cerita bergambar yang dikembangkan adalah buku cerita bergambar yang mencakup kebutuhan siswa dan guru dengan judul “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis

a) Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap pengembangan dan perkembangan emosi. Anak akan merasa terfasilitasi dan terbantu untuk memahami dan menerima dirinya

1.4.2 Bagi Guru Buku cerita bergambar tentang bangun datar ini dapat menjadi media yang menarik untuk kegiatan belajar mengajar khususnya pada pembelajaran membaca siswa SD

Untuk memecahkan masalah; 2 cerita bergambar menarik imajinasi anak dan rasa ingin tahu tentang masalah supranatural; 3 cerita bergambar memberi anak pelarian sementara hiruk

Dari table 2 menunjukkan bahwa hasil validasi ahli materi terhadap pengembangan media pembelajaran buku cerita bergambar untuk meningkatkan minat membaca siswa kelas 2

1) Buku cerita bergambar dapat membantu pengembangan dan perkembangan emosi anak. Anak dapat terbantu untuk mengekspresikan berbagai emosinya, seperti rasa takut