• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk keterampilan membaca siswa kelas III SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk keterampilan membaca siswa kelas III SD"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN SEKS UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS III SD. SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Sinta Tan Lung NIM: 131134047. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017. i.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Karya sederhana ini saya persembahkan kepada: TUHAN YANG MAHA ESA. Kedua orang tua saya Bapak Kristian Hasmadi dan Ibu Sonia Julan yang selalu memberikan dorongan, dukungan, doa dan semangat kepada saya. Pak Damai dan Bu Erlita selaku Dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan sampai skripsi saya lancar. Adik-adik saya Imelda Wien Lung, Lidwina Deang Lung, dan Theofilus De Emanuel untuk selalu memberi semangat. Zakaria Jiang yang selalu membantu, menghibur, dan memberi semangat. Sahabat-sahabat Siska, Yustina, Atika, Cundi, Inggrid, Andrea dan Feby yang selalu mendukung dan memberikan kecerian kepada saya. Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan skripsi. Teman-teman PGSD 2013 yang berjuang bersama dalam menyelesaikan tanggujawab. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO. Usaha akan membuahkan hasil setelah hasil seseorang tidak akan menyerah -Nopoleon Hill-. Hargailah usahamu, hargailah dirimu. Harga diri memunculkan disiplin diri. Ketika memiliki keduanya, itulah kekuatan sesungguhnya –Clint Eastwood-. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN SEKS UNTUK KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS III SD Sinta Tan Lung Universitas Sanata Dharma 2017 Pendidikan seks merupakan pendidikan yang wajib diberikan pada anak SD. Pemberian pendidikan seks dapat dilakukan dengan memberikan anak buku bacaan yang tepat untuk mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan produk buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk anak SD agar mereka dapat mengerti tentang pendidikan seks dan mengetahui bagian tubuh sensitive yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengambangan (Research and Development atau R n D). Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan menurut Sugiono, yang dimodifikasi menjadi 7 langkah yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal (2) perencanaan (3)pengambangan produk awal (4) uji coba awal (5) revisi produk (6) uji coba lapangan (7) revisi produk akhir. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data. Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk dan saran untuk merevisi produk. Daftar pertanyaan digunakan untuk analisis kebutuhan guru kelas bawah SD N Donoharjo, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas produk oleh pakar, guru kelas III SD, dan 9 siswa kelas III SD sebagai subjek uji coba. Berdasarkan hasil validasi yaitu, (1) validasi pakar memperoleh skor 4,35 (2) validasi guru kelas III SD memperoleh skor 4,47 (3) Subjek uji coba dengan skor memperoleh skor 4,19. Rerata skor validasi yaitu 4,33 dengan kategori “Sangat Baik”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini menunjukan produk buku cerita bergambar yang dikembangkan layak untuk digunakan. Kata Kunci : pengembangan, buku bergambar, pendidikan seks.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. DEVELOPMENT OF ILLUSTRATED STORY BOOK BASED ON SEX EDUCATION FOR THE SKILLS READ OF ELEMENTARY SCHOOL Sinta Tan Lung Sanata Dharma University 2017 Sex education is education that must be given to elementary school children. The provision of sex education can be doneby giving a book of reading that is right for them. The purpose of this research is to produce a illustrated stoary book based on sex education for elementary school children so that they can understand about sex education and know the body sensitive that should not be touch by other people. This reseach is a type of research and development (R n D). This research use Sugiono‟s development procedure, which is modified into 7 steps: (1) intial research and information gathering (2) planning (3) early product development (4) intial trials (5) product revision (6) fiel trials (7) the revision of the final product. Istruments in this study is a list of interview questions and questionnaires used to collect data. Data in the form of assessment results on product quality and suggestions to revise the product. The questionnaire is used for the analysis of the needs of low-grade teachers of Donoharjo Elementary School, while the questionnaires are used for product quality validation by experts, third grade elemtary school teachers, and nine students of third grade elementary school as the subject of trials. Based on validation result that is (1) validation expert given a score of 4,35 (2) validation teacher third grade SD given a score 4,47 (3) subject test of 4,19. The mean score is 4,33 that is categorized “Very Good”. So, it can be concluded that this study shows a illustrated story book product developed that is feasible to use. Keywords: development, illustrated story book, sex education.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan. rahmatnya. peneliti. dapat. menyelesaikan. penelitian. dengan. judul. “Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Seks Untuk Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD” yang dibuat tanpa hambatan yang berarti.. Skripsi yang telah disusun ini berguna untuk memenuhi persyaratan. memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Peneliti menyadari bahwa dalam proses pembuatan penelitian ini peneliti tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dari itu perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada : 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. 2. Christiyanti Aprinastuti S.Si., M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD. 3. Kinta Limiansih, S.Pd., M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi PGSD. 4. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Dosen-dosen PGSD Sanata Dharma yang ikut berpartisipasi 7. Para validator yang telah berkenan membantu validasi produk. 8. Sri Harini, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N Donoharjo yang telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah. 9. Guru SD N Donoharjo yang telah berkenan membantu peneliti dalam melakukan analisis kebutuhan. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ........................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi DAFTAR BAGAN ........................................................................................... xvii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................5 1.4 Manfaat Penelitian ...............................................................................6 1.5 Batasan Istilah ......................................................................................7 1.6 Spesifikasi Produk yang Dihasilkan ....................................................7 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................9 2.1. Kajian Pustaka ...................................................................................9. 2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak ...............................................9 2.1.1.1 Tahap Perkembangan Anak ..................................................9 2.1.1.2 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ........11 2.1.2 Media Pembelajaran ...................................................................12. xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran .........................................12 2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran ..........................14 2.1.3 Buku Cerita Bergambar ..............................................................15 2.1.3.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar ....................................15 2.1.3.2 2.1.4. Jenis dan karakteristik Buku Cerita Bergambar ................17. Pendidikan Seks.........................................................................19. 2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Seks................................................19 2.1.4.2 Pentingnya Pengetahuan Pendidikan Seks Bagi Siswa ......24 2.1.5. Membaca ..................................................................................25. 2.1.5.1 Pengertian Membaca.............................................................25 2.1.5.2 Tujuan Membaca ................................................................26 2.1.5.3 Manfaat Membaca ...............................................................27 2.1.6 Penelitian Yang Relevan ............................................................28 2.2. Kerangka Berpikir ........................................................................... 32. 2.3. Pertanyaan Penelitian ........................................................................33. BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................34 3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................34 3.1.1 Potensi dan Masalah ...................................................................34 3.1.2 Mengumpulan Data ....................................................................35 3.1.3 Desain Produk ............................................................................35 3.1.4 Validasi Desain ...........................................................................36 3.1.5 Revisi Desain ..............................................................................36 3.1.6 Uji Coba Produk .........................................................................36 3.1.7 Revisi Produk .............................................................................37 3.1.8 Uji Coba Pemakaian ...................................................................37 3.1.9 Revisi Produk .............................................................................37 3.1.10 Pembuatan Produk Masal .........................................................38 3.2 Setting Penelitian................................................................................38 3.3.1 Subjek Penelitian ........................................................................38 3.3.2 Objek Penelitian .........................................................................39 3.3.3 Tempat Penelitian .......................................................................39. xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.3.4 Waktu Penelitian ........................................................................39 3.3 Prosedur Pengembangan ....................................................................39 3.2.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal ............................40 3.2.2 Perencanaan ................................................................................40 3.2.3 Pengembangan Produk Awal .....................................................40 3.2.4 Uji Coba Awal ............................................................................41 3.2.5 Revisi Produk .............................................................................41 3.2.6 Uji Coba Lapangan .....................................................................41 3.2.7 Revisi Produk .............................................................................42 3.4 Uji Coba Validasi Produk ..................................................................42 3.4.1 Uji Coba Validasi Oleh Pakar ....................................................42 3.4.2 Uji Coba Produk Melalui Uji Coba Lapangan ...........................42 3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................43 3.5.1 Wawancara .................................................................................43 3.5.2 Kuisioner ....................................................................................44 3.6 Instrumen Penelitian ...........................................................................45 3.6.1 Instrumen Pengumpulan Data ....................................................45 3.6.1.1 Pedoman Wawancara ..........................................................45 3.6.1.2 Pedoman Kuesioner ............................................................46 3.7 Teknik Analisis Data ..........................................................................49 3.7.1 Data Kualitatif ............................................................................49 3.7.2 Data Kuantitatif ..........................................................................49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................52 4.1 Analisis Kebutuhan ............................................................................52 4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ......................................52 4.2 Deskripsi Produk Awal ......................................................................53 4.2.1 Sampul Buku Cerita ...................................................................53 4.2.2 Bagian-bagian Buku Cerita ........................................................54 4.2.2.1 Kata Pengantar ....................................................................54 4.2.2.2 Tentang Buku ......................................................................55 4.2.2.3 Daftar Isi .............................................................................55. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.2.2.4 Tokoh Dalam Cerita............................................................55 4.2.2.5 Isi Buku ...............................................................................55 4.2.2.6 Refleksi ...............................................................................56 4.2.2.7 Biodata Penulis ...................................................................56 4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk .....................................................56 4.3.1 Data Validasi Pakar dan Revisi ..................................................56 4.3.1.1 Revisi Yang Dilakukan Peneliti ..........................................58 4.3.2 Data Validasi Guru SD Kelas III dan Revisi Produk .................61 4.3.2.1 Revisi Yang Dilakukan Peneliti ..........................................63 4.4 Data Validasi Uji Coba Lapangan dan Revisi Produk .......................65 4.5 Kajian Produk Akhir ..........................................................................67 4.5.1 Sampul Buku Cerita Setelah Direvisi .........................................67 4.5.2 Bagian-bagian Buku Cerita Setelah Direvisi ..............................68 4.5.2.1 Kata Pengantar ....................................................................68 4.5.2.2 Tentang Buku ......................................................................68 4.5.2.3 Daftar Isi .............................................................................68 4.5.2.4 Tokoh Cerita .......................................................................68 4.5.2.5 Isi Buku ...............................................................................69 4.5.2.6 Refleksi ...............................................................................69 4.5.2.7 Biodata Penulis ...................................................................69 4.6 Pembahasan ........................................................................................70 BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ............................75 5.1 Kesimpulan.........................................................................................75 5.2 Keterbatasan Penelitian ......................................................................76 5.3 Saran ...................................................................................................76 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................77 LAMPIRAN ..........................................................................................................80. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL. Tabel 3.1 Daftar pertanyaan wawancara ................................................................46 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuisioner Uji Validasi untuk pakar dan Guru .........................47 Tabel 3.3 Kisi-kisi kuisioner uji coba lapangan .....................................................48 Tabel 3.4 Koversi Nilai Skala Lima .......................................................................50 Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Wawancara Guru SD N Donoharjo ..........................52 Tabel 4.2 Hasil validasi Pakar ................................................................................57 Tabel 4.3 Komentar Pakar dan Revisi....................................................................57 Tabel 4.4 Hasil Validasi Guru ................................................................................62 Tabel 4.5 Komentar Guru Kelas III SD N Donoharjo ...........................................62 Tabel 4.6 Hasil Validasi Subjek Penelitian ............................................................65 Tabel 4.7 Komentar Subjek Penelitian dan Revisi.................................................66 Tabel 4.8 Rekapitulasi Skor Hasil Validasi dan Uji Coba Lapangan ....................69. xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN. Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Pengambangan menurut Sugiyono .......................38. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1 Literatur Map dan Penelitian ..............................................................31 Gambar 4.1 Cover Buku ........................................................................................56 Gambar 4.2 Revisi Buku Cerita ............................................................................60 Gambar 4.3 Revisi Buku Cerita ............................................................................61 Gambar 4.4 Revisi Buku Cerita ............................................................................61 Gambar 4.5 Revisi Buku Cerita ............................................................................62 Gambar 4.6 Revisi Buku Cerita ............................................................................63 Gambar 4.7 Revisi Buku Cerita ............................................................................65 Gambar 4.8 Revisi Buku Cerita ............................................................................65 Gambar 4.9 Revisi Buku Cerita ............................................................................66. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ...............................................81 Lampiran 2 Hasil Validasi Pakar Ahli ...................................................................83 Lampiran 3 Hasil Validasi Guru Kelas III SD .......................................................86 Lampiran 4 Hasil Validasi Siswa Kelas III SD ......................................................89 Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian ..........................................................................116 Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian Dari SD ...............................................117 Lampiran 7 Biodata Penulis .................................................................................118 Lampiran 8 Produk Buku Cerita ..........................................................................119 Lampiran 9 Foto Kegiatan Saat Uji Coba Produk ..............................................120. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membaca adalah salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh seorang siswa. Tarigan (2015: 1) keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah biasanya mengcangkup empat segi, yaitu (1) Keterampilan menyimak (2) keterampilan berbicara (3) keterampilan menulis dan (4) keterampilan menulis. Pada zaman yang semakin maju ini, suatu keharusan mendasar yang harus dilakukan oleh seorang siswa untuk dapat membaca. Dari hal tersebut siswa dapat memperoleh suatu informasi dan memperluas ilmu pengetahuan. membaca seharusnya diintegrasikan dengan subjek-subjek dan keahlian-keahlian lain, seperti ilmu pengetahuan dan studi-studi sosial, dan materi membaca seharusnya terpusat pada pengetahuan sehari-hari (Santrock, 2007: 364) Membaca tidak hanya sekedar kewajiban yang dilakukan oleh seorang siswa, tetapi harus mengerti dan makna apa yang terdapat dalam bacaan, sehingga siswa terlatih untuk memahami isi buku yang dibaca. Dalam Tarigan (2015:7) kegiatan membaca merupakan kegiatan untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.. Kegiatan membaca tidak cukup hanya memahami tulisan yang tertuang dalam buku saja, tetapi pembaca memahami sesuatu yang tertuang dalam tulisan, karena pada dasarnya tujuan membaca adalah untuk mendapatkan informasi. Kebiasaan membaca pun tidak datang secara alami, tetapi melalui pelatihan. Pelatihan itu memberikan dorongan untuk selalu membaca. Kebiasaan 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. membaca timbul karena adanya motivasi dari seorang guru kepada siswanya, dengan menyadari manfaat yang dapat dirasakan dari membaca. Seperti pada peraturan pemerintah RI No. 19/2005, pasal 19, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpasrtisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. Dari pernyataan itu, guru memiliki peran sangat penting dalam mensosialisi dan mempraktekannya. Guru harus memiliki. kreativitas. dalam memberikan. pengajaran kepada para siswa, agar dapat menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca pada siswa. Banyak kalangan termasuk para pendidik sudah memiliki kesadaran akan bahan bacaan anak-anak yang bermutu, sehingga mereka membuat sebuah buku cerita bergambar bagi anak-anak. Buku cerita ini pun tidak hanya sekedar buku, tetapi ada makna yang dimaksudkan pembuat untuk anak-anak memahaminya dengan bahasa mereka sendiri. materi-materi membaca sebaiknya utuh dan bermakna. Artinya, anak-anak sebaiknya diberikan diberikan materi dalam bentuk lengkap, seperti cerita-cerita dan puisi-puisi (Santrock, 2007: 364). Peneliti mencoba membuat buku cerita bergambar untuk anak-anak dengan memberikan isi cerita yang bermutu bagi anak, agar buku cerita tersebut dapat bermanfaat bagi mereka kelak. Untuk itu peneliti mengambil tema pendidikan seks sebagai cerita utama dari buku bergambar. Hal tersebut dimaksudkan karena banyaknya penyimpangan seksual yang sering terjadi pada.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. anak. Kasus yang terjadi di Pelembang, dilakukan oleh tersangka yang berinisial KA dengan melakukan pelecehan seksual pada anak di bawah umur. Tersangka mengakui telah melakukan pelecehan seksual kepada 8 orang anak. dengan. membujuk mereka bermain play station (Tanjung, detiknews.com, 2016). Pelaku (Emon) mengakui telah melakukan pencabulan kepada puluhan anak-anak di Sukabumi, mereka menerima uang imbalan yang diberikan oleh pelaku (ILC, youtube.com, 2014). Kasus-kasus tersebut adalah contoh kasus pelecehan seksual yang sudah marak terjadi diberbagai daerah di Indonesia. Untuk itu perlunya kesadaran dari semua pihak untuk mencegah hal itu terjadi kepada anak-anak dengan memberikan mereka pendidikan seks yang tepat. Pendidikan seks adalah pendidikan yang diberikan kepada anak usia sekolah untuk lebih mengenal bagian-bagian tubuh dan bagaimana cara menjaganya. Pendidikan seks banyak dipandang tabu oleh orangtua atau pendidik untuk diberikan kepada anak-anak, apalagi anak usia dini. Orang tua dan pendidik beraggapan anak-anak sangat tidak pantas untuk belajar pendidikan seks, padahal pada usia-usia itulah seharusnya anak-anak diberikan pendidikan seks untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Pengetahuan pendidikan seks diberikan agar anak-anak memiliki pemahaman dan pengetahuan secara sederhana untuk menjadi bekal anak menuju ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan pelecahan dan kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia meningkat 100 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Anak-anak yang tidak bersalah menjadi korban pelecahan yang dilakukan oleh sebagian besar adalah orang dewasa. Anak-.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. anak menjadi sasaran mudah bagi para pelaku karena sifat anak-anak yang masih polos dan tidak mengerti apa-apa. Terlebih lagi orangtua yang tidak pernah memberikan pemahaman bagi anak tentang pendidikan seks. Orang tua memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan seks bagi anaknya. Kunci utama dalam memberikan pendidikan seks adalah adanya komunikasi, interaksi dan mengajak anak untuk menceritakan apa saja yang dilakukan di sekolah. Jadi, dengan begitu orang tua dapat memantau apa yang anak lakukan saat di sekolah. Selain orang tua, pendidik di sekolah memiliki peran dalam memberikan pendidikan seks. Keterbatasan orang tua siswa dalam memberikan pendidikan seks bagi anak menjadi tanggung jawab penuh oleh guru, karena dari pagi hingga siang hari anak belajar di sekolah bersama para pendidik. Berdasarkan dari hal tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan guru SD sebagai langkah untuk pertama untuk peneliti mendapatkan data dalam membuat buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks. Peneliti melakukan wawancara di SD Negeri Donoharjo, yang dilaksanakan pada tanggal 17 Desember 2016. Peneliti mewawancarai guru kelas III SD Negeri Donoharjo. Guru kelas III SD Negeri Donoharjo mengatakan bahwa pendidikan seks sangat penting untuk diberikan kepada anak-anak usia dini, mengingat anak usia dini menjadi sasaran bagi para pelaku kejahatan. Anak-anak wajib diberi pemahaman tentang apa itu pendidikan seks, sehingga jika dihadapkan pada situasi itu, anakanak tahu apa yang harus diperbuat untuk melindungi tubuhnya. Guru juga memberitahukan bahwa sebenarnya pendidikan seks sudah diberikan pada anakanak hanya saja terkadang ada pertanyaan dari anak-anak yang membuat guru.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. tidak bisa menjawab karena bingung cara memberikan penjelasan agar anak-anak tidak salah memahami penjelasannya. Peneliti menyinggung tentang buku cerita bergambar saat wawancara, guru kelas III mengatakan bahwa buku bacaan untuk anak-anak sangat kurang diperpustakaan terutama buku yang tentang pendidikan seks. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas III SD Negeri Donoharjo dengan siswa yang kurang berminat dalam membaca, peneliti mencoba untuk mengembangkan buku cerita bergambar yang mengandung unsur pendidikan seks di dalamnya. Buku cerita yang dikembangkan adalah buku yang berjudul “ Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Seks Untuk Keterampilan Membaca Kelas III SD”. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Bagaimana pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk keterampilan membaca siswa kelas III SD?. 1.2.2. Bagaimana kualitas pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk keterampilan membaca siswa kelas III SD ?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Mengembangkan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk keterampilan membaca siswa kelas III SD.. 1.3.2. Mengetahui kualitas pengembangan buku cerita bergambar berbasis keterampilan seks untuk pendidikan membaca siswa kelas III SD..

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Siswa Peneliti ini dilakukan untuk meningkatkan minta membaca siswasiswi kelas bawah dan mengerti apa yang dibaca.. 1.4.2. Bagi Guru Dengan. dikembangkan. buku. cerita. bergambar. ini,. dapat. memudahkan guru mengajak siswa untuk rajin membaca buku dan memberikan kemudah kepada guru menjelaskan pendidikan seks kepada siswa-siswi SD agar dapat lebih memahami tentang pendidikan seks. 1.4.3. Bagi Sekolah Pembuatan buku cerita bergambar tentang pendidikan seks dapat menambah koleksi perpustakaan sebagai bahan membaca siswa dan dapat memberikan informasi kepada sekolah untuk dapat menangani jika ada permasalahan tentang seks di sekolah.. 1.4.4. Bagi Orangtua Dengan buku cerita bergambar dapat membantu orangtua memberitahukan kepada anaknya bahwa pendidikan seks itu sangat penting untuk di pelajari.. 1.4.5. Bagi Peneliti Peneliti bisa mendapatkan pengalaman secara langsung tentang cara mengembangkan buku cerita bergambar untuk siswa kelas rendah Sekolah Dasar..

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7. 1.4.6. Bagi Prodi PGSD Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma khususnya Prodi PGSD yang ingin mengembangkan buku bacaan bagi siswa SD kelas tinggi.. 1.5 Batasan Istilah 1.5.1 Buku cerita bergambar adalah buku cerita yang memuat gambar-gambar untuk memudahkan siswa menangkap isi dari buku yang dibaca. 1.5.2 Pendidikan seks adalah pendidikan tentang jenis kelamin yang diberikan pendidik kepada siswa untuk bisa mengenali tubuh, cara merawat dan cara menjaga tubuhnya dari orang lain. 1.5.3 Anak SD adalah siswa-siswi yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar, yang belum mengetahui pendidikan seks dengan baik. 1.5.4 Membaca adalah kegiatan yang kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. 1.6 Spesifikasi Produk 1.6.1 Buku cerita bergambar ini mengandung komponen kata pengantar, tentang buku, tokoh cerita , dan biodata penulis. 1.6.2 Buku cerita bergambar dibuat dengan warna-warna yang menarik siswa untuk membacanya. 1.6.3 Buku cerita bergambar menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. 1.6.4. Buku cerita bergambar dibuat dengan ukuran A5..

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. 1.6.5 Buku cerita bergambar dicetak dengan kertas ivory 260 untuk cover dan ivory 190 untuk isi buku. 1.6.6. Buku cerita bergambar terdiri dari 28 halaman..

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Karakteristik Perkembangan Anak. 2.1.1.1 Tahap Perkembangan Anak Manusia secara terus menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya. Perkembangan berlangsung secara terus-menerus sejak masa konsepsi sampai mencapai kematangan atau masa tua (Yusuf, 2010: 17). Selama hayatnya, manusia sebagai individu mengalami perkembangan yang berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti, menjalani fase, dan kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya pada waktu-waktu tertentu (Desmita, 2009: 15). Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan. Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalankan hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan seperti masa kanakkanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua (Yusuf, 2010: 20). Elizabeth Hurlock (dalam Yusuf, 2010: 21) mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni sebagai berikut: a. Tahap I : Fase Prenata (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu 9 bulan atau 280 hari. b. Tahap II : Infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari.. 9.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10. c. Tahap III : Babyhood (bayi), mulai dari 2 minggu sampai usia 2 tahun. d. Tahap IV : Chilhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja (puber). e. Tahap V : Adolesence/puberty, mulai usia 11 atau 13 tahun sampai usia 21 tahun. a) Pre Adolesence, pada umur wanita usia 11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu; b) Early Adolesence, pada usia 1617 tahun; c) Late Adolesence, masa perkembangan yang terakhir sampai masa kuliah di perguruan tinggi. Arah tahapan perkembangan anak meliputi; a) Usia 4-16 minggu, bayi dapat menguasai 12 macam otot ocula motornya; b) Usia 16-28 minggu, bayi dapat menguasai otot-otot yang menyanggah kepalanya dan menggerakkan tangannya (ia dapat meraih benda-benda); c) Usia 28-40 minggu, ia dapat menguasai badan dan tangannya. Ia mulai dapat duduk, menangkap, dan mempermainkan benda-benda; d) Tahun kedua, anak sudah pandai berjalan dan berlari, dapat menggunakan kata-kata dan mengenal identitasnya (seperti namanya); e) Tahap ketiga, anak dapat berbicara dalam kalimat dan menggunakan kata-kata sebagai alat berfikir; f) Tahap keempat, anak mulai banyak bertanya dan dapat berdiri sendiri; g) Tahun kelima, anak telah matang dalam menguasai gerak-gerik motorisnya. Ia dapat melompat-lompat, bercerita agak lebih panjang, lebih suka bermain berkawan (Yusuf, 2010: 18). Berdasarkan penjelasan para ahli di atas mengenai tahap perkembangan anak meliputi prenatal (sebelum lahir), infancy (orok), babyhood (bayi), chilhood.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11. (kanak-kanak), Adolesence (Pre Adolesence, Early Adolesence, dan late Adolesence. Tahapan ini akan terus menerus terjadi hingga dewasa. 2.1.1.2 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanakkanak akhir (10-12 tahun) (Desmita, 2009: 35). Menurut yusuf (2010: 24) pada masa keserasian bersekolah secara relatif, anak-anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan sesudahnya. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa sifat anak-anak pada masa ini antara lain: 1. Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi (apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh). 2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional. 3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri). 4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak yang lain. 5. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting. 6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai (angka rapot) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau buruk..

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Berdasarkan penjelasan di atas, anak usia 6 – 7 tahun sudah matang dalam memasuki sekolah dasar. Usia anak kelas rendah kira-kira 6 – 10 tahun, dengan memiliki sifat seperti jasmani sehat, tunduk dengan peraturan-peraturan, memuji diri sendiri, suka membanding-bandingkan, menganggap persoalan tidak penting, dan menghendaki nilai yang baik. 2.1.2. Media Pembelajaran. 2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang (dalam Sanaky, 2013: 4) media diantaranya: National Education Assiciation (NEA), mengatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik cetak maupun audio-visual serta peralatannya. Gagne (1970), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajaran untuk belajar. Schramm, mengatakan media adalah teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional. Yusuf Hadi Miarso, mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa media adalah sarana atau alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antar pembelajaran, pengajar, dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13. menyampaikan pesan. Bentuk-bentuk stimulus dapat dipergunakan sebagai media, diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia, realitas, gambar bergerak atau tidak, tulisan dan suara yang direkam. Dengan kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar mempelajari bahan pelajaran (Sanaky, 2013: 3-4). Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantau‟ atau „pengantar‟ atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arsyad, 2010: 3). Dalam pengertian yang lebih luas, media pembelajaran adalah alat atau metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifitaskan komunikasi dan interaksi antara pengajar dan pembelajaran dalam proses pembelajaran dikelas (Sanaky, 2013: 4). Menurut hamalik (dalam Arsyad, 2010: 2) guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pembelajara, yang meliputi: a. Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifitaskan proses belajar mengajar. b. Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. c. Seluk-beluk proses belajar. d. Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan. e. Nilai-atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran. f. Pemilihan dan penggunaan media pendidikan. g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan. h. Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran. i. Usaha inovasi dalam media penidikan..

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, media pembelajaran adalah sarana atau wadah yang digunakan dalam pendidikan untuk membantu para pengajar dalam memberikan suatu pembelajaran. 2.1.2.2 Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran Adapun tujuan dan manfaat media pembelajaran menurut Sanaky (2013: 5-6) sebagai berikut: 1. Tujuan Media Pembelajaran Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk: a. mempermudah proses pembelajaran di kelas, b. meningkatkan efesiensi proses pembelajaran, c. menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, d. membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. 2. Manfaat Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran baik secara umum maupun khusus sebagai alat bantu pembelajaran bagi pengajar dan pembelajar. Jadi, manfaat media pembelajaran adalah: a. pengajaran. lebih. menarik. perhatian. pembelajar. sehingga. dapat. menumbuhkan motivasi belajar, b. bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih difahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik,.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15. c. metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal me verbal melalui verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajaran tidak bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga, d. pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi aktivitas lain yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan mendemonstrasikan, dan lainlain. Seperti yang telah dijelaskan, media pembelajaran memiliki berbagai macam fungsi dan manfaat. Tentunya dengan adanya media pembelajaran lebih memudahkan para pengajar dalam berinteraksi dengan pembelajar. Untuk itu peneliti mengembangkan buku cerita bergambar sebagai media pembelajaran untuk siswa yang belum bisa membaca. 2.1.3. Buku Cerita Bergambar. 2.1.3.1 Pengertian Buku Cerita Bergambar Buku bergambar adalah buku cerita berupa teks dan gambar/ ilustrasi. Buku cerita bergambar biasanya ditujukan pada anak-anak usia SD kelas rendah. Menurut. Sudjana. dan. Rivai. (2002:. 27). cerita. bergambar. adalah. mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar. Buku cerita bergambar memiliki peran penting dalam memotivasi anak-anak untuk senang membaca dan menulis..

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16. Menurut Sheu Hsiu-Chih (dalam faizah,2009), fungsi gambar dalam cerita setidaknya memiliki dua fungsi, yakni (1) memberikan pemahaman yang menyeluruh /lengkap dan (2) memberikan rangsangan imajinasi. Anak diharapkan mengerti apa yang dibaca, tidak hanya sekedar membaca karena buku yang dipenuhi gambar-gambar dan warna-warna yang menarik. Buku cerita bergambar akan menghidupkan imajinasi anak karena telah dituntun dengan gambar, tinggal bagaimana anak tersebut menghidupkan imajinasinya sambil membaca. Hurlock (dalam Faiza, 2009) menyatakan bahwa anak-anak usia sekolah menyukai cerita bergambar karena hal berikut: (1) anak memperoleh kesempat yang baik untuk mendapat wawasan mengenal masalah pribadi dan solusinya. Untuk memecahkan masalah; (2) cerita bergambar menarik imajinasi anak dan rasa ingin tahu tentang masalah supranatural; (3) cerita bergambar memberi anak pelarian sementara hiruk pikuk hidup sehari-hari; (4) cerita bergambar mudah dibaca, bahkan anak kurang mampu membaca dapat memahami arti dari gambarnya; (5) cerita bergambar tidak mahal dan juga ditanyangi di televisi sehingga semua anak mengenalnya; (6) cerita bergambar mendorong anak untuk membaca yang tidak banyak diberikan buku lain; (7) cerita bergambar memberi sesuatu yang diharapkan (bila berbentuk serial); (8) dalam cerita bergambar tokoh sering melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak berani dilakukan oleh anakanak, walaupun mereka ingin melakukannya; (9) toko dalam cerita sering kuat, berani, dan berwajah tampan, sehingga menjadi tokoh pahlawan bagi anak-anak untuk mengidentifikasikannya; (10)gambar dalam cerita bergambar berwarnawarni dan cukup sederhana untuk dimengerti anak-anak..

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17. Tarigan (1995: 209) mengemukakan bahwa pemilihan gambar harus tepat, menarik dan dapat merangsang siswa untuk belajar. Buku gambar yang menarik akan menarik perhatian siswa dan siswa akan memberikan respon yang baik karena pembelajaran yang bentuknya konkrit dan tidak bersifat abstrak. Menurut Chandra (2012: 27) tema buku cerita bergambar dapat berupa tema kehidupan keluarga, hubungan antara anak, ibu, bapak, kakak, adik, tetangga; hubungan anak dengan kawan sebaya sepermainan baik disekolah maupun di lua sekolah; tema olahraga dan seni budaya, dan lain-lain. Berbagai genre dan subgenre sastra anak yang dikelompok kedalam fiksi, seperti fantasi dan realism, dan berbagai cerita tradisional seperti mitos, legenda, fabel, dongeng, termasuk modern dan fabel modern, banyak dihadirkan kedalam buku cerita bergambar. Dari beberpa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar memang ditujukan untuk anak-anak usia sekolah dasar (SD), terutama siswa kelas rendah (kelas 1-3). Siswa kelas rendah masih belum bisa berfikir abstrak, untuk itu guru perlu membuat media pembelajaran menarik bagi siswa agar dapat merespon pembelajaran dengan baik. 2.1.3.2 Jenis dan Karakteristik Buku Cerita Bergambar Buku bergambar (Picture books) dengan buku cerita bergambar (picture storybooks), sebagian penulis membedakan keduanya, namun sebagian yang lain menyamakannya, dan dalam buku kedua istilah tersebut tidak dibedakan. Buku bergambar. (Picture. books). menunjukan. pada. pengertian. buku. yang. menyampaikan pesan lewat dua cara, yaitu lewat ilustrasi dan tulisan. Ilustrasi.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18. (gambar) dan tulisan yang sama-sama dimaksudkan untuk menyampaikan pesan tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan secara bersamaan dan saling mendukung untuk mengungkapkan pesan. Jadi keduanya diikat oleh tuntutan untuk menyampaikan pesan secara lebih baik dan kuat lewat dua cara yang berbeda, tetapi sifat saling menguatkan (Nurgiyantoro, 2005: 153). Menurut McElmeel (dalam Lestari, 2012: 28) jenis-jenis buku cerita bergambar adalah sebagai berikut: 1. Fiksi Buku fiksi adalah buku yang menceritakan khayalan, rekaan atau sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh, kategori yang termasuk dalam fiksi adalah cerita hewan, misteri, humor, dan cerita fantasi yang dibuat penulis sesuai imajinasinya. 2. Historis Buku historis adalah buku yang mendasarkan diri pada suatu fakta atau kenyataan di masa lalu. Buku ini meliputi kejadian sebenarnya, temapat, atau karakter yang merupakan bagian dari sejarah. 3. Informasi Buku informatika adalah buku-buku yang memberikan informasi faktual. Buku informasi menyampaikan fakta dan data apa adanya, yang berguna untuk menambah keterampilan, wawancara, dan juga bekal teritoris dalam batasan tertentu bagi anak..

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19. 4. Biografi Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang mulai kelahirannya hingga kematiannya jika sudah meninggal. 5. Cerita rakyat Cerita rakyat merupakan cerita atau kisah yang asal mulanya bersumber dari musyawarah serta tumbuh kembang dalam masyarakat di masa yang lampau, 6. Kisah nyata Kisah nyata berfokus pada peristiwa yang sebenarnya dari sebuah situasi atau peristiwa. Sutherland (dalam faizah, 2009: 252) menjelaskan beberapa karakteristik buku cerita bergambar antara lain adalah: 1. Buku cerita bergambar bersifat ringkas dan langsung. 2. Buku cerita bergambar berisi konsep-konsep yang berseri. 3. Konsep yang ditulis dapat dipahami oleh anak-anak. 4. Gaya penulisannya sederhana. 5. Terdapat ilustrasi yang melengkapi teks. 2.1.4. Pendidikan Seks. 2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Seks Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, sebagai suatu proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan latihan, proses, perbuatan dan cara mendidik. Menurut Dr. Mary Calderone (dalam Wuryani, 2008:4) pendidikan seks adalah pelajaran untuk menguatkan kehidupan keluarga, untuk menumbuhkan.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20. pemahaman diri dan hormat terhadap diri, untuk mengembangkan kemampuan hubungan manusiawi yang sehat, untuk membangun tanggung jawab seksual dan sosial, untuk mempertinggi masa perkenalan yang bertanggung jawab , perkawinan dan orang tua yang bertanggung jawab. Pendidikan seks juga dapat diartikan sebagai semua cara pendidikan yang dapat membantu anak muda untuk menghadapi persoalan hidup yang berpusat pada naluri seks, yang kadang-kadang timbul dalam bentuk tertentu dan merupakan pengalaman manusia yang normal ( Wuryani, 2008: 5). Dalam memberikan pendidikan seks, yang penting bagi anak-anak bukanlah pengetahuan tentang fakta-fakta biologisnya. Fakta-fakta biologis sama sekali tidak ada gunanya bagi mereka jika mereka dibimbing untuk melihatnya dalam hubungannya yang sebenarnya. Yang penting bagi mereka adalah apakah faktafakta biologis yang diterangkan kepada mereka itu mengatakan sesuatu yang hakiki tentang manusia: tentang masa lampaunya, tentang panggilannya, tentang tanggung jawabnya, dan tentang masa depannya (Wuryani, 2008: 11). Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran dan perenungan tentang masalah-masalah seksual yang diberikan pada anak, dalam usaha menjaga anak terbebas dari kebiasan yang tidak mengarahkan pada ajaran keagaaman serta kemungkinan ke arah hubungan seksual terlarang (Raqib, mei 2008/vol.13. No.2). Pendidikan seks merupakan salah satu cara untuk mengurangi atau mencegah penyalahgunaan seks, khusunya untuk mencegah dampak-dampak negatif yang tidak diharapkan seperti kehamilan diluar nikah, penyakit menular seksual (PMS), depresi dan perasaan berdosa (Sarlito, 2004 : 182)..

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21. Menurut Fathunaja (Berikut merupakan pendidikan seks di setiap masamasa perkembangan seksualitas individu: 1. Masa Pra-remaja a. Anak wanita: 11-12/12-13 tahun Anak wanita mulai menemukan dirinya sendiri sebagai seorang wanita. Ia membutuhkan pendamping dalam hal penjelasan tentang menarche (haid pertama). Oleh karena itu, orang tua sebaiknya mendekati dan mendampingi putrinya walaupun mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu pada putrinya. b. Anak Pria: 12-13/ 13-14 tahun Anak pria membutuhkan pendamping, khususnya penjelasan informatif masalah mimpi basah. Dari hal itu, orantua harus memahami masalah-masalah remaja, khususnya gejolak dorongan seksual pada masa ini mulai bergejolak secara dratis. Remaja putra mulai mencari-cari pemuasan syahwatnya melalui berbagai cara, seperti onani. Oleh karena itu, orangtua tentap menjaga agar remaja putra tidak melakukan hal-hal seperti itu. c. Masa Remaja Awal: 13/14-17 tahun Pada masa ini, remaja mengalami emosi yang selalu tidak stabil. Mereka mencari identitas diri karena statusnya di dunia tidak jelas. Pendekatan orangtua terhadap anak remaja adalah sulit karena harus menyelaraskan diri dengan gejolak masa kini. Banyak.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22. orangtua terlalu sibuk dengan karir atau pekerjaannya, sehingga kurang adanya perhatian khusus kepada anak remajanya. Padahal pada masa ini dorongan seks sangat menggebu-gebu, sikap nekad, berani mencoba-coba dan sembrono masih kuat tertanam di jiwa anak remaja awal tanpa mengetahui dampak buruk dari hal tersebut. Oleh karena itu, orantua harus bersikap hati-hati untuk mensublimasi hal diatas melalui rekreasi, olahraga, pendidikan spritual atau kesenian. d. Masa Remaja lanjut: 17-21 tahun Pada masa ini, remaja ingin menonjolkan dirinya. Ia menjadi seorang yang idealis, dan mempunyai cita-cita yang tinggi. Ia berusaha untuk menampakkan identitasnya. Ia cenderung tidak tergantung. lagi. secara. emosional. terhadap. orangtuannya.. Berhadapan dengan remaja usia ini, orangtua dan para pendidik harus mencari tindakan edukatif yang dapat memekarkan perkembangan pribadi remaja. Sikap baik dan bijaksana untuk diambil adalah ketika orangtua membiarkan anak untuk berdialog dan konsultasi serta rela mendengarkan pendapat mereka, saran, gagasan, dan malahan kritik dari remaja. Sikap yang salah adalah absolutisme. Banyak orangtua dan pendidik menganggap pendapat dan gagasannya adalah satu-satunya yang paling benar. Pendidik memutlakkan pendapat atau gagasannya, dan menganggap bahwa dirinyalah yang harus dianggap benar..

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23. Secara garis besar (Raqib, mei 2008/vol.13. No.2), pendidikan seks diberikan sejak usia dini (dan pada usia remaja) dengan tujuan sebagai berikut; 1. Membantu anak mengetahui topik-topik biologis seperti pertumbuhan, masa puber, dan kehamilan. 2. Mencegah anak-anak dari tindak kekerasan. 3. Mengurangi rasa bersalah, rasa malu, dan kecemasan, akibat tindakan seksual. 4. Mencegah remaja perempuan di bawah umur dari kehamilan. 5. Mendorong hubungan baik. 6. Mencegah remaja dibawah umur terlibat dalam hubungan seksual. 7. Mengurangi kasus infeksi melalui seks. 8. Membantu anak muda bertanya tentang peran laki-laki dan perempuan dimasyarakat. Pendidikan seks adalah cara yang dilakukan pendidik (orantua/guru) untuk memberikan pengajaran kepada anak untuk lebih memahami seks lebih jauh lagi, agar anak terhindar dari hal-hal yang tidak inginkan, seperti : tindak kejahatan dan seks bebas. Pendidikan seks diberikan sesuai usia anak (tidak diberikan secara asal-asalan), karena daya pikir/ daya tangkap setiap usia anak berbeda. Untuk itu, peneliti membuat buku cerita bergambar yang ditujukan kepada siswa kelas rendah (kelas 1,2,3) dengan mempertimbangankan usia siswa agar tidak salah memberikan informasi..

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24. 2.1.4.2 Pentingnya Pengetahuan Pendidikan Seks bagi siswa Pengetahuan mengenai seks sangat diperlukan oleh anak-anak agar tidak terjadi. hal-hal. yang. tidak. diinginkan. pada. mereka. dikemudian. hari. (wirawansarwono dan Siamsidar, 1986: 63). Sejak anak menginjak usia praremaja, ia sudah mulai mengalami perubahan-perubahan dalam kondisi fisiknya. Biasanya dalam menghadapi perubahan-perubahannya dalam kondisi fisiknya. Biasanya dalam menghadapi perubahan-perubahannya anak menjadi canggung dan menarik diri (wirawansarwono dan Siamsidar, 1986: 69). Pendidikan seks secara dini bagi anak-anak perlu dan penting demi kesejahteraan dan kemantapam pribadi anak tersebut kelak setelah dewasa. Berikut alasanya: (1) pendidikan seks secara dini akan memudahkan anak-anak menerima keberadaan tubuhnya secara menyeluruh dan menerima fase-fase perkembangannya secara wajar, (2) pendidikan seks secara dini akan membantu anak-anak untuk mengerti dan merasa puas dengan perannya dalam keluarga, (3) pendidikan seks yang sehat cukup efektif untuk menghilangkan rasa ingin tahu yang tidak sehat yang sering muncul dalam benak anak-anak, (4) secara keseluruhan, informasi seks yang diberikan akan melindungi kehidupan masa depan mereka dari komplikasi dan kelainan seks, (5) pendidikan seks yang sehat, jujur dan terbuka juga akan menumbuhkan rasa hormat dan patuh anak-anak terhadap orangtuanya, (6) pendidikan seks yang diajarkan secara terarah dan terpimpin di dalam lingkungan keluarga cenderung cukup efektif untuk mengatasi informasi-informasi negatif yang berasal dari luar lingkungan keluarga, (7) bila diajarkan dengan baik, pendidikan seks akan membuat masing-masing anak.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25. bangga dengan jenis kelaminnya, (8) pendidikan yang sehat dan wajar memungkinkan anak memperoleh tafar kedewasaan yang layak menurut usianya, (9) pendidikan seks mempersiapkan seorang anak untuk kelak menjadi oran tua yang dengan baik dan benar, akan mengajarkan pengetahuan seks kepada anakanaknya. Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan seks bagi anak-anak. Pendidikan seks memberikan pemahaman kepada anak tentang perannya dalam keluarga, peran sesuai jenis kelamin dan perkembangan diri anak tersebut. 2.1.5. Membaca. 2.1.5.1 Pengertian Membaca Membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengarahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah (Soedarso, 2000: 4). Menurut Nuriadi (2008: 1) membaca merupakan suatu aktivitas yang sangat jamak dilakukan bagi siapa pun, dimana pun dan kapan pun berikut dengan objek yang sangat beraneka ragam. Membaca adalah salah satu proses yang hendak dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata atau bahasa lisan (Tarigan, 1990: 7). Menurut pengertian sempit, kegiatan membaca dibatasi pada proses memaknai bahasa tulisan, yaitu kata, kalimat, dan paragraf yang mengandung pesan pesan penulis yang harus “ditangkap” pembaca (Nurhadi 2016: 2).. Membaca, dalam pengertian yang luas, menjadi proses awal bagi manusia untuk memahami, berfikir dan memutuskan sikap dan perilakunya. Oleh karena.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26. membaca sebagai aktivitas yang sangat umum itu, setiap orang mempunyai serangkaian kebiasaan (habits) membaca yang tentu agak berbeda dengan orangorang lainnya. Serangkaian kebiasaan ini terjadi karena dilakukan secara terusmenerus dalam jangka waktu yang relatif lama (Nuriadi, 2008: 30). Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan. Dalam komunikasi tulisan, sebagaimana telah dikatakan, lambang-lambang bunyi bahasa diubah menjadi lambang-lambang tulisan atau huruf-huruf, dalam hal ini hurufhuruf menurut alfabet Latin. Dapat dipahami bahwa pada tingkatan membaca permulaan, proses pengubahan inilah yang terutama dibina dan dikuasai , dan ini terutama dilakukan pada masa anak-anak, khususnya pada tahun permulaan di sekolah (Tampubolon, 1987: 5). Berdasarkan uraian diatas membaca adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu informasi atau pesan yang hendak disampaikan oleh penulis. Membaca akan menjadi kebiasaan sehari-sehari, jika seseorang selalu meluangkan waktunya untuk membaca. 2.1.5.2 Tujuan Membaca Nurhadi (1987: 11) tujuan membaca dibedakan secara umum dan khusus. Secara umum antara lain (1) mendapatkan informasi, (2) memperoleh pemahaman, dan (3) memperoleh kesenangan. Secara Khusus, tujuan membaca adalah (1) memperoleh informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus dan problematis, (3) memberikan penilaian kritis terhadap.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27. karya tulis seseorang, (4) memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang. Ada pun tujuan membaca menurut Blanton dkk dan irwin (dalam Farida Rahim, 2008: 11) sebagai berikut: a. Kesenangan. b. Menyempurnakan strategi tertentu. c. Mempergunakan strategi tertentu. d. Memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik. e. Mengkaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya. f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis. g. Mengkonfirmasi atau menolak prediksi. h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan suatu informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Tujuan membaca memiliki pengertian yang berbeda-beda tergantung bagaimana seseorang mengartikan tujuan membaca. Tujuan membaca tidak hanya untuk mengali informasi tetapi dapat dikategorikan sebagai tujuan yang umum dan tujuan khusus. 2.1.5.3 Manfaat Membaca Orang lebih terbuka cakrawala pemikirannya. Melalui bacaan, seseorang berkesempatan melakukan refleksi dan meditasi, sehingga budaya baca lebih terarah kepada budaya intelektual daripada budaya hiburan yang dangkal. Karena.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28. itu, para pakar menyimpulkan, untuk membangun masyarakat yang beradap dan maju, maka buda baca perlu ditumbuhkan (Putra, 2008: 7). Membaca adalah sebuah kegiatan yang sederhana, karena dengan membaca akan memiliki banyak manfaat. Fajar Rachmawati (2008:4) menyebutkan manfaat memnaca adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kadar intelektual. b. Memperoleh berbagai pengetahuan hidup. c. Memiliki cara pendang dan pola pikir yang luas. d. Memperkaya perbendaharaan kata. e. Mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia. f. Meningkatkan keimanan. g. Mendapatkan hiburan. Jadi, dapat disimpulkan manfaat membaca dapat memperbanyak kosa kata dalam menulis, memperluas pengetahuan akan dunia luar dan dalam negeri, meningkatkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan berfikir. 2.1.6. Penelitian Yang Relevan. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh peneliti, terlebih dahulu peneliti melakukan penelitian yang terkait dengan mengambil beberapa penelitian yang sudah ada. Penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Wardhani (2012) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran profil buku cerita bergambar yang sesuai kebutuhan siswa dan guru. Penelitian ini menggunakan prosedur Research and Development (Penelitian dan.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29. Pengembangan), dengan enam tahap yaitu: (1) survey, (2) awal pengembang buku, (3) Pengembangan buku, (4) Validasi, (5) Revisi, (6) tanggapan siswa mengenai buku, (7) deskripsi hasil penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah siswa SD kelas rendah (kelas III). Data dari penelitian ini dikumpulkan melalui alat pengumpulan data yaitu angket yang berupa daftar pertanyaan. Teknik analisis data yang digubakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu melalui pemaparan dan simpulan data (Verifikasi). Setelah dilakukan penelitian, didapatkan hasil analisis kebutuhan guru dan siswa dengan jenis cerita nyata dengan tokoh yang bervariasi. Penelitian yang kedua dilakukan oleh Dewi (2015), penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen dengan desain penelitian One Group Pre-test and Post-test. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo Kota Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Dan kelas VI yang menjadi sampel penelitian dengan jumlah responden 23 siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan instrumen tes pengetahuan sebanyak 45 item. Instrument tersebut telah diujicobakan. untuk. digunakan. dalam. penelitian.. Metode. analisis. data. menggunakan deskriptif presentase dan uji wilcoxon. Hasil penelitian yang diperoleh, tingkat pengetahuan siswa sebelum mendapatkan layanan informasi tergolong dalam kategori rendah dengan presentase 39%. Setelah mendapatkan layanan informasi menggunakan media visual meningkat menjadi 75% dalam kategori tinggi. Dengan demikian mengalami peningkatan sebesar 36%. Dari perhitungan uji wilcoxon diperoleh Z=-4,202ᵇ dengan p value (Asymp.Sig. 2-.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30. tailed) sebesar, 000 dimana kurang dari batas kritis penelitian 0,05 sehingga keputusan hipotesis adalah menerima Ha atau yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara kelompok pretest dan posttest. Dengan kata lain bahwa terjadi perubahan tingkat pengetahuan pendidikan seks siswa setelah diberikan layanan infomasi. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Wigianto (2015), penelitian ini merupakan. penelitian. pengembangan. untuk. menyusun. produk. media. pembelajaran pendidikan karakter berupa buku cerita bergambar dengan model pengembangan Brog dan Gall. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan pengembangan, proses pembuatan media buku cerita bergambar, dan menghasilkan buku cerita bergambar pendidikan karakter tanggung jawab untuk peserta didik SD yang layak. Pengembangan media dilakukan dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif yang dilakukan dengan 3 langkah pokok penelitian, yaitu: pertama, Analisis potensi masalah yang mencangkup karakteristik peserta didik Sekolah Dasar dan kebutuhan produk berupa materi. Kedua, Perancangan produk melalui tahap pembuatan tema, pembuatan story board, desain karakter, ilustrasi, penyusunan buku cerita bergambar, validasi desain,. Ketiga, uji coba produk terhadap peserta didik kelas 2. Hasil. penelitian berupa buku cerita. bergambar yang berisi materi pendidikan karakter tanggung jawab yang disusun menggunakan Adobe Photoshop CS 5 dan telah divalidasi oleh ahli media, ahli materi, ahli bahasa, reviewer (guru SD kelas 2) dan dinyatakan layak. Buku pendidikan karakter tanggung jawab telah diuji cobakan kepada peserta didik.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31. Sekolah Dasar kelas 2 dan peserta didik mampu memahami pendidikan karakter dengan baik.. Wardhani, (2012) Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Konservasi Lingkungan Untuk Pembelajaran Membaca Siswa SD Kelas Rendah. Dewi, (2015) Meningkatkan Pengetahuan Pendidikan Seks Melalui Layanan Informasi Pada Siswa Kelas VI Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo Konseling. Wigianto (2015). Pengembangan Buku Cerita Bergambar Pendidikan Karakter Tangung Jawab Untuk Peserta Didik Sekolah Dasar. Pengembangan PePengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Seks Untuk Keterampilan Membaca Siswa Kelas III SD Gambar 2.1 Literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sudah ada penelitian mengenai pengembangan buku cerita bergambar untuk anak sekolah. Ada juga penelitian tentang pendidikan seks yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman atau pengetahuan anak akan pendidikan seks. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan tersebut, peneliti berkeinginan untuk membuat buku cerita bergambar anak yang akan mudah dipahami oleh anak itu sendiri. Maka itu, peneliti tertarik.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32. untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks untuk siswa kelas III SD. 2.2 Kerangka Berpikir Pendidikan seks dianggap dapat mengatasi permasalahan pelecehan seksual yang terjadi pada anak. Pendidikan seks belum menjadi mata pelajaran khusus dalam pendidikan Indonesia. Tetapi sudah banyak sekolah-sekolah yang telah menerapkan pendidikan seks sebagai langkah pencegahan penyimpangan seks. Semua kalangan tidak terkecuali harus memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan seks yang harus diberikan pada anak, tentunya diberikan sesuai umur anak dengan bahasa yang mudah dipahami. Pendidikan seks pada anak usia dini dimungkinkan dapat meluruskan pemahaman prilaku seks anak-anak sehingga bisa lebih positif ((Raqib, mei 2008/vol.13. No.2). Pemahaman anak-anak akan pendidikan seks tidak dapat dianggap remeh, sedikit saja orangtua atau pendidik memberikan informasi yang salah maka akan terus tertanam di benak anak tersebut tentang pendidikan seks yang salah. Untuk itu, pemberian pendidikan seks pada anak tidak hanya satu arah, tapi anak bisa mempelajarinya dari media buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar ini berisi tentang pendidikan seks yang cocok diberikan untuk anak SD, yang pastinya dengan bahasa yang dimengerti oleh anak. Buku ini dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik perhatian anakanak untuk membacanya. Peneliti berharap dengan buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks ini dapat memberikan pemahaman yang lebih mudah kepada siswa. Hal ini diperlukan karena penting bagi anak-anak untuk.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33. mengetahui pengetahuan pendidikan seks agar dapat melindungi dirinya sendiri dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan. Peneliti juga berharap buku ini dapat membantu minta para siswa untuk membaca buku. 2.3 Pertanyaan Penelitian 2.3.1 Bagaimana pengembangan buku cerita berbasis pendidikan seks menurut siswa kelas III SD N Donoharjo? 2.3.2 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks menurut siswa kelas III SD N Donoharjo? 2.3.3 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks menurut pakar ahli? 2.3.4 Bagaimana kualitas buku cerita bergambar berbasis pendidikan seks menurut guru kelas III SD N Donoharjo?.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (RnD). Penelitian pengambangan atau Research and Development (RnD) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiono, 2015: 297). Penelitian pengembangan ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang dikembangkan atau menghasilkan produk yang baru sesuai kebutuhan yang ada. Sugiono (2015: 297) untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Prosedur pengembangan menurut Sugiono (2015: 298) ada sepuluh tahap, yang meliputi: 3.1.1 Potensi dan masalah Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambahan. Contohnya, di pantai selatan Pulau Jawa, terdapat potensi angin dan sinar mtahari, kedua potensi tersebut dapat dikembangkan menjadi energi mekanik yang dapat digunakan untuk menggerakkan sesuatu, misalnya untuk generator pembangkit tenaga listrik, atau untuk turbin air. Masalah dapat. 34.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. dijadikan potensi, apabila kita dapay mendayagunakannya. Misalnya sampah akan dapat dijadikan potensi, kalau kita dapat merubahnya sebagai pupuh atau energi atau barang lain yang bermanfaat. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukan dengan data empirik. 3.1.2 Mengumpulkan Informasi Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual dan uptode, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. 3.1.3 Desain Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat enerji, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. Hasil akhir dari kegiatan ini adalah berupa desain produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Misalnya desain motor angkutan hasil pertanian pedesaan, maka spesifikasinya yang utama adalah: kapasitas angkut untuk otang dan barang, kecepatan kendaraan, pemakaian bahan bakar, lebar, tinggi dan berat kendaraan tersebut (harga kendaraan)..

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36. 3.1.4 Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan rasional, karena validasi di sini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tesebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya, 3.1.5 Revisi Desain Setelah desain produk, divalidasi melalui diskuis dengan pakar dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersbeut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. 3.1.6 Uji Coba Produk Seperti telah dikemukakan, kalau dalam bidang teknik, desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dulu, tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan barang, dan barang tersebut yang diujicoba. Dalam bidang administrasi atau sosial desain produk seperti sistem kerja baru dapat langsung diujicoba, setelah divalidasi dan revisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi penggunaan sistem kerja tersebut. Setelah disimulasikan, maka dapat diujicobakan pada kelompok yang.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37. terbatas. Pengujian dilakukan dengan simulai penggunaan sistem kerja yang baru tersebut lebih efektif dan efesien dibandingkan sistem lama atau sistem yang lain.Untuk. itu. pengjian. dapat. dilakukan. dengan. eksperimen,. yaitu. membandingkan efektifitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru. 3.1.7 Revisi Produk Pengujian produk diunjukan bahwa simpel yang terbatas menunjukan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan padda tempat kerja yang lebih luas dimana sampel tersebut diberlakukan pada tempat kerja yang lebih luas dimana sampel tersebut diambil, atau diberlakukan pada tempat kerja yang sesungguhnya. 3.1.8 Uji Coba Pemakaian Setelah pengujian pada produk berhasil maka selanjutnya diterapkan untuk ruang lingkup nyata yang luas. Dalam operasi kerja produk tersebut tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang ditemui. untuk memperbaiki produk. tersebut lebih lanjut. 3.1.9. Revisi Produk Revisi produk dilakukan apabila dalam kondisi nyata masih terdapat. kekurangan pada produk.Diperlukan adanya evaluasi untuk mengetahui kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan pembuatan produk yang baru..

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38. 3.1.10 Pembuatan Produk Masal Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang dihasilkan dan telah diuji coba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi secara masal.. Potensi dan Masalah. Ujicoba pemakaian. Revisi Produk. Pengumpulan data. Revisi Produk. Desain Produk. Ujicoba Produk. Validasi Desain. Revisi Desain. Produksi Masal. Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Pengambangan menurut Sugiyono Berdasarkan langkah-langkah pengembangan Sugiyono, penelitian tidak dilanjutkan ketahap uji coba pemakaian dan produksi massal melainkan hanya sampai pada tahap ke tujuh yaitu uji coba produk dengan alasan uji coba yang dilakukan terbatas yaitu sembilan siswa kelas III SD N Donoharjo dan pada tahap pembuatan produksi massal memerlukan biaya yang tidak sedikit. 3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah sembilan siswa kelas III SD Donoharjo Tahun Ajaran 2016/2017. Kesembilan siswa kelas III tersebut.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39. diambil untuk mewakili siswa bawah. Kesembilan siswa subjek uji coba tersebut terdiri dari tiga perempuan dan enam laki-laki. 3.2.2 Objek Penelitian Objek penelitian adalah buku cerita bergambar anak berbasis pendidikan seks yang diperuntukkan untuk siswa kelas III SD. 3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian pengembangan buku cerita bergambar dilakukan di dalah satu SD di daerah Yogyakarta. Tepatnya di SD Donoharjo yang beralamat di Jetis Suruh, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dilakukan sejak wawancara sampai revisi dilakukan mulai Desember 2016 hingga Juli 2017. 3.3 Prosedur pengembangan 3.3.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal Penelitian ini berangkat dari adanya pontensi dan masalah. Peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui adanya pohtensi dan masalah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan guru kelas 3 SD Negeri Donoharjo. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan..

Gambar

Gambar 2.1 Literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya      Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa sudah ada penelitian mengenai  pengembangan  buku  cerita  bergambar  untuk  anak  sekolah
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba Lapangan
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR BERBASIS PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP UNTUK PEMBELAJARAN.. MEMBACA SISWA SD KELAS I SD NEGERI TLACAP Lendy

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan peneliti bahwa semua siswa tertarik dengan buku cerita bergambar yang telah dibacanya, karena produk yang dihasilkan

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang telah memberikan kasih dan penyertaan-Nya sehingga skripsi berjudul Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan

Dari hasil uji coba yang telah dilakukan peneliti bahwa semua siswa tertarik dengan buku cerita bergambar yang telah dibacanya, karena produk yang dihasilkan peneliti mudah

yang berjudul Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Pendidikan Anti Korupsi untuk Pembelajaran Membaca kelas III Sekolah Dasar ini dapat terselesaikan

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti memberikan solusi alternatif dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan mengembangkan buku literasi dalam bentuk buku cerita anak

Arif Saefudin.. Pengembangan buku cerita bergambar berbasis pendidikan lingkungan hidup untuk pembelajaran membaca siswa SD kelas atas. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa produk buku cerita bergambar memiliki kualitas yang baik dan mendukung Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan