• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan terhadap 20 buah sampel gigi premolar pertama mandibula yang dibagi kedalam dua kelompok dengan perlakuan yang berbeda yaitu 10 sampel untuk kelompok I yang dilakukan perawatan saluran akar dan pemasangan pasak glass fiber reinforced dengan sistem adhesif total-etch, dan 10 sampel untuk kelompok II yang dilakukan perawatan saluran akar dan pemasangan pasak pita

polyethylene fiber reinforced dengan sistem ahesif total-etch. Uji celah mikro

dilakukan terhadap sampel dengan melihat penetrasi zat warna methylene blue dengan menggunakan stereomikroskop dengan pembesaran 20 x. Hasil yang diperoleh berupa penetrasi zat warna methylene blue 2 % ,melalui permukaan

interface pasak, semen luting dan dentin yang dikategorikan dalam skor kebocoran 0-

4,dimana skor 0 untuk tidak ada penetrasi zat warna, skor 1 untuk penetrasi zat warna kurang dari 0,5 mm, skor 2 untuk penetrasi zat warna 0,5-1 mm, skor 3 untuk penetrasi zat warna 1-2 mm, dan skor 4 untuk penetrasi zat warna sampai 2 mm.

Tabel 2. SKOR CELAH MIKRO DENGAN PENETRASI ZAT WARNA PADA KEDUA KELOMPOK PERLAKUAN

Kelompok Perlakuan Bagian

Skor kebocoran 0 1 2 3 4 I Pasak glass fiber + sistem

adhesif total -etch

Coronal 1 2 4 2 1

Middle 2 2 6 - -

Apical 9 1 - - -

II Pasak pita polyethylene fiber + sistem adhesif total -etch

Coronal 3 5 2 - -

Middle 9 1 - - -

Apical 10 - - - -

Tabel 2 diatas menunjukkan hasil pengamatan terhadap celah mikro pada kelompok I dengan pemasangan pasak glass fiber dengan sistem adhesif total-etch pada bagian coronal diperoleh 1 sampel berskor 0, 2 sampel berskor 1, 4 sampel berskor 2, 2 sampel berskor 3, dan 1 sampel berskor 4, pada bagian middle diperoleh 2 sampel berskor 0, 2 sampel berskor 1, dan 6 sampel berskor 2, pada bagian apical diperoleh 9 sampel berskor 0 dan 1 sampel berskor 1. Pada kelompok II dengan pemasangan pasak pita polyethylene fiber dengan menggunakan sistem adhesif total -

etch, pada bagian coronal diperoleh 3 sampel berskor 0, 5 sampel berskor 1, dan 2

sampel berskor 2, pada bagian middle diperoleh 9 sampel berskor 0 dan 1 sampel berskor 1, pada bagian apical diperoleh 10 sampel berskor 0.

Kemudian dilakukan pengambilan foto dari setiap bagian pada masing – masing kelompok perlakuan sebanyak 2 sampel. Dua sampel untuk bagian coronal dari kelompok I dan II ditunjukkan pada gambar 35a dan 35b, dua sampel untuk bagian

middle dari kelompok I dan II ditunjukkan pada gambar 36a dan 36b, dan dua sampel

untuk bagian apical dari kelompok I dan II ditunjukkan pada gambar 37a dan 37b.

Gambar 35a. Hasil foto stereomikroskop pembesaran 20 x bagian coronal. A pada pasak glass prefabricated fiber reinforced terlihat adanya celah mikro (CM) diantara semen luting (LS) dengan dentin saluran akar, sedangkan antara pasak glass prefabricated fiber (GPF) dengan semen luting (LS) tidak terdapat celah mikro, B.pasak pita polyethylene fiber reinforced terlihat adanya celah mikro (CM) diantara semen luting (LS) dengan dentin saluran akar dan juga terdapat celah mikro diantara pasak polyethylene fiber reinforced (PFR) dengan semen luting (LS).

A  A  B  B  LS  CM   GP CM PFR  LS  GPF LS CM PFR LS  CM 

Gambar 35b. Hasil foto stereomikroskop pembesaran 20 x bagian coronal. A. pasak glass prefabricated fiber reinforced terlihat adanya celah mikro (CM) diantara semen luting (LS) dengan dentin saluran akar, sedangkan antara pasak (GPF) dengan semen luting (LS) tidak terdapat ceah mikro. B. pasak pita polyethylene fiber reinforced terlihat adanya celah mikro (CM) hanya diantara semen luting (LS) dengan dentin saluran akar, sedangkan antara pasak (PFR) dengan semen luting (LS) tidak terdapat celah mikro.

Gambar 36a. Hasil foto stereomikroskop pembesaran 20 x bagian middle. A. pasak glass prefabricated fiber reinforced, terlihat adanya celah mikro (CM) diantara semen luting (LS) dengan dentin saluran akar, sedangkan antar pasak (GPF) dengan semen luting tidak terdapat celah mikro (CM). B. Pasak pita polyethylene fiber reinforced terlihat tidak adanya celah mikro

B  A  B  A  CM  LS  GPF CM GPF  LS  CM  PFR LS

Gambar 36b. Hasil foto stereomikroskop pembesaran 20 x bagian middle. A. pasak glass prefabricated fiber reinforced, terlihat adanya celah mikro (CM) diantara pasak (GPF) dengan semen luting (LS) dan semen luting (LS) dengan dentin saluran akar, B. pasak pita polyethylene fiber reinforced terlihat adanya celah mikro (CM) diantara semen luting (LS) dengan dinding saluran akar.

Gambar 37a. Hasil foto stereomikroskop pembesaran 20 x bagian apical. A. pasak glass prefabricated fiber reinforced, terlihat adanya celah mikro (CM) diantara semen luting dengan dentin saluran akar, sedangkan antara pasak (GPF) dengan semen luting (LS) tidak terlihat adanya celah mikro (CM). B. pasak pita polyethylene fiber reinforced terlihat tidak ada celah mikro.

Gambar 37b. Hasil foto stereomikroskop pembesaran 20 x bagian apical. A. pasak glass prefabricated fiber reinforced terlihat tidak ada celah mikro baik diantara pasak (GPF) dengan semen luting (LS) maupun antara semen luting (LS) dengan dentin saluran akar. B, pasak pita polyethylene fiber reinforced terlihat tidak adanya celah mikro. B  A  B  A  LS  CM  GPF SL  GPF 

Hasil pengamatan celah mikro dengan stereomikroskop pembesaran 20x dianalisa dengan Kruskal-Wallis Test untuk melihat perbedaan diantara seluruh kelompok perlakuan terhadap celah mikro. Hasil uji statistik dengan Kruskal-Wallis

Test dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 3. RASIO CROSS-SECTIONAL PADA DAERAH INFILTRASI ZAT WARNA

Kelompok

Bagian Gigi

Coronal Middle Apical Mean Median SD Mean Median SD Mean Median SD

I 2.0000 2.0000 1.15470 1.4000 2.0000 0.84327 0.1000 0.0000 0.31623 II 0.9000 1.0000 0.73786 0.1000 0.0000 0.31623 0.0000 0.0000 0.0000

Tabel 4. HASIL UJI STATISTIK KRUSKAL-WALLIS TEST

Skor Celah Mikro

Chi-square test Df Asymp.Sig 6.951 1 .008*

*menunjukkan perbedaan signifikan pada p= .05

Dari tabel diatas terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) diantara kedua kelompok perlakuan terhadap celah mikro.

Kemudian analisis statistik dilanjutkan dengan menggunakan Mann-Whitney Test untuk melihat perbedaan diantara bagian coronal kelompok I dengan bagian coronal kelompok II, bagian middle kelompok I dengan bagian middle kelompok II, dan

bagian apical kelompok I dengan bagian apical kelompok II. Hasil uji statistik dengan Mann- Whitney Test dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. HASIL UJI STATISTIK DENGAN MANN – WHITNEY TEST

Skor Celah Mikro

Bagian Gigi

Coronal Middle Apical

I & II I & II I & II Mann- Whitney U

Wilcoxon W Z

Asymp.sig. (2-tailed) Exact Sig. 2*(1-tailed Sig.) 21.500 76.500 -2.242 .025* .029 12.000 67.000 -3.201 .001* 0.03 45.000 100.000 -1.000 .317 .739 *menunjukkan perbedaan signifikan pada p < 0.083

Dari hasil uji statistik dengan Mann-Whitney Test diperoleh hasil bahwa pada bagian coronal antara kelompok I & II terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0, 083), pada bagian middle antara kelompok I & II terdapat perbedaan yang signifikan ( p < 0,083), dan pada bagian apical antara kelompok I & II tidak terdapat perbedaan yang signifikan ( p > 0,083)

Dokumen terkait