• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum

B. Temuan Khusus

1. Hasil Penelitian Siklus I

Siklus pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 Desember 2018. Materi yang disajikan pada pertemuan pertama ini adalah mengenai kiat-kiat sukses menghafal al-Qur'an, manfaat menghafal al-Qur'an dan menghafal QS. Adh-Dhuhaa ayat 1-11 dengan menggunakan metode

wahdah dan takrir. Adapun nama-nama santri yang hadir pada pertemuan

pertama ini adalah:

Tabel. 7

Daftar Hadir Santri TPA Masjid Sabil

No Nama Kelas

1. Alfia Rahmi V

2. Alfin Sukri VI

3. Dona Novita VI

4. Feni Prima Fadhila VI

5. Halica Mayza Putri V

6. Husnul Fadila V

7. Nazila Hamdiatul Qari‟ah V

8. M. Ikhranul Ikhram III

9. M. Rasyid Ridho VI 10. Mezi Zaskia VI 11. Muhammad Rizki VI 12. Mutiara Rennata V 13. Robby Fernanida VI 14. Safina Febriyanti V 15. Salsabila Zackyah VI

16. Tri Fajar Ariza VI

17. Zakiyah Fitri Erita V

18. Zuhriah Zalfa Zahira V

Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pada siklus pertama akan diuraikan sebagai berikut ini:

a. Perencanaan Tindakan (planing)

Perancanaan ini dilakukan dengan tujuan agar kegiatan yang akan dilaksanakan berjalan dengan baik. Adapun perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Mengkondisikan waktu pelaksanaan kegiatan, yaitu dilakukan pada hari Selasa tanggal 04 Desember 2018, pukul 16.15-17.45 WIB di TPA Masjid Sabil Jorong Padang Panjang Pariangan.

2) Mengkondisikan santri yang akan mengikuti tahfidz al-Qur'an yang berjumlah sebanyak 18 orang.

3) Mempersiapkan materi yang akan disajikan kepada santri, yaitu tentang kiat-kiat sukses menghafal Qur'an, manfaat menghafal al-Qur'an dan menghafal QS. Adh-Dhuhaa ayat 1-11 dengan menggunakan metode wahdah dan takrir.

4) Mempersiapkan pemateri, yaitu peneliti memilih seorang Ustadz yang pernah mengajar tahfidz al-Qur'an di SMP N 3 Sabu yang bernama Ustadz Romi Saputra S.Pd.

5) Mempersiapkan sumber dan media yang dibutuhkan seperti: al-Qur'an, buku yang terkait dengan meghafal al-al-Qur'an, spidol, papan tulis dan lain-lainnya.

b. Pelaksanaan Tindakan (action)

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 04 Desember 2018, pukul 16.15-17.45 WIB. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Langkah-langkah pelaksanaan penelitian

Sebelum memulai kegiatan awal, peneliti terlebih dahulu mempersiapkan mental santri untuk mengikuti pembelajaran tahfidz sebagaimana yang telah peneliti rencanakan sebelumnya seperti merapikan meja dan memungut sampah yang ada disekitar santri, dengan tujuan agar kelihatan rapi dan bersih serta memberikan kenyamanan saat proses belajar nanti. Peneliti juga telah menyiapkan seorang pemateri yang bernama Ustadz Romi Saputra S.Pd.

a) Kagiatan awal

(1) Pemateri mengucapkan salam

(2) Pemateri mengawali pembelajaran dengan mengucapkan

basmalah dan kemudian berdoa secara bersama-sama

(3) Pemateri menyiapkan mental santri dalam belajar

(4) Pemateri menyampaikan motivasi kepada santri yang berkaitan dengan hafalan Al-Qur'an

(5) Pemateri menjelaskan sedikit mengenai metode wahdah dan metode takrir

b) Kegiatan inti

(1) Pemateri menjelaskan tentang kiat-kiat sukses menghafal Al-Qur'an serta manfaat menghafal al-Qur'an.

(2) Pemateri mempersilahkan santri untuk mengajukan beberapa pertanyaan

(3) Kemudian pemateri membacakan QS. Adh-Dhuhaa terlebih dahulu agar santri nantri terarah dalam menghafal. Kemudian pemateri menyuruh santri untuk membaca QS.

Adh-Dhuhaa ayat pertama sebanyak lima sampai sepuluh kali, jika santri sudah mampu menghafalnya maka pemateri akan menyuruh santri untuk mengulang-ngulang membacanya lagi.

(4) Jika sudah benar-benar hafal ayat pertama, maka pemateri menyuruh santri untuk pindah ke ayat ke dua dengan metode yang sama dengan ayat pertama tadi. Dan dilanjutkan sampai ayat terakhir dengan cara yang sama.

c) Kegitan putup

(1) Pemateri bersama-sama dengan santri membaca kembali QS. Adh-Dhuhaa 1-11

(2) Pemateri menyuruh santri untuk mengulang-ngulang hafalannya dirumah sesuai dengan metode yang telah diajarkan tadi

(3) Pemateri mengakhiri pembelajaran dengan hamdallah dan membaca doa penutup majlis

2) Metode

Dalam pelaksanaan penelitian, pertama pemateri menggunakan metode ceramah untuk menjelaskan tentang kiat-kiat sukses menghafal al-Qur'an serta menfaatn menghafal al-Qur'an. Kemudian pemateri menggunakan metode tanya jawab dan diskusi agar santri bisa mengeluarkan pertanyaan ataupun pendapat mereka. Setelah itu pemateri memakai metode wahdah dan takrir dalam mengajarkan santri untuk menghafal QS. Adh-Dhuhaa ayat 1-11. 3) Waktu : 2×45 menit (90 menit)

4) Materi

Menghafal Al-Qur'an

Hafal al-Qur'an adalah impian bagi setiap pecinta al-Qur'an. Namun tidak setiap orang bisa melakukannya. Ada beberapa

ketentuan yang harus diperhatikan bagi calon penghafal al-Qur'an agar impiannya untuk mejadi penjaga kalam Allah swt. dalam hatinya menjadi kenyataan.

a) Kiat-kiat sukses menghafal al-Qur'an

Sebelum menghafala al-Qur'an ada beberapa kaidah yang harus kita lakukan, yaitu sebagai berikut:

(1) Niat yang Ikhlas

Dengan keihklasan niat, akan tumbuh semangat dalam jiwa bahwa yang ia hafalkan adalah sumber kebahagiaan didunia dan diakhirat. Dengan keikhlasan pula, akan tumbuh semangat menggelora dalam dada sehingga sanggup mengalahkan semua kesulitan yang menghadang.

(2) Usia muda lebih efektif

Hati dan pikiran anak-anak pada umumnya lebih jernih dan lebih mudah dalam menghafal al-Qur'an. Sebab belum begitu banyak problematika hidup yang mereka hadapi. Dan biasanya kalau seseorang sudah hafal dikala umurnya masih muda, hafalan itu akan sangat kuat melekat dalam ingatan. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, yang artinya: “Barang siapa yang belajar al-Qur'an

pada saat ia masih dalam usia muda, Allah swt. akan mencampurkan (ilmunya) dengan daging dan darahnya.”

(HR Bukhari)

(3) Memilih waktu dan tempat yang tepat

Kondisi lingkungan dan pikiran sangat berpengaruh dalam proses hafalan. Situasi yang tenang serta jauh dari keributan dan kebisingan akan sangat membantu kosentrasi pikiran dalam menghafal. Para ulama telah melakukan penelitian tentang waktu yang paling tepat untuk mengafal,

kebanyakan dari mereka, kebanyakan dari mereka memilih waktu sahur dan setelah fajar karena kondisi kedua waktu tersebut sangat strategis. Pada saat itu otak dalam keadaan rileks dan masih kosong dari berbagai urusan.

(4) Menggunakan satu mushaf

Menghafal dengan menggunakan satu mushaf, akan lebih membantu ingatan para calon huffazh (penghafal al-Qur'an). Jika mushaf yang digunakan lebih dari satu, terlebih ketika susunan dan cetakannnya, hal ini akan berpengaruh pada rekaman hafalan yang telah tercetak diotak.

(5) Menentukan target hafalan

Untuk melihat seberapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan program yang direncanakan, maka penghafal perlu membuat target harian.

(6) Rutin mengulangi hafalan

Manusia tidak dapat dipisahkan dengan sifat lupa karena lupa merupakan identitas yang selalu melekat pada dirinya. Secara garis besar menambah hafalan lebih mudah dari pada menjaganya karena orang yang menghafal terdorong semangatnya untuk bisa, sedangkan menjaga atau mengulang hafalan selalu bersama dengan sifat malas. Solusinya bagi para penghafal al-Qur'an harus membuat jadwal khusus untuk mengulangi hafalannya.

(7) Memperhatikan ayat-ayat yang sama atau mirip

Didalam al-Qur'an terdapat beberapa ayat yang bacaannya sama atau hampir sama. Kalau ayat-ayat ini tidak diberi perhatian khusus, bisa berakibat fatal, karena bisa terjebak pada ayat lain yang kebetulan sama atau hampir sama sehingga hafalannya tidak terarah. Dengan memperhatikan

ayat yang serupa atau mirip, hal ini dapat menghindarkan penghafal dari kesemrautan hafalan.

(8) Berdoa mohon pertolongan kepada Allah swt.

Doa merupakan senjata ampuh bagi para penghafal al-Qur'an dan sebagai bukti kehambaan serta tadharru‟ kepada Sang Khalik. Selain itu berdoa adalah ibadah. Selain melakukan usaha sekuat tenaga untuk menghafal, calon

huffazh juga harus mengiringinya dengan berdo‟a agar Allah

swt. mengabulkan keinginannya. (9) Tekad yang kuat

Perkara menghafal al-Qur'an adalah perkara yang besar, yang tidak akan mampu dilakukan kecuali oleh orang-orang yang memiliki tekad yang kuat (ulul „azmi). Setiap Muslim tentu memiliki keinginan menghafal al-Qur'an. Namun keinginan saja tidaklah cukup, ia mesti diringi oleh kemauan yang kuat untuk melakukannya.

(10) Meninggalkan kemaksiatan

Hati yang larut dalam kecintaan terhadap maksiat tidak mungkin memiliki perhatian terhadap al-Qur'an. Setiap kali seorang hamba berbuat dosa, setiap kali itu pula hatinya terbawa pengaruh buruk. Dan setiap kali hati terpengaruh, setiap itu pula kemampuannya mengafal kitabullah akan melemah.

(11) Dahulukan menghafal surat-surat yang paling mudah

Tidak mesti menghafal al-Qur'an sesuai dengan urutan mushaf atau dimulai dari awal mushaf. Boleh didahulukan dengan ayat-ayat atau juz-juz yang termudah dari al-Qur'an, agar bisa mengafal dengan cepat dan segera ada hasil yang dimiliki dari al-Qur'an.

(12) Istiqamah dan disiplin

Istiqamah adalah konsisten, yakni tetap menjaga keteguhan dalam proses menghafal al-Qur‟an. Seorang penghafal al-Qur'an harus bisa istiqamah, baik istiqamah dalam proses menghafal maupun muraja‟ah. Keduanya harus seimbang, prinsinya tiada hari tanpa mengafal dan muraja‟ah.Seorang penghafal al-Qur'an harus disiplin dan pandai mengatur waktu untuk menghafal al-qur‟an. Jangan pernah waktu terhambur sia-sia tanpa makna dan faedah. b) Manfaat dan Keutamaan Menghafal Al-Qur'an

Ada beberapa manfaat dan keutamaan yang diperoleh dari menghafal al-Qur'an, yaitu:

(1) Al-Qur'an menjanjikan kebaikan, berkah dan kenikmatan bagi penghafalnya.

(2) Seorang hafidz Qur‟an adalah orang yang mendapatkan

Tasyrif Nabawi (penghargaan khusus dari Nabi saw.)

(3) Hifzul Qur‟an merupakan ciri orang yang diberikan ilmu. (4) Hafidz al-Qur'an adalah keluarga Allah swt. yang berada

diatas bumi

(5) Diutamakan menjadi imam dalam shalat berjama‟ah

(6) Al-Qur'an menjadi penolong (syafa‟at) bagi para penghafal. Rasulullah saw. bersabda:

َلىُسَز

َِّاللّ

ىَّلَص

َُّاللّ

ِهْيَلَع

َنَّلَسَو

ُلىُمَي

اوُءَسْلا

َىآْسُمْلا

ُهًَِّاَف

يِتْأَي

َمْىَي

ِةَهاَيِمْلا

اًعيِفَش

ِهِتاَحْصَ ِلِ

Artinya: “dari Abu Umamah, ia berkata: aku

mendengar Rasulullah saw. bersabda:”bacalah oleh mu al-Qur'an, sesungguhnya ia menjadi pemberi syafa‟at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).” (HR.

(7) Hifzul Qur‟an akan meninggikan derajat manusia di surga. Rasulullah saw. bersabda:

َلاَل

ُلىُسَز

َِّاللّ

ىَّلَص

َُّاللّ

ِهْيَلَع

َنَّلَسَو

ُلاَمُي

ِةِحاَصِل

ِىآْسُمْلا

ْأَسْلا

ِكَتْزاَو

ْلِّتَزَو

اَوَك

َتٌُْك

ُلِّتَسُت

يِف

اَيًُّْدلا

َّىِاَف

َكَلِزٌَْه

َدٌِْع

ِسِخآ

ةَيآ

اَهُؤَسْمَت

Artinya: “Rasulullah shallAllahu wa'alaihi wa sallam

bersabda: "Dikatakan kepada orang yang membaca al-Qur'an: "Bacalah, dan naiklah, serta bacalah dengan tartil (jangan terburu-buru), sebagaimana engkau membaca dengan tartil di dunia, sesungguhnya tempatmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.”(HR. Muslim)

c) QS. Adh-Dhuhaa Ayat 1-11







































































































Artinya:

1. demi waktu matahari sepenggalahan naik, 2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),

3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu.

4. dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).

5. dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.

6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?

7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.

8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.

9. sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang.

10. dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.

11. dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.

c. Pengamatan Tindakan

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan pada siklus satu ini, melalui lembaran penilaian hafalan al-Qur'an terhadap 18 orang santri atau reponden, maka dapat direkaputulasi data sebagai berikut:

Tabel. 8

Rekapitulasi Penilaian Hafalan Al-Qur'an Santri Siklus I

No Nama Santri Aspek Penilaian Total MH SH AK PPB WI 1 Alfia Rahmi 2 2 2 3 3 12 2 Alfin Syukri 3 1 2 3 2 11 3 Dona Novita 3 2 2 3 3 13

4 Feni Prima Fadhila 2 1 2 2 2 9 5 Halica Mayza Putri 3 2 3 3 2 13

6 Husnul Fadila 4 2 3 3 3 15

7 Nazila Hamdiatul Q. 3 2 2 3 3 13

8 M. Ikhwan Nulkarim 3 2 2 3 2 12

10 Mezi Zaskia 2 1 2 2 3 10 11 Muhammad Rizki 2 1 2 2 2 9 12 Mutiara Rennata 3 2 2 3 2 12 13 Robby Fernanida 2 2 2 2 2 10 14 Safina Febriyanti 3 2 2 3 3 13 15 Salsabila Zackyah 3 2 2 3 2 14 16 Tri Fajar Ariza 3 2 3 3 2 12 17 Zakiyah Fitri Erita 2 2 2 3 2 11

18 Zuhriyah Zalfa Zahira 3 2 2 3 2 12

Jumlah 49 32 39 49 43 212

Jumlah skor ideal (kriterium) apabila setiap item mendapatkan skor tertinggi, yaitu: skor tertinggi setiap item (4) × jumlah item (5) × jumlah responden (18) adalah 360. P = = = 59,2% 90 180 270 360 212

Tidak Cukup Lancar Sangat

Lancar Lancar Lancar

Nilai 212 termasuk kedalam kategori interval antara cukup lancar dengan lancar, akan tetapi lebih termasuk kategori interva cukup lancar. d. Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan siklus I ini ternyata santri TPA Masjid Sabil Jorong Padang Panjang Pariangan sudah termasuk kategori interval cukup lancar. Pada pelaksanaan siklus I ini dari 18 orang santri, ternyata rata-rata para santri telah mencapai lebih dari setengah yaitu 10 (skor

maksimum 20). Namun, masih ada dua orang santri dibawah skor 10 dan ada dua orang yang mendapatkan skor 10, ini bisa dikategorikan tidak lancar. Untuk skor 12 keatas sudah bisa dikategorikan cukup lancar.

Berdasarkan analisis per item, pada pelaksanaan siklus I ini dari 18 orang santri, ternyata rata-rata para santri telah mencapai skor cukup lancar, yaitu berkisar 32 sampai 49. Setelah diteliti lagi, ternyata ada beberapa santri yang masih mendapatkan nilai itemnya yang rendah (tidak lancar dengan point 1). Dengan demikian, masih diperlukan penegasan dalam pembinaan hafalan al-Qur'an santri ini, baik itu dari segi

Makharijul Huruf, Sifatul Huruf, Ahkumul Huruf, Panjang Pendek Bacaan

maupun Waqaf dan Ibtida‟nya. Untuk itu, maka peneliti akan membahas pada pertemuan selanjutnya pada siklus ke II.

Dokumen terkait