• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

4.1.3. Hasil Pengamatan dan Wawancara

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan 4 informan, berikut hasil wawancara dengan masing-masing informan:

Informan I

Informan : Mama Siska

Tanggal wawancara : 3 April, 14 April, 24 April, 8 Mei 2014

Pukul : 10.00; 15.00; 13.00; 15.00 WIB

Tempat : pintu 4 USU, Polmed, Pendopo, Fakultas Farmasi

Wawancara dengan mama Siska pertama kali dilakukan di pintu 4 USU, wawancara dilakukan pagi hari pada pukul 10 pagi. Proses wawancara dilakukan dengan santai dan tidak terlalu formal. Karena dilakukan di pangkalan becak suasana tidak begitu kondusif. Banyak para penarik becak yang penasaran karena

40 Universitas Sumatera Utara salah satu temannya diwawancarai oleh peneliti, sehingga sebagain besar dari mereka mengikuti proses wawancara tersebut. Hal ini sedikit membuat peneliti merasa gorogi. Perkenalan penliti dengan informan terjadi ketika suatu malam penetili melihat informan sedang menunggu penumpang di pintu 4. Peneliti memberanikan diri untuk berkenalan dan meminta izin untuk meelakukan wawancara dengan informan. Setelah berkenalan dan saling bertukar nomor handphone masing-masing, peneliti pun berpamitan.

Dari hasil pemgamatan dan wawancara diketahui informan mempunyai tujuh orang anak dan ketujuh orang anaknnya tersebut masing-masing masih duduk di bangku sekolah. Sudah enam tahun lebih informan menggeluti pekerjaan sebagai penarik becak wanita dikawasan kampus USU. Informan merupakan salah satu penarik becak wanita terlama menurut pengakuan informan kepada peneliti. Hal pertama yang ingin diketahui peneliti adalah alasan informan bekerja sebagai penarik becak, hingga diketahui alasan informan melakukan pekeraan tersebut adalah faktor ekonomi selain itu informan juga memiliki tangggungan tersendiri dalam rumah tangganya.

“alasannya ya mau bantu suami,masih ada kekurangan peralatan untuk anak sekolah,anak saya kan banyak dek ada tujuh orang, semuanya sekolah kalau dari suami saya aja gak cukup rasanya. Suami kerjanya sama narik becak juga, yaa bantu-bantu lah, trus jugakan semenjak kerja ini saya gak dikasih duit lagi sama suami buat belanja dapur, yaa dari situlah diambil buat beli beras buat makan. Sebagian lain ya untuk peralatan di dapur, untuk rumah tanggga.”

Diketahui sebelum bekerja sebagai penarik becak, informan juga pernah melakukan beberapa pekerjaan lain seperti buruh cuci, dan mencari barang-barang bekas. Dari sekian banayak pekerjaannya informan mengaku lebih menyukai pekerjaan sebagai penarik becak. Menurutnnya pekerjaannya lebih gampan dan lebih cepat menghasilkan uang dari pada pekerjaan lainnya walaupun hasil yang didapatkannya sama.

narik becak ini uang yang dapat bisa untuk sehari-hari kalau nyari butut itu uangnya kan perbulan baru dapat, gak bisa dijual tiap hari, hasilnya sama aja sama narik becak tapi kan kalau nyari

41 Universitas Sumatera Utara butut itu jorok kerjaannya dek,dapat duitnyapun lama kalau yang narik becak bisa lah buat sehari-hari untuk anak, untuk belanja.

Pendapatan yang didapat olah informan biasanya berkidar Rp. 50.000, sampai Rp. 75.000, pendapatan ini belum lagi dikurangi dengan bensin dan uang sewa becak. Biasanya per harinya becak disewakan antara Rp. 25.000, sampai Rp. 30.000 perhari berdasarkan kondisi becak tersebut. Kebetulan becak yang digunakan informan ini disewakan sebesar Rp. 25.000, per hari. Informan mengaku pendapatan tersebut jauah dari kata cukup.

“pendapatan bersih itu 50 ribu dek sehari, masuk buat bayar sewa ya 75 ribulah sehari, kan ini becak sewaan. Ya uang itu buat beli kebutuhan sehari hari lah dek, kalau soal cukup ya enggak, sekarang beras aja udah 10ribu sekilo, aku sehari itu habis 2,5 kilo beras yaa abislah pendapatan sehari,kadang-kadangpun ngutang dulu di warung-warung buat beli telor atupun minyak. Kalau duit bapak lain lagi itu buat anak-anak sekolah sama bayar uang sewa rumah, uang listrik. Kalau bapak sejarahnya gak pernah kasih saya uang ya paling bapak bantu-bantu lah buat beli ikannya, kadang-kadang telur dikasih.”

Kendala atau hambatan dalam berkomunikasi juga dialami oleh informan saat melakukan pekerjaannya ini. Dari informasi yang didapat dari informan hambatan komunikasi yang seringkali ditemui oleh informan berasal dari masyarakat sekitar mulai dari lingkungan dimana informan bermukim sampai kepada para pengguna jasa becak dikawasan kampus USU. Pada awalnya menurut penuturan informan banyak yang tidak percaya akan kemampuan dirinya mengendarai becak sehingga banyak yang menyangsikan informan terhadap pekerjaan yang digelutinya ini, tak jarang banyak calon penumpang yang mengurungkan niatnnya untuk mengetahui informan adalah seorang wanita alasan mereka takut nanti terjadi kecelakaan dan sebagainya. Cukup lama informan membuktikan kepada para calon penumpang bahwa dirinya bisa dan mahir dalam mengendarai kendaraan roda tiga ini sehinnga hambatan itu dirasa tidak lagi menjadi masalah bagi informan.

“kalau komunikasi gitu ya awalnya orang-orang itu gak mau naik becak saya. Kek nya takut orang tu, mungkin saya perempuan takut jatuh mingkin atau saya gak bisa bawak

42 Universitas Sumatera Utara becaknya. Pernah kejadian ada nenek-nenek di pintu 4 ini mau

naik becak saya tanyai mau kemana nek, ayok saya antar, eeh neneknya gak mau, kek gak percaya sama saya. Mahasiswa sini juga banyak yang gitu awalnya takut. Tapi yang penasaran juga ada. Yaa akhirnya ginilah dek, udah mau naik becak saya sekarang. Ada juga tuu sekarang yang mintak mau sama becak cewek aja gitu.”

Hambatan komunikasi lain yang didapat oleh informan yang berkenaan dengan masyarakat diperoleh oleh informan dari para tetangga dimana informan bermukin. Penuturan informan awalnya banyak bisisk-bisisk tetangga yang sangat mengganggu informan. Banyak beredar gosip mengenai informan berhubungan dengan pekerjaan yang dijalaninnya saat ini, semua bisik-bisik tetangga tersebut memojokkan informan dengan menggap informan sebagai seorang wanita tidak baik. Alasan para tetangga tersebut karena informan bekerja sebagai penarik becak dan itu dilakukan informan hanya sebagai kedok untuk leleuasa menggoda laki-laki lain.

“biasalah dek tetangga ada yang suka ada yang enggak, yang enggak ini suka bilangin saya godain laki-laki kalau narik becak, bapak juga sering dibilangin sama tetangga ih mana mama siska belum pulang ? ngapain tuh istri belum pulang jam segini ? ini yang bikin saya yang awalnya diam aja, jadi marah sama orang itu. Tapi sekarang udah jarang orang tu gosipin saya. Suami saya ya sabar aja kan kita sama kerjanya di pintu 4 juga narik becak. Dia juga taulah saya gimana disitu”

Hambatan komunikasi lain yang didapat informan berasal dari keluarga, awalnya menurut informan suami dan anak-anak tidak mempermasalahkan pekerjaannya sebagai penarik becak. Akan tetapi akhir-akhir ini informan merasa suaminya mempunyai begitu banyak aturan saat dia bekerja sebagai penarik becak dan berbaur dengan penarik becak lainnya. Aturan yang paling terasa adalah cara berpenampilan informan selama bekerja sebagai penarik becak dan berbaur dengan penarik becak lainnya. Menurut informan kecemburuan suami ini dimulai saat informan mencoba berpenampilan lebih rapi saat bekerja. Suami informan merasa penampilan informan saat bekerja dirasa terlalu rapi untuk ukuran seorang penarik becak. Hal ini membuat informan merasa agak keberatan dengan permintaan suaminya.

43 Universitas Sumatera Utara ”kalau keluarga awalnya gak ada dek, tapi sekarang bapaknya anak-anak suka ngatur penampilan saya. Saya gak boleh pakai baju terlalu rapi, kala rapi sikit dikomentari. Rambut gak boleh rapi sikit, kalau udah rapi sikit aja disuruh diikat keatas gitu harus pakai topi. Aku gak bisa gitu aku dek, kalau gak rapi gitu aku gak bisa. Aku emang dasarnya rapi, disuruh gitu jadi gak enak bawaannya.”

Selain hambatan komunikasi dengan keluarga dan masyarakat, hambatan komunikasi lainnya berasal dari kolega atau sesama penarik becak hambatan komunikasi yang dialami informan juga didapat dari sesama penarik becak. Hambatan ini didapat oleh informan saat pertama bergabung sebagai penarik becak mengalami ketidak percayaan diri saat pertamakali bekerja sebagai penarik becak. Banyak ketakutan yang dialami olah informan, mulai dari cara memulai komunikasi dengan para penarik becak lainnya dan cara bersikap dengan penarik becak lainnya. Awalnya informan merasa takut berbuat kesalahan saat melakukan pekerjaan sebagai penarik becak. Hambatan komunikasi lainnya dengan para penarik becak lain yang dirasakan informan adalah susahnya menjalin komunikasi dengan penarik becak lainya yang rata-rata masih muda sehingga kelakuan mereka yang terkadang kurang sopan saat berbicara dan bertindak dengan sesama penarik becak lainnya agak sulit untuk dinasehati.

“hambatan komunikasi sama orang ini ya awalnya aja dek, awalnya takut gitu gabung sama orang itu, takut salah ngomong, takut salah ambil pelanggan lah dek. Awalnya itu aja sih dek aku takutnya, tapi kan udah ditanya juga sama bapak giman-gimananya aturan narik becak itu, jadi sekarang udah biasa aja. Hambatan lain ya orang ini kan adek liat sendiri cemana kan muda-muda semua. Kadang-kadang kalo becanda sama-sama suka kelewatan jadi saya sebagai seorang perempuan yang punya anak sering juga bilangkan orang ini yang bagus. Yaa gitulah dek kadang kita didegar kadang juga enggak. Itu aja sih sama orang ini.”

Berinteraksi dengan lingkungan baru dan menjalankan komunikasi dengan sesama penarik becak membuat mereka lebih mengenal satu dengan yang lainnya. Hal ini diutarakan oleh informan. Komunikasi antarpribadi yang terjalin dengan para penarik becak lainnya berjalan bigitu baik. Informan tidak merasa mendapat perbedaan antara dirinya dan penarik becak lainya yang rata-rata laki-laki. Dan

44 Universitas Sumatera Utara tidak pernah mendapatkan perlakuan yang diluar batas seharusnya dilakukan. Hal ini membuat informan merasa nyaman dengan lingkungan kerjanya tersebut. Selain itu informan karena sudah mempunyai koneksi yaitu suami informan sendiri, dengan adanya hal itu memudahkan informan untuk berbaur dan menjalin komunikasi dengan penarik becak lainya karena sebagian dari merekapun sudah saling mengenal satu dengan yang lainnya. Menurut informan tidak perlu banyak penyesuaian lagi dalam melakukan komunikasi dengan penarik becak lainnya tersebut.

“awalnya agak takut juga sih dek tapi abis itu biasa aja, soalnya kan pertama narik becak ini ada bapak disini juga, trus udah pada tau sama orang-orang ini. Kan yang disini semua udah dianggap keluarga, udah saling kenal yaa mama biasa ajalah. Kalau soal perlakuan khusus kayak nya gak ada lah, rata semua di sini di anggap sama aja. Orang ini baik-baik kok, biar saya perempuan mereka gak mau ganggu. Saya sebagai perempuan merasa sangat dihargai walaupun ini pekerjaan laki-laki.”

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat tiga orang penarik becak wanita yang berada dikawasan kampus USU. Menurut penjelasan dari infroman komunikasi antapribadi yang terjalin antara ketiga ini berjalan sama halnya dengan penarik becak lainnya. Saling berhubungan baik satu dengan yang lainnya dan saling menghormati dan menjalankan aturan-aturan yang terdapat dalam menjalankan pekerjaan ini. Ketiga penarik becak ini mempunyai tingkat keintiman berkomunikasi yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya menurut informan. Hal ini disebabakan oleh tempat mereka mangkal yang juga berbeda. Informan dengan ibu Nia yang menempati tempat mangkal yang sama, informan mengaku mempunyai hubungan yang cukup intim antara mereka berdua. Banyak bertukar pikiran dan menceritakan masalah-masalah yang terjadi satu dan lainnya. Hal ini juga disebabkan adanya hubungan keluarga informan dengan ibu Nia. Sedangkan dengan penarik becak wanita lainnya yakni mama Riko, informan merasa kurang begitu dekat karena tempat mereka mangkal yang cukup berjauhan sehingga rutinitas mereka untuk bertemu juga sangat jarang. Sehingga hubungan komunikasi berjalan seperti layaknya dengan sesama penarik becak lainnya yang hanya bertegur sapa.

45 Universitas Sumatera Utara “kalau sama penarik becak wanita yang di sini aja dek aku dekat sama si nia,trus itu kan kami masih saudara. Sering curhat lah masalah anak masakah becak pokoknyaa gitu-gitu lah dek, masalah sewa ini. Tapi kalau sama yang penarik becak satu lagi mama Riko kami teguran ajaa kan pangkalan kami beda jadi arang jumpa.” Sebagai seorang ibu rumah tangga yang sekaligus bekerja, informan mengungkapkan tetap menjalankan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga seperti mengurus keluarga mulai dari keperluan anak-anaknya sampai dengan keperluan suaminya tatap dijalankan informan. Meskipun harus bekerja selama enam hari selama seminggu dengan ritme yang konsisten mulai dari jam 9 pagi hingga an 8 malam, informan yang satu ini tetap menjalankan tugas yang biasa dikerjakan ibu rumah tangga kebanyakan. Berikut merupakan tabel rutinitas dan ritme kerja informan sehari-hari.

Tabel. 4.1

Rutinitas Mama Siska Setiap Hari

No. WAKTU KEGIATAN

1. 05.00 WIB Bangun, menyiapkan sarapan, mencuci pakaian,

membangunkan anak sekolah

2. 07.30 WIB Beres-beres rumah dan bersiap untuk berangkat

bekerja

3. 09.00 WIB Berangkat bekerja

4. 14.00 WIB Pulang, makan siang dan istirahat

5. 15.00 WIB Kembali bekerja

6. 20.00 WIB Pulang ke rumah, bersih-bersih dan mengurus

anak-anak

7. 22.00 WIB Istirahat

“Saya kerja itu dek setiap hari kecuali hari minggu, kalau hari minggu saya ibadah. Kalau saya kerja ya kerja tapi kalau ibadah gak boleh tinggal, jadi hari minggu saya ibadah. Setiap hari yaa saya bangun jam 5 pagi bangunin anak menyiapakan sarapan baju anak sekolah yaa pekerjaan ibu rumah tangga biasa lah, beres-beres rumah, nyuci baju, abis tu siapkan sarapan, bangunin anak-anak, jam 9 saya baru berangkat

46 Universitas Sumatera Utara ke pangkalan trus plang jam 8, bersih-bersih lihat anak belajar abis tu tidur. Begitu aja setiap hari.”

Berprofesi sebagai penarik becak yang biasanya dilakukan oleh laki-laki secara tidak sengaja mengubah sedikit penampilan dan beberapa sikap informan. Hal ini secara langsung di ungkapkan informan bahwa penampilannya yang sekarang lebih mengarah ke penampilan laki-laki dan sikapnya yang mulai berubah kearah yang lebih tomboy tidak di sangkal oleh informan ini. Informan merasa tidak mempermasalahkan penampilannya saat ini, bagi inofrman kenyaman dalam bekerja lebih penting daripada penampilannya sebagai seoarang perempuan. Yang terpenting bagi informana adalah kerapihan dan kebersihan dalam berpenampilan saat bekerja.

”banyak yang berubah lah dek, tengok lah baju mama udah kek yang dipake laki-laki kan, yaa yang penting nyama aja lah dek pakenya ini, gak mugkin mama pake rok narek becak ni kan. Yang penting tertutup sama bersih rapih aja. Panas narik becak ni, kalau terbuka pakaian mama macam bau cewek hitam aku dek. Aku merasa agak tomboy aja sekarang. Ga peduli aku lagi lipstik itu bedak segala macam ntah apa ajalah itu, yang penting nyaman aja udah.”

Dari hasil pengamatan yang dilakuakan oleh peneliti diketahui dari informan mengenai pembagian tempat mangkal becak kawasan kampu USU dan peraturan-peraturan yang harus diketahui oleh penarik becak. Menurut penuturan informan tempat mangkal di kawasan USU ini di bagi beberapa titik mulai dari tiap pintu masuk yang ada dikawasan USU hingga di beberapa tempat seperti sumber dan tembok yang masing-masing biasanya didominasi oleh suku tertentu dan menurut informan disetiap pangkalan sudah memiliki langganan dan calon penumpang masing-masing. sehingga dengan demikian informan menjelaskan dimanapun mereka bekerja di kawasan kampus USU sebagai penarik becak akan tetap memperoleh pendapatan yang sama karena sudah mempunyai calon penumpangnya masing-masing.

“iya dek disini ada beberapa tempat pangkalan becak yaa saya mulai dari pintu 4 ini, polmed,farmasi, fisip, sampai belakang tembok itu masih kawasan saya. Ntar di pintu 3 lain lagi biasanya disana orang jawa, kalau sumber itu orang karo kebanyakan, kalau pintu 1 itu biasanya campur lah itu. Ada aturannya juga kami dek gak boleh bawa sewa dari panggkalan lain, tapi kalo ngantar boleh.

47 Universitas Sumatera Utara Kalau dilanggar berantampun bisa itu dek, kalau saal tempat mangakal yaa sama aja dek. Kita kan udah punya langganan trus calon penumpang masing-masing, macam dipintu 4 ini lah anak-anak kampus yang arah ke belakang ini biasa naiak becak kami. Ya udah diatur lah itu, sama juga kayak di sumber, anak kampus yang turun di sumber itu naik becak sumber yang arah ke fisip, ekonomi sana.”

Untuk menambah pengetahuan peneliti, informan menuturkan sedikit mengenai sejarah penerik becak wanita yang berda dikawasan kampus USU ini. Menurut informan dirinya merupakan salah satu wanita pertama yang mencoba menjadi penarik becak dikawasan kampus USU ini dan akhirnya di susul oleh beberapa orang yang satu persatu mulai menghilang karena alasan yang beragam. Setelah penarik becak wanita tersebut mulai menghilang, mulailah bermunculan penarik becak wanita yang lainnya, seperti mama Riko, ibu Nia, dan mama Putra.

“sejarahnya ya dulu mama awalnya disini. Kami berdua dulu awalnya sama mama Sudi namanya. Tapi mama Sudi sebentar aja dia, abis itu engak narik becak lagi, capek katanya. Tinggal mama sendiri baru lah masuk mama Putra trus ibu Nia ini trus mama Riko itu aja. Tapi kalau di luar kampus ini banyak dek.”

Bekerja sebagai penarik becak, yang biasnaya dikerjakan oleh laki-laki tidak membuat informan merasa enggan untuk melakukan pekerjaan ini, walaupun menurut informan pekerjaan ini membutuhkan fisik yang kuat. Informan dengan tegas menjawab akan tetap memilih bekerja sebagai penarik becak daripada harus bekerja sebagai buruh cuci ataupun mencari barang bekas seperti dulu yang pernah dijalaninya. Untuk mencari pekerjaan yang lainpun informan mengungakapkan belum akan mencari pekerjaan lain selagi pekerjaan ini masih bisa menghidupi keluarganya.

“mama suka lah pekerjaan ini. Kalau soal ini pekerjaan yang berat ya semua pekerjaan berat dek gak ada yang mudah. Kerja sama orang susah, kerja ke ladang susah, kerja nyari butut juga susah. Buat mama yang penting halal, lagian ini duitnya jelas, setiap hari ada. Jadi buat mama gak masalah yang penting halal mama mau bantu suami udah itu aja. Kalau soal cari kerjaan lain, untuk saat ini enggak lah dek. Disini sudah cukup kayaknya. Kerjanya memang capek, tapi semua kerja itu capek, nyari butut capek kerja di kantin capek, kerja diladang capek.narik becak ini pun capek tapi kita bebas, kita yang ngatur kita mau kerja atau ngak, gak ada orang yang kan

48 Universitas Sumatera Utara ngatur-ngatur kita. Duitnyapun sehari itu ada gak kayak kerja sama orang lain nunggu dulu sebulan. saya udah enak gini lah.”

Pengamatan dan wawancara yang dilakuan peneliti tidak begitu lama, hal ini dilakuakan peneliti karena takut mengganggu waktu informan untuk bekerja mencari nafkah. Tetapi pengamatan dan wawancara dengan informan tidak hanya terjadi sekali saja tetapi beberapa kali sehingga informan mendapat data-data yang diinginkan.

Informan II

Informan : Ibu Nia

Tanggal wawancara : 11 April, 17 April, 16 Mei

Pukul : 15.00; 15.00; 15.00 WIB

Tempat : Fakultas Farmasi, Polmed, Fakultas Farmasi

Niati atau yang biasa dipanggil ibu Nia merupakan informan ke dua dalam penelitian ini. Informan baru beberapa bulan bekerja sebagai penarik becak dikawasan kampus USU. Sebelumnya informan tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga yang terkadang juga sesekali mencari barang bekas. Peneliti mendapatkan informasi menegenai informan kedua ini melalaui informan pertama. Untuk berkomunikasi dengan informan kedua ini, peneliti hanya berhubungan dengan informan pertama karena kedua informan ini berada di satu pangkalan becak yang sama yaitu di pintu 4. Awal berkenalan dan memulai berkomunikasi dengan informan sedikit demi sedikit informan mulai terbuka dan mulai membuka dirinya. Sedikit kesulitan dialami olah peneliti pada saat mewawancarai informan. Hal ini disebabkan karena banyaknnya miskomunikasi yang terjadi antara peneliti dan informan. Banyak pertanyaan-pertanyaan yang harus ditanyakan berulang-ulang dan dijelaskan sedemikian rupa hingga informan mengerti.

Informan yang sudah dua kali menikah ini mempunyai satu orang anak perempuan dari hasil pernikahannya dengan suami kedua. Pada awal

49 Universitas Sumatera Utara pekerjaannya ini informan mengaku hanya ingin mengisi waktu luang nya saja yang hanya dihabiskan seharian dirumah. Karena ada sebuah becak yang menganggur dirumahnya akhirnya informan tertarik untuk menjadi seorang penerik becak wanita. Awalnya suami informan melarang karena khawatir dengan keselamatan informan. Informan meyakinkan suaminya menegenai keputusaannya tersebut sampai akhirnya suami informanpun mengizinkan.

“awalnya saya bosan dirumah itu dek, jadi ada becak itukan

Dokumen terkait