• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA II.1 Paradigma Penelitian

II.2 Uraian Teoritis

II.2.4 Teori Perukaran Sosial

Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory—SET) didasarkan pada ide bahwa orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka menghitung pengorbanan dan membandingkannya dengan penghargaan

yang didapatkan dengan meneruskan hubungan itu. Pengorbanan (cost)

merupakan elemen dari sebuah hubungan yang memiliki nilai negatif bagi seseorang, sedangkan penghargaan (rewards) merupakan elemen-elemen dalam sebuah hubungan yang memiliki nilai positif (West Turner, 2009 : 216).

Sudut pandang Teori Pertukaran Sosial berpendapat bahwa orang menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan pengorbanannya dari penghargaan yang diterimanya (Monge & Contactor, 2003).

Teori Pertukaran Sosial memprediksikan bahwa nilai (worth) dari sebuah

hubungan mempengaruhi hasil akhir (outcome) atau apakah orang akan

meneruskan hubungan atau mengakhirinya. Hubungan yang positif biasanya dapat diharapkan untuk bertahan, sedangkan hubungan yang negatif mungkin akan berakhir (West Turner, 2009 : 217).

Thibault dan Kelley menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut : “setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya.” Ganjaran, biaya, hasil, dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini.

25 Universitas Sumatera Utara 1. Ganjaran ialah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang

dari suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial atau dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran berbeda-beda antara seseorang dengan yang lain, dan berlainan antara waktu yang satu dengan waktu yang lain. Buat orang kaya mungkin penerimaan sosial lebih berharga daripada uang. Buat si miskin, hubungan interpersonal yang dapat mengatasi kesulitan ekonominya lebih memberikan ganjaran daripada hubungan yang menambah pengetahuan.

2. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu

hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak menyenangkan. Seperti ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang yang terlibat di dalamnya.

3. Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seorang individu merasa, dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba. Misalnya, Anda mempunyai kawan yang pelit dan bodoh. Anda banyak membantunya, tetapi hanya sekedar supaya persahabatan dengan dia tidak putus. Bantuan Anda (biaya) ternyata lebih besar daripada nilai persahabatan (ganjaran) yang Anda terima. Anda rugi. Menurut teori pertukaran sosial, hubungan anda dengan sahabat pelit itu mudah sekali retak dan digantikan dengan hubungan baru dengan orang lain.

4. Tingkat perbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai

sebagai kriteria dalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang. Ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu atau alternatif hubungan lain yang terbuka baginya. Bila pada masa lalu, seorang individu mengalami hubungan interpersonal yang memuaskan, tingkat perbandingannya turun. Bila seorang gadis pernah berhubungan dengan kawan pria dalam hubungan yang bahagia, ia akan mengukur hubungan interpersonalnya dengan kawan pria lain berdasarkan pengalamannya dengan kawan pria terdahulu. Makin bahagia ia pada

26 Universitas Sumatera Utara hubungan interpersonal sebelumnya, makin tinggi tingkat perbandingannya, berarti makin sukar ia memperoleh hubungan interpersonal yang memuaskan.

Asumsi Teori Pertukaran Sosial

Teori Pertukaran Sosial didasarkan pada metafora pertukaran ekonomis di mana asumsi berangkat dari pemikiran bahwa manusia memandang kehidupan sebagai suatu pasar. Thibaut dan Kelley mendasarkan teori mereka pada dua konseptualisasi yaitu :

Asumsi mengenai sifat dasar manusia

1. Manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman

2. Manusia adalah makhluk sosial

3. Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan

penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya

Asumsi mengenai sifat dasar manusia dari suatu hubungan

1. Hubungan memiliki sifat ketergantungan

2. Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses

Pemikiran bahwa manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman mengasumsikan bahwa perilaku orang dimotivasi oleh suatu mekanisme dorongan internal. Ketika orang merasakan dorongan ini, mereka termotivasi untuk menguranginya dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang menyenangkan. Manusia adalah makhluk rasional. Asumsi ini didasarkan pada pemikiran bahwa di dalam batasan-batasan informasi yang tersedia untuknya, manusia akan menghitung pengorbanan dan penghargaan dari sebuah situasi tertentu dan ini akan menuntun perilakunya. Hal ini juga mencakup kemungkinan bila dihadapkan pada pilihan yang tidak memberikan penghargaan, orang akan memilih pilihan yang paling sedikit membutuhkan pengorbanan. Dengan berasumsi bahwa manusia adalah makhluk rasional, Teori Pertukaran Sosial menyatakan bahwa manusia menggunakan pemikiran rasional untuk membuat

27 Universitas Sumatera Utara pilihan. Asumsi ketiga bahwa standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang lainnya menunjukkan bahwa teori ini harus mempertimbangkan adanya keanekaragaman. Tidak ada satu standar yang dapat diterapkan pada semua orang untuk menentukan apa pengorbanan dan penghargaan itu (West Turner, 2009 : 218-219).

Thibaut dan Kelley mengambil tiga asumsi mengenai sifat dasar manusia tersebut dari prinsip-prinsip pengurangan dorongan. Dalam pendekatan mereka akan hubungan, mereka menyusun prinsip-prinsip yang mereka sebut sebagai

teori permainan (game theory) yang megilustrasikan asumsi pertama mereka

disebut dilema seorang tahanan (Prisoner’s dilemma). Hasil akhir dari tiap kasus tergantung pada hubungan antar individu, tidak pada satu jawaban saja. Oleh karena itu, ketika seorang partisipan dalam sebuah hubungan mengambil tindakan, baik partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan akan terkena akibat. Asumsi kedua yang dibuat oleh Thibaut dan Kelley adalah kehidupan hubungan merupakan sebuah proses sehingga waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan menjadi penting. Waktu mempengaruhi pertukaran karena pengalaman-pengalaman masa lalu menuntun penilaian mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini mempengaruhi pertukaran-pertukaran selanjutnya (West Turner, 2009 : 219-220).

Struktur Pertukaran

Pertukaran dapat terjadi dalam beberapa bentuk dalam matriks tersebut:

a. Direct Exchange (pertukaran langsung), timbal balik dibatasi pada kedua aktor yang terlibat.

b. Generalize Exchange (pertukaran tergeneralisasi), melibatkan timbal balik yang bersifat tidak langsung. Sesorang memberikan kepada orang lain dan penerima merespon tapi tidak kepada orang pertama

c. Productive Exchange (pertukaran produktif), kedua orang mengalami pengorbanan dan mendapatkan penghargaan secara simultan dengan saling berkontribusi agar keduanya memperoleh keuntungan.

28 Universitas Sumatera Utara II.2.5 Konsep Gender

Istilah gender pada awalnya dikembangkan sebagai suatu analisis ilmu sosial oleh Ann Oakey (1972, dalam Fekih, 1997), dan sejak saat itu menurutnya gender lantas dianggap sebagai alat analisis yang baik untuk memahami persoalan diskriminasi terhadap kaum wanita secara umun. Gender berbeda dengan jenis kelamin (seks). Seks adalah pembagian jenis kelamin yang di tentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelamin tersebut. Oleh karena itu, konsep jenis kelamin digunakan untuk membedakan laki-laki dan wanita berdasarkan unsur biologis dan anatomi tubuh (Tuttle, Lisa, Encyclopedia of Feminism, 1986) (J.Dwi Narwoko, 2004 : 314).

Sedangkan gender adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara laki-laki dan wanita secara sosial. Gender adalah kelompok atribut dan perilaku yang dibentuk secara kultural yang ada pada laki-laki dan wanita. Margert Mead (Sex and Temprament in Three Primitive Societies, 1935), menyatakan bahwa jenis kelamin adalah biologis dan perilaku gender adalah kontruksi sosial. Menurut Oakley (1972 dalam Fekih, 1997), gender adalah pembagian laki-laki dan wanita yang dikontrudksi secara sosial maupun kultural. Seperti halnya wanita dianggap lemah lembut, emosional, keibuan, dan lain sebagainya. Sifat-sifat tersebut bukan kodrat karena tidak selamanya dan dapat pula dipertukarkan yang artinya, sebaliknya wanitapun ada yang kuat, rasional, perkasa, dan sebagainya.(J.Dwi Narwoko, 2004 : 314)

Gender adalah konsep hubungan sosial yang membedakan fungsi dan peran antara laki-laki dan wanita. Perbedaan fungsi dan peranan laki-laki dan wanita itu tidak ditentukan karena keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat, melainkan dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peran masing-masing dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Gender merupakan suatu konsep pemikiran atau rekayasa manusia yang dibentuk oleh masyarakat sehingga gender bersifat dinamins dapat berbeda karena perbedaan adat istiadat, budaya, agama, sistem nilai dari bangsa, masyarakat dan suku bangsa tertentu (J.Dwi Narwoko, 2004 : 315) .

Pengertian gender itu berbeda dengan pengertian jenis kelamin (sex). Tabel berikut ini menyajikan perbedaan konsep gender dan jenis kelamin dan

29 Universitas Sumatera Utara perbedaan konsep kodrati dan bukan kodrati.

No Jenis Kelamin (Seks) Contoh kodrati

Gender

Contoh Bukan Kodrati

1 Peran reproduksi kesehatan berlaku

sepanjang masa.

Peran sosial bergantung pada waktu dan keadaan.

2 Peran reproduksi kesehatan

ditentukan oleh Tuhan atau kodrat.

Peran sosial bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia.

3 Menyangkut perbedaan organ

biologis laki-laki dan perempuan khususnya pada bagian alat-alat reproduksi.

Sebagai konsekuensi dari fungsi alat-alat reproduksi, maka perempuan mempunyai fungsi reproduksi seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui; sedangkan laki-laki mempunyai fungsi membuahi (spermatozoid).

Menyangkut perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil

kesepakatan atau hasil bentukan dari masyarakat.

Sebagai konsekuensi dari hasil kesepakatan masyarakat, maka pembagian peran laki-laki adalah mencari nafkah dan bekerja di sektor publik, sedangkan peran perempuan di sektor domestik dan bertanggung jawab masalah rumahtangga.

4 Peran reproduksi tidak dapat

berubah; sekali menjadi perempuan dan mempunyai rahim, maka selamanya akan menjadi perempuan; sebaliknya sekali menjadi laki-laki, mempunyai penis, maka selamanya menjadi laki-laki.

Peran sosial dapat berubah:

Peran istri sebagai ibu rumahtangga dapat berubah menjadi pekerja/ pencari nafkah, disamping masih menjadi istri juga.

5 Peran reproduksi tidak dapat

dipertukarkan: tidak mungkin peran laki-laki melahirkan dan perempuan

Peran sosial dapat dipertukarkan Untuk saat-saat tertentu, bisa saja suami dalam keadaan menganggur

30 Universitas Sumatera Utara

membuahi. tidak mempunyai pekerjaan

sehingga tinggal di rumah

mengurus rumah tangga, sementara istri bertukar peran untuk bekerja mencari nafkah bahkan sampai ke luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).

6 Membuahi Bekerja di dalam rumah dan

dibayar (pekerjaan publik/produktif di dalam rumah) seperti jualan masakan, pelayanan kesehatan, membuka salon kecantikan, menjahit/ tailor, mencuci pakaian/loundry, mengasuh dan mendidik anak orang lain (babbysitter/ pre-school).

7 Menstruasi Bekerja di luar rumah dan dibayar

(pekerjaan publik di luar rumah).

8 Mengandung/ hamil Bekerja di dalam rumah dan tidak

dibayar (pekerjaan domestik rumahtangga) seperti memasak, menyapu halaman, membersihkan rumah, mencuci pakaian keluarga, menjahit pakaian keluarga. Sumber :

Dokumen terkait