• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Pengolahan Data Self Regulation Berdasarkan Semester

SELF REGULATION

4.1.5 Hasil Pengolahan Data Self Regulation Berdasarkan Semester

Berdasarkan hasil pengolahan data dari subjek penelitian dengan

menggunakan alat ukur self regulation yang disusun peneliti, maka didapat jumlah

skor berdasarkan semester, sehingga menghasilkan kategori fase pada masing-masing

subjek penelitian yang dapat digambarkan melalui tabel. Berikut hasil pengolahan

Page 86

Tabel 4.7 Self Regulation Berdasarkan Semester

SEMESTER F % SELF REGULATION Tinggi Rendah F % F % 22-23 18 86 7 39 11 61 24-25 3 34 2 67 1 33

Derajat self regulation mahasiswa dewasa berdasarkan tabel semester di atas,

maka didapatkan data bahwa sebanyak 18 orang (86%) yang berusia 22-23 tahun,

mahasiswa yang memiliki self regulation yang rendah 11 0rang (61%) dan 7 orang

(39%) memiliki self regulation yang tinggi. Artinya, sebagian besar mahasiswa yaitu

dari 18 orang yang berusia 22-23 tahun, 11 orang masih kurang mampu meregulasi

diri untuk menjauhi perilaku hubungan seks pra-nikah walaupun masih ada 7 orang

yang mampu meregulasi diri untuk menjauhi perilaku hubungan seks pra-nikah.

Sedangkan 3 orang (14%) yang berusia 24-25 tahun, mahasiswa yang memiliki self

regulation yang rendah 1 0rang (33%) dan 2 orang (39%) memiliki self regulation

yang tinggi. Artinya, sebagian besar mahasiswa yaitu dari 3 orang yang berusia 24-25

tahun, 1 orang masih kurang mampu meregulasi diri untuk menjauhi perilaku

hubungan seks pra-nikah walaupun masih ada 2 orang yang mampu meregulasi diri

Page 87

4.2 Pembahasan

Proses self regulatory yang disertai adanya beliefs dibagi menjadi 3

(tiga) fase, yaitu forethought, performance or volitional control, dan proses self

reflection.

Forethought merupakan proses yang terjadi sebelum adanya usaha-usaha untuk

bertindak dan berpengaruh terhadap usaha-usaha tersebut dengan melakukan persiapan

pelaksanaan tindakan tersebut. Performance atau volitional control melibatkan proses

yang terjadi selama usaha itu berlangsung dan pengaruhnya terhadap persiapan yang

telah dibuat dan tindakan yang dilakukan. Self reflection melibatkan proses yang terjadi

setelah adanya usaha-usaha yang dilakukan pada fase performance dan mempengaruhi

reaksi individu terhadap pengalaman tersebut. Self reflection ini mempengaruhi

forethought terhadap usaha-usaha berikutnya sehingga dengan demikian melengkapi

siklus sebuah self regulatory. Ketidakefektifan dalam kemampuan self regulation ini

bisa disebabkan oleh kurang berkembangnya salah satu fase dalam proses self

regulation terutama pada fase forethought dan performance control yang tidak efektif

(Bandura, 1991; Zimmerman, 1998 dalam Boekaerts, 2000).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 86% (18 orang)

mahasiswa UNISBA masa dewasa awal memiliki self regulation yang rendah. Hal ini

menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki kemampuan yang rendah dalam menyusun

strategi dan perencanaan menjauhi hubungan seks pra-nikah dengan pacar, memiliki

Page 88

menjauhi hubungan seks pra-nikah dan rendah dalam memberikan evaluasi terhadap

usaha yang telah dilakukan dalam menjauhi hubungan seks pra-nikah.

Menurut teori self regulation (D. H. Schunk & B. J. Zimmerman, 1998;

dalam Boekaerts, 2000), untuk mencapai hasil maksimal dibutuhkan pelaksanaan dari ketiga siklus self regulation. Dibutuhkan perencanaan terlebih dahulu sebelum

melakukan tindakan yang terkontrol dan adanya evaluasi seperti umpan balik terhadap

tindakan yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan

70% mahasiswa rendah dalam menjalankan fase forethought. Pada fase ini mahasiswa

kurang mampu membuat perencanaan mengenai perilaku menjauhi hubungan sekseual

pra-nikah dengan pacar sebagai usaha mencapai hasil optimal. Melihat fase ini, 71%

mahasiswa kurang mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan kurang menyusun

strategi yang efektif untuk dapat mencapai tujuan seperti tidak memiliki target waktu

menikah yang dicapai, tidak memiliki jadwal bertemu dengan pacar, tidak mencoba

membuat kegiatan positif bersama pacar. Salah satu faktor yang menghambat self

regulation yaitu yang berhubungan dengan motivasi. Sebanyak 71% mahasiswa yang

kurang memiliki keyakinan untuk motivasi diri, sehingga siswa kurang memiliki

keyakinan atas hasil yang ingin dicapai, kurang memiliki keyakinan atas kemampuan

yang dimiliki dalam upaya menjauhi hubungan sekseual pra-nikah dengan pacar, dan

kurang memiliki motivasi yang mengarah pada usaha untuk dapat mencapai tujuan

yang ingin dicapai seperti dapat mengikuti sesuai jadwal kegiatan yang dilakukan

bersama pacar serta tidak memiliki keinginan untuk lebih berupaya keras menjauhi

Page 89

Fase kedua setelah fase perencanaan adalah fase performance/volitional control.

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 57% mahasiswa kurang memiliki kemampuan

dalam melaksanakan fase ini. Sebanyak 57% mahasiswa kurang memiliki kemampuan

dalam mengendalikan tingkah laku mereka dalam menjauhi hubungan sekseual

pra-nikah dengan pacar. Sebanyak 57% mahasiswa kurang mampu melakukan penilaian

terhadap usaha yang telah dilakukan dalam menjauhi hubungan seksual pra-nikah

dengan pacar. Mereka sering mengabaikan teguran, nasehat, dan norma jika

mengetahui bahwa mahasiswa yang melakukakn hubungan seksual pra-nikah dengan

pacar, mahasiswa kurang dapat belajar dari pengalaman hamil dan aborsi sebelumnya

untuk dapat memperbaiki diri pada masa yang akan datang, menganggap kehamilan

bukan suatu masalah besar karena berpikir bahwa kehamilan dapat dicegah dengan

menggunakan ‘kondom’. Usaha-usaha yang muncul pada fase performance

membutuhkan penilaian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 100% mahasiswa kurang

memiliki kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap usaha yang telah

dilakukannya. Sebanyak 100% mahasiswa kurang dapat memberikan penilaian

terhadap diri mereka. Mahasiswa tidak mau untuk melakukan evaluasi terhadap cara

menjauhi hubungan seksual pra-nikah dengan pacar apakah sudah efektif atau tidak,

mahasiswa tidak mau untuk memeriksa kembali tahapan langkah-langkah yang telah

dikerjakan. Mahaiswa kurang dapat mengetahui penyebab dari kegagalan yang dialami

dalam pencapaian hasil. Sebanyak 100% mahasiswa kurang memiliki kemampuan

Page 90

hubungan seksual pra-nikah dengan pacar. hal ini berpengaruh terhadap reaksi

mahasiswa dalam mengubah strategi menjauhi perilaku hubungan seks pra-nikah. Self

reflection akan mempengaruhi forethought (perencanaan) terhadap usaha-usaha

berikutnya.

Dari pengolahan data berdasarkan usia dan tingkat semester perkuliahan

didapat sebanyak 18 orang (86%) yang berusia 22-23 tahun, mahasiswa yang memiliki

self regulation yang rendah 11 0rang (61%) masih kurang mampu meregulasi diri untuk

menjauhi perilaku hubungan seks pra-nikah dan sebanyak 3 orang (14%) yang berusia

24-25 tahun, mahasiswa yang memiliki self regulation yang rendah 1 orang (33%)

masih kurang mampu meregulasi diri untuk menjauhi perilaku hubungan seks

pra-nikah. Semakin matang seseorang dalam menggunakan pengetahuannya, maka semakin

matang perilakunya dalam membuat perencanaan dalam self regulation.

Sesuai dengan karakteristik masa dewasa awal sebagai masa transisi dari masa

remaja dimana pada masa tersebut merupakan usia bermasalah, kebanyakan dewasa

awal tidak berpengalaman dalam menghadapi masalah, ketidakmampuan mereka untuk

mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini. Dalam hal ini

mahasiswa tidak mampu memperbaiki cara menjauhi hubungan seks pra-nikah karena

tidak mengetahui bagaimana cara memperbaikinya atau tidak mengetahui apa yang

harus dilakukan.

Self regulation merupakan suatu interaksi dari faktor-faktor pribadi, tingkah

Page 91

self regulation adalah The Interdependent Roles of Social, Environmental, dan Self Influences. Individu yang mengabaikan sumber lingkungan fisik dan sosial atau yang

melihat lingkungan fisik dan sosial sebagai rintangan untuk perkembangan dirinya akan

kurang efektif dalam meregulasi diri mereka. Berdasarkan hasil pengolahan data

tersebut bahwa aspek self reflection yang paling besar berkontribusi menyebabkan

mereka menjadi sulit untuk menjauhi perilaku hubungan seksual pra-nikah dengan

pacar., mahasiswa lebih memilih untuk melakukan hal-hal yang menurut mereka lebih

menyenangkan seperti mengikuti tren melakukan hubungan seksual pra-nikah dengan

pacar dan tidak membuat strategi yang baru jika mengalami kegagalan dalam upaya

Page 92

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait