TINJAUAN TEORITIS
10. Masa dewasa awal sebagai masa kreatif
2.3 Pengertian Mentoring, Pesantren Mahasiswa, PAI I (aqidah) dan PAI III (akhlak)
2.3.1 Universitas Islam Bandung (UNISBA)
UNISBA adalah salah perguruan tinggi di Bandung. UNISBA diawali
dengan lahirnya Perguruan Islam Tinggi (PIT) pada tanggal 15
November1958, yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam
(YPI). Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1967 PIT berubah
Page 39
menjadi Universitas Islam Bandung (UNISBA). UNISBA memiliki sepuluh
fakultas, yakni Fakultas Syari’ah, Fakultas Dakwah, Fakultas Tarbiyah,
Fakultas Hukum, Fakultas Psikologi, Fakultas MIPA, Fakultas Teknik, Fakultas
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Kedokteran. Tujuan
pendidikan di UNISBA adalah mewujudkan 3M, yaitu mewujudkan mujahid
(pejuang), mujtahid (peneliti), dan mujaddid (pembaharu) dalam suatu
masyarakat ilmiah yang Islami, maka dalam proses pembelajaran banyak
dimuati pendidikan ke-Islaman yaitu Pendidikan Agama Islam setiap semester
hingga tujuh semester, mentoring Agama Islam, pesantren mahasiswa dan
sarjana.
2.3.3 Pesantren Mahasiswa
Pesantren mahasiswa dilaksanakan pada tahun pertama masuk
perkuliahan, tepatnya pada semester kedua sebagai mata kuliah PAI II yang
materinya diringkas. Pesantren mahasiswa merupakan sub sistem Pendidikan
Agama Islam yang berperan meningkatkan efektifitas pencapaian tujuan
UNISBA, yaitu agar para lulusannya menjadi mujahid, mujtahid, dan mujaddid.
Orientasi mendasar kegiatan pesantren ini adalah menanamkan ruhul Islam dan
menyiapkan kemampuan-kemampuan asasi dalam kehidupan beragama.
Pelaksanaan pesantren ini menekankan pada kesadaran beragaman untuk
melaksanakan kewajiban-kewajiban praktis perintah Allah SWT. Kedudukan
Page 40
a. Merupakan kegiatan akademik wajib bagi seluruh mahasiswa UNISBA dan
kegiatan pesantren tercantum dalam KRS mahasiswa
b. Kelulusan kegiatan pesantren mahasiswa merupakan syarat mahasiswa
untuk mengikuti PAI I (aqidah), PAI III (akhlak), dan selanjutnya
c. Kelulusan kegiatan pesantren mahasiswa merupakan salah satu syarat
dalam mengikuti kegiatan pesantren calon sarjana dan sidang sarjana
Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pesantren mahasiswa tersebut
adalah :
a. Memupuk dan mempertebal ketaqwaan kepada Allah SWT serta
meningkatkan wawasan ke-Islaman
b. Terbina dan meningkatnya kemampuan pelaksanaan ibadah secara praktis
yang didukung dengan pemahaman dalil-dalil yang shahih
c. Terbina dan meningkatnya kemampuan membaca serta menulis al-Qur’an
d. Membina dan memantapkan akhlaqul karimah, kecintaan terhadap Allah
SWT, Rasul, dan orang tua
e. Menumbuhkan kreatifitas, jiwa kemandirian, dan disiplin
f. Tertanamnya suasana silaturahim antar mahasiswa dari berbagai fakultas dan
disiplin ilmu yang ada di UNISBA
Adapun materi-materi kegiatan yang diberikan pada pesantren ini menekankan
pada kesadaran dan pemahaman untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban
praktis perintah Allah SWT yang sesuai dengan contoh Rasulullah SAW setara
Page 41
• Bimbingan Thaharah (pengertian Thaharah, persamaan dan perbedaan Thaharah, Nazhofah, dan Tazkiyah) diberikan dalam dua pertemuan
yang setara dengan 4 sks, masing-masing dengan waktu 100 menit
• Bimbingan Shalat (arti dan makna Shalat, dasar hokum Shalat, hikmah Shalat, syarat sah dan rukun Shalat, Kaifiyat/tata cara Shalat termasuk
doa dalam Shalat, hal-hal yang membatalkan Shalat termasuk masalah
sujud sahwi, Shalat berjamaah dan Shalat Jumat, Shalat Jamak, Shalat
Qashar, Shalat di perjalanan/kendaran serta Shalat-shalat Sunnat)
diberikan dalam dua pertemuan yang setara dengan 4 sks,
masing-masing dengan waktu 100 menit
• Bimbingan shaum (pengertian dan macam-macam shaum, dasar hukum shaum, tatacara shaum, dispensasi shaum, keutamaan dan hikmah
shaum) dan zakat (pengertian dan macam-macam zakat, hokum
mengeluarkan zakat, nisab dan besarnya zakat, mustahiq zakat, hikmah
zakat) diberikan dalam satu pertemuan selama 120 menit yang setara
dengan 3 sks
• Bimbingan manasik haji (pengertian haji, rukun haji, wajib haji, macam-macam cara pelaksanaan haji), umrah (pengertian umrah, rukun
umrah), dan miqat (pengertian miqat, jenis-jenis miqat : miqat zamany
dan miqat makany) diberikan dalam satu pertemuan dengan waktu 150
Page 42
• Bimbingan pengurusan jenazah (menghadapi orang sakit parah, memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menshalatkan jenazah,
menguburkan jenazah) diberikan dalam satu pertemuan yang setara
dengan 2 sks
• Bimbingan baca tulis al-Qur’an diberikan sebanyak Sembilan pertemuan yang masing-masing pertemuan selama 100 menit
Selain materi di atas, para peserta pesantren diberikan materi APIQ
(Aplikasi Psikologi Qur’ani). Melalui materi ini para peserta pesantren diajak
lebih memahami dirinya, lebih menghayati kecintaan terhadap orang tua, Rasul,
dan Allah SWT yang teraplikasi dalam kehidupan keseharian.
2.3.4 PAI I (Aqidah)
Materi perkuliahan PAI I (aqidah) yang dipelajari antara lain
dasar-dasar aqidah Islam (pengertian agama secara umum dan Islam khususnya,
rukun iman, problematika iman, aliran-aliran keagamaan dalam Islam). Setelah
pembelajaran mata kuliah tersebut diharapkan dapat mengetahui, memahami,
dan menghayati aqidah Islam serta memiliki kesadaran untuk beriman dan
mampu mengaplikasikan keimanan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
mampu mendefinisikan konsep dasar mengenai agama secara umum,
pembagian agama (agama samawi dan agama ardi), urgensi agama bagi
kehidupan manusia, pengertian agama Islam dan ajaran agama Islam, sumber
Page 43
(syirik, kufur, inhad, nifak, aridah) serta aliran agama Islam di Indonesia
(Ahmadiyah, LPII, dan lain-lain).
2.3.5 PAI III (Akhlak)
Materi perkuliahan PAI III (akhlak) yang dipelajari antara lain
hubungan iman, islam, ihsan; pengertian dan jenis-jenis akhlak (akhlak kepada
Allah SWT, akhlak kepada sesama makhluk/manusia, akhlak kepada Rasul,
akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada keluarga, akhlak kepada lawan jenis,
akhlak kepada tetangga/masyarakat, akhlak kepada makhluk selain manusia :
lingkungan/alam, akhlak dalam berbisnis, akhlak menuntut ilmu, akhlak
pengembangan diri). Setelah pembelajaran mata kuliah tersebut diharapkan
dapat memahami berbagai aspek pendukung terhadap terbentuknya akhlak baik
(mahmudah) sehingga memberi kontribusi terhadap upaya melibatkan aspek
kehidupan yang mendukung tercapainya pembentukan akhlak.