• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran

KESIMPULAN DAN SARAN

B. Hasil Program terapi Psikososial

1. Bagaimana hasil dari Terapi Psikososial yang sudah diberikan di Rumah Antara ?

1. Bagaimana kronologis permasalahan Penerima manfaat ?

2. Bagaimana kondisi emosi penerima manfaat pada awal masuk ke Rumah Antara ?

3. Bagaimana gambaran tentang pola pikir Penerima manfaat pada saat awal masuk ke Rumah Antara ?

4. Apakah pernah diikutkan tes psikologis ? bagaimana hasilnya ? 5. Apa penyebab Penerima manfaat bisa melakukan hal tersebut ?

6. Bagaimana riwayat permasalahan Penerima manfaat selama berada di Panti ?

7. Bagaimana hubungan anak dengan keluarga ?

8. Apakah orang tua Penerima manfaat sering datang menjenguk ? 9. Bagaimana perkembangan sekolah/kelas keterampilan anak ? 10.Terapi apa yang anda gunakan didalam Terapi Psikososial ? 11.Mengapa Anda menggunakan Terapi tersebut ?

B. Hasil Program terapi Psikososial

a. Nama : Sri Musfiah

b. Jabatan : Koordinator Pekerja Sosial c. Informasi : Rumah Antara

d. Tanggal : 14 Mei 2014 B. Instrumen wawancara

1. Bagaimana sejarah Rumah Antara terbentuk ?

“Karena semakin kompleksnya permasalahan anak pada tahun 2011 seperti kasus pencurian dan kekerasan hingga berujung kematian, banyak anak-anak yang berada di penjara karena harus menanggung akibatnya dan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan seperti kekerasan, yang membuat anak menjadi trauma. Ya kan memang seharusnya tidak boleh masuk penjara kan, karena itu bisa mengganggu psikologis anak tersebut. Dulu sebelumnya ada Rumah Antara, ada namanya ruang isolasi, ruang isolasi itu ruangan untuk anak-anak yang berasal dari Lapas, biasanya kan mereka membawa penyakit kulit seperti gatal-gatal, nah setelah anak sembuh dari penyakitnya lalu langsung ditempatkan ke asrama tanpa memikirkan kondisi emosi dan kesehatan jiwa anak. Hal inilah yang menyebabkan anak-anak yang berasal dari rujukan Lapas menerapkan kekerasan, pemalakan dan perilaku yang kurang normatif lainnya layaknya kepala kamar di penjara. Hal ini yang sangat disayangkan. Maka dari itu saya mencoba untuk meminimalisir hal itu dengan membuat Rumah Antara ini. Namun untuk mendapatkan izin berjalannya program ini baru terealisasikan pada tahun 2013.”

2. Siapa saja pihak yang terlibat di dalam Rumah Antara ?

“Pihak yang terlibat ada Dokter yang bertugas untuk melayani kesehatan, karena anak yang didatangkan dari Lapas itu biasanya kan membawa penyakit kulit ya. Kemudian ada psikolog yang bertugas untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa anak, ada bimbingan keterampilan, ada juga pembimbing mental, bimbingan mental ini maksudnya memberikan siraman rohani seperti memberikan ceramah atau motivasi kepada penerima manfaat, kemudian Pekerja Sosial yang bertugas sebagai menejer kasus sekaligus menjalani perannya sebagai pembimbing mental dan terapis.”

3. Apakah para pihak yang terlibat itu mendapatkan pelatihan untuk menjalankan program Rumah Antara ?

4. Apakah ada jam operasional Rumah Antara ?

“Untuk jam operasionalnya dari jam 08.00 sampai 16.00 untuk Pekerja Sosial dan Psikolog, lalu jam 16.00 ssampai 08.00 bertukar shift dengan security. Jadwal untuk Dokter tidak ditetapkan, tapi seminggu sekali pasti datang untuk memeriksa kondisi kesehatan penerima manfaat disini.”

5. Kegiatan apa saja yang dilakukan dalam Terapi Psikososial itu ?

“Untuk kegiatannya anak akan diminta untuk menceritakan permasalahannya atau biasa disebut dengan intake proses, dari situ Pekerja sosial menilai bagaimana kondisi emosi, mental, pola pikir, dan hubungan anak dengan siapa saja. Setelah itu Pekerja Sosial menerapkan beberapa terapi yang ada didalam terapi psikososial seperti terapi chatarsis, realita, kognitif, sharing feeling, dan

emotional freedom.”

6. Seperti apa pelaksanaan dari terapi-terapi itu ?

“pertama untuk terapi chatarsis, memancing amarah atau emosi negatif yang ada pada anak supaya keluarkan, pelaksanaannya dengan kursi kosong yang kemudian menceritakan sesuatu yang tidak ia senangi agar memancingnya untuk mengeluarkan emosi negatif itu yang kemudian Pekerja sosial melakukan peredaman emosi agar stabil kembali. Namun dalam pelaksanaannya diganti menjadi menuliskan kekesalan dalam bentuk narasi, karena kalau dengan kursi kosong, ada anak yang saking keselnya sampai memukul kaca yang membuat tangan anak tersebut berdarah. Kedua terapi realita, itu jadi anak diminta untuk mengungkapkan apa yang sedang diinginkan, biasanya anak menginginkan sesuatu yang menyenangkan tanpa memikirkan dampak negatifnya seperti misalnya ingin bermain game online. Setelah itu pekerja sosial akan meminta anak untuk berkomitmen kepada dirinya dan membuatnya bertanggung jawab atas komitmennya itu. Ketiga terapi kognitif, terapi ini untuk memrebuh pola pikir anak yang belum matang, karena anak masih belum bisa membedakan mana yang baik dan buruk untuk dirinya. Untuk pelaksanaannya dengan menonton film, bermain games, dan memberikan cerita yang bisa membuat pola pikir anak berubah menjadi lebih baik. Keempat terapi sharing feeling, terapi ini dilakukan untuk mengetahui perasaan anak selama berada di Rumah Antara, jadi anak kita minta untuk menceritakan kegiatannya hari ini dan bagaimana perasaannya, selain itu juga saya memberikan bimbingan mental (rohani) dan memotivasi kepada anak agar kembali bersemangat untuk memperbaiki kesalahan yang ia buat. Kelima terapi Emotional freedom, terapi ini untuk membersihkan emosi-emosi

dirasakan contohnya “saya sadar bahwa saya trauma dengan kekerasan yang dilakukan dipenjara, dan saya terima trauma saya ini ” sambil mengucap, tangan menekan titik tubuh dengan mengetuk dua ujung jari kebagian titik tersebut. Namun dalam pemberian terapi ini tidak semua diterapkan, disesuaikan dengan kebutuhan anak saja.”

7. Kapan Anda melakukan Terapi Psikososial ?

“Dalam memberikan layanan Terapi Psikososial ini disesuaikan dengan kondisi penerima manfaat apakah sedang dalam kondisi mood yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan penerima manfaat.”

8. Terapi apa yang paling sering anda gunakan di Terapi Psikososial ?

“Kalau paling sering saya menggunakan Terapi Kognitif dan Sharing feeling, karena untuk merubah pola pikir anak menjadi dewasa dan mengetahui kondisi emosi anak yang kemudian kita bantu untuk mengontrol diri anak tersebut. Untuk semua terapi yang ada di psikososial sudah saya terapkan kepada semua anak, tapi tetap disesuaikan dengan kebutuhan anak.”

9. Apa manfaat bagi Penerima manfaat ?

“Manfaat untuk anak yaitu dapat berubah pola pikirnya menjadi lebih baik seperti dapat menentukkan mana yang baik bagi dirinya, perubahan emosi menjadi stabil, karena emosi anak yang beranjak dewasa biasanya tidak stabil (tidak dapat mengontrol diri), perubahan perilaku seperti anak menjadi disiplin, keluarnya dari lingkungan yang menyebabkan anak melakukan hal tersebut, dan pembebasan tekanan pada anak dari trauma yang dialaminya.”

10.Apa saja faktor penghambat dan pendukung dalam menjalankan Terapi Psikososial ?

“Untuk faktor pendukungnya yaitu semangat pada Pekerja sosial dalam menjalankan tugasnya untuk membantu anak keluar dari permasalahannya, selain itu juga adanya kooperatif antara pekerja sosial dengan anak. Kalau faktor penghambatnya yaitu tidak semua Pekerja sosial melakukan terapi-terapi tersebut, hanya melakukan konseling saja.”

11.Bagaimana hasil dari Terapi Psikososial yang sudah diberikan di Rumah Antara ?

“Untuk hasil Terapi Psikososial yang sudah diberikan diharapkan

pola pikir penerima manfaat menjadi matang, seperti penerima manfaat mengenal mana yang baik dan buruk untuk dirinya, perubahan emosi yang tadinya belum stabil menjadi stabil, karena

dampaknya bagi orang lainnya, dan membebaskan penerima manfaat dari rasa tertekan yang dialaminya sewaktu penerima manfaat berada di Lapas.”

A. Identitas Informan

a. Naman : Lentina b. Jabatan : Pekerja Sosial c. Informasi : Permasalahan W d. Tanggal : 16 Juni 2014 B. Instrumen wawancara

1. Bagaimana kronologis permasalahan Penerima manfaat ?

“Ya jadi dia terbukti memakai narkoba jenis ganja, saat itu dia digerebek sama Polisi pas dia lagi nongkrong sama temen-temennya, terus dia dibawa ke Polres dan akhirnya masuk Lapas Salemba, menurut putusan hukuman, W harus menjalani hukuman selama 6 bulan. Sebelumnya W telah masuk penjara selama 1 bulan yang kemudian dirujukan ke PSMP Handayani untuk menjalani proses rehabilitasi.”

2. Bagaimana kondisi emosi penerima manfaat pada awal masuk ke Rumah Antara ?

“Kondisi emosi W pada awal masuk seperti biasa ya seperti anak-anak yang lain, kondisi emosinya masih labil, namanya juga remaja, masih belum bisa mengontrol dirinya, sulit untuk diatur, kadang murung kadang ceria. Ditambah lagi W baru dipindahkan dari Lapas, jadi masih terbawalah suasana di Lapas.”

3. Bagaimana gambaran tentang pola pikir Penerima manfaat pada saat awal masuk ke Rumah Antara ?

“Pola pikir si W masih belum matang, belum bisa memikirkan dampaknya kalau melakukan sesuatu.”

4. Apa penyebab Penerima manfaat bisa melakukan hal tersebut ?

“Penyebabnya yaitu tidak ketatnya pengawasan orang tua dengan pergaulan W diluar sana, yang membuat W terjerumus menggunakan narkoba, selain itu juga W belum mempunyai pendirian yang kuat, sehingga W gampang terpengaruh dengan ajakan teman-temannya yang negatif.”

5. Bagaimana dengan kondisi sosialiasi W di Rumah Antara ?

“W cukup baik dalam beradaptasi dilingkungan baru, W terlihat baik dalam bersosialiasi dengan penerima manfaat lainnya, tidak kaku dengan penerima manfaat yang lainnya.”

ada ya, paling cuma W masih suka cari-cari perhatian saja si, dan paling cuma kebiasaan ngompolnya aja si yang masih, tapi tidak melakukan hal-hal diluar batas kok, lalu juga saya belum menerima laporan apa-apa mengenai permasalahan W sampai saat ini.”

7. Bagaimana hubungan anak dengan keluarga ?

“Hubungan keluarganya cukup dekat saya rasa, akan tetapi keluarganya memanjakan si W, mungkin karena anak terakhir jadi W mendapatkan perlakuan khusus.”

8. Bagaimana perkembangan kelas keterampilan anak ? (11 Agustus 2014)

“Kalau kelas keterampilannya menurut laporan dari instrukturnya kurang, maksudnya kurang tanggap dalam menerima materi yang disampaikan. Jadi tidak ada perkembangannya didalam kelas keterampilan.”

9. Terapi apa yang anda gunakan didalam Terapi Psikososial ?

“Saya hanya memberikan konseling saja, dan relaksasi aja. Supaya anak nyaman dan relaks di Rumah Antara, karena kalau anak sudah merasa relaks kan enak untuk menjalani proses rehabilitasi.”

10.Apakah ada perubahan pada anak setelah keluar dari Rumah Antara ? (11 Agustus 2014)

“W sudah ada perubahan ya, jadi lebih mandiri dan disiplin, dan W juga sudah berjanji untuk tidak menggunakan narkoba lagi. Kondisi emosi W untuk saat ini sudah cukup stabil ya, terlihat dari W sudah bisa diatur, enggak kayak pas awal masuk sini. Kalau disuruh tuh cuma iya iya aja tapi enggak dilakuin. Si W juga kalau sekarang udah ada keinginan untuk berubah, kayak dikurangin nongkrongnya, enggak mau make narkoba lagi.”

Pada tanggal 5 Mei 2014 pukul 09.00 peneliti melakukan pengamatan di Kantor Belakang Panti Sosial Marsudi Putra Handayani, terdapat beberapa bangunan seperti Asrama, Sekolah (SD samapai SMP), Kelas Keterampilan seperti kelas Las, Mesin Pendingin (AC/Kulkas), dan Otomotif,kelas bimbingan social, Gedung Konsultasi yang merupakan kantor bagi Pekerja Sosial dan Psikolog, lalu ada Rumah Antara yang merupakan proses tahap awal rehabilitasi bagi penerima manfaat. Pada saat itu penerima manfaat sedang melakukan kegiatan bimbingan sosial, kemudian pada pukul 11.00 dilanjutkan kelas keterampilan sampai pada pukul 15.00, namun dengan jeda ishoma pada pukul 12.00 sampai 13.00. Kondisi Rumah Antara pada saat itu sedang kosong karena penerima manfaat yang berada di Rumah Antara sedang melakukan kelas keterampilan, karena penerima manfaat sudah melalui 3 minggu masa rehabilitasi di Rumah Antara, jadi diperbolehkan untuk keluar ke Rumah Antara untuk melakukan kegiatan kelas keterampilan, namun dengan syarat kondisi fisik penerima manfaat yang sehat (sembuh dari penyakit kulit)..Jadi, hanya ada Pekerja Sosial yang sedang berjaga di Rumah Antara. Kemudian sekitar pukul 16.00 bergegas pulang.

Pada tanggal 7 Mei 2014 peneliti melakukan pengamatan kembali, namun peneliti hanya melakukan pengamatan di Rumah Antara, peneliti masih mencar bahan untuk penelitian. Kemudian peniliti mulai menanyakan gambaran umum tentang Rumah Antara kepada Koordinator Pekerja Sosial sekaligus yang mempunyai konsep

Pada tanggal 12 Mei 2014 pada pukul 10.00 peneliti mulai menanyakan kepada Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial (Ibu Dewi Kania) tentang peran Rumah Antara beserta Tujuan, Proses penerimaan penerima manfaat, kegiatan yang dilakukan di Rumah Antara. Setelah itu peneliti kembali melakukan pengamatan di Rumah Antara pada pukul 12.30, saat itu penerima manfaat sedang melakukan makan siang di dalam Rumah Antara, yang kemudian dilanjutkan dengan sholat dzuhur. Setelah melakukan ishoma, penerima manfaat kembali melakukan kegiatan kelas keterampilan. Sekitar pukul 15.00 peneliti pulang.

Pada tanggal 14 Mei 2014 peneilit melakukan wawancara dengan Koordinator Pekerja Sosial mengenai sejarah, pihak yang terlibat di Rumah Antara, dan kegiatan apa saja yang dilakukan di Rumah Antara. Pada saat itu kondisi Rumah Antara kosong, yang dikarenakan sudah keluarnya penerima manfaat dan melanjutkan rehabilitasinya di asrama reguler yang terletak dikawasan PSMP Handayani.

Pada tanggal 19 Mei 2014 peneliti meminta izin untuk mengambil sampel penerima manfaat untuk di jadikan bahan penelitian, setelah mendapatkan izin dari Koordinator Pekerja Sosial, peneliti mencari penerima manfaat yang telah lama keluar dari Rumah Antara, dan peneliti mendapatkan penerima manfaat A, kemudian peneliti mencari Pekerja Sosial yang menangani kasus penerima manfaat A, dan ternyata penerima manfaat telah melewati masa rehabilitasi selama 4 bulan di Rumah

berhasil membuatnya mengakui perbuatannya. Peneliti juga menanyakan tentang perubahan positif pada penerima manfaat A. Menurut beliau sudah ada perubahan positif yang terjadi pada A, seperti sudah berkurang bohongnya, sudah mandiri, dan hasrat untuk melakukan seksnya sudah berkurang.

Pada tanggal 21 Mei 2014 peneliti melakukan pengamatan pada sore hari yang pada saat itu sedang melakukan kurve di asrama, peneliti menunggu A menyelesaikan tugasnya dan kemudian melakukan wawancara kepada A, pada saat melakukan wawancara mengenai kasus yang menjerat, A langsung tertunduk namun terus menceritakan kejadiannya. Peneliti juga menanyakan tentang perubahan dalam diri A, dan A menyatakan perubahannya yang positif kepada peneliti.

Pada tanggal 3 Juni 2014 peneiliti melakukan observasi di Rumah Antara, pada saat itu Ibu Maria sedang melakukan bimbingan sosial kepada penerima manfaat yang baru saja di datangkan dari Lapas, pesan yang disampaikan pada saat bimbingan sosial yaitu tentang orientasi lembaga, penerima manfaat diberitahu tentang fungsi dan tujuan dari PSMP Handayani, kemudian tentang pemenuhan kebutuhan bagi penerima manfaat seperti fasilitas-fasilitas yang ada di PSMP Handayani. Selain itu juga penerima manfaat dijelaskan tentang adanya kelas keterampilan bagi penerima manfaat seperti kelas otomotif, kelas mesin pendingin, kelas keterampilan komputer, dan kelas keterampilan las. Bagi penerima manfaat yang berada di Rumah Antara wajib untuk menjalani semua keterampilan yang ada di PSMP Handayani untuk masa

nyaman bagi penerima manfaat agar penerima manfaat merasa aman dan nyaman berada di PSMP Handayani, yang tujuannya untuk membebaskan rasa tertekan penerima manfaat yang memiliki trauma pada saat penerima manfaat berada di sel tahanan. Kemudian Ibu Maria membuat kesepakatan dengan penerima manfaat tentang ingin melakukan apa untuk hari ini, tidak lama kemudian Ibu Maria keluar karena mendapatkan panggilan dari Kantor depan, kemudian Ibu Lentina yang berganti untuk menjaga penerima manfaat di Rumah Antara, pada saat Ibu Lentina yang menjaga, beliau menanyakan tentang kasus penerima manfaat masing-masing, yang diiringi dengan asal rujukan mereka. Peneliti menetapkan untuk menjadikan penerima manfaat D dan W sebagai bahan penelitian peneliti. Kemudian pada pukul 16.00 jadwal untuk penerima melakukan kurve atau kegiatan bersih-bersih halaman Rumah Antara, namun pada pelaksanaannya tidak semua penerima manfaat tidak melakukan kurve, seperti penerima manfaat W dan D.

Pada tanggal 5 Juni 2014, peneliti kembali melaukan pengamatan di Rumah Antara, namun pengamatan dilakukan pada malam hari yaituu pukul 19.30, pada saat itu sedang dilakukan Terapi Sharing Feeling yang dilakukan oleh Ibu Sri, diterapi ini penerima manfaat diminta menceritakan kepada semua penerima manfaat mengenai perasaannya, lalu Pekerja Sosial menanyakan kelebihan dan kekurangan penerima manfaat lainnya. pada saat melakukan terapi ini, kebetulan ada penerima manfaat yang baru saja datang dari Lapas Salemba dan langusng diikutkan Terapi Sharing

macam, ada yang murung, bete, dan ada juga yang berkomentar tentang keluhan selama penerima manfaat berada di Rumah Antara. Penerima manfaat diminta untuk menyatakan perasaannya karena telah keluar dari Lapas, setelah itu penerima manfaat diminta untuk memberi masukan atau kritikan kepada penerima manfaat lainnya. Kemudian Ibu Sri meminta penerima manfaat untuk memberikan semangat untuk penerima manfaat lainnya, agar jangan mudah menyerah dalam menghadapi cobaan yang sedang menimpanya. Setelah itu Ibu Sri memberikan bimbingan rohani dalam bentuk ceramah, agar penerima manfaat dapat berinstropeksi diri.

Pada tanggal 16 Juni 2014 peneliti melakukan pengamatan dan melakukan wawancara dengan Ibu Lentina mengenai kasus yang menimpa D dan W, pada saat itu D dan W sedang mengikuti bimbingan sosial di luar Rumah Antara, karena D dan W sudah bisa mengikuti aturan di Rumah Antara dan tidak membuat masalah, maka D dan W diizinkan mengikuti kegiatan bimbingan sosial di luar Rumah Antara.

Pada tanggal 17 Juni 2014, peneliti melakukan pengamatan yang pada saat itu W sedang melakukan kegiatan bimbingan keterampilan dan setelah D melakukan kegiatan bimbingan keterampilan, peneliti mewawancarai penerima manfaat W mengenai kasus yang menjeratnya. Terlihat kondisi emosi W nampak belum stabil, masih terlihat murung dan tidak percaya diri (selalu menunduk).pada saat melakukan wawancara, setelah wawancara selesai, penerima manfaat melakukan kegiatan kurve, namun pada saat melakukannya tidak dikerjakan dengan baik oleh W. Berbeda

Pada tanggal 18 Juni 2014, peneliti melakukan pengamatan sekaligus mewawancarai D mengenai kasus yang menjeratnya, terlihat D sedang mengikuti kegiatan rutinitas seperti melakukan kegiatan bimbingan sosial dan keterampilan. Setelah D menyelesaikan kegiatan itu, peneliti meminta izin untuk mewawancari D, dan D menyetujuinya. Pada saat peneliti menanyakan tentang kasus D, D nampak terlihat murung dan merasa malu akan kasus yang menimpanya.

Pada tanggal 19 Juni 2014, peneliti melakukan pengamatan kembali di Rumah Antara, pada saat itu Rumah Antara nampak sangat sepi (tidak ada aktivitas), peneliti bertanya kepada Pekerja Sosial yang sedang berjaga yaitu Ibu Saras, dan ternyata penerima manfaat yang ada di Rumah Antara diizinkan untuk mengikuti PBK (Praktek Belajar Kerja), yang tidak mengikuti PBK hanya beberapa penerima manfaat saja, yang dikarenakan masih mempunyai penyakit kulit, ada juga satu penerima manfaat izin cuti untuk mengikuti ujian kenaikan kelas di Sekolahnya.

Pada tanggal 20 Juni 2014 peneliti melakukan pengamatan, terlihat D dan W sedang menjalani kegiatan bimbingan keterampilan (otomotif) dengan tekun, dan setelah D dan W kembali ke Rumah Antara, D dan W melakukan kurve dengan tanpa disuruh ole Pekerja Sosial. Nampak perubahan dari segi disiplin dan mandiri.

asrama, yang kebetulan pada saat itu pengasuh A telah pulang dari Kantor depan PSMP Handayani yaitu Pak Basuki, Pak Basuki merupakan staff dari PSMP Handayani, peneliti langsung meminta izin kepada Pak Basuki untuk mewawancarai tentang kesehatian A, menurut beliau A adalah anak yang sangat nakal, banyak tingkahnya yang membuat pengasuh geram, seperti kebohongan yang dilakukan oleh A, selepas A keluar dari asrama memang terlihat perilakunya yang baik-baik saja, seperti melakukan kurve dan sebagainya, namun seiring berjalannya waktu, perilaku baiknya semakin pudar, seperti A sudah mulai berbohong kembali, tidak melakukan kurve lagi, A tertangkap basah sedang merokok di halaman belakang asrama pada malam hari. Pak Basuki sudah berusaha keras untuk menghilangkan sifat bohongnya, namun Pak Basuki butuh waktu yang tidak sedikit, perlu pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh Pak Basuki. Tapi untuk saat ini perilaku A sudah lebih baik dari sebelumnya, seperti sifat bohongnya sudah berkurang, sudah bisa mandiri dan disiplin, walaupun masih harus di dampingi oleh beliau.

Pada tanggal 14 Juli 2014, peneliti melakukan pengamatan kepada penerima manfaat W dan W sudah keluar dari Rumah Antara dan melanjutkan proses kedua dari rehabilitasu yaitu masuk ke dalam asrama, peneliti baru bisa mewawancarai W setelah W menyelesaikan kegiatan bimbingan sosial dan bimbingan keterampilan, keterampilan yang W ikuti yaitu otomotif, W merasa nyaman dengan kegiatan bimbingan keterampilan yang diikutinya, sedikit demi sedikit W mulai bisa

dan disiplin. W juga sudah mengetahui bahwa ganja yang pernah ia gunakan adalah zat yang berbahaya yang bisa membunuhnya. W pun berjanji untuk tidak menggunakan ganja lagi. Setelah peneliti mewawancarai W, W langsung melanjutkan kegiatan kurve di asrama. Serelah mewawancarai W, peneliti menuju Rumah Antara untuk melakukan pengamatan dan wawancara dengan D, pada saat itu D sedang melakukan kegiatan kurve, peneliti menunggu D menyelesaikan kegiatan kurvenya dan meminta izin untuk mewawancarai D mengenai perubahan yang dirasakan. D sebenarnya sudah keluar dari Rumah Antara, namun karena D melarikan diri setelah keluar dari Rumah Antara, maka dari itu D di masukkan kembali ke Rumah Antara untuk tidak mengulangi perbuatannya lagi. Menurut pengakuan D karena melarikan diri adalah karena D merasa rindu dengan suasana rumahnya, yang untungnya pihak keluarga D mampu untuk bekerja sama dan mengembalikan D ke Panti. Menurut D kegiatan yang ada di Rumah Antara sangat bermanfaat, karena di Rumah Antara D menjadi mandiri, disiplin, dan mendapatkan keterampilan baru di bidang otomotif, selain itu juga D m=berjanji untuk tidak menggunakan Narkoba jenis Ganja lagi karena D sudah mengetahui dampak buruknya bagi tubuh D.

Pada tanggal 8 Agustus 2014, peneliti melakukan wawancara dengan pengasuh W yang biasa disapa Babeh, peneliti mewawancarai Babeh mengenai keseharian W selama di asrama, pada saat itu W sedang melakukan kegiatan bimbingan keterampilan. Babeh mencertiakan bahwa W baik-baik saja dalam

Handayani ini seperti mengikuti kegiatan bermusik yang dilakukan pada hari minggu,

Dokumen terkait