• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Tindakan Siklus I

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan

2. Hasil Tindakan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I

Tahap perencanaan tindakanaipada siklus I dimulai dengan penyusunan instrumen pembelajaran diantaranya persiapan silabus, penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penilaian aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan serta pembuatan media pembelajaranaLKS yang disesuaikan dengan model pembelajaran problem solving. Persiapan instrumen penilaian kemampuan berpikir kritis juga dilakukan.

Pada tahap perencanaan, dilakukan kajian terhadap silabus yang sebelumnya telah disusun. Kemudian materi dipersiapkan berdasarkan silabus dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan dalam penelitian.

Alokasi waktu materi stoikiometri dalam silabus adalah 8 jam pelajaran (4 kali pertemuan) pada prosesapembelajaran siklus I dengan rincian 6x45 menit untuk penyampaian materi dan 2x45 menit untukaevaluasi kegiatan pembelajaran siklus I.

Berdasarkan permasalahan yang ada di kelas X M-IPA 3, model pembelajaran problemssolving dipilih untuk meningkatkan prestasiabelajar siswa dan kemampuan berpikir kritis pada materi stoikiometri. Model pembelajaran problem solving ini mengarahkanasiswa untuk berfikir secara mandiri dan mendorong siswa untuk menemukan pemecahan masalah yang ada. Pembelajaran stoikiometri dalam penelitian ini dilengkapi dengan media pembelajaran LKS. Bantuan media ini diharapkan akan membatu siswa mengasah kemampuan berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan dalam soal diskusi.

Langkah selanjutnya, dirumuskan Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) pada materi stoikiometri yang telah disesuaikan dengan silabus dan model pembelajaran yang akan diterapkan. Kegiatan pembelajaran direncanakan 4 kali pertemuan. Intrumen penilaian

diperlukan selama pembelajaran diantaranya yaitu intrumen penilaian pengetahuan berupa soal pilihan ganda, penilaianaaspek sikap berupa lembar observasi dan angket, penilaian keterampilan berupa lembar observasi, serta penilaian kemampuan berpikir kritis siswa berupa soal pilihan ganda.

Validasi instrumen penilaian pada siklus I dilakukan oleh 2 panelis. Hasil validasi untuk penilaian pengetahuan siklus I diperoleh perhitungan content validity sebesar 0,8. Pada instrumen angket sikap sebesar 1 dan dan lembar observasi sebesar 1; untuk instrumen lembar observasi penilaian keterampilan sebesar 0,96; dan content validity untuk intrumen penilaian kemampuan berpikir kritis sebesar 0,93 Berdasarkan hasil validasi, didapatkan hasil bahwa instrumen penilaian layak untuk digunakan.

Sebelum instrumen penilaian diujikan pada siklus I, perlu diadakan pengujian instrumen kepada siswa yang telah menerima materi Stoikiometri. Instrumen penilaian tersebut diujicobakankan kepada siswa kelas X M-IPA 1 SMA Negeri Kebakkramat. Hasil uji coba digunakan untuk mengetahui reliabilitas, daya beda dan tingkataakesukaran soal.

Berdasarkan uji coba yang dilakukan, didapatkan bahwa reliabilitas soal pengetahuan adalah sebesar 0,74, dan intrumen kemampuan berpikir kritis sebesar 0,72. Dengan demikian, intrumen penilaian dapat digunakan pada tindakan siklus I.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Tahap pelaksanaanatindakan pembelajaran di kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2017/2018 disesuaikan dengan RencanaaPelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun berdasarkan model pembelajaran problem solving. Berdasarkan silabus dan RPP yang telah disusun, pembelajaran kimia pada materi stoikiometri berlangsung dalam 8 jam pelajaran, dimana 6 x 45 menit untukapenyampaian materi stoikiometri dan 2 x 45 menit untuk evaluasi pembelajaran pada siklus I.

1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan padaasiklus I mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2018 sebagai pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 x 45 menit. Peneliti bertindak sebagai observer dibantu oleh 2 observer lain yang bertugas untuk mencatat seluruh kegiatan pembelajaran kimia pada saat itu. Peran guru dalam penelitian iniaadalah sebagai pengajar.

Pada awal pembelajaran, guru memberi tahu mengenai gambaran umum materi yang akanadipelajari serta model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu problem solving yang dilengkapi dengan media LKS. Materi yang disampaikan pada pertemuan pertama adalah mengenai stoikiometri secara umum. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan mengondisikan siswa, memulai berdoa karena pertemuan tersebut berlangsung pada jam pertama. Selanjutnya adalah melakukan pengecekan kehadiran siswa, menyampaikanaitujuan pembelajaran dan memotivasi siswa. Kemudian, guru memberikan apersepsi terkait dengan materi yang akan disampaikan.

Pada tahap eksplorasi (exploration), guru memfasilitasi terjadinya interaksi antarsiswa maupun siswa dengan guru.

Pembentukan kelompok secara umum terdiri dari siswa yang memiliki prestasi kimia tinggi, sedang dan rendahaberdasarkan nilai ulangan harian mata pelajaran kimia sebelumnya. Pembagian siswa laki-laki dan perempuan dilakuakan secara merata dalam setiap kelompok. Jumlah siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat adalah 36 orang.

Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok, dimana masing-masingakelompok berisi 6 siswa. Pembagian siswa dilakukan secara merata bedasarkan nilai ulangan pada materi sebelumnya. Diharapkan dalam kelompok tersebut siswa yang nilai baik dan yang kurang baik terbagi secara merata. Setelah itu siswa secara aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang diberikan guru melalui LKS.

Model pembelajaran problem solving menuntut siswa secara mandiri untuk dapat menyelesaikan soal-soalsyang diberikan melalui diskusi kelompok. Langkah-langkah yang dilakukan dalam berdiskusi adalah mencari data atau teori-teori yang digunakan untukapemecahan masalah, menetapkan jawaban sementaraadari masalah didasarkan pada data atau teori yang diperoleh, mengujiakebenaran jawaban sementara dan menarik kesimpulan. Kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lainnya bertugas memberi tanggapan atau sanggahan. Pada pertemuan pertama tidak semua kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusinya, sehingga presentasi dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Pada tahap konfirmasi, guru memberikan umpan balik berupa penguatan kembaliamengenai konsep-konsepayang telah dibangun oleh siswa dan membahasakembali hasil pembelajaran yang telah berjalan.

Pada tahap ini, terdapat siswa yang berani menyampaikan pertanyaan dan pendapat dari apa yang kurang dipahami siswa selama pembelajaran berlangsung. Sebagai penutup siswa denganaabimbingan guru menyimpulkan pelajaran dan guru memberitahukan pelajaran untuk pertemuan yang akan datang. Pelajaran diakhiri dengan salam.

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakana tanggal 8 Mei 2018 selama 3 jam pelajaran, yaitu 3 x 45 menit. Pada pertemuan ini pelaksanaan pembelajaran adalah melanjutkan presentasi siswa terhadap hasil diskusi. Tetapi sebelum pembelajaran dimulai guru membuka pelajaran dan melakukan presensi terhadap kehadiran siswa. Sebelum presentasi dimulai guru mengingatkan kembali materi sebelumnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan pada siswa. Kemudian siswa berkelompok dan melanjutkan presentasi membahas soal diskusi yang diberikan guru.

Setelah presentasi guru melanjutkan langkah pembelajaran dengan menguatkan materi yang telah dibahas. Pada petemuan kedua

ini siswa diberikan LKS yang kedua dan siswa memulai mengerjakan soal pada LKS. Perbedaan LKS petama dan kedua ini terletak pada soal yang di berikan, dimana LKS yang kedua ini mencakup indikator kompetensi lanjutan dari LKS yang pertama. Siswa melakukan diskusi dengan langkah-langkah antara lain mencari data atau teori-teori yang digunakan untukapemecahan masalah dalam LKS, menetapkan jawaban sementaraadari masalah didasarkan pada data atau teori yang diperoleh, mengujiakebenaran jawaban sementara dan di presentasikan terakhir adalah menarik kesimpulan setelah dipresentasikan dan dikonfirmasikan oleh guru mengenai konsep yang dibangun.

Pada pertemuan ini, siswaaterlihat lebih aktif, lebih giat dan lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dibandingkan pertemuan sebelumnya. Selama prosesaipembelajaran berlangsung dilakukan penilaian dengan observasi terhadap sikap dan keterampilan siswa. Sebagai penutup siswa dengan bimbinganaguru menyimpulkan pelajaran dan guru memberitahukan pelajaran untuk pertemuan yang akan datang. Sebagai nilai tugas dan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam mengolah dan mengenalisis data, siswa diberikan soal individu semacam postest yang dikerjakan secara mandiri. Pelajaran pada hari itu diakhiri dengan salam.

3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga padaasiklus I dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2018 dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran atau selama 45 menit. Pelaksanaan pmbelajaran difokuskan dengan penguatan pemahaman siswa mengenai materi stoikiometri. Pertemuan diawali denganaberdoa dan guru melakukanapresensi terhadap kehadiranisiswa.

Guru meninjau kembali materi stroikiometri dengan memberikan beberapa soal latihan. Siswa diberikan kesempatan pengerjakan soal secara mandiri selanjutnya siswa yang berani dipersilahkan mengerjakan di depan kelas untuk selanjutnya dibahas bersama.

sebelum pembelajaran berakhir, dilakukan penilaian aspek sikap

menggunakan angket penilaian terhadap diri sendiri. Diakhir pembelajaran guru memberikan kesimpulan materi dan menutup pertemuan dengan mengucap salam.

4) Pertemuan Keempat

Pertemuan berikutnya pada siklus I adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2018 dengan alokasiawaktu selama 2x45 menit. Evaluasi dilakukan pada aspek pengetahuan, kemampuan berpikir kritis, dan sikap. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes sebanyak 25 butir soal. Pengujian terhadap kemampuan berpikir kritis siswa dengan instrumen yang telah disiapkan berupa 15 soal pilihan ganda. Yang terakhir adalah penilaian sikap dengan instrumen lembar observasi dan pengisian angket sikap teman. Guru menutup pembelajaranadengan salam.

c. Tahap Observasi Siklus I 1) Kegiatan Siswa

Kegiatan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung diamati dengan cermat oleh guru dan observer. Jumlah siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2017/2018 adalah sebanyak 36 siswa yangaterdiri dari 26 siswaaputri dan 10 siswaaputra.

siswa SMA Negeri Kebakkramat dibebaskan untuk memiliki buku paket terbitan mana saja, namun mereka juga mendapatkan pinjaman satu jenis buku yang sama dari perpustakaan.

Pada awal pembelajaran siswa masih terlihat bingung karena belum terbiasa memecahkan masalah secaraaimandiri. Penggunaan media LKS juga dapat membantuisiswa dalam mempelajari suatu masalah dan mencari pemecahannya. Tidak butuh waktu lama siswa sudah terlihat aktif berdiskusi mengerjakan LKS dan saling berkerjasama dalam memecahkan masalah secara kelompok. Siswa terlihat saling bertukar ide dalam pemecahan masalah. Beberapa siswa yang belum paham juga tidak malu untuk bertanyaabaik kepada teman

36%

64% Tuntas

Belum Tuntas

sekolompok maupun guru. Siswa yang unggul dalam aspek pengetahuan sering mendominasi jalannya diskusi dalam kelompok.

Selama proses pembelajaran, guru terlihat beberapa kali memancing pengetahuanasiswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dijelaskan. Respon dari siswa cukup baik dimana terlihat ada beberapa siswa yang menjawab pertanyaan guru tanpa harus ditunjuk terlebih dahulu. Setelah pembelajaran dilaksanakan maka guru memberikan penguatan terhadap konsep yang dibangun siswa denganacara memberikan latihan soal.

Penguatan materi dilaksanaakan hingga pertemuan terakhir sebelum evaluasi pembelajaran pada siklus I. Selama prosesapembelajaran dilakukan penilaian siswa pada beberapa aspek yaitu aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan kemampuan berpikir kritis.

a) Penilaian Aspek Pengetahuan

Tes pengetahuan dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran stoikiometri pada siklus I. Setelah tes dilakukan dan hasil tes siklus I dianalisis, dapat diketahui bahwa ketuntasan aspek pengetahuan kelas X M-IPA 3 sebesar 36,11%

atau sebanyak 13 siswa sudah tuntas, sedangkanasiswa yang belum tuntas sebanyak 23 siswa atau sebesar 63,89%. Berdasarkan persentase ketuntasan tersebut, maka hasil siklus I ini untuk aspek pengetahuan belum mencapai target yang telah ditetapkan yaitu 65% atau minimal 24 siswa tuntas. Persentase ketuntasanaaspek pengetahuan ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Persentase Ketuntasan Siswa Aspek Pengetahuan Siklus I

Hasil analisis tesapengetahuan siklus I menyatakan hasil ketuntasan prestasi belajar siswa pada tiap indikator kompetensi dan item soal disajikan dalam Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Ketuntasan PrestasiaiBelajar Siswa Aspek Pengetahuan

No Indikator Kompetensi Nomor soal

Terdapat beberapa indikator yang belum mencapai target (65%). Berdasarkan indikator-indikator yang belum tuntas, kemungkinan siswa masih kesulitan dalam mengidentifikasi data yang disajikan dan bingung menentukan rumus mana yang akan digunakan. Siklus II perlu dilakukan agar ketuntasan semua indikator dapat tercapai.

b) Penilaian Aspek Sikap

Penilaian aspek sikap pada siswa dilakukan untuk pada beberapa aspek diantaranya sikap spiritual, tanggungjawab, jujur, disiplin, sopan, percaya diri, kerja sama dan toleransi. Penilaian dilakukan melalui lembar observasi selama prosesapembelajaran.

Penilaian sikap juga dilakukan melalui angket penilaian diri sendiri yang dilakukan pada akhir pertemuan ketiga dan angket penilaian teman sejawat yang dilakukan setelah evaluasi materi stoikiometri.

Penilaian aspek sikap dilakukan berdasarkan pedoman Permendikbud No. 104 tahun 2014 yang menyebutkan penilaian sikap menggunakan teknikamodus. Modus yang digunakan adalah modus dariamasing-masing angket yang diberikan yaitu angket penilaianadiri dan angket penilaian temanasejawat untuk setiap siswa. Analisis hasilapenilaian aspek sikap siswa siklus I untuk penilaian diri dapat dilihatapada lampiran, sedangkan ketercapaian penilaian aspek sikap penilaian diri, penilaian teman dan penilaian melalui observasi dibuat 4 kategori yang terangkumapada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Penilaian Aspek Sikap Siklus I

Kategori Persentase Siswa (%)

SangataBaik (SB) 27,78

Baik (B) 69,44

Cukup (C) 2,78

Kurang (K) 0,00

Berdasarkan penilaian sikap siswa menggunakan angket diri sendiri, angket teman dan observasi selamaaproses pembelajaran didapatkan hasil sebagai berikut: sebanyak 10 siswa (27,78%) masuk kategori sangat baik dan 25 siswa (69,44%) termasuk kategoriabaik dan hanya 1 siswa (2,78%) yang masuk kategori cukup. Berdasarkan penilaian tersebut dapat dikatakan bahwa penilaian siswa ada aspek sikap yang memiliki target 80%

siswa memiliki sikap sangat baik dan baik sudah tercapai. Penilaian aspek sikap pada aspek sikap spiritual, tanggung jawab, jujur, disiplin, sopan, percaya diri, kerja sama dan toleransi dapat diperolah hasil yang baik karena selama proses pembelajaran ditekankan aspek sikap yang mengharuskan siswa melakukan hal-hal yang baik. Selain itu terdapat siswa yang memiliki sikap dengan kategori cukup. Hal tersebut menandakan bahwa masih terdapat siswa yang belum mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Namun secara umum siswa yang lain memperoleh nilai yang baik.

c) Penilaian Aspek Keterampilan

Penilaian aspek keterampilanadilakukan sendiri oleh guru melalui pemberian tugas secara kelompok lalu dipresentasikan di depan kelas. Aspek keterampilan yang dinilai yaitu keterampilan mengolah dan menganalisis data serta keterampilan menyajikan data. Nilai akhir aspek keterampilan didasarkan pada nilai optimum dari keterampilan yang dinilai. Penilaian dilakukan dengan cara observasi selama proses pembelajaran. Kemampuan mengolah dan menganalisis data dinilai pada saat berdiskusi mengerjakan LKS maupun soal tugas mandiri dan keterampilan menyajikan data dinilai pada saat presentasi dan diskusi. Analisis hasil aspek keterampilan yang dilakukan menunjukkan ketuntasan siswa sebesar 83,33%. Data tersebut berarti aspek keterampilan sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Aspek keterampilan mengolah dan menganalisis data serta keterampilan menyajikan data

dinilai pada saat pembelajaran belangsung. Melalui data observasi, siswa terlihat antusias dan terampil mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru, namun masih ada 6 siswa yang memiliki keterampilan yang belum tunas. Jika dilihat berdasarkan data pada lampiran 11 dan 16 dapat diketahui bahwa siswa yang tidak tuntas pada nilai keterampilan juga tidak tuntas dalam penilaian pengetahuan pada siklus 1 maupun siklus II. Dalam hal penilaian ini tentu setiap aspek penilaian saling mempengaruhi dan berhubungan.

Dapat dimungkinkan ketidaktuntasan tersebut dikarenakan siswa kurang dapat mengikuti pelajaran dengan baik dan perlu diberikan perhatian khusus pada siswa siswi tersebut.

d) Penilaian Kemampuan BerpikiraKritis

Aspek proses yang dinilai pada penelitian ini adalah kemampuanaberpikir kritis siswa. Pada soal kemampuan berpikir kritis siswa terdapat 5 aspek yang mencakup 10 indikator kemampuan berpikir siswa. Kemampuan berpikir kritis yang baik perlu dimiliki siswa terutama pada materi stoikiometri. Hal dikarenakan dalam soal stoikiometri banyak dijumpai soal yang membutuhkan pemecahan masalah yang runtut dan siswa harus kritis dalam memahami soal stoikiometri.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kemampuan BerpikiraKritis Siklus I

Aspek

Persentase pencapaian (%) Sangat

Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kemampuan

Berpikir Kritis 22,22 47,22 30,56 0,00 0,00 Penilaian kemampuan berpikirakritis dilakukan pada akhir siklus I dan hasilnya dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu kemampuan berpikir kritis sangat tinggi, kemampuan berpikir kritis tinggi, kemampuanaberpikir kritis sedang, kemampuan berpikir kritis rendah dan kemampuan berpikir kritis sangat rendah. Hasil

23%

47%

30% Sangat Tinggi

Tinggi Sedang

penilaian terhadap kemampuan berpikirakritis siswa pada siklus I dinyatakan dalamaTabel 4.3. Persentase kategori nilai aspek kemampuan berpikirakritis siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2017/2018 siklus I disajikan pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Persentase Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I Data Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa pada akhir siklus I siswa yang dikategorikan kedalam kategori kemampuan berpikir kritis sangat tinggi sebanyak 8 siswa atau 22,22%, siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir kritis tinggi sebanyak 17 siswa atau 47,22% dan siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir kritis sedang sebanyak 11 siswa atau 30,56%. Kemampuan berpikir kritis siswa yang tergolong tinggi dan sangat tinggi dalam tindakan siklus I mencapai 69,44%, Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa X M-IPA 3 telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu 65%.

Dokumen terkait