HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan
3. Hasil Tindakan Siklus II
Target
(%) Kriteria
Pengetahuan 26,11 65 Belum Tercapai
Sikap 91,67 80 Tercapai
Keterampilan 83,33 75 Tercapai
Kemampuan Berpikir kritis 69,22 65 Tercapai Hasil pembelajaran pada siklus I dapatadilihat pada Tabel 4.4 yang menunjukan perlu adanya perbaikan pembelajaranaadengan melanjutkan ke tindakan siklus II agar seluruh aspek dapat memenuhi target. Aspek yang perlu ditingkatkan adalah aspek pengetahuan yang belum memenuhi target.
Selain itu apabila ada aspek lain yang masih bisa ditingkatkan dapat dilakukan pengulangan agar diperoleh hasil yang maksimal.
3. Hasil Tindakan Siklus II
a. Tahap Perencanaan TindakanaSiklus II
Berdasarkan dari hasil refleksi siklus I, maka perlu dilakukan perencanaan untukapelaksanaan tindakan pada siklus II. Pada siklus II ini, materi yang akan disampaikan berfokus pada indikator yangabelum tuntas pada siklus I. Tindakanapada siklus II ini difokuskan untuk memperbaiki hal-hal yang yang menjadi masalah pada siklus I. Tindakan pertama yaitu mengulangi pembelajaran pada indikator dalam materi yang belum tuntas untuk meningkatkanahasil belajar siswa pada aspek pengetahuan. Kedua, guru banyak memberikan penekanan penjelasan kepada siswa pada bagian materi yang belum tuntas. Ketiga, guru merubah susunan anggota kelompok yang disusun ulang berdasarkan nilai siswa pada evaluasi siklus I. Hal ini bertujuan agar siswa yang sudahatuntas dapat membantu siswa yang belum tuntasadalam memahami materi.
Berdasarkan perencanaan tersebut, diharapkan dapat meningkatkanaprestasi belajar siswa pada tindakan siklus II dan mencapai target ketuntasan. Siklus II direncanakan dilakukanasebanyak 2 kali pertemuan (4 JP) dengan pembagian waktu 1 kali pertemuan (2 JP) untuk prosesapembelajaran siklus II dan 1 kali pertemuan (2 JP) untuk evaluasi siklus II. Perencanaan tindakan II meliputi penyusunanaiinstrumen pembelajaran, antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media Pembelajaran LKS, Instrumen penilaian pengetahuan dan instrumen penilaian kemampuan berpikir kritis.
b. Tahap PelaksanaanaTindakan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama, pada tanggal 4 Juni 2018 untuk penyampaian materi dan pertemuan kedua pada tanggal 5 Juni 2018 untuk tes siklus II. Pada pertemuan pertama, guru melakukan tindakan dengan menerapakan model pembelajaran problem solving dengan media LKS, Hanya saja anggota kelompok sudah dirubah dan disesuaikan dengan komposisi siswa yang tuntas pada siklus I disebar secara merata. Tidak lupa guru memberikan apersepsi untuk mengingatkan materi stoikiometri dan memberikan beberapaipertanyaan kepada siswa untuk menguji pemahaman siswa. Pada pembelajaran siklus II mulai terjadi interaksi dua arah yang ditunjukkan dengan siswa yangamenjawab pertanyaan dari guru tanpa ditunjuk.
Pada tahap eksplorasi, guru mempersilahkan siswa untuk bergabung denganakelompoknya masing-masing sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Terdapat 6 kelompokadengan tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Pembentukan kelompokadidasarkan pada hasil evaluasi pembelajaran pada siklus I. Siswa mengerjakan soal diskusi secara berkelompok, soal diskusi difokuskan pada indikator yang belum tuntas. Setiap siswa memiliki tanggung jawab yang samaadalam tugas yang diberikan. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan kelompok dalam membantu satu sama lain untuk memahami materi.
Pada tahap konfirmasi, guru memberikan umpan balik berupa penguatanakembali mengenai konsep-konsepayang telah dibangun oleh siswa dan membahas kembali keseluruhanahasil pembelajaran. Sebagai penutup, siswa dengan bimbinganaguru menyimpulkan pelajaran dan guru memberitahu siswa bahwa setelah ini akan diadakan tes akhir mengenai stoikiometri. Pelajaran diakhiri dengan salam.
Pada tanggal 5 Juni 2018 dilakukan evaluasi untuk siklus II selama 2 jam pelajaran yaitu 90 menit. Evaluasi siklus II ini hanya meliputi aspek pengetahuanadan kemampuan berpikir kritis. Tes aspek pengetahuan pada siklus II ini terdiri atas 25 soal dan tes kemampuan berpikirakritis terdiri dari 15 soal. Beberapa butir soal dibuat berbeda namun indikator soal tetap sama dengan soal evaluasi pada siklus I.
c. Tahap ObservasiaSiklus II 1) Kegiatan Siswa
Hasil observasi pembelajaran siklus II ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa sudah semakin meningkat. Hal ini dapatadilihat dari mulai banyaknya siswa yang terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa aktif bertanya, berani menyampaikan pendapat dan berani menuliskanajawaban di papan tulis tanpa ditunjuk oleh guru.
Setiap diskusi berlangsung siswa juga aktif mencatat hasil diskusi dengan kelompoknya. Dalam penyelesaian soalnya siswa juga mulai terlihat lancar dalam menyelesaikan setiap masalah dalam soal. Hal ini dikarenakan susunan anggota kelompok telah disesuaikan dengan hasil evaluasi pada siklus I. Hal ini bertujuan agarasiswa yang tuntas dapat membantu teman-temanayang belum tuntas dalam memahami materi.
Dampak lain adalah diskusi dapat berlangsung dengan aktif dan kondusif.
a) Penilaian Aspek Sikap
Dalam tindakanasiklus II, penilaian pada aspek sikap (spiritual dan sosial) tidak dilakukan. Hal ini dikarenakanaaspek sikap pada siklus I telah memenuhi target yaitu 91,67% siswa
75%
25%
TUNTAS TIDAK TUNTAS
memiliki sikap baik dan sangat baik. Penilaian sikap dimungkinkan meningkat apabila dilakukan penilaianakembali pada siklus II, namun itu sulit untuk terjadi. Hal ini dikarenakan penilaian aspek sikap dilakukan dengan intrumen angket dimana apabila angket penilian sikapadiberikan kembali, dapat terjadi kecenderungan siswaauntuk bosan dan malas dalam mengisi angket tersebut.
Apabila tetap dilakukan penilaian kembali dapat yang memberikan hasil yang tidak maksimal.
b) Penilaian Aspek Keterampilan
Aspek keterampilan pada siklus II tidak dilakukan penilaian kembali. Hal iniadikarenakan pada siklus I sudah mencapai target yang telah ditetapkan. Apabila penilaian aspek keterampilan ini dilakukan kembaliapada siklus II dimungkinkan akan terjadi peningkatan padaarata-rata ketercapaian tiap indikatornya, namun alokasi waktu pada siklus II hanya untuk prosesaperbaikan pembelajaran, sehingga agar lebih efektif tidak dilakukan penilaian aspek keterampilan.
c) Penilaian aspek Pengetahuan
Tes aspek pengetahuan dilakukan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran stoikiometri pada siklus II. Setelah tes dilakukan dan menganalisis hasil tes, dapat diketahui bahwa ketuntasan aspek pengetahuan kelas X M-IPA 3 padaasiklus II sebesar 75% atau sebanyak 27 siswa sudah tuntas, sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 25%.
Gambar 4.3 Persentase Ketuntasan Siswa Aspek Pengetahuan Siklus II Berdasarkan persentase ketuntasan tersebut, maka hasil siklus I ini untuk aspek pengetahuan telah mencapai target yang
ditetapkan yaitu 65% atau minimal 24 siswa tuntas. Persentase ketuntasanaaspek pengetahuan pada siklus II ditunjukkan pada Gambar 4.3.
Hasil analisis tes pengetahuan siklus II juga dapat dinyatakan hasil ketuntasan prestasi belajar siswa pada tiap indikator kompetensi dan item soal disajikan dalam Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Ketuntasan PrestasiaaBelajar Siswa Aspek Pengetahuan Siklus II
No Indikator Kompetensi No.
soal
Rata-rata 72,33 Tercapai
Seluruh indikator yang diajarkan pada pembelajaran telah memenuhi target ketuntasan yang di tetapkan seperti yang tersaji pada tabel 4.5. Hal ini dikarenakan padaapembelajaran siklus II lebih ditekankan pada kompetensi yang belum tercapai.
d) Penilaian Kemampuan BerpikiraKritis
Pada pelaksanaan siklus II, aspek kemampuanaberpikir siswa diukur kembali walaupun pada siklus I kemampuan berpikir siswa telah memenuhi target. Hal ini dikarenakan masih dimungkinkan terjadi peningkatan hasil. Pada soal kemampuan berpikir kritis yang diujikan terdapat 5 aspek yang mencakup 10 indikatorakemampuan berpikir siswa yang terangkum dalam tes penilaian kemampuan berpikirakritis yang diberikan kepada siswa berupa soal objektif yang berjumlah 15 soal.
Penilaian kemampuan berpikirakritis dilakukan pada akhir siklus II dan hasilnya dikelompokkan menjadi 5 kategori yaitu kemampuan berpikir kritis sangat tinggi, kemampuan berpikir kritis tinggi, kemampuan berpikir kritis sedang, kemampuanaberpikir kritis rendah dan kemampuan berpikir kritis sangat rendah. Hasil penilaian terhadap kemampuan berpikirakritis siswa pada siklus II dinyatakan dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Penilaian Kemampuan BerpikiraKritis Siklus II
Aspek
Persentase Pencapaian (%) Sangat
Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Kemampuan
BerpikiraKritis 13,88 66,67 19,44 0,00 0,00 Kategori kemampuan berpikirakritis siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat TahunaPelajaran 2017/2018 siklus I disajikan pada Gambar 4.4.
67%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang
Gambar 4.4. Persentase Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II
Data tabel 4.6 dan Gambar 4.4 menunjukkanabahwa pada akhir siklus I siswa yang masuk ke dalam kategori kemampuan berpikir kritis sangat tinggi sebanyak 5 siswa atau 13,89%, siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir kritis tinggi sebanyak 24 siswa atau 66,67% dan siswa yang masuk dalam kategori kemampuan berpikir kritis sedang sebanyak 7 siswa atau 19,44%. Berdasarkan pengujian kemampuan berpikir kritis siswa yang tergolong tinggi dan sangat tinggi mencapai 80,56%, Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikirakritis siswa X M-IPA 3 telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu 65%.
2) KegiatanaGuru
Berdasarkan observasi terhadapaguru, secara umum kegiatan belajar menagajar sudah berjalanidengan baik, Siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran siklus II, sehingga mempermudah aktivitas guru. Pada awal pertemuan guru terlebih dahulu mengecek kehadiranisiswa dan kesiapan siswa untuk belajar yang dilanjutkan dengan memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari pada siklus II. Setelah membagi kelompok yang telah dirubah dan memberikan LKS pada masing-masing kelompok, guru memulai pelajaran dengan baik. Pada pembelajaran di siklus II, guru tidak terlalu banyak menjelaskan mengenai teknis berlangsungnya pembelajaran, hal ini dikarenakanasiswa sudah terbiasa dengan alur model pembelajaran yang diterapkan. Setelah selesai diskusi dilanjutkan presentasi. Diakhir pembelajaran guru menekankan materi yang penting terutama mengenai hal yang banyak belum tuntas pada siklus I.
d. Tahap Refleksi Tindakan Siklus II
Pada siklus II ini pembelajaran kimia dilakukan dengan menggunakan modelapembelajaran problem solving dengan alokasi waktu 2 kali pertemuan (4 JP) dengan rincian 1 kaliapertemuan (2 JP) untuk penguatan materi yang belum tuntas dan 1 kali pertemuan (2 JP) untuk tes evaluasi siklus II. Selama pembelajaran pertemuan pertama, terlihat jika siswa tidak terlalu kesulitan menghadapi masalah, hal ini menunjukan adanya peningkatan pada kemampuan berpikir kritis. Siswa terbiasa untuk menemukan pemecahan masalah dari soal stoikiometri secara mandiri.
Dalam pembelajaran siklus II, siswa terlihat aktif ketika berdiskusi dan presentasi, beberapa siswa berani bertanya kepada guru mengenai hal yang belum dimengerti.
Setelah dilaksanakan pembelajaran siklus II, maka dilakukan evaluasi berupa tes akhir siklus II pada pertemuan berikutnya. Tes tersebut meliputi tes aspek pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis.
Ketercapaianatarget siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 KetercapaianaSiklus II
Aspek yang dinilai Capaian (%) Target
(%) Kriteria
Pengetahuan 75,00 65 Tercapai
Sikap 91,67 80 Tercapai
Keterampilan 83,33 75 Tercapai
Kemampuan Berpikir kritis 80,56 65 Tercapai
Hasil tes aspek pengetahuan sebesar 75% atau sebanyak 27 siswa sudah tuntas, sedangkanasiswa yang belum tuntas sebanyak 9 siswa atau sebesar 25%, sehingga target telah tercapai. Peningkatan juga mengalami peningkatan pada jumlah ketuntasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa aspekapengetahuan, sikap, keterampilan dan kemampuan berpikirakritis siswa pada siklus II telah mencapai target yangatelah ditetapkan pada saat prapenelitian. Hasil refleksi siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaranaistoikiometri dengan menggunakan model pembelajaran
36.11%
problemasolving yang dilengkapi dengan LKS dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuanaberpikir kritis siswa. Penelitian ini dihentikan pada siklus II dikarenakan semua aspek telah mencapaiaitarget yang telah ditetapkan pada awal penelitian.