• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAAN PROBLEM SOLVING DISERTAI LKS PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI KELAS X M-IPA 3

SEMESTER GENAP SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Oleh :

DIDIK KURNIANTO K3314012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2019

(2)

i

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAAN PROBLEM SOLVING DISERTAI LKS PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI KELAS X M-IPA 3

SEMESTER GENAP SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Oleh :

DIDIK KURNIANTO K3314012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2019

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Didik Kurnianto

NIM : K3314012

Program Studi : Pendidikan Kimia

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAAN PROBLEM SOLVING DISERTAI LKS PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI KELAS X M-IPA 3 SEMESTER GENAP SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2017/2018” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, 29 Januari 2019 Yang membuat pernyataan,

Didik Kurnianto

(4)

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAAN PROBLEM SOLVING DISERTAI LKS PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI KELAS X M-IPA 3

SEMESTER GENAP SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Oleh :

DIDIK KURNIANTO K3314012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2019

(5)

iv

PERSETUJUAN

Nama : Didik Kurnianto

NIM : K3314012

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaraan Problem Solving Disertai LKS pada Materi Pokok Stoikiometri Kelas X M-IPA 3 Semester Genap SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2017/2018

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing,

Pembimbing I,

Dr. Elfi Susanti VH, M.Si NIP 197210231998022001

Pembimbing II,

Dr. Mohammad Masykuri, M.Si NIP 196811241994031001

(6)

v

PENGESAHAN

Nama : Didik Kurnianto

NIM : K3314012

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar dengan Menggunakan Model Pembelajaraan Problem Solving Disertai LKS pada Materi Pokok Stoikiometri Kelas X M-IPA 3 Semester Genap SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2017/2018

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada hari Selasa, tanggal 29 Januari 2019 dengan hasil LULUS dengan revisi maksimal 3 bulan. Skripsi telah direvisi dan mendapatkan persetujuan dari Tim Penguji.

Persetujuan hasil revisi oleh Tim Penguji:

Nama Penguji Tanda Tangan Tanggal

Ketua Dr. Sri Yamtinah, M.Pd ……… …………

Sekretaris Lina Mahardiani, S.T., M.M., M.Sc., Ph.D. ……… …………

Anggota I Dr. Elfi Susanti VH, M.Si ……… …………

Anggota II Dr. Mohammad Masykuri, M.Si ……… …………

Skripsi disahkan oleh Kepala Program Studi Pendidikan Kimia pada:

hari :

tanggal :

Mengesahkan, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd.

NIP. 19610124 198702 1 001

Kepala Program Studi Pendidikan Kimia,

Dr.rer.nat. Sri Mulyani, M.Si.

NIP. 19650916 199103 2 009

(7)

vi

MOTTO

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya (Q.S. Al-Baqarah : 286)

Tugas kalau Cuma dipikir saja tidak akan selesai, Ya harus di kerjakan.

(Penulis)

Kesampatan kamu untuk sukses dalam setiap kondisi dapat diukur dari seberapa besar kepercayaan terhadap dirimu sediri

(Penulis)

Kadang seseorang berada diatas, dan suatu saat akan berada di bawah. Namun bagaimanapun keadaan kita haruslah dilalui dengan BERSYUKUR

(Penulis)

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk:

 Orang Tuaku, Bapak Bapak Sardi Harto Priyono dan Ibu Mulyati, yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa, semangat setiap hari

 Kakak-kakakku Eko Budi Priyono dan Rudy Samroni

 Teman-Teman Pendidikan Kimia 2014, Terima kasih atas kebersamaan, kerjasama, doa, dan dukungannya selama ini.

 Sahabat kampus (Aldi, Tomas, Dimuk, Arga, Fariz, Syarif, Mas Gilang, Mas Yusro, Mur, dkk)

 Adik tingkat dan kakak tingkat Pendidikan Kimia

 5quadra (Fajar, Megik, Amin, Ramadhan)

 Keluarga Besar Bimbingan Belajar Sinar Ilmu

 Almamaterku Tercinta, UNS

(9)

viii ABSTRAK

Didik kurnianto. K3314012. UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAAN PROBLEM SOLVING DISERTAI LKS PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI KELAS X M-IPA 3 SEMESTER GENAP SMA NEGERI KEBAKKRAMAT TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari 2019.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan: (1) prestasi belajar siswa melalui pembelajaran dengan model pembelajaran problem solving disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi stoikiometri kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018, dan (2) kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran dengan model pembelajaran problem solving disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk materi stoikiometri kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X M- IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun ajaran 2017/2018. Data yang diperoleh berupa prestasi belajar (aspek pengetahuan, sikap, keterampilan) dan kemampuan berpikir kritis siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, kajian dokumen, angket dan tes. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi stoikiometri siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018. Hasil tes pengetahuan menunjukkan pada siklus I presentase ketuntasan aspek pengetahuan siswa adalah 36,11% dan pada siklus II meningkat menjadi 75,00%. Pencapaian ketuntasan aspek sikap adalah 100% dan pencapaian pada aspek keterampilan sebesar 100%. (2) Penerapan model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada materi stoikiometri siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2017/2018. Hasil penelitian menunjukan pelaksanaan tindakan siklus I presentase ketuntasan siswa sebesar 67,00% dan pada siklus II meningkat menjadi 82,00%.

Kata Kunci : Problem solving , Lembar Kerja Siswa (LKS), kemampuan berpikir kritis, prestasi belajar, stoikiometri

(10)

ix ABSTRACT

Didik Kurnianto. K3314012. EFFORTS TO IMPROVE CRITICAL THINKING ABILITY AND LEARNING ACHIEVEMENTS BY USING THE LEARNING MODEL OF PROBLEM SOLVING ACCOMPANIED BY STUDENT WORKSHEET (LKS) IN SUBJECT MATTER STOICHIOMETRY OF CLASS X M-IPA 3 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT EVEN SEMESTER IN THE ACADEMIC YEAR OF 2017/2018. Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Sebelas Maret. January 2019.

This study aims to increase: (1) student’s learning achievement and (2) student’s critical thinking ability through learning with problem solving learning models accompanied by LKS for stoichiometry material of class X M- IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat in the academic year of 2017/2018 .

This study is a Classroom Action Research (CAR) conducted in two cycles. Each cycle has four stages, namely planning, acting, observing, and reflecting. The research subject wes class X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat in the academic year of 2017/2018. Data obtained in the form of learning achievement (aspects of knowledge, attitudes, and skills) and students' critical thinking skills. Data collection techniques were obtained through observations, interviews, documents review, questionnaires and tests. The analysis technique used in this study wa descriptive qualitative.

Based on the results of the study it can be concluded that: (1) the application of problem solving learning model can improve learning achievement in the stoichiometry of class X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat in the academic year of 2017/2018. The results of the kognitive test showed that in the first cycle the completeness percentage of aspects of student knowledge was 36.11% and in the second cycle increased to 75.00%. Achievement of completeness of the attitude aspect is 100% and the achievement of skills aspects is 100%. (2) The application of problem solving learning models can improve students critical thinking ability in the stoichiometry of class X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat in the academic year of 2017/2018. The results showed that the implementation of the first cycle of the percentage of students completeness was 67.00% and in the second cycle increased to 82.00%.

Keywords: Problem solving, student worksheet, critical thinking, learning achievement, stoichiometry

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari skripsi ini dapat terlaksana dengan baik atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Joko Nurkamto, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNS yang telah memberikan izin penyusunan skripsi.

2. Dr.rer.nat. Sri Mulyani, M.Si., selaku Kepala Program Studi Pendidikan Kimia yang memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

3. Dr. Elfi Susanti VH, M.Si. selaku Pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

4. Dr. Mohammad Masykuri, M.Si., selaku Pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

5. Dr. Endang Susilowati, M.Si.., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi.

6. Ibu Ida Lastari, S.T. selaku Guru Mata Pelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri Kebakkramat yang telah memberikan bimbingan selama penelitian.

7. Siswa-siswi SMA Negeri Kebakkramat yang telah bersedia berpartisipasi dalam penelitian.

8. Bapak dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan doa restu.

9. Teman-teman Pendidikan Kimia yang telah memberikan bantuan, motivasi, dan dukungan.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian makalah skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

(12)

xi

Penulis berharap skripsi ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya serta bermanfaat bagi pembaca dan lingkup pendidikan umumnya.

Surakarta, Januari 2019

Penulis

(13)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Halaman Pernyataan... ii

Halaman Pengajuan ... iii

Halaman Persetujuan ... iv

Halaman Pengesahan ... v

Motto ... vi

Persembahan ... vii

Abstrak ... viii

Kata Pengantar ... x

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel ... xiv

Daftar Gambar ... xvi

Daftar lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 7

1. Belajar ... 7

2. Teori Belajar ... 8

3. Pembelajaran... 11

4. Model Pembelajaran Problem Solving ... 12

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 15

6. Kemampuan Berpikir Kritis ... 16

7. Prestasi Belajar ... 19

8. Stoikiometri ... 20

(14)

xiii

9. Penelitian Terdahulu ... 21

B. Kerangka Berpikir ... 23

C. Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu ... 26

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 27

D. Data dan Sumber Data ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Uji Validitas Data ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 43

H. Indikator Kinerja Penelitian ... 44

I. Prosedur Penelitian ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49

1. Data Pratindakan ... 49

2. Hasil Tindakan Siklus I ... 51

3. Hasil Tindakan Siklus II ... 64

4. Perbandingan Hasil Tindakan ... 72

B. Pembahasan ... 74

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 79

B. Implikasi ... 79

C. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 84

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Nilai Rata-rata Kimia UAS Ganjil Kelas X SMAN Kebakkramat ... 3

2.1 Indikator Kemampuan berpikir Kritis ... 18

2.2 Penelitian terdahulu ... 21

3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 26

3.2 Ringkasan Hasil Validasi Instrumen RPP ... 31

3.3 Ringkasan Hasil Validasi Instrumen LKS ... 32

3.4 Ringkasan Hasil Validasi Instrumen Penilaian Pengetahuan... 34

3.5 Ringkasan Hasil Reliabilitas Instrumen Penilaian Pengetahuan ... 34

3.6 Ringkasan Daya Beda Instrumen Penilaian Pengetahuan ... 35

3.7 Ringkasan Tingkat Kesukaran Instrumen Penilaian Pengetahuan ... 36

3.8 Ringkasan Hasil Validasi Instrumen Penilaian Sikap ... 37

3.9 Rentang Nilai dan Huruf pada Penilaian Keterampilan ... 38

3.10 Ringkasan Hasil Validasi Instrumen Penilaian Keterampilan ... 39

3.11. Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 39

3.12 Ringkasan Hasil Validasi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 40

3.13 Ringkasan Hasil Reliabilitas Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 41

3.14 Ringkasan Daya beda Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 42

3.15 Ringkasan Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis 43

3.16 Indikator Keberhasilan Proses Pembelajaran ... 45

4.1 Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Aspek Pengetahuan Siklus I ... 58

4.2 Hasil penilaian Aspek Sikap Siklus I ... 59

4.3 Hasil Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ... 61

4.4 Ketercapaian Target Siklus I ... 64

4.5 Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Aspek Pengetahuan Siklus II .... 68

4.6 Hasil Penilaian kemampuan berpikir Kritis Siklus II ... 69

4.7 Ketercapaian Target Siklus II... 71 4.8 Persentase ketuntasan Indikator Aspek Pengetahuan Siklus I dan siklus II 73

(16)

xv

4.9 Hasil Kemampuan Berpikir kritis Pada Siklus I dan Silus II ... 74 4.10 Hubungan Sintaks Problem Solving dengan Indikator Kemampuan Berpikir Kritis ... 76

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 24

4.1 Persentase ketuntasan Siswa Aspek Pengetahuan siklus I ... 57

4.2 Persentase Kategori Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ... 62

4.3 Persentase ketuntasan Siswa Aspek Pengetahuan siklus II... 67

4.4 Persentase Kategori Nilai Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ... 70

4.5 Perbandingan Persentase Ketuntasan Aspek Pengetahuan Siklus I dan Siklus II ... 73

(18)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ... Halaman

1. Hasil Observasi Awal ... 84

2. Hasil Wawancara dengan Guru ... 86

3. Hasil Validasi RPP ... 89

4. Hasil Validasi Instrumen Aspek Pengetahuan ... 90

5. Hasil Validasi Instrumen Aspek Sikap Metode Observasi ... 91

6. Hasil Validasi Instrumen Aspek Sikap Metode Angket Diri ... 92

7. Hasil Validasi Instrumen Aspek Sikap Metode Angket teman ... 93

8. Hasil Validasi Penilaian Aspek keterampilan ... 94

9. Hasil Validasi Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis ... 95

10. Hasil Validasi Instrumen LKS ... 96

11. Hasil Penilaian Aspek Pengetahuan Siklus I ... 97

12. Hasil Penilaian Aspek Pengetahuan Siklus II ... 99

13. Hasil Penilaian Aspek Sikap metode observasi ... 101

14. Hasil Penilaian Aspek Sikap metode Angket Diri ... 103

15. Hasil Penilaian Aspek Sikap metode Angket teman ... 105

16. Hasil Penilaian Keterampilan ... 107

17. Hasil Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siklus I ... 109

18. Hasil Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Siklus II ... 111

19. Hasil Iteman Tryout Aspek Pengetahuan ... 113

20. Hasil Iteman Tryout Kemampuan Berpikir Kritis ... 118

21. Dokumentasi ... 121

22. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi ... 124

23. Surat Izin Permohonan Penelitian ... 125

24. Surat Keterangan Penelitian SMA ... 126

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu bentuk dari kehidupan manusia yang terus berkembang dimana perkembangan pendidikan tersebut mencerminkan potensi masyarakat dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa salah satu tujuan Negara Republik Indonesia sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pewujudan cita-cita Negara tersebut salah satunya melalui dunia pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di suatu negara, didasarkan pada kurikulum yang berlaku. Dalam UU No 20 Tahun 2003 di sebutkan pengertian kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini adalahaKurikulum 2013 yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada dasarnya KTSP dan Kurikulum 2013 memiliki kesamaan yaitu dikembangkan dan diimplementasikan berdasarkan kebutuhan daerah, peserta didik dan satuan pendidikan. Pembelajaran pada tingkat satuan pendidikan dapat diartikan sebagai upaya dalam mempersiapkan program dan memberikan pelayanan kepada siswa agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa (Haryati, 2010). Pada penerapan kurikulum sekolah berhak menentukan kurikulum yang digunakan sesuai dengan kondisi sekolah yang bersangkutan, baik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2013.

Ilmu kimia adalah cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari tentang struktur, sifat, komposisi, dan perubahan suatu materi serta energi yang terlibat dalam perubahan tersebut (Faizi, 2013). Tujuan pembelajaran kimia SMA/MA bagi peserta didik menurut Badan Standar Nasional Pendidikan

(20)

(2006) salah satunya adalah untuk memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, kritis, ulet, terbuka, dan dapat bekerjasama dengan orang lain. Dalam Kurikulum 2013, stoikiometri merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran kimia untuk kelas X semester genap. Materi pokok stoikiometri dikelas X merupakan salah satu aspek penting dari materi kimia SMA karena materi stoikiometri mendasari materi- materi yang lain seperti asam-basa, kesetimbangan kimia, larutan penyangga dan lain sebagainya. Okanlawon (2010) mengungkapkan bahwa materi stoikiometri penting untuk semua aspek dalam kimia karena belajar memecahkan masalah dalam kimia membutuhkan penguasaan konsep stoikiometri yang baik terutama menjelaksan persamaan teaksi dan perhitungan zat yang terlibat didalamnya.

SMA Negeri Kebakkramat merupakan salah satu sekolah yang mulai menerapkanakurikulum 2013 pada tahun ajaran 2017/2018. Penerapan kurikulum 2013 di SMA Negeri Kebakkramat dilakukan secara bertahap, sehingga belum semua tingkatan kelas menerapkan kurikulum 2013. Kurikulum 2013 hanya di terapkan bagi kelas X, namun untuk kelas XI dan XII masih menerapkan KTSP.

Tentunya hal ini menyebabkan pembelajaran yang di targetkan terpusat pada siswa (student centered learning) harus mampu menggantikan pembelajaran yang sebelumnya masih terpusat pada guru (teacher centered learning).

Materi stoikiometri merupakan salah satu materi pokok kimia yang masih dianggap sulit dipahami terkait dalam penyelesaian soal-soalnya yang membutuhkan pemahaman konsep serta keterampilan dalam mengoperasikan angka-angkanya. Sependapat dengan hal tersebut Mandina (2017) juga mengungkapkan bahwa kesulitan yang dihadapi siswa kimia SMA dalam menyelesaikan masalah stoikiometri adalah memahami konsep stoikiometri dasar seperti konsep mol, menyeimbangkan persamaan kimia maupun menentukan reagen pembatas. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri Kebakkramat kelas X tahun 2016/2017, bahwa masihabanyak siswa kelas X yang mengalami kesulitan dalam memahami materi stoikiometri. Hasil Ujian Akhir Semester (UAS) kimia menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik kelas X masih perlu ditingkatkan. Nilai rata-rata masih berada di bawah

(21)

Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 68 seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata kimia UAS ganjil kelas X SMA Kebakkramat

No. Kelas Nilai Rata-rata kimia

1 X M-IPA 1 65

2 X M-IPA 2 64,7

3 X M-IPA 3 60,2

4 X M-IPA 4 61,3

5 X M-IPA 5 67,7

Sumber : Observasi Lapangan (2017)

Salah satu hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri adalah kemampuan berpikir kritis. Boss (2010) menjelaskan bahwa kemampuan berfikir kritis merupakan kumpulan keterampilan yang digunakan setiap hari yang diperlukan untuk pengembangan intelektual dan kepribadian serta melibatkan penerapan logika dan juga pengumpulan bukti sehingga menghasilkan sebuah rencana dalam bertindak.

Faktor yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran suatu materi antara lain adalah model pembelajaran yang diterapkan. Okanlawon (2010) berpendapat bahwa kesulitan siswa pada materi stoikiometri terletak pada kompleksitas perhitungan yang memerlukan pemahaman tentang konsep mol, penyetaraan persamaan reaksi, keterampilan aljabar dan interpretasi dari suatu masalah ke dalam langkah-langkah prosedural untuk mendapatkan jawaban yang benar. Dari karakteristik materi stoikiometri, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang mengarahkan pada pemecahan suatu masalah. Problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam materi stoikiometri. Pernyataan ini didukung Pinto (2013) yang menyebutkan bahwa guru memfasilitasi pembelajaran lebih efektif daripada memberi tahu siswa secara langsung apa yang perlu dilakukan, sehingga pembelajaran yang melibatkan masalah lebih sesuai dengan tujuan pembelajaran stoikiometri. Aldous (2005) dalam jurnalnya juga menjelaskan bahwa problem solving dapat menumbuhkan

(22)

kreativitas siswa dalam asal munculnya ide-ide baru dan pengembangannya, serta melatih siswa dalam menciptakan solusi dariamasalah yang diberikan.

Untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran maka diperlukan suatu media pembelajaran, salah satunya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) atau ada yang menyebutnya dengan Lembar Kegiatan Siswa. Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisiatugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatanisiswa paling tidak akan memuat: judul, Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai, waktu pengerjaan, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). LKS nantinya diharapkan mampu menunjang pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam mengatasi permasalahan yang ada.

Dari permasalahan yang telah dipaparkan tersebut, peneliti merencanakan suatu penelitian dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini menerapkan model pembelajaran problem solving dan menggunakan media pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS) untukimeningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi stoikiometri kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran problem solving disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi stoikiometri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018?

2. Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran problem solving disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi stoikiometri dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018?

(23)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka penelitian ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pembelajaran dengan model pembelajaran problem solving disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi stoikiometri kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018.

2. Meningkatkanakemampuan berpikir kritis siswa melaluiapembelajaran dengan model pembelajaran problem solving disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk materi stoikiometri kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat tahun pelajaran 2017/2018.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan pada penelitin ini adalah : 1. Manfaat teoritis

Beberapa manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

a. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang penerapanimodel pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar kimia.

b. Membantu guru menambah pengetahuan tentang penerapan strategi pembelajaran.

c. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya mengenai penerapan model pembelajaran problem solving dan penggunaan media LKS.

2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa

1) Memberikan suasanaibelajar yang lebih bervariasi sehingga pembelajaran tidak monoton.

2) Dapat membawa dampak pada peningkatan penguasaan konsep stoikiometri dan peningkatan prestasi belajar siswa.

(24)

3) Memberikan pengalaman kepada siswa mengenai metode pembelajaran problem solving sebagai perangsang kemampuan berpikir kritis serta menyampaikan pendapat.

b. Manfaat bagi guru

1) Menambah wawasan kepada guru tentang penerapan pendekatan, model atau metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2) Memberi masukan dalam rangka pemilihan metode pembelajaran kimia yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan prestasi belajar.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Memberikan usulan kebijakan yang dapat dterapkan guna peningkatan prestasi belajar siswa.

2) Memberikan solusi terhadap masalah dalam pelaksanaan pembelajaran kimia khususnya terkait dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan prestasi belajar siswa.

d. Bagi Peneliti

Manfaat penelitian bagi peneliti adalah dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung dalam penerapan model pembelajaran problem solving di sekolah khususnya pada materi stoikiometri.

(25)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka 1. Belajar

Definisi-definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli pada umumnya mengandung arti atau pengertian yang sama. Menurut Slameto (2010) belajar ialah suatu proses usaha seseorang yang dilakukan untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan dalam aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yangamenyangkut nilai dan sikap (afektif).

Perbedaan pengertian mengenai belajar disesuaikan dengan persepsi dan sudut pandang masing-masing. Hal yang utama dalam proses belajar adalah adanya perubahan pada diri seseorang dimana perubahan ini ditunjukkan dalamaberbagai bentuk seperti berubahan pemahaman, pengetahuan, sikap, keterampilan, tingkah laku, kemampuannya, dan aspek lain-lain. Hal ini di perkuat oleh pendapat dari Aunurrahman (2010) yang menjelaskan bahwa ciri umum kegiatan belajar adalah 1) belajar menunjukan aktivitas pada diri seseorang yang disadariaatau disengaja, 2) belajar merupakanainteraksi individu dengan lingkunganya dan 3) hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku.aMenurut Slameto (2010), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar, tetapi digolongkan menjadi dua golongan utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor yang tergolong faktor internal antara lain faktor jasmaniah, faktor psikologi, faktor kelelahan, dan lain-lain

(26)

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu yang sedang belajar. Faktor yang tergolong ke dalam faktor eksternal antara lain adalah faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat, dan faktor yang lain

2. Teori Belajar

Teori belajar dapat menunjukkan hubungan antara sifat dan sikap dalam diri siswa saat proses pembelajaran. Tujuan dari teori belajar adalah menjelaskan proses belajar sehingga teori belajar dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan siswa dalam belajar. Banyak teori belajar dari para ahli yang telah disusun, namun tidak dapat dikatakan bahwa hanya satu teori yang menjadi teori paling tepat. Setiap teori memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga dalam pelaksanaannya perlu melihat beberapa teori dan saling dihubungkan agar saling melengkapi. Beberapa teori belajar menurut beberapa ahli antara lain:

1) Teori Belajar Bruner

Bruner tidak mengembangkan teoriabelajar yang sistematis. Hal yang penting bagi Bruner ialah cara bagaimana seseorang memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan sebuah informasi secara aktif dalam proses belajar. Bruner menganggap belajar penemuan sesuaiadengan pencarian pengetahuan secara aktifaoleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik. Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan dalam suatu masalah serta pengetahuan yang menyertainya akan menghasilkan pengetahuan yang bermakna (Dahar, 2011). Menurut Bruner, selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. siswa diberi kesempatan mencari dan menemukan sendiri pemecahanaamasalah yang sedang dihadapinya. Di dalam proses pembelajaran Bruner lebih mementingkan partisipasi aktif dari tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaa kemampuan (Slameto, 2010). Keterkaitan teori belajar Bruner dengan penelitian adalah siswa mencari sendiri pemecahan dari masalah yang diberikan, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan yang lebih bermakna

(27)

bagi siswa. Bahkan kemampuan memecahkan masalah dapat bermanfaat di kehidupan sehari-hari.

2) Teori Belajar Piaget

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan salah satu proses genetik, yaitu proses yang didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Semakinabertambah umur seseorang, maka kemampuannya akan semakin meningkat. Dalam teori Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai sesuatu yang dapat didefinisikanasecara kuantitatif karena kekuatan atau daya pikir seseorang berbeda menurut usianya. Piaget menyebutkan bahwa perkembangan mental pada setiap anak melalui tahap-tahap tertentu yang urut dan berlaku bagi semua anak (Slameto, 2010). Menurut Piaget dalam Dahar (2011), proses belajar harus disesuaikanidengan tahap perkembangan kognitif yangIdilalui siswa. Piaget membagi menjadi empat tahap yaitu:

a) Tahap sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini anak mengatur alamnya dengan indra (sensori) dan tindakannya (motor).

b) Tahap praoperasional (2 sampai 7 tahun)

Tahap ini anak cenderung berpikir irreversible dan pemikirannnya masih bersifat egosentris. Selain itu anak cenderung lebih menfokuskan pada aspek statis tentang suatu peristiwa daripada transformasi dari satu keadaan ke keadaan lain.

c) Tahap operasional konkret (7 sampai 11 tahun)

Tahap ini merupakan permulaan dari berpikir rasional. Anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkannya pada masalah-masalah yang konkret.

d) Tahap operasional formal (lebih dari 11 tahun)

Tahap ini anak dapat menggunakanaoperasi-operasi konkretnya untuk membentuk operasiayang lebih kompleks. Tahap operasional formal, anak mempunyai kemampuan berpikir abstrak dan berpikir adolensensi.

(28)

Anak dapat merumuskan banyak alternatif hipotesis dalam menyelesaikan masalah.

3) Teori Belajar Ausubel

Teori belajar Ausubel mengungkapkan bahwa suatu bahan pelajaran harus bermakna. Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses yang mengaitkan informasi-informasi baru dengan konsep-konsep relevan yang terdapat dalam strukturikognitif seseorang. Kekuatan dari proses pemecahan masalah dalam pembelajaran terletak pada kemampuan siswa untuk mengambil peran dalam kelompoknya. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik diperlukan bimbingan langsung dari guru, baik lisan maupun tindakan, sedangkan siswa diberiakebebasan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Menurut Ausubel, problem solving adalah pembelajaran yang lebih bermanfaat bagi siswa dan merupakan strategi yang efisien. Teori ini mengacu pada kegiatan pembelajaran yang banyak melibatkan partisipasi dari peserta didik maka dalam pembelajaran yang berlangsung peserta didik haruslah bersikap aktif. Pengetahuan tidak hanya disalurkan secara verbal tetapi juga dikonstruksi dan direkonstruksi peserta didik (Budiningsih, 2005). Pada proses pembelajaran terdapat prinsip-prinsip yang perluadiperhatikan untuk menerapkan teori Ausubel.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

1) Pengatur awal

Pengatur awal mengarahkan para peserta didik ke materi yang akan dipelajari dan menolong mereka untuk mengingat kembaliiinformasi yang berhubungan yang dapat membantu menanamkan pengetahuan baru.

2) Diferensiasi Progresif

Dalam berlangsungnya belajar bermakna, perlu terjadi pengembangan dan elaborasiakonsep. Pengembangan konsep dapat berlangsung dengan baik, jika unsur-unsur yang paling umum diperkenalkan terlebih dulu, setelah itu baru hal-hal yang lebih khusus dan detail dari suatu konsep.

(29)

3) Belajar Superordinat

Belajar superordinate terjadi jika konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya dikenal sebagaiaunsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas.

4) Penyesuaian Integratif

Penyesuaian integratif memperlihatkan bagaimana konsep konsep baru dihubungkan pada konsep-konsep superordinat (Dahar 2011).

3. Pembelajaraan

Satu tugas guru adalah melaksanakan pembelajaran yang baik.

Dalam suatu pembelajaran seorang guru harus memiliki berbagai pengetahuan baik pengetahuan secara umum maupun pengetahuan yang berhubungan dengan kelangsungan proses pembelajaran. Pengertian pembelajaran dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2016 adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar. Howard dalam Slameto (2003) berpandangan bahwa pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk mendapatkan, mengubah, atau mengembangkan skill (kemampuan), attitude (tingkah laku), appreciations (penghargaan), ideals (cita-cita), dan knowledge (pengetahuan). Dalam pengertian ini guru harus berusaha untuk menghasilkanaperubahan tingkah laku yang baik bagi peserta didik.

Sardiman (2010) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Menurut Rahyubi (2012) pembelajaran merupakanabantuan yang diberikan seorang pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap danakepercayaan pada siswa.

Istilah pembelajaran memilikiamakna sebagai kegiatan yang dimulai dari mendesain, mengembangkan, mengimplementasikan dan mengevaluasi kegiatan yang dapat menciptakan proses belajar bagi peserta didik. Menurut Weil (1980) dalam Sanjaya (2008) terdapat tiga prinsip

(30)

penting dalam proses pembelajaran yaitu (1) proses pembelajaran adalahamembentuk kreasi lingkungan yang dapat mengubah struktur kognitif siswa, (2) berhubungan dengan tipe-tipeapengetahuan yang harus dipelajari, dan (3) dalamapembelajaran perlu melibatkan peran lingkungan sosial. Dalam pembelajaran guru mempunyai tugas yaitu harus mampu dan ahli dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam kegiatan pembelajaran agar dalam proses pembelajaran dapat tercapai tujuannya.

Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan model pembelajaran menurut Suradji (2008) antara lain:

a. Disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

b. Disesuaikan dengan kemampuan siswa serta kepribadian siswa.

c. Disesuaikan dengan bahan pelajaran yang akan dipelajari.

d. Disesuaikan dengan fasilitas yang ada di sekolah.

Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepasadari kemampuan guru mengembangkan metode-metodeapembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Dari pengertian di atas, pembelajaran dapat diartikan sebagai prosesakomunikasi dua arah antara guru dan siswa dalam rangka memberikan pengetahuan, pengarahan, bimbingan dan doronganakepada siswa agar terjadi proses belajar sehingga diperoleh suatu pemahaman dan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

4. Model Pembelajaran Problem Solving

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam pembelajaran sains adalah dengan memberikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan materi. Hal ini bertujuan untuk merangsang kebiasaan untuk berpikir dan melakukan kegiatan untuk memecahkan masalah. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran yang dilakukakan dengan melibatkan suatu masalah. Problem solving melibatkan aktivitas berpikiratingkat tinggi yang aktif pada siswa terutamaaberpikir kritis sehingga model pembelajaran ini dapat dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan berpikir kritis.

(31)

Menurut Ahmadi, Amri dan Elisah (2011) model pembelajaran problem solving merupakan penggunaan model dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau peroranganamaupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiriaaatau secara bersama-sama. Dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan masalah atau persoalan sesuai dengan topik yang diajarkan dan siswa diminta untuk memecahkan persoalan tersebut. Dengan pemecahan masalah, siswa akan belajar untuk mengorganisasikan kemampuan mereka dan di dalam kelompoknya masing-masing, siswa berlatih untuk menjelaskan pemecahan masalah dengan teman sekelompok mereka kemudian mempresentasikannya di depan kelas. Tujuan penggunaan model problem solving adalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam mencari sebab akibat dari suatu masalah, mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, dan analisis serta mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah serta mengambil keputusan secara objektif dan rasional.

Beberapa keunggulan penggunaan model problem solving menurut Ahmadi et al. (2011) yaitu:

a. Melatih siswaauntuk mendesain suatu penemuan.

b. Berpikir danabertindak kreatif.

c. Memecahkan masalahayang dihadapi secara realistis d. Mengidentifikasi danamelakukan penyelidikan.

e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.

f. Merangsang perkembangan akemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yangadihadapi dengan tepat.

g. Dapat membuat pendidikanasekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnyaadunia kerja.

Menurut Trianto (2007), penggunaan model problem solving melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Adanya masalahayang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dariasiswa sesuai dengan taraf kemampuannya.

(32)

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut.

c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini berdasarkan kepada data yang telah diperolehapada langkah kedua di atas.

d. Menguji kebenaran jawabanasementara di atas. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah hingga benar-benar yakin pada jawaban tersebut. Apakah sesuai dengan jawabanasementara atau tidak sesuai sama sekali.

e. Menarik kesimpulan.

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran problem solving yang dilakukan disesuai dengan kondisi kelas dan sekolah. Pada model pembelajaran problem solving, tahap merumuskan masalah tidak termasuk dalam langkah-langkah pembelajaran.

Hal ini dikarenakan permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran berasal dari guru. Langkah-langkah pembelajaran dalam model pembelajaran problem solving yang akan digunakan sebagai berikut:

a. Menganalisis masalah

Guru memberikan permasalahan dalam bentuk soal kepada siswa, kemudian siswa menganalisis soal tersebut.

b. Merumuskan hipotesis

Dalam langkah ini siswa memperkirakan jawaban sementara dari persoalan/permasalahan tersebut.

c. Mengumpulkan data

Pada langkah ini, siswa mengumpulkan data dari berbagai sumber belajar dan juga dari hasil berdiskusi dengan siswa yang lain.

d. Menguji hipotesis

Dalam langkah ini siswa mempresentasikanahasil diskusi dalam kelompok besar agar kelompok lain memberikanatanggapan.

(33)

e. Menarik kesimpulan

Pada langkah ini, siswa dibantu oleh guru menarik kesimpulan dari hasil pembahasan masalah.

5. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Penggunaan media pembelajaran yang tepat merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan tercapainya hasil belajar. Pengertian media pembelajaran menurut Hamdani (2011) adalah alat atau perantara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikanamateri pembelajaran kepada siswa agar mudah dipahami dan ditangkapamaknanya oleh siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Fungsi media pengajaran yaitu:

a. Berfungsi sebagai sarana bantuanauntuk mewujudkan situasi kependidikan yang lebih efektif.

b. Merupakan bagianaintegral dari seluruh proses kependidikan.

c. Media pendidikan harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan agar dapat membantu pencapaiannya.

d. Berfungsi mempercepat proses tercapaiannya tujuan pendidikan.

e. Berfungsi meningkatkan kualitas proses kependidikan.

f. Media pemdidikan meletakkanadasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir sehinga dapat mengurangi terjadinyaapenyakit verbalisme.

Salah satu media pembelajaran yang dapataadigunakan guru untuk meningkatkan keterlibatanasiswa dalam proses pembelajaran adalah Lembar Kerja Siswa (LKS) atau ada yang menyebutnya dengan Lembar Kegiatan Siswa. Pengertian Lembar Kegiatan Siswa (student work sheet) menurut Widyantini (2013) adalah lembaran-lembaranaberisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembarakerja ini berisi petunjuk dan langkah- langkah untuk menyelesaikan suatuatugas yang diberikan oleh guru kepada siswanya. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, Kompetensi Dasar (KD) yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahanayang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugasayang harus dilakukan, dan laporan yangaharus

(34)

dikerjakan (Departemen Pendidikan Nasional, 2008). Tugas-tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa tugas teori dan atau tugas praktik.

Sebagai media pembelajaran LKS haruslah memiliki bagian penting. Menurut Prastowo (2014), LKS memiliki enam unsurautama yang meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasaraatau materi pokok, informasi pendukung, tugas ataualangkah kerja dan penilaian. Ada beberapa jenis LKS diantaranya adalah:

a. LKSayang membantu peserta didik menemukan suatu konsep.

b. LKSayang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan berbagai konsepayang telah ditemukan.

c. LKS yangaberfungsi sebagai penuntun pelajaran.

d. LKS yang berfungsiasebagai penguatan.

e. LKS yang berfungsiasebagai petujuk praktikum.

6. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan kemampuanapeserta didik untuk berpikir secaraanetral, memiliki alasan logis, dan keinginan kuat akanakejelasan dan ketepatan suatu informasi. Pemikiran kritis tidak hanya menuntut siswa mengumpulkan bukti dan data, tetapi juga bagaimana mereka mempelajari bagaimana data tersebut dipilih, dibentuk, diatur, dan diintegrasikan ke dalam rancangan suatu materi (Paul, 1992).

Menurut Kennedi dalam Pithers & Soden (2000) menjelaskan bahwa pemikiran kritis melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi masalah asumsi yang terkait; mengklarifikasi dan memfokuskan masalah, dan menganalisa, memahami untuk mendapatkan kesimpulan melalui pemikiran secara induktif dan deduktif dengan berdasarkan sumber data atau informasi yang tersedia. Selain itu dalam buku yang di tulis Alec Fisher (2010) ada beberapa pendapat mengenai pengertianaaberpikir kritis dari beberapa ahli diantaranya yaitu:

a. John Dewey mendefinisikan berpikir kritis sebagai proses yang aktif, terus menerus, dan teliti mememikirkan berbagai hal secara

(35)

lebihamendalam, mengajukan pertanyaan dan menemukan informasi bagi diri sendiri.

b. Edward Glaser menjelaskan bahwa berkritis adalah suatu sikapamau berpikir mengenai masalah-masalah ,mencari dan menerapkan metode untuk mengatasinya setra mendapatka kesimpulan berdasarkan bukti yang ada.

c. Robert Ennis berpendapat bahwa berpikir kritis adalah pemikiranayang masuk akal danareflektif yang berfokus utuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.

d. Menurut RichardaPaul, berpikir kritis merupakan mode berpikir mengenai hal, subtansi, atau masalah dimana seseorang berusaha meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampilastruktur-struktur yang melekat dalam pemikiran danamenerapkan standar-standar intelektual padanya.

Boss (2012) menjelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan gabungan dari beberapa kemampuan yang mendukung satu sama lain. Karakteristik kemampuan berpikir kritis adalah:

a. Memiliki kemampuan menganalisis.

b. Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif.

c. Memiliki kemampuan mencari dan menemukan.

d. Memiliki toleransi dan fleksibilitas terhadap sesuatu yang belum pasti.

e. Berfikir secara terbuka.

f. Mampu menyelesaikan masalah (problem solving).

g. Penuh perhatian, sadar dan berani.

Harsanto (2005) menjelaskan latihan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah:

a. Membedakan antara fakta, nonafakta dan pendapat.

b. Membedakan antara kesimpulanadefinitif dan sementara.

c. Menguji tingkataketerpercayaan.

d. Membedakan informasi yangarelevan dan tidak relevan.

e. Berpikir kritis atas apa yang kita baca.

(36)

f. Membuatakeputusan.

g. Mengidentifikasi sebabadan akibat.

h. Mempertimbangkanawawasan lain.

i. Menguji pertanyaan yang kita miliki.

Untuk menentukan tingkatan berfikir kritis seseorang, terdapat indikator untuk mengukurnya. Menurut Ennis dalam Fristadi dan Bharata (2015) terdapat 12 indikator keterampilan berpikir kritis yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1. Indikator Kemampuan Berfikir Kritis

No. Kelompok Indikator

1 Memberikan penjelasan sederhana (praktis)

1. Memfokuskan pertanyaan 2. Menganalisisaargument

3. Bertanya dan menjawab pertanyaan 2 Membangun

keterampilan dasar

4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak

5. Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan observasi

3 Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi

7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

8. Membuat dan menentukan hasil pertimbangan

4 Keyakinan 9. Mendefinisikan istilahadan

mempertimbangkan suatu definisi 10. Mengidentifikasi asumsi-asumsi 5 Tindakan 11. Menentukan suatuatindakan

12. Berinteraksiadengan orang lain

Beyer dalam Slavin (2009) mengidentifikasikan ada sepuluh indikator dalam penilaian kemampuan berpikir krtitis, meliputi:

a. Membedakan antara faktaavariabel dan pernyataan nilai.

b. Membedakan informasi, pernyataanaatau alasan yang relevan dari yang tidak relevan.

c. Menentukannketepatan fakta pernyataan.

d. Menentukan kredibilitasasumber.

e. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.

(37)

f. Mendeteksiaprasangka.

g. Mengidentifikasi kekeliruanalogika.

h. Mengenali ketidakkonsistenanalogika garis pemikiran.

i. Menentukan kekuatan argumenaatau pernyataan.

7. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi belajar

Pengertian prestasi belajar merupakan hasil dari suatu usaha yang telah dicapai peserta didik dalam belajar. Prestasi belajar merupakan suatu indikator secara kualitas dan kuantitasapengetahuan yang dikuasai siswa selama proses pembelajaran tertentu. Mendikbud dalam Permendikbud No 104 Tahun 2014 menjelaskan bahwa berdasarkan penilaian hasil belajar oleh pendidik, pendidik dan peserta didik dapat memperoleh informasi tentang kelemahan dan kekuatan pembelajaran sehingga pendidik dan peserta didik memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukannya dalam pembelajaran dan belajar.

Dalam Permendikbud No 104 Tahun 2014 juga menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran.

b. Fungsi Penilaian Prestasi Belajar

Adapun fungsi utama dari penilaian prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui tingkatapenguasaan peserta didik terhadaap materi yang diberikan;

2) Untuk mengetahuiakecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikapapeserta didik terhadap pogram pembelajaran

(38)

3) Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaianahasil belajar peserta didik dengan standarakompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.

4) Untuk mendiagnosisakeunggulan dan kelemahan pesertaadidik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

5) Untuk seleksi, yaituamemilih dan menentukan peserta didikayang sesuain dengan jenis pendidikanatertentu;

6) Untuk menentukanakenaikan kelas;

7) Untuk menempatkan pesertaaadidik sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Arifin, 2009)

c. Jenis Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yangarelevan (Hamdani, 2011). Menurut Bloom hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang mencakup tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektifadan psikomotor (Aunurrahman, 2010).

Dalam Permendikbud No. 104 tahun 2014 juga disebutkan bahwa lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidikamencakup kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan. Penilaianaahasil belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, danaperbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

8. Stoikiometri

Dalam bahasa Yunani, kata stoicheion berarti unsur. Istilah Stoikiometri dalam bahasa Latin (stoicheion berarti unsuraatau bagian sedangkan metron berarti ukuran) secara bahasa stoichiometry berarti mengukur unsur, tetapi dari sudut pandang praktis, stoikiometri meliputi semua hubungan kuantitatif (perhitungan) yang terlibat dalam suatu reaksi kimia atau rumus kimia. Hal yang diukur antara lain adalah pengukuran

(39)

massa, jumlah, atom, volume, tekanan, jumlah atom, ion, molekul, atau satuan kimia lainnya yang dihubungkan dengan suatu reaksi kimia.

Stoikiometri mempelajari aspek kuantitatifareaksi kimia atau rumus kimia yang diperoleh melaluiaipengukuran massa, volume, jumlah dan sebagainya, yangaterkait dengan jumlah atom, ion, molekul, atau rumus kimia, serta keterkaitannyaadalam suatu reaksi kimia.

Stoikiometri merupakan materiadalam mata pelajaran kimia yang dipelajari di kelas X semesteragenap dalam lingkup Kurikulum 2013.

Konsep-konsep yang dipelajari dalam materi stoikiometri di penelitian ini meliputi massa atom, massaaatom rata-rata, massa atom relatif, massa molekul relatif, massa molar unsur, volume molar gas, bilangan Avogadro, hipotesis Avogadro, hukum gas ideal, interkonversi mol, persen berat, bagian per sejuta (ppm), sistem bagian per miliar (ppb), molaritas, fraksi mol, persen komposisi senyawa, dan pereaksi pembatas

9. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu pada pembahasan menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian yang telah ada, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis. Namun penulis mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam menambah bahan kajian pada penelitian penulis. Beberapa penelitian terdahulu yang berupa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis disajikan dalam Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Penelitian terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Gabriel Pinto

(2013)

Stoichiometry in Context: Inquiry- Guided Problems of Chemistry for Encouraging Critical

Thinking in

Engineering Students

Pembelajaran stoikiometri dengan pelatihan pemikiran kritis dan kreatif, dengan pemecahan masalah telah menunjukkan minat yang besar bagi siswa membantu mereka memahami topik kimia dengan lebih baik.

(40)

Perbedaan: Pada penelitian yang dilakukan oleh Gabriel Pinto dilakukan dengan menyajikan suatu masalah konkret dalam kehidupan yang berkaitan dengan stoikiometri, namun tidak di jelaksan metode atau mode pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian yang dilakukan peneliti secara spesifik menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah problem solving denga media LKS.

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Restu Fristadi dan

Haninda Bharata (2015)

Meningkatkan

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Problem Based Learning

Kemampuan berpikir kritis dapat ditingkatkan melalui

penerapan model

pembelajaran problem based learning. Model problem based learning berfokus pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak hanya mempelajari konsep- konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut.

Perbedaan: Pada penelitian yang dilakukan oleh Restu Fristadi dan Haninda Bharata bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan model pembelajaran problem solving.

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Dyah Ernawati,

Ashadi dan Budi Utami (2015)

Upaya Peningkatan Prestasi Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA 7 dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Problem Solving pada Materi Stoikiometri di SMA Negeri 1 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2014/2015

Penerapan metode

pembelajaran problem solving dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIA 7 SMAN 1 Sukoharjo pada materi stoikiometri.

Perbedaan: Pada penelitian yang dilakukan oleh Dyah Ernawati, Ashadi dan Budi Utami bertujuan meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving. Sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti , hanya saja pada penelitian ini menggunakan media pembelajaran LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran.

(41)

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Yuvencia Carolin,

Sulistyo Saputro

dan Agung

Nugroho Catur Saputro (2015)

Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Dilengkapi

LKS untuk

Meningkatkan

Aktivitas dan Prestasi Belajar pada Materi Hukum Dasar kimia siswa kelas X MIA 1 SMA Bhineka Karya 2 Boyolali Tahun Pelajaran 2014 / 2015

penggunaan metode problem solving dilengkapi LKS dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar yang meliputi kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa kelas X MIA 1 SMA Bhinneka Karya 2 Boyolali tahun pelajaran 2014/2015.

Perbedaan: Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuvencia Carolin, Sulistyo Saputro dan Agung Nugroho Catur Saputro dilakukan pada materi hukum dasar kimia sedangkan pada penelitian yang dilakukan peneliti juga menggunakan model pembelajaran problem solving dan media LKS hanya saja dilakukan pada materi stoikiometri.

Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian Lisa Gueldenzoph

Snyder dan Mark J. Snyder (2008)

Critical Thinking and Problem Solving Skills

Lingkungan belajar yang secara aktif melibatkan siswa dalam penyelidikan informasi dan penerapan

pengetahuan akan

meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi dapat memecahkan masalah.

Perbedaan: Pada penelitian yang dilakukan oleh Lisa Gueldenzoph Snyder dan Mark J. Snyder ini menjadi referensi bagi peneliti bahwa terdapat keterkaitan antara kemampuan berpikir kritis dengan pemecahan suatu masalah (problem solving).

B. Kerangka Berfikir

Kimia merupakan salah bidang yang dijadikan mata pelajaran bagi siswa kelas X IPA pada jenjang Sekolah Menengah Atas pada kurikulum 2013. Dalam Permendikbud No 69 Tahun 2013, Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memilikiakemampuan hidup sebagai pribadi danawarga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, danaaafektif serta mampu berkontribusi padaakehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Pelaksanaan pembelajaran kimia yang biasanya terjadi di

(42)

kelas X M-IPA 3 dilakukan oleh guru masih belum dapat menerapkan kurikulum 2013 secara maksimal, sehingga pembelajaran hanyaaberpusat pada guru dan siswa menjadi kurang aktif. Selain itu, pemakaian media yang kurang variatif menyebabkan siswa menjadi bosan. Hal inilah yang mungkin menyebabkan anak kurang mampu mengasah kemampuan berfikir kritis dalam mengerjakan soal di materi stoikiometri dan menyebabkan prestasi belajarnya kurang baik.

Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti bermaksud menerapkan model problem solving yang nantinya pembelajaran diarahkan berpusat pada siswa.

Dalam pembelajaran yang dilaksanakan nantinya akan digunakan juga media Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk memberikan pekerjaan bagi siswa untuk memecahkan masalah dalam stoikiometri. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu mengasah kemampuan berfikir kritis dalam mengerjakan soal atau permasalahan yang ada dalam LKS. Dalam pelaksanaan pembelajaran nantinya siswa tidak hanya mengerjakan soal sendiri saja tetapi ada beberapa waktu dimana siswa dapat mengerjakan soal secara kelompok yang akan membantu keaktifan siswa dalam berinteraksi.

Gambar 2.1 Skema KerangkaaBerpikir

SIKLUS II Menerapkan model problem solving berbantuan LKS dengan diskusi kelompok kecil KONDISI

AWAL

KONDISI AKHIR TINDAKAN

Model Problem solving

berbantuan LKS belum

digunakan Guru pada materi stoikiometri

Diduga model problem solving berbantuan LKS

dapat meningkatkan

kemampuansberpikir kritis dan prestasi belajar pada materiastoikiometri Guru melakukan penerapan

model problem solving

berbantuan LKS pada

materi stoikiometri

rendahnya kemampuan berfikir kritis siswa prestasi belajar siswa masih rendah

SIKLUS I

Menerapkan model problem solving

berbantuan LKS

dengan diskusi

kelompok besar

KD belum tercapai KD

sudah tercapai

(43)

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diduga penerapan model problem solving dengan bantuan LKS dapat meningkatkanakemampuan berfikir kritis. Jika kemampuan berpikir kritis siswa dapat ditingkatkan maka diharapkan prestasi belajar siswa dalam materi stoikiometri dapat meningkat. Skemaakerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2.1.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat dikemukakan hipotesis tindakanasebagai berikut:

1. Penggunaan model pembelajaran problem solving disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) dapatameningkatkan prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri.

2. Penggunaan model pembelajaran problem solving disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat meningkatkanakemampuan berpikir kritis siswaapada materi stoikiometri.

(44)

26 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukanaidi SMA Negeri Kebakkramat dengan alamat Jalan Kebakkramat-Tasikmadu, Desa Nangsri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, kode pos 57762 di kelas X M-IPA 3 semester genap tahun pelajaran 2017/2018.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakanapada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 yang berlangsung pada bulan Januari - Juli 2018. Penjelasan jadwal pelaksanaan dan alokasi waktu penelitian, dapatadilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Penelitian Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. Persiapan Penelitian

a. Observasiaawal b. Menyusunaproposal

penelitian

c. Menyiapkan instrumen penelitian

2. PelaksanaanaTindakan a. Siklus I

b. Siklus II

3. Analisis Dataadan Pelaporan a. Analisis data

(hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusunalaporan/skripsi c. Ujian dan revisi

d. Penggandaanalaporan

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research

(45)

(CAR)ayang dilaksanakan oleh peneliti bersama guru mata pelajaran kimia yang berada di kelas X M-IPA 3. Penelitan tindakan kelas dilakukan karena munculnya permasalahan dalam proses pembelajaran yang memerlukan penanggulangan agar masalah tersebut terpecahkan. Masalah yang akan dipecahkan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) harus selaluaberangkat dari persoalan pembelajaranasehari- hari yang dihadapi oleh pendidik. Permasalahan yang terjadi dikelas meliputi model, pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang menyebabkan siswaikurang memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Dengan adanya PTK diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan model problem solving Penelitian ini menggunakansaapendekatan kualitatif dengan sumber data berasal dariapermasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas.

Data yang diperoleh berupa data kualitatif berupa angka, kalimat, atau deskripsi berdasarkan penjelasan guru, observasi, hasil evaluasi, maupun angket yang disebar pada saat awal hingga akhir penelitian. Data angka yang diperoleh dari angket penelitian dilaporkan dengan mendeskripsikannya melalui tulisan sehingga diperoleh gambaran pembelajaran secara akurat, runtut, terpercaya berdasarkan fakta yang diperoleh dari penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas maka PTK pada penulisan hasilnya akan menjelaskan proses dari hasil perbaikan yang dilakukan oleh peneliti yang bekerja sama dengan guru dengan cara menginovasi pembelajaran salahasatunya dengan menggunakan modelapembelajaran lain seperti problem solving yang disajikan secara runtut dengan mendeskripsikan setiap kejadian dan hasil yang diperoleh dari perlakuan atau tindakan di dalam kelas yang diteliti. Perlakuan tindakan dimulai dari uji pra-siklus, siklus I, dan siklus II sehingga diperoleh peningkatan kemampuan berpikirikritis dan prestasi belajarasiswa dalam materi stoikiometri pada kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X M-IPA 3 SMA Negeri Kebakkramatatahun pelajaran 2017/2018 yang terdiri dari 36 siswa. Pemilihan

Gambar

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata kimia UAS ganjil kelas X SMA Kebakkramat
Tabel  2.1. Indikator Kemampuan Berfikir Kritis
Tabel 2.2 Penelitian terdahulu
Gambar 2.1 Skema KerangkaaBerpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan penelitian langkah selanjutnya adalah menyusun dan menyajikan data yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis siswa, upaya guru dalam meningkatkan

Data waktu pada penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari Direktorat Jendral Bina Marga Satuan Kerja Lamongan, data waktu ini hanya didapatkan

Kendala Dalam Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Pada Siswa Ada banyak yang dianggap sebagai hambatan meningkatkan ketrampilan siswa oleh guru, Secara umum, penelitian

Jika x adalah bilangan positif terkecil yang habis dibagi 14 dan 21 dan y adalah bilangan positif terkecil yang habis dibagi 14 dan 28, maka.. Jika x=selisih umur Tuti dan

Pengaruh kompensasi dan lingkungan kerja terhadap motivasi kerja pegawai di pusat pengembangan dan pemberdayaan pendidik dan tenaga kependidikan ilmu pengetahuan alam..

(mencari-temnukan). c) Mendukung kemampuan problem solving siswa. d) Memberikan wahana interaksi antarsiswa, maupun siswa dengan guru dengan demikian siswa juga terlatih

Galeri Investasi Syariah (GIS) juga dapat membuat forum mahasiswa yang sudah mengikuti sekolah pasar modal dan bermain saham di pasar modal dimana diforum itu

 Guru membagi siswa kedalam kelompok besar yang terdiri dari 6 siswa dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa dengan kemampuan heterogen yang terdiri dari