• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.5.2 Hasil Uji Interaksi

Pengaruh Likuditas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi.

Uji hipotesis menunjukkan H7 ditolak bahwa kebijakan dividen tidak dapat memoderasi hubungan antara likuditas terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan dividen yang dilakukan oleh manajemen perusahaan sangat berdampak pada likuiditas. Perusahaan harus mampu terlebih dahulu membayarkan hutang jangka pendeknya dengan aktiva yang dimilikinya contohnya kas yang ada. Seperti yang kita ketahui bahwa unsur dari likuditas adalah kas dimana kas tersebut yang akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Semakin banyak kas yang keluar akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Likuiditas yang rendah dapat menurunkan nilai perusahaan karena perusahaan tidak mampu membayar hutang jangka pendek apabila memilih membayar dividen kepada pemegang saham.

Penelitian ini mendukung penelitian (Gregorius, 2017), (Rochmah &

Fitria, 2017) dan (Mahendra, 2012) bahwa kebijakan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Fajaria, 2018), (Mery et al., 2017) dan (Taslim, 2016) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen mampu memoderasi likuditas terhadap nilai perusahaan.

101

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi

Uji hipotesis menunjukkan H8 ditolak bahwa kebijakan dividen tidak dapat memoderasi hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

Artinya, bahwa adanya kebijakan dividen ikut memiliki peran (memperlemah) dalam model pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Jadi dengan kata lain, adanya kebijakan dividen tidak dapat memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa informasi mengenai kebijakan pembayaran dividen memiliki pengaruh menurunkan nilai perusahaan. Tingkat profitabilitas mampu memberikan sinyal positif kepada investor atas nilai perusahaan, akan tetapi kebijakan dividen belum mampu memperkuat penilaian investor atas saham perusahaan ketika terjadi peningkatan profitabilitas. karena tingkat profitabilitas yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaan internal. perusahaan akan menggunakan laba ditahan untuk menggunakan biaya - biaya opersioanal maupun hutang hutang nya.

Hasil studi ini mendukung hasil studi terdahulu yang telah dilakukan oleh (Dj et al., 2012), (Gregorius, 2017), (Mahendra, 2012) yang juga membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memperkuat pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Rochmah & Fitria, 2017), (Fajaria, 2018) dan (Taslim, 2016) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi pengaruh hubungan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

102

Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi

Uji hipotesis menunjukkan H9 ditolak bahwa Kebijakan Dividen tidak dapat memoderasi hubungan antara Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.

Berdasarkan hasil uji signifikansi kebijakan dividen dalam memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan berdasarkan nilai probabilitas dapat disimpulkan kebijakan dividen tidak signifikan dalam memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Adapun dalam penelitian ini sampel yang digunakan termasuk dalam kriteria perusahaan besar. Artinya, semakin besar perusahaan maka perusahaan tersebut lebih memilih melakukan ekspansi usaha, melakukan investasi atau menemukan inovasi terbaru agar perusahaan tersebut lebih berkembang besar dari pada memilih mensejahterahkan para pemegang saham dengan cara membagikan dividen yang besar namun mereka tetap memberikan dividen dengan jumlah yang lebih sedikit. Berbeda dengan perusahaan yang kecil atau berkembang perusahaan tersebut biasanya lebih mencari perhatian terlebih dahulu kepada investor atau calon investor untuk mengumpulkan dana agar perusahaan berkembang besar maka itu perusahaan kecil dapat memberikan dividen yang lebih besar agar para investor terus memberikan dana atau untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut, semakin menarik perusahaan kecil atau berkembang ini semakin banyak dana yang akan dikumpulkan. Selain itu, diduga semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula kebutuhan dana mereka untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan dan mengembangkan perusahaan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap penggunaan dana eksternal perusahaan seperti hutang. Semakin besar perusahaan menggunakan hutang maka perusahaan cenderung akan membayarkan dividen dalam jumlah yang lebih kecil karena keuntungan yang diperoleh dengan

103

adanya hutang terlebih dahulu dibayarkan kepada kreditur beserta biaya bunganya yang tentunya hal ini akan mempengaruhi persepsi investor terhadap nilai perusahaan dan menjadikan kebijakan dividen dengan membagikan dividen tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Hasil studi ini mendukung hasil studi terdahulu yang telah dilakukan oleh yang (Cahyono et al., 2016) (M. Aldi et al., 2020) dan (Purwohandoko, 2017) juga membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memperkuat pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Khasanah, 2019), (Betaningtyas, 2019) dan (Hazlina, 2015) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi pengaruh hubungan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi

Uji hipotesis menunjukkan 10 ditolak bahwa kebijakan dividen tidak dapat memoderasi hubungan antara capital adequacy ratio terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil uji signifikansi kebijakan dividen dalam memoderasi pengaruh capital adequacy ratio terhadap nilai perusahaan dari nilai probabilitas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan dividen tidak signifikan dalam memoderasi pengaruh capital adequacy ratio terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat capital adequacy ratio tinggi dan kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat capital adequacy ratio rendah.

karena proporsi pembentuk modal sendiri pada perusahaan perbankan banyak dari modal pelengkap, yakni dari modal pinjaman dan pinjaman subordinasi.

104

Hal ini berarti diimbangi dengan kemempuan membayar hutang- hutangnya.

Dan dengan modal pinjaman yang besar akan menimbulkan biaya bunga yang besar yang harus dikeluarkan. Dengan adanya hal hal tersebut mengakibatkan berkurangnya pembagian dividen atau memaksimalkan dana yang tersedia untuk memaksimalkan modal sebagai operasionalnya di periode mendatang.

Jadi para pemegang saham tidak akan melihat suatu perusahaan dari pembagian dividen perusahaan tersebut dengan melihat kondisi capital adequacy ratio yang tinggi atau pun rendah.

Hasil studi ini mendukung hasil studi terdahulu yang telah dilakukan oleh (Yuliati & Zakaria, 2014) dan (Maimunah, 2019) juga membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memperkuat pengaruh capital adequacy ratio terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Sundari, 2019), (Fatima, 2020) dan (Halimah, 2017) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi pengaruh hubungan capital adequacy ratio terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Growth Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi

Uji hipotesis menunjukkan 11 ditolak bahwa kebijakan dividen tidak dapat memoderasi hubungan antara growth terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uji signifikansi dari kebijakan dividen dalam memoderasi pengaruh growth terhadap nilai perusahaan dari nilai probabilitas menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak signifikan dalam memoderasi pengaruh growth terhadap nilai perusahaan.

Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat growth tinggi dan kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai

105

perusahaan pada saat growth rendah. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan akan semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai total asset perusahaan, sehingga perusahaan akan lebih memilih menahan labanya untuk membiayai ekspansi atau pertumbuhan perusahaan daripada membagikan dividen kepada pemegang saham. Suatu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang baik cenderung akan mempergunakan laba untuk pendanaan invetasi yang berati proporsi laba yang digunakan untuk pembagian dividen semakin rendah.

Hasil studi ini mendukung hasil studi terdahulu yang telah dilakukan, (Dewiati, 2018) dan (Purwohandoko, 2017) membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memperkuat pengaruh growth terhadap nilai perusahaan.

Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Hazlina, 2015) dan (Fajaria, 2018) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi pengaruh hubungan growth terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh Suku Bunga Indonesia Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Dividen Sebagai Variabel Moderasi

Uji hipotesis menunjukkan 12 ditolak bahwa kebijakan dividen tidak dapat memoderasi hubungan antara suku bunga indonesia terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan uji signifikansi dari kebijakan dividen dalam memoderasi pengaruh suku bunga indonesia terhadap nilai perusahaan dari nilai probabilitas menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak signifikan dalam memoderasi pengaruh suku bunga indonesia terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian ini menujukan bahwa kenaikan suku bunga indonesia memiliki arah positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dikarena ketika suku bunga indonesia mengalami kenaikan

106

invenstasi dipasar modal menjadi tidak begitu menarik dan para investor cenderung berinvestasi di deposito atau di instrumen investasi yang dikeluarkan oleh bank karena investor menginginkan bunga tinggi dari bank. Tentunya hal tersebut membuat perusahaan perbankan tidak bergitu terpengaruh jika terjadi kenaikan pada suku bunga indonesia (Dewantara, 1970) terutama perbankan yang berkapitalisasi besar. Hal ini menunjukan bahwa pelaku pasar modal tidak begitu terpengaruh dari dampak naik / turunnya suku bunga indonesia yang bersifat sementara karena kecendurungan para investor melihat prospek sebuah perusahaan secara jangka panjang. Sehingga besar kecilnya suku bunga indonesia tidak begitu mempengaruhi nilai perusahaan.

Menurut (Tandelilin, 2010) menyatakan bahwa tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga yang tinggi akan meningkatkan beban bunga yang harus ditanggung perusahaan. Peningkatan beban bunga ini nantinya akan berdampak pada berkurangnya laba yang akan di hasilkan perusahaan. Dengan berkurangnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan maka akan membuat aliran kas yang dimiliki perusahaan pun akan ikut berkurang. Dengan berkurangnya aliran kas yang diterima perusahaan maka aliran kas yang akan diterima investor (dividen) akan berkurang dan hal ini akan membuat investor untuk tidak tertarik untuk berinvestasi sehingga akan mengakibatkan harga saham turun, hingga akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan.

Hasil studi ini mendukung hasil studi terdahulu yang telah dilakukan (Rakhimsyah, 2011), (Noerirawan & Muid, 2012) juga membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak mampu memperkuat pengaruh suku bunga indonesia

107

terhadap nilai perusahaan. Tetapi hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Antoro, 2018) dan (Meidiana, 2019) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen dapat memoderasi pengaruh hubungan suku bunga indonesia terhadap nilai perusahaan.

108 BAB VI

Dokumen terkait