• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji-t pada penelitian ini pertama kali dilakukan pada anggaran operasional 2006. Uji-t tersebut dilakukan pada seluruh kelompok pendapatan dan biaya yang bertujuan untuk mengetahui apakah selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi pada hasil analisis varians sebelumnya masih dalam batas pengendalian manajemen atau tidak. Jika selisih anggaran yang terjadi masih dalam batas pengendalian maka kinerja hotel dikatakan baik dan seharusnya dapat ditingkatkan pada tahun yang akan datang. Secara lebih jelas, hasil uji-t terhadap anggaran operasional tahun 2006 dengan menggunakan taraf signifikan sebesar 0,05 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 23. Hasil Uji-t Terhadap Anggaran Operasional Tahun 2006 dengan Taraf Signifikan sebesar 0,05

No. Kelompok df t-hitung t-tabel Keterangan Hasil Uji-t 1 Pendapatan 1 -1,720 6,314 t-hitung < t-tabel Ho diterima 2 Biaya variabel 14 -2,039 1,761 t-hitung < t-tabel Ho diterima

3

Biaya tetap

langsung 10 -0,390 1,812 t-hitung < t-tabel Ho diterima

4

Biaya administrasi

dan umum 10 1,633 1,812 t-hitung < t-tabel Ho diterima 5 Biaya pemasaran 7 0,088 1,895 t-hitung < t-tabel Ho diterima

6

Pendapatan

lain-lain 3 -0,795 2,353 t-hitung < t-tabel Ho diterima 7 Biaya lain-lain 2 -0,962 2,920 t-hitung < t-tabel Ho diterima

8

Laba sebelum

pajak 4 -1,523 2,132 t-hitung < t-tabel Ho diterima

Berdasarkan tabel hasil uji-t di atas, dapat diuraikan secara jelas mengenai selisih anggaran yang terjadi pada anggaran operasional tahun 2006 adalah sebagai berikut.

2. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran pendapatan anggaran operasional Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -1,720 dan t tabel sebesar 6,314 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 1. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Hal ini

100

dikarenakan sebagian besar komponen pendapatan yang ada, baik pada pendapatan afiliasi maupun pihak ketiga tidak terjadi selisih anggaran yang sangat signifikan kalaupun ada hanya terjadi pada pendapatan telepon. Hal ini disebabkan karena hampir seluruh orang saat ini sudah menggunakan fasilitas telepon untuk berkomunikasi.

3. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya variabel Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -2,039 dan t tabel sebesar 1,761 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 14. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Meskipun hampir seluruh komponen pada biaya variabel ini menghasilkan selisih anggaran yang merugikan, dan signifikan. Selisih anggaran yang sangat signifikan hanya terjadi pada biaya pastry dan biaya bahan bakar.

4. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya tetap Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -0,390 dan t tabel sebesar 1,812 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 10. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Secara keseluruhan biaya tetap ini menghasilkan selisih anggaran yang merugikan dan besarnya signifikan sehingga perbedaan antara anggaran dan realisasi masih dalam batas yang dapat diterima. Selisih anggaran yang sangat signifikan hanya terjadi biaya asuransi, pajak, dan sewa. Hal ini dikarenakan pembebanan biaya tersebut ditanggung oleh PT. KIEC berdasarkan kebijakan yag telah ditetukan PT tersebut.

5. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya administrasi dan umum Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar 1,633 dan t tabel sebesar 1,812 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 10. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima.

6. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya pemasaran Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar 0,088 dan t tabel sebesar 1,895 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 7. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Hal ini dikarenakan seluruh komponen dari biaya administrasi dan umum (biaya usaha) masih dibebankan realisasinya pada pusat yaitu KIEC sehingga tidak dapat ditentukan besarnya selisih anggaran yang terjadi. Pada komponen biaya pemasaran terjadi selisih anggaran unfavorable yang sangat signifikan pada biaya iklan dan promosi. Hal ini disebabkan karena pada tahun itu perusahaan ini meningkatkan image Hotel Permata Krakatau sebagai hotel bertaraf internasional yang berorientasi pada bisnis dan bertujuan untuk meningkatkan laba yang ingin diperoleh pihak Hotel Permata Krakatau sehingga meningkatkan kegiatan iklan dan promosinya saat itu.

7. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran pendapatan lain-lain yang diperoleh Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -0,795 dan t tabel sebesar 2,353 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 3. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai

102

teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Hal ini disebabkan sebagian besar pada komponen pendapatan lain-lain menghasilkan selisih anggaran yang merugikan dengan besar yang signifikan. Persentase merugikan dengan jumlah yang tidak terlalu signifikan terjadi pada pendapatan bunga deposito.

8. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran biaya lain-lain yang diperoleh Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -0,962 dan t tabel sebesar 2,920 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 2. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Hal ini dikarenakan sebagian besar pada komponen biaya lain-lain menghasilkan selisih anggaran yang merugikan dengan besar yang signifikan dan pada kelompok biaya lain-lain terjadi selisih anggaran merugikan dengan persentase yang tidak terlalu signifikan yaitu pada biaya bank.

9. Hasil dari uji-t pada selisih anggaran laba sebelum pajak yang diperoleh Hotel Permata Krakatau diperoleh t hitung sebesar -1,523 dan t tabel sebesar 2,132 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 4. Hasil dari uji-t menunjukkan t hitung lebih kecil dari t tabel maka sesuai teorinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga hipotesis Ho yang menyatakan selisih anggaran yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Hal ini dikarenakan selisih anggaran yang terjadi pada komponen pendapatan dan biaya-biaya operasional Hotel Permata Krakatau menunujukkan selisih anggaran yang terjadi masih dalam batas yang dapat diterima.