• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru SD Negeri Demangan

Hasil Wawancara Guru SD Negeri Demangan Nama responden : Guru A

Setting : SD Negeri Demangan Waktu : 21 Juli 2016

Guidelines wawancara untuk guru

1. Bagaimana proses dalam kegiatan bertanya di kelas selama ini?

2. Bagaimana menurut Anda mengenai pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi?

3. Apa kesulitan yang Anda hadapi dalam menyusun pertanyaan?

4. Apa kendala yang Anda temui dalam proses kegiatan “menanya” di dalam proses pembelajaran?

Respons pertanyaan/jawaban Koding interviewer Bagaimana proses dalam kegiatan

bertanya di kelas selama ini?

Proses dalam kegiatan bertanya. (W1, S1, T1) interviewee Untuk membuat pertanyaan ke anak

maksudnya?

interviewer Em, proses dalam kegiatan bertanya di kelas.

interviewee Iya, maksudnya proses tanya jawab? Untuk proses tanya jawab itu biasanya gini, kita membuka materi dulu, materi kita berikan ke siswa kemudian ada anak yang membaca buku terus yang lainnya mendengarkan terus kita menerangkan. Setelah kita menerangkan, kita membuka pertanyaan kepada siswa bagi yang belum jelas siapa biar mengungkapkan sesuatu pertanyaan mereka yang belum jelas terus kita terangkan kembali. Yang belum jelas itu kita terangkan kembali. Nah kalo materi sudah semua diberikan dalam hari itu, jadi sub tema atau sub bagian pada hari itu. Jadi pada hari itu kita berikan semua, kita mengadakan

Dalam proses tanya jawab guru membuka materi dan siswa diminta membaca, kemudian setelah itu guru menerangkan lalu membuka pertanyaan kepada siswa yang ingin bertanya.

Respons pertanyaan/jawaban Koding

tanya jawab dari siswa ke siswa. Nah, pada saat kita memberikan materi atau kita menerangkan jika anak ada yang itu rame atau tidak memperhatikan, langsung kita berikan pertanyaan. Dengan maksud supaya anak mau memperhatikan. Cenderung mereka akan memperhatikan apabila saat mata dilirikkan kok ada anak yang rame kita beri pertanyaan. Kalo dia tidak bisa menjawab kan otomatis malu nah nanti dia mau memperhatikan. Dengan maksud apa yang kita berikan kepada siswa biar terserap dengan baik. Memaksimalkan daya serap ke anak itu memaksimalkan. Semua pembelajaran kita buka latihan tanya jawab dulu baru secara tertulis. Nah nanti, akhir pelajaran biasanya kita berikan pertanyaan - pertanyaan lagi sesuai dengan materi yang ada dengan alasan apa yang diberikan hari ini, anak- anak betul-betul mau untuk mempelajari dan menyerapnya dengan baik.

interviewer Menurut ibu pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi itu yang bagaimana?

Pertanyaan yang dapat membantu siswa memahami materi. (W1, S1, T3) interviewee Pertanyaan itu kita sesuaikan dengan

materi yang ada. Kalo pertanyaan itu diluar materi kan otomatis anak ndak paham nanti. Jadi pertanyaan yang kita ulang – ulang itu sesuai dengan materi yang kita sampaikan saat itu. Itu memang kita ulang – ulang dengan maksud dia benar – benar paham. Tidak hanya hafal tapi paham. Itu kita berikan dari awal sampai akhir. Jadi ada, ada seperti. Misalnya ya, e dengan argumentasinya jika argumentasinya seperti ini begitu ada pertanyaan kita harus bisa alasannya yang tepat itu apa.

Pertanyaan disesuaikan dengan materi.

(W1, S1, T4)

Contohnya yang seperti apa Bu? Contoh pertanyaan. (W1, S1, T5) Ya kalo misalnya kita memberikan

pelajaran matematika tentang sifat-sifat bilangan asosiatif, ya pertanyaannya

Misal pelajaran matematika tentang sifat-sifat bilangan

Respons pertanyaan/jawaban Koding soalnya dengan yang asosiatif jangan

diberikan yang distributif. Kalo misalnya kita tentang Pkn (NKRI) ya tentang NKRInya bagaimana cara untuk menjaga persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia. Pertanyaannya bukan pertanyaan yang lain. Disesuaikan kalo UUD 45 ya disesuaikan. Yang sesuai dengan NKRI itu bab berapa, pasal berapa, ayat berapa, misalnya seperti itu. Misalnya NKRI itu sesuai dengan UUD 45 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi Negera Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Nah bagaimana cara menjaga NKRI? Nah yang berkaitan, bukan dengan yang lainnya.

asosiatif, pertanyaan yang diberikan juga tentang asosiatif dan bukan distributif.

(W1, S1, T6)

interviewer Jadi yang lainnya itu yang berkaitan dengan materi bu?

interviewee Iya, iya meskipun itu pertanyaannya lain tapi ada kaitannya dengan materi yang ada.

Pertanyaan berkaitan dengan materi. (W1, S1, T7) Interviewer Apa kesulitan yang Ibu hadapi dalam

menyusun pertanyaan?

Kesulitan dalam menyusun pertanyaan. (W1, S1, T8)

Interviewee Kesulitan yang dihadapi dalam menyusun pertanyaan. Kayaknya biasa- biasa aja mbak. Paling – paling kalo misalnya pertanyaan itu kan disesuaikan dengan kisi-kisi nggih, nah paling kita ndadak tetep mempelajari mulai dari SK / KDnya. Itu disesuaikan dengan SK/KDnya. Sebetulnya nggak sulit asal kita mau mempelajari materi dengan SK/KDnya itu pas atau nggak itu kita sesuaikan. Ternyata nggak sulit. Cuma kalau kita nggak mau, nggak mau mbuka dengan sesuai RPPnya ya mungkin kadang kala membuat pertanyaannya melenceng-melenceng. Tapi kalau sudah sesuai dengan SK/KDnya dengan indikatornya itu ndak. Pokoknya pertanyaan sesuai dengan indikator, nah indikator sesuai dengan SK/KDnya tadi. Pokoknya semua saling berkaitan. Tapi kalau kita tidak mau membuka SK/Kdnya, ndak mau buka indikatornya

Kesulitannya ketika pertanyaan disesuaikan dengan kisi-kisi dan mempelajari mulai dari SK / KDnya.

Respons pertanyaan/jawaban Koding kita bingung membuatnya maka apa, kita

sesuaikan dengan materi yang ada. Biasanya materi itu mengacu pada indikator, indikator pada SK/KDnya pokoknya saling berkaitan. Jadi memang kita guru yang pokok itu memang RPP harus punya. Karena kalo RPP itu ada otomatis sudah menyesuaikan dengan admin yang ada. Tapi kalo kita hanya misalnya hanya asal ulang tapi tidak sesuai dengan tujuan yang kita harapkan. Tujuan kita apa pembelajaran ini, kalo misalnya tujuannya itu untuk anak-anak misalnya bisa menerapkan cara pernafasan yang baik, bernafas yang baik. Nah kita pertanyaannya sesuai dengan itu. Jadi kita sesuaikan aja. interviewer Apa kendala yang ibu temui dalam

proses kegiatan “menanya” di dalam

proses pembelajaran?

Kendala dalam proses kegiatan menanya dalam proses pembelajaran. (W1, S1, T10) interviewee Nah, ini kadang kala anak dalam

menangkap suatu permasalahan, ini koneknya kurang sehingga kadang kala itu ada anak yang menjawab tidak sesuai dengan yang ditanyakan. Misalnya, saya menanyakan atau saya memberikan suatu tugas. Tolong ibu ambilkan e, pensil warna. Dia mengambilnya bukan pensil warna lagi, tetapi mengambilnya, mengambil bolpoin misalnya. Karena mungkin dia memahami, anak memahami suatu pertanyaan suatu masalah itu kadang kala kurang. Nah kerepotan kita disitu. Jadi ada yang menjawabnya itu asal jawab aja. Tolong ibu dibikinke nasi goreng, dia nggak membuat nasi goreng lagi, ndak membuat nasi goreng dia malah mau mencari sayur dimasak lodeh. Ini kan tidak pas. Suruh masak lodeh malah bikin oseng-oseng. Ndak pas lagi, karena apa dia menanggapi masalahnya pertanyaannya kadang dia kurang memahami untuk menyerap

Anak kurang bisa dalam menangkap materi yang diberikan oleh guru. (W1, S1, T11)

Respons pertanyaan/jawaban Koding permasalahan itu.

Interviewer Kalo dalam mata pelajaran contohnya seperti apa bu?

Contoh dalam pelajaran. (W1, S1, T12)

Interviewee Ya seperti yang ibu bilang tadi, misalnya ya dalam pelajaran matematika. Nah

matematika itu kan intiya “pipolondo”

ping, poro, lan sudo. Dalam soal cerita, misalnya ibu membeli telur 1 kg. Yang seperempat kg untuk dibikin telur dadar. Ini berarti diapakan? Untuk membuat, untuk membuat itu berarti diapakan? Pipolondonya ini diapakan?

Interviewer Dikurang

Interviewee Nah, karena anak kurang memahami kalimat konteks bacaannya, kalimat matematikanya dia menghubungkan kalimat matematikanya salah. Jadi satu kilogram ditambah seperempat kilogram, ada yang seperti itu. Padahal seharusnya untuk membuat itu kan dikurangi. Satu kilogram dikurangi seperempat kilogram. Bepera sisa telur yang masih ada? Ini kalo anak nggak cermat , satu kilogram tambah seperempat kilogram jadi satu seperempat kilogram karena ditambahkan, harusnya kan dikurangi. Jadi tinggal tiga perempat kilogram kan seperti itu.

Interviewer Terus kalau begitu bagaimana bu?

Interviewee Ya kita, kita kemudian memberikan kata kunci. Coba anak-anak kalo ada kata membeli diapakan? Ditambah bu. Ok ditambah. Dikasih lagi, ditambah buk, nah terus kalo ada kata pecat, hilang, rusak, dibuat, diapakan? Dikurang buk. Nah itu yang harus dipahami. Jadi kata kunci kata kunci ini yang harus kita kasihkan sama anak-anak. Jadi kita nuntun, misalnya anak membaca makalah, kita nuntuk satu kata, satu kata kita berikan suatu motivasi untuk dia berfikir kembali lama-lama dia supaya hafal. Karena tata bahasa itu kalau bahasanya bagus biasanya matematikanya bagus. Disini kita saatnya kita membimbing anak untuk nuntun

Memberi kata kunci. (W1, S1, T13)

Respons pertanyaan/jawaban Koding supaya dia paham dengan bahasa yang

ada didalam matematika.

interviewer Apa ibu mengetahui atau pernah mendengar essential questions sebelumnya?

interviewee Apa itu?

interviewer Itu pertanyaan yang penting, dengan pertanyaan tersebut guru menjadi terbantu agar siswa dapat memahami konsep yang diberikan oleh guru. Nah, nanti dari jawaban siswa tersebut siswa juga masih kembali bertanya-tanya, bermunculan pertanyaan-pertanyaan yang lain.

interviewee Nah kalo ini biasanya seperti IPA IPS ya. IPA IPS itu saya berikan tugas di rumah misalnya kalo IPS tentang sejarah DIponegoro. Saya suruh bikin pr di rumah untuk bikin soal tany jawab. Nanti anak-anak membuat pertanyaan sendiri dan disampingnya dibuat jawaban sendiri. Jadi, dia buka materi. Nah, ini nanti kan anak-anak akan belajar untuk membuat suatu pertanyaan, saya biasanya seperti itu. Nah istilah tadi mungkin saya kurang paham ya, cuman saya memberikan pemahaman bagaimana anak-anak untuk menanggapi suatu pertanyaan. Saya suruh membuat soal sendiri,pertanyaan sendiri, dan menjawab sendiri. Tapi antara anak yang satu dan anakn yang lain kan model pertanyaannya berbeda, nah dari situ nanti kita merangkum. Kalo disitu yang ditanyakan kurang, otomatis menggunakan kata tanya siapa. Kalo itu menanya soal masalah suatu kejadian tanggal berapa, berarti dengan kata tanya kapan. Nanti ini inputnya dengan tata bahasa dengan Bahasa Indonesia. Biasanya anak-anak kalo sudah saya suruh membuat soal tanya jawab sendiri ini kayaknya lebih efektif mereka belajar dari pada mereka membaca materi yang segitu seabrek banyaknya. Terus nanti kalau pas di sekolah dengan kerja

Guru belum paham mengenai apa yang dimaksud dengan pertanyaan esensial. (W1, S1, T14)

Respons pertanyaan/jawaban Koding

kelompok, saya membuat suatu tugas itu misalnya kalau IPS khususnya yang banyak materi itu pada ke sukuan. Ke sukuan budaya, ke sukuan budaya. Budaya itu kan banyak, nah disitu anak- anak saya minta atau diberi tugas untuk membuat e suatu lagu. Lagu itu kalu bisa lagu yang energic yang anak-anak sudah kenal, tetapi syairnya dengan budaya tersebut. Misalnya, untuk e apa alat musik tradisional. Alat musik tradisonal ini silahkan, disitu sudah ada data-data gitu ya nomer ini sampai ini nanti kelompok ini buat suatu lagu. Supaya apa? Nanti kalau saya membuat suatu pertanyaan dia akan terobsesi dengan lagu tersebut, dengan remeng-remeng dia

akan teringat.”Angklung dan musik calung asal dari Jawa Barat” (Nada Halo- Halo Bandung). Dia inget. Pertanyaan saya itu nanti hanya dilam satu kata. Musik angklung, musik tradisional angklung itu berasal dari mana anak- anak? Bagi anak yang sudah mempunyai lagu tadi, dia akan dia akan remeng- remeng. Disini laptopnya filenya akan langsung terbuka. Beda dengan anak- anak tolong ya ini dihafalkan. Musik tradisional dihafalkan, lagu tradisional dihafalkan, dari mana asalnya. Saya yakin dia buka materi itu nggak mungkin bakal hafal. Tapi, dengan dibikin lagu dia dengan 5 menit – 10 menit pasti hafal, pasti bisa saya yakin. Maka saya biasanya kalo dengan budaya saya bikin kelompok saya suruh membuat lagu. Lagu itu misalnya kamu cantumkan di atas. Misalnya, e lagu satu satu misalnya. Misalnya ini tentang burung garuda. Itu

nanti dia akan inget. “Satu satu aku sayang ibu”. Nah, “Bulu sayap ada tujuh

belas, bulu ekor ada delapan, bulu kaki ada sembilan belas, pada bulu leher ada

45, itu semua hari kemerdekaan.” Kan

hari merdeka itu 17 Agustus 1945. Nah anak-anak ini akan apal nanti, sama

Respons pertanyaan/jawaban Koding

dengan musik tradisional “Angklung

musik calung asal dari Jawa Barat, Gamelan Jawa Timur, Jawa Tengah, Jogjakarta, Kolintang Minahasa, Anak Bejing dari Sulsel, Karaba dari Pulau

Nias, Sumatra Utara, Keloko dari NTT”,

nada lagu Halo-Halo Bandung.

Interviewer Jadi dibuat semenarik mungkin ya bu? interviewee Iya, kita membuat semenarik mungkin

supaya anak tidak disuruh belajar tapi disuruh seneng-seneng. Karena apa, dengan budayanya yang banyak kalau menghafalnya segitu seabreknya kayaknya percuma deh. Tapi kalo dengan dibikin anak seneng, dengan lagu, lagunya yang energic dia akan termotivasi untuk mau membuat lagu dan dia terobsesi, termotivasi, terdukung bisa menghafalkan sambil dia jalan pulang sambil menyanyi, sambil mandi dia bisa menyanyi, otomatis dia akan hafal. Jadi pertanyaan-pertanyaan nanti dapat terserap dengan baik.

Interviewer Produk seperti apa kira-kira yang dibutuhkan untuk siswa agar memahami materi dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru?

Interviewee Produknya? Interviewer Iya

Interviewer Jadi menghasilkan apa gitu ya? Interviewee Iya

Interviewer Ya seperti yang saya katakan tadi kalo budaya ya produknya ya sebuah lagu ya. Kalau misalnya nanti untuk, seperti apa ya, kayak anu atlas IPS yang atlas-atlas itu kita biasanya nanti anak-anak membuat peta. Terus ibu minta untuk menuliskan kota-kota besar yang ada di Indonesia, letak-letaknya. Kita kalau IPS, PKn biasanya banyak dengan lagu. Jadi, produknya ya hasilnya menyanyi tadi supaya anak seneng.

KETERANGAN

Dokumen terkait