• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Penelitian yang Relevan

Susanti (2010) melakukan penelitian mengenai peningkatan kemampuan bertanya pada pembelajaran IPA dengan menggunakan metode tanya - jawab dan dengan bantuan media film peristiwa alam. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2010 dengan subyek penelitian 6 orang siswa kelas IV SD. Dalam pengumpulan data, metode-metode yang digunakan adalah pendataan pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama proses pembelajaran berlangsung, perekaman video, dan pengisian kuesioner oleh siswa untuk mengetahui penyebab siswa malas untuk bertanya. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen studi kasus. Penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini peneliti melakukan treatment kepada subyek yang diteliti. Sedangkan penelitian studi kasus yaitu penelitian yang mendalami suatu kasus pada individu atau sekelompok individu.

Berdasarkan jenis data dan cara analisisnya penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-kualitatif. Dikatakan penelitian kuantitatif karena jenis data yang diperoleh berupa bilangan. Jenis data yang berupa bilangan adalah jumlah pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Sedangkan dalam analisis kualitatif, jenis data yang digunakan adalah jenis pertanyaan yang diajukan oleh siswa dan jenis pertanyaan tersebut digolongkan ke dalam pertanyaan tingkat rendah atau pertanyaan tingkat tinggi.

Berdasarkan analisis dan data yang diperoleh peneliti, maka peneliti menyimpulkan bahwa siswa sebenarnya memiliki keinginan

bertanya yang besar, hanya pada beberapa siswa keinginan bertanya tersebut lebih mudah diungkapkan dalam bentuk pertanyaan tertulis. Kemampuan bertanya siswa dilihat dari jenis pertanyaan yang diajukan oleh siswa yaitu pada pertemuan I siswa lebih banyak mengajukan jenis pertanyaan analisis, sedangkan pada pertemuan II siswa lebih banyak mengajukan pertanyaan pengetahuan. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa malas untuk bertanya adalah kesulitan untuk merangkai kalimat (membuat pertanyaannya), malu dan takut salah.

Rahmawati (2013) melakukan penelitian mengenai peningkatan kemampuan bertanya siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran The Learning Cell pada siswa kelas IV SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen tahun ajaran 2012/2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan bertanya siswa dalam pembelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran The Learning Cell. Jenis penelitian yang digunakan adalah PTK (penelitian tindakan kelas). Subyek penelian adalah siswa kelas IV SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen yang berjumlah 36 siswa. Obyek dalam penelitian ini adalah kemampuan bertanya siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, dan observasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bertanya siswa pada mata pelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dari 1) siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru sebelum diadakan

tindakan sebesar 19,44% pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 72,22 %, 2) mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang tepat sebelum diadakan tindakan sebesar 16,66% pada siklus II pertemuan II meningkat menjadi 61,11%, 3) percaya diri dalam mengajukan pertanyaan sebelum diadakan tindakan sebesar 13,88% pada siklus II pertemuan meningkat menjadi 63,88 %, 4) menghargai teman yang bertanya sebelum diadakan tindakan sebesar 33,33% pada siklus II pertemuan meningkat menjadi 66,66%. Dari penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran the learning cell pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan bertanya siswa.

Yusmanah (2012), melakukan penelitian mengenai peningkatan keterampilan bertanya dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan bertanya dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan bentuk penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Berdasarkan hasil pengamatan siswa yang bertanya dengan mengacungkan tangan sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 30 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya dengan tertulis sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 33 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya dengan sesamanya sebanyak 12 orang pada siklus pertama, menjadi 34 orang pada siklus kedua. Siswa yang bertanya antar kelompok sebanyak 6

orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 32 orang pada siklus kedua. Siswa yang berani menjawab pertanyaan sebanyak 15 orang pada siklus pertama, menjadi sebanyak 32 orang pada siklus kedua. Hal ini berarti dengan menggunakan metode penemuan terbimbing keterampilan siswa dalam bertanya dapat meningkat.

Berikut ini adalah literatur map dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini.

Kemampuan Bertanya Keterampilan Bertanya

Gambar 2.2 Literature map penelitian yang relevan

Dari berbagai penelitian di atas, kemampuan bertanya dapat ditingkatkan dengan melakukan berbagai pembelajaran yang menarik dan inovatif sehingga dapat memancing dan memunculkan pertanyaan

Peningkatan Kemampuan Bertanya pada Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Tanya-Jawab dan dengan

Bantuan Media Film Peristiwa Alam (Susanti, 2010) Peningkatan Kemampuan Bertanya

Siswa pada Mata Pelajaran IPA melalui

Penerapan Strategi The Learning Cell pada Siswa Kelas IV

SD N Pengkok 1 Kedawung Sragen Tahun Ajaran 2012/2013) (Rahmawati, 2013) Peningkatan Keterampilan Bertanya dengan Menggunakan Metode Penemuan Terbimbing dalam Pembelajaran Matematika (Yusmanah, 2012) Yang diteliti:

Pengembangan Buku Pedoman Pendesainan Pertanyaan Esensial dalam Proses Pembelajaran untuk Memperdalam Pemahaman dan Membangun

dari siswa (Susanti, 2010). Kemampuan bertanya juga dapat ditingkatkan dengan penerapan strategi The Learning Cell pada mata pelajaran IPA (Rahmawati, 2012). Penelitian yang lainnya menemukan bahwa keterampilan bertanya dapat ditingkatkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika (Yusmanah, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian relevan tersebut, ada yang membedakan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Pada penelitian yang sebelumnya, belum ada penelitian mengenai pedoman pendesainan pertanyaan esensial untuk memperdalam pemahaman dan membangun kepedulian siswa kelas V SD terhadap lingkungan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti mengembangkan produk buku pedoman pendesainan pertanyaan esensial yang dapat membantu guru dalam menyusun pertanyaan esensial agar siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna, lebih fokus, dapat membuat siswa lebih memahami materi yang diberikan guru, dan merangsang inkuiri yang membuat siswa aktif untuk bertanya dalam proses pembelajaran.

Dokumen terkait