• Tidak ada hasil yang ditemukan

Heavy Equipment Division

KONTRAKTOR PENAMBANGAN. Lebih dari 90% penjualan dalam USD MINING CONTRACTOR. More than 90% of sales in USD

Penjualan untuk ekspor masih memberi kontribusi paling besar bagi total penjualan grup pertambangan. Sebanyak 4,8 juta ton batu bara telah di ekspor pada tahun 2001, meningkat sebesar 44,6% dibanding tahun lalu. Penjualan domestik meningkat sebesar 26,6% pada tahun 2001 dengan penjualan 1,8 juta ton batubara dibandingkan pada tahun 2000 dengan penjualan 1,4 juta ton batubara.

Seperti halnya divisi kontraktor penambangan yang 90% penghasilannya dalam dollar AS, divisi pertambangan juga ikut mengalami pertumbuhan penjualan yang signifikan akibat apresiasi mata uang AS selama tahun 2001 karena tingginya ekspor batubara tersebut.

Heavy Equipment Division

TAMBANG BATUBARA. Penjualan meningkat signifikan COAL MINING. Significant increase in sales

As with the mining contractor division, with 90% of its sales in USD, the mining division also experienced significant sales growth in 2001 largely because of the USD revenue it earned from coal exports.

AUTOMOBILE FINANCING

The automobile financing business is under the Astra Credit Companies (ACC), the largest group of car financing companies in the country. Currently, ACC has 27 branches across Indonesia.

The increase in car sales on credit in 2001 positively impacted the overall growth of vehicle financing companies. ACC controls 30.9% of the total Astra auto sales.

Total credits extended by ACC increased 16.2% from Rp 4.57 trillion as of December 2000 to Rp 5.31 trillion as of December 2001. The value of these credits was equivalent to financing for the purchase of 40,688 new automobiles and 20,627 used automobiles per December 2000, and 43,132 new automobiles and 21,535 used automobiles per December 2001.

As a result of this increase, ACC’s revenue grew 48.1% from Rp 510.61 billion in 2000 to Rp 756.11 billion in 2001.

Despite the rise in extended credits, ACC maintained a low 0.36% delinquency rate on loan repayments. This is evidence that ACC consistently implements Prudent Asset Management principles.

Because of its superior performance, solid management, and with its quality portfolio, ACC maintained its excellent cooperation with banks in financing its ever-growing business.

MOTORCYCLE FINANCING

Motorcycle financing is under the control of PT Federal International Finance (FIF), currently the largest motorcycle financing company in the country with 154 branches spread across Indonesia.

In line with an increase in the overall motorcycle market, motorcycle sales on credit also grew significantly in 2001. FIF’s market share rose from 24% of total Honda motorcycle sales in 2000 to 28% in 2001.

In 2001, FIF had provided financing for the purchase of 268,816 motorcycles, or 2.31 times more than the 116,371 motorcycle purchases it had financed in 2000. The value of this financing was equal to Rp 2.15 trillion in amount financed as of 31 December 2001 and Rp 904.62 billion as of 31 December 2000. As a result of these increases, FIF booked a 46.6% rise in revenue from Rp 232.71 billion in 2000 to Rp 341.17 billion in 2001. PEMBIAYAAN MOBIL

Usaha pembiayaan mobil berada di bawah kendali Astra Credit Companies (ACC) yang merupakan grup perusahaan pembiayaan mobil terbesar di Indonesia. Saat ini ACC memiliki 27 cabang yang tersebar di berbagai pelosok di Indonesia.

Peningkatan penjualan kredit kendaraan bermotor di tahun 2001 memberikan dampak positif pada perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor. ACC menguasai pangsa pasar pembiayaan sebesar 30,9% dari total penjualan mobil Astra.

ACC berhasil menyalurkan kredit 16,2% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yaitu dari Rp 4,57 triliun per Desember 2000 menjadi Rp 5,31 triliun per Desember 2001. Penyaluran kredit tersebut setara dengan pembiayaan atas 40.688 unit mobil baru dan 20.627 unit mobil bekas per Desember 2000 dan pembiayaan atas 43.132 unit mobil baru dan 21.535 unit mobil bekas per Desember 2001.

Akibatnya pendapatan ACC meningkat dari Rp 510,61 miliar pada tahun 2000 menjadi Rp 756,11 miliar pada tahun 2001 atau meningkat sebesar 48,1%.

Walaupun penyaluran kredit meningkat tajam, ACC tetap dapat memelihara deliquency rate (piutang yang telah jatuh tempo dan belum tertagih) yang hanya mencapai 0,36%. Hal ini membuktikan bahwa ACC secara konsisten menjalankan Prudent Asset Management.

Dengan pencapaian kinerja yang baik, manajemen yang solid mendapatkan kepercayaan dari pihak perbankan dan kualitas portfolio yang baik, ACC mampu meningkatkan kerjasama dengan dunia perbankan guna mendanai kegiatan usaha ACC yang semakin besar.

PEMBIAYAAN SEPEDA MOTOR

Usaha pembiayaan sepeda motor berada di bawah kendali PT Federal International Finance (FIF). FIF merupakan perusahaan pembiayaan kendaraan sepeda motor terbesar pada saat ini dengan 154 jaringan penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Seiring dengan peningkatan pasar sepeda motor, penjualan kredit sepeda motor mengalami peningkatan yang signifikan di tahun 2001. FIF berhasil meningkatkan pangsa pasar pembiayaannya atas total penjualan sepeda motor Honda dari 24% di tahun 2000 menjadi 28% di tahun 2001.

Pada tahun 2001, FIF telah memberikan pembiayaan atas 268.816 unit sepeda motor atau 2,31 kali lebih tinggi dibandingkan pembiayaan pada tahun 2000 yaitu sebesar 116.371 unit sepeda

ACC. Pembiayaan mobil terbesar dan terdepan di Indonesia ACC. The largest and leading car financing company in Indonesia

Although its loan extensions increased strongly, FIF maintained a low delinquency rate on loan repayments at below 0.5%, which is evidence of FIF’s stringent implementation of Prudent Asset Management principles.

This improved performance allowed FIF to make an early payment on its restructured debts. As of the end of 2001, FIF had paid off 68.83% of its debt, far ahead of the 54% it was required to have paid by the end of 2001.

As in 2000, FIF cooperated with Bank Universal, Bank Mega and Bank Media to provide joint financing. At the end of 2001, FIF also reached agreements with Bank Tugu and Bank Bali to provide joint financing.

GENERAL INSURANCE

Despite domestic uncertainties and the challenging business climate in Indonesia, PT Asuransi Astra Buana (AAB) continued to strengthen its position as a trusted insurance company with a mission: “to bring peace of mind to millions”.

AAB’s solid performance was mirrored in a 53.6% increase in its premium income, from Rp 358.65 billion in 2000 to Rp 550.93 billion in 2001. Contributing to this increase was both the individual and corporate lines of the business. Along with this growth in premium income, AAB’s assets rose 34.2% from Rp 523.83 billion to Rp 703.05 billion. Total investment also increased significantly by 37.9%, from Rp 378.03 billion to Rp 521.29 billion.

To strengthen its position in the market and to reach new customers, AAB has implemented a standard business model in all of its branches. This model has become the identity of AAB, allowing it to present a polite and friendly face to customers. As of the end of 2001, a total of 20 branches have been redesigned in accordance with this standard model.

With its strategy of “meeting the needs and exceeding expectations”, AAB launched a number of products and features in 2001 to provide customers with added value. AAB’s Garda Siaga service, an Emergency Roadside Assistance program, provides customers in Greater Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang and Cirebon. Its Garda Oto Visa and No Claim Bonus services were made available to improve customer relations and improve customer loyalty. At the end of the year, AAB introduced a new insurance product, Garda Wisata, to provide customers protection during their vacations.

motor. Pembiayaan tersebut setara dengan penyaluran kredit senilai Rp 2,15 triliun per Desember 2001 dibandingkan dengan Rp 904,62 miliar per Desember 2000. Dari pembiayaan tersebut, pendapatan FIF meningkat 46,6%, yaitu dari Rp 232,71 miliar pada tahun 2000 menjadi Rp 341,17 miliar pada tahun 2001. Walaupun penyaluran kredit meningkat tajam, FIF tetap dapat memelihara “deliquency rate” (piutang yang telah jatuh tempo dan belum tertagih) dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa FIF secara konsisten menjalankan “Prudent Asset Management”.

Peningkatan kinerja perusahaan turut membantu pembayaran utang restrukturisasi yang lebih cepat dimana FIF sudah melunasi 68,83% dari utangnya hingga akhir tahun 2001, sedangkan berdasarkan jadwal pembayaran FIF hanya diwajibkan membayar 54% dari utangnya untuk kurun waktu yang sama.

Seperti halnya tahun lalu, FIF masih melakukan kerjasama pembiayaan (joint finance) dengan Bank Universal, Bank Mega dan Bank Media. Dan pada akhir tahun 2001, FIF juga berhasil mendapatkan kerjasama baru untuk melakukan pembiayaan yaitu dengan Bank Tugu dan Bank Bali.

ASURANSI KERUGIAN

Di tengah ketidakpastian yang terjadi di Indonesia serta iklim investasi yang belum kondusif, PT Asuransi Astra Buana (AAB) terus memantapkan posisinya sebagai perusahaan asuransi yang terpercaya dan terus berupaya mewujudkan visi perusahaan “to bring peace of mind to millions” (memberikan rasa aman dan tenteram kepada jutaan pelanggan).

Kinerja positif AAB tercermin pada pendapatan premium yang meningkat 53,6 % lebih tinggi dibandingkan tahun lalu atau meningkat dari Rp 358,65 miliar menjadi Rp 550,93 miliar. Kontribusi peningkatan ini terjadi pada kedua lini bisnis yang dimiliki, yaitu dari segi individu maupun korporasi. Seiring dengan peningkatan pendapatan premium, aset perusahaan bertambah 34,2 % dari Rp 523,83 miliar menjadi Rp 703,05 miliar. Sementara total investasi juga meningkat secara signifikan dari Rp 378,03 miliar menjadi Rp 521,29 miliar atau meningkat sebesar 37,9%. Guna memantapkan cakupan pasar pada daerah-daerah standar pada seluruh cabang yang dimilikinya, AAB telah mengimplementasikan model bisnis standar diseluruh cabangnya. Model standar ini menjadi identitas cabang AAB yang menampilkan citra ramah dan bersahabat. Sampai akhir tahun 2001, dua puluh cabang telah berhasil direvitalisasi sesuai dengan model standar tersebut.