A. Deksripsi Konseptual
3. Gaya Hidup (X2)
Perusahaan seperti Smartphone berlomba-lomba untuk menampilkan inovasi yang memanjakan Mata Konsumen agar tertarik pada produk yang ditawarkan. Hal yang ditawarkan sangatlah bermacam baik dari segi atribut hingga fitur canggih yang berbeda dengan smartphone lain pada umumnya. Konsumen tentu ingin hal yang lebih baru mengingat zaman yang serba modern menuntut untuk menggunakan hal yang berbau serba baru.Konsumen seakan tidak puas dengan apa yang dimilikinya, walau dirasa kebutuhannya sudah cukup, namun hasrat ingin memiliki sesuatu yang berbeda menjadi motivasi tersendiri untuk mendapatkan barang yang diinginkannya. Selain itu, rekan dan kerabat dirasa menjadi faktor juga dimana konsumen ingin membeli barang yang sama bahkan jauh lebih baik dibandingnya.
Gaya Hidup menjadi suatu hal sangat penting untuk diperhatikan, Hal ini menjadi kesempatan yang baik bagi pengguna untuk selalu memberikan hal baru dari produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, hal yang mendasari gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.
Menurut Tika Bisono perilaku kelompok ini bukan sekedar tren, namun merupakan gaya hidup dan tata nilai bagi seseorang. Gaya Hidup metroseksual membutuhkan kematangan kepribadian, perilaku dan emosi yang selaras. Perilaku tersebut dapat merupakan kebiasaan atau karena compulsive bahwa orang merasa tidak nyaman kalau segala sesuatu tidak pada kondisi semestinya23.
Menurut Naylor and Kleiser,
Lifestyle Segmentation is This Research examines whether satisfaction differs across consumers of health and fitness resort. By segmenting consumer of all inclusive upscale health and fitness resort y lifestyle characteristics, it is found that satisfaction does not very across the groups but that the benefits that lead to satisfaction do24.
Artinya Segmentasi Gaya Hidup adalah Penelitian yang menguji apakah kepuasan berbeda di antara konsumen kesehatan dan kebugaran. Dengan mensegmentasikan konsumen dari semua karakteristik kesehatan dan gaya hidup kelas atas yang mewah, ditemukan bahwa kepuasan tidak terlalu berbeda dalam kelompok hanya berbeda pada manfaat yang mengarah pada kepuasan melakukannya.
Dari pendapat di atas, bahwa gaya hidup adalah sikap rasa puas atau tidak pada kondisi yang diterimanya dalam menghadapi karakteristik kelompok tertentu.
John Plummer mengatakan bahwa Lifestyle mencerminkan “aktivitas manusia dalam hal mengisi waktu,minat terhadap hal yang dianggap penting opini terhadap diri sendiri atau orang lain
23 Tika Bisono, Lifestyle Marketing (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 73.
24
dan mencerminkan karakter dasar yang pernah dilalui dalam kehidupan”25.
Bernard berkata bahwa “Perilaku individu yang diwujudkan dalam bentuk aktivitas, minat dan pandangan individu untuk mengaktualisasikan kepribadiannya karena pengaruh interaksi dengan lingkungannya.”26.
Dari dua pendapat tersebut bahwa Gaya Hidup diartikan sebagai perilaku dalam beraktivitas yang secara tidak langsung mencerminkan kepribadian dalam berinteraksi terhadap orang lain maupun lingkungan.
Walker berpendapat “Gaya hidup adalah sebagai pengejawantahan aktivitas,interestsdan opinions suatu kelompok masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungannya” 27.
Kotler juga mengatakan lifestyle sebagai “Pola hidup yang menggambarkan kegiatan,ketertarikan dan opini individu yang beriinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan cara pengukurannya dengan menggunakan psychographs, salah satunya VAL (Value and Lifestyle)”28.
Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan, bahwa gaya hidup adalah penerapan aktivitas dengan mengukur nilai harga sebagai acuan dalam interaksi terhadap ketertarikannya pada lingkungan.
25
Bernard T. Widjaja, op. cit., h. 42
26
ibid., h. 42.
27 ibid., h. 42.
28
Smith and Lutz mengatakan bahwa :
Lifestyle di berbagai penelitian digunakan sebagai basis segmentasi karena berdampak pada luasnya karakteristik sehari-hari perilaku konsumen studi mengenai lifestyle yang berfokus pada dimensi-dimensi lifestyle dan kaitannya dengan kelas sosial yang menghasilkan tiga dimensi, yaitu centrality (experiences central to one’s life) happiness (experiences essential to happiness), dan success (experiences reflecting success)29.
Lamb et al mengatakan bahwa Lifestyle dapat digunakan “Sebagai salah satu cara segmentasi dimana pembagian segmentasi dapat berdasarkan lifestyle yang dibagi berdasarkan cara menghabiskan waktu beraktivitas,kepercayaan,karakteristik social economic seperti income dan edukasi”30.
Dari dua pendapat di atas, mengatakan bahwa gaya hidup memiliki segmentasi yang berbeda-beda sesuai dengan perilaku dan aktivitas yang dilakukan oleh konsumen sehingga menimbulkan respon yang diterima oleh konsumen lain.
Hawkins says lifestyles determinants : “1. Demographics, 2. subculture, 3. social class, 4. motives, 5. personality, 6. emotions, 7. values, 8. household lifecycle, 9. culture and past experiences”31.
Artinya Hawkins mengatakan penentu gaya hidup: Demografi, subkultur, kelas sosial, motif, kepribadian, emosi, nilai, siklus hidup rumah tangga, budaya dan pengalaman masa lalu.
29 ibid., h. 42. 30 ibid., h. 42. 31 Ibid., h. 46.
Engel mengatakan bahwa :
Lifestyle merupakan suatu perilaku maka hal ini tidak dapat secara langsung dipergunakan secara aplikatif. Pengelompokan karakteristik sesuai dengan kesamaan gaya hidup dapat dilakukan melalui segmentasi lifestyle, namun pemanfaatannya haruslah menggali lebih dalam ini dibagi dalam tiga kelompok yaitu psikoanalis, sosial-psikologis dan faktor ciri32.
Dari dua pendapat di atas, bahwa penentu gaya hidup bisa dilihat dari berbagai faktor, untuk menentukan agar manfaat yang diterima dapat dijangkau lebih jauh.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa Gaya Hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.
Dengan demikian Gaya Hidup dapat diukur dengan tiga dimensi. Dimensi pertama adalah Aktivitas, dengan indikator pertama adalah pekerjaan dan indikator kedua adalah minat. Dimensi kedua adalah Minat, dengan indikator pertama adalah Mode dengan sub indikator pertama bentuk dan sub indikator kedua spesifikasi. Dimensi Ketiga adalah Pendapat, dengan indikator pertama diri sendiri.
32