METODOLOGI PENELITIAN
C. Populasi dan Sampel
1. Hierarki merupakan bentuk jaringan yang paling sederhana berupa struktur hierarki linier terdiri dari cluster-cluster (komponen-komponen), kemudian
kriteria dan sub-kriteria, dengan level tertinggi berupa tujuan, dan alternatif sebagai cluster pada level terendah. Secara umum struktur hierarki linier dapat dibaca pada gambar berikut ini : Tujuan
Kriteria
Subkriteria
Alternatif
Gambar : 3.1 Jaringan Hierarki linier
Sumber : Aam Slamet Rusydiana & Abrista Devi, Analytic Network
Process: Pengantar Teori dan Aplikasi.
2. Jaringan holarki merupakan jaringan dimana elemen dalam cluster pada level yang paling tinggi dependen terhadap elemen (atau elemen-elemen) dalam cluster pada level yang paling rendah, sehingga terdapat garis hubungan antara cluster level terendah dengan cluster level tertinggi. Secara umum struktur jaringan holarki dapat dilihat pada gambar berikut ini.
334Ascarya , Analytic Network... h, 8
121 Tujuan
Kriteria
Subkriteria
Alternatif
Gambar :3.2 Jaringan Holarki
Sumber : Aam Slamet Rusydiana & Abrista Devi, Analytic Network
Process: Pengantar Teori dan Aplikasi.
3. Jaringan analisa BCR (Benefits-Costs Ratio)
Bentuk jaringan ketiga dalam ANP adalah jaringan analisa BCR (Benefits-Costs Ratio). Salah satu bentuk sederhananya adalah jaringan pengaruh (impact ). Jaringan pengaruh mempunyai dua jaringan terpisah untuk pengaruh positif dan pengaruh negatif. Bentuk jaringan BCR dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Pengaruh Positif Pengaruh Negatif Tujuan
Kriteria
Subkriteria
Alternatif
Gambar : 3.3
Jaringan BCR Pengaruh Positif dan Pengaruh Negatif
Sumber : Aam Slamet Rusydiana & Abrista Devi, Analytic Network Process:
122
4. Jaringan umum adalah jaringan yang tidak memiliki bentuk khusus. Ada yang sangat sederhana, namun struktur jaringan umum ini dapat juga berbentuk jaringan yang kompleks yang melibatkan banyak cluster, dependensi, dan feedback. Secara umum struktur jaringan umum yang kompleks dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar : 3.4 Jaringan umum
Sumber: Aam Slamet Rusydiana & Abrista Devi, Analytic Network
Process: Pengantar Teori dan Aplikasi.
Berdasarkan beberapa model jaringan diatas, maka dalam kajian ini penulis menggunakan jaringan komplek. Alasan penulis menggunakan ini adalah kompleksitasnya permasalahan KJKS-BMT Kelurahan di Kota Padang. Disamping itu antara cluster saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sehingga melalui jaringan kompleks ini akan didapati prioritas masalah, solusi dan strategi pengembangan KJKS-BMT Kelurahan di Kota Padang menjadi sehat dan mandiri.
Metode penelitian ANP memiliki 3 tahapan kerja yaitu membuat kerangka kerja ANP atau konstruksi model, kuantifikasi model dan sintesis dan analisis. Tiga tahapan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
C2 C4 C6 C1 C5 C3
123 Gambar 3.5
Tahapan Penelitian Metode ANP336
Gambar 3.5 diatas menunjukkan bahwa tahapan-tahapan penelitian dalam metode ANP yang terdiri dari:
a. Fase pertama adalah konstruksi model
Pada tahap ini peneliti melakukan dekomposisi masalah berdasarkan literature review secara teori dan empiris. Sebagai sumber data awal penelitian ini didasarkan kepada laporan KJKS BMT Kelurahan Tahun 2017 dan penelitian terdahulu. Kemudian secara empiris melakukan wawancara yang mendalam dengan 3 orang pakar, 3 orang regulator/pemerintah dan 1 orang praktisi dan pihak-pihak yang terkait dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Baitul Mal wat Tamwil (BMT) Kelurahan Kota Padang untuk memperoleh permasalahan yang sebenarnya secara komprehensif. Sehingga diperoleh kriteria, cluster dan node dari permasalahan tersebut. Kriteria masalah utama
336 Ascarya , The Development of Islamic Financial System in Indonesia and The Way
124
dikelompokkan menjadi dua yakni masalah internal dan eksternal. Selanjutnya menentukan solusi dan strategi pengembangan KJKS-BMT Kelurahan di Kota Padang.
b. Fase kedua kuantifikasi model
Setelah konfirmasi atau validasi model, maka dilakukan penyusunan kuesioner perbandingan berpasangan (pairwase
comparison). Kuesioner ANP yang berupa pairwase comparison dibuat
untuk mengetahui mana diantara kedua elemen yang lebih besar pengaruhnya atau lebih dominan dan berapa besar perbedaannya. Dalam ANP, kuesioner dibuat dengan menggunakan skala penilaian dari angka 1 sampai 9. Skala numerik 1 sampai 9 yang digunakan dalam ANP dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Skala dalam ANP337
Deskripsi Tingkat
Kepentingan
Penjelasan
Amat sangat lebih besar pengaruh/ tingkat kepentingannya
9 Bukti-bukti yang memihak satu elemen lainnya memiliki bukti yang tingkat kemungkinan afrimasinya tertinggi Di antara nilai 7-9 8
Sangat lebih besar pengaruhnya / tingkat kepentingannya
7 Satu elemen sangat lebih dibandingkan elemen lainnya dan dominan ditunjukkan dalam praktik
Diantara 5-7 6
Lebih besar pegaruh/ tingkat kepentingannya
5 Pengalaman dan penilaian kuat mendukung satu elemen dibandingkan elemen lain
Diantara 3-5 4
Sedikit lebih besar pengaruh/ tingkat kepentingannya
3 Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibandingkan elemen lain
125
Diantara 1-3 2 Dua elemen yang
dibandingkan memiliki konstribusi kepentingan yang sama terhadap tujuan.
Sama besar pengaruh/ tingkat kepentingannya
1
Adapun kuesioner berbandingan pasangan (pairwise comparison) dalam penelitian ini adalah Kriteria masalah, solusi dan strategi pengembangan KJKS-BMT Kelurahan sebagaimana tabel berikut ini :
Tabel 3.3
Contoh Kuesioner Pairwise Comparison
Berdasarkan Goal/Tujuan: Pengembangan KJKS-BMT Kelurahan “Sehat dan Mandiri ” di Kota Padang. Berilah Penilaian/rangking pada setiap elemen “Kriteria Masalah” dibawah ini, menurut tingkat pengaruhnya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Internal Eksternal
Berdasarkan Goal/Tujuan: Pengembangan KJKS-BMT Kelurahan “Sehat dan Mandiri ” di Kota Padang). Berilah Penilaian/rangking pada setiap elemen “Kriteria Solusi” dibawah ini, menurut tingkat pengaruhnya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Solusi Internal
Solusi Eksternal
Berdasarkan Goal/Tujuan: Pengembangan KJKS-BMT Kelurahan “Sehat dan Mandiri ” di Kota Padang. Berilah Penilaian/rangking pada setiap elemen “Kriteria Strategi” dibawah ini, menurut tingkat pengaruhnya.
126
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pelatihan secara Intensif
Insentif
Sosialisasi dan Promosi Inovasi Usaha
Setelah kuesioner dibuat, tahap berikutnya adalah melakukan penyebaran kuesioner atau tes kuesioner kepada responden untuk diisi. Setelah kuesioner diisi oleh responden, data diinput melalui software super
decision untuk diproses sehingga menghasilkan output berbentuk prioritas
super matrik. Hasil dari setiap responden akan diinput pada jaringan ANP tersendiri.
Langkah-langkah dalam menginput data adalah: 1. Klik acces/compare
2. Klik pairwaise comparison seperti tampilan di bawah ini:
Gambar 3.6
127
3. Input hasil kuesioner dari responden seperti tampilan berikut ini :
Gambar 3.7
Contoh Hasil Pairwise Comparison
Tanda panah di atas menunjukkan bahwa jawaban responden sudah konsisten atau belum. Andaikata nilai inconsistency diatas 0.1 maka berarti jawaban responden belum konsisten. Sebaliknya apabila kecil dari 0.1 maka jawaban responden sudah konsisten dan dianggap memuaskan.338
c. Fase ketiga, tahap analisa hasil
Pada fase ini adalah sintesis hasil. Sintesis berarti menyatukan semua bagian menjadi satu kesatuan.339 Data yang telah diinput pada
software super decision selanjutnya dipindahkan dan diolah pada
Microsoft excel. Hasil Analisis sintesis ini bertujuan untuk menentukan
Geometrik Mean dan Rater Aggrement (W):
1) Menentukan Geometric Mean
Untuk mengetahui hasil penilaian individu dari para responden dan menentukan hasil pendapat pada satu kelompok dilakukan penilaian dengan menghitung geometric mean . Pertanyaan berupa perbandingan (Pairwise comparison) dari responden akan dikombinasikan sehingga membentuk suatu konsensus. Geometric
mean merupakan jenis penghitungan rata-rata yang menunjukan
tendensi atau nilai tertentu.
338Aam Slamet Rusydiana & Abrista Devi, Analytic Network …, h.23
128 2) Menentukan Rater Aggrement
Rater agreement adalah ukuran yang menunjukkan tingkat
kesesuaian (persetujuan) para responden (R1-Rn) terhadap suatu masalah dalam satu cluster. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur rater agreement adalah Kendall‟s Coefficient of Concordance (W;0 < W≤ 1). W=1 menunjukkan kesesuaian yang sempurna. Untuk menghitung Kendall‟s (W) adalah:
a) Transpose.
Hasil kuesioner dari seluruh responden diinput kedalam
pairwise comparison sehingga menghasilkan Normalized by Cluster kemudian di copy melalui priorities dan dipindahkan
kedalam satu set di Microsoft excel. Hasil dari Normalized by
Cluster dikumpulkan dalam satu set sedangkan nilai limiting tidak
digunakan dalam penghitungan Rater agreement. Setelah itu nilai yang ada di normalize by cluster tersebut di transpose, contohnya:
Hasil di transpose :
Gambar 3.8 Proses transpose data
b) Rangking
Nilai yang telah di transpose dilakukan perangkingan kemudian di totalkan dapat dilihat seperti di bawah ini:
129
Gambar 3.9
Proses menentukan rangking
c) Hitung W
Setelah dilakukan perengkingan selanjutnya dilakukan penghitungan nilai W dengan rumus sebagai berikut:340
U = (T1+T2+…+TP/P) U = nilai rata-rata dari total rangking S = (T1-U)2+(T2-U)2…(TP-U)2 S = jumlah kuadrat deviasi
MaxS = (n-U)2 + (2n-U)2 +…+ (pn-U)2 p = jumlah node
W = S/MaxS n = jumlah responden
T = total
d) Membuat Grafik
Setelah menghitung geometric mean dan rater agreement maka langkah terakhir adalah membuat grafik. Tujuan membentuk grafik adalah memudahkan peneliti untuk menginterpretasi hasil dari penelitian seperti berikut ini:
340Ascarya & Atika R Masrifah, Aplikasi Analitical Network Proccess dengan
130
Gambar 3.10
Contoh Grafik hasil G-mean.
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 SDM KELEMBAGAA N USAHA
131 BAB IV