• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hikayat Izrail

Dalam dokumen Namaku Izrail Revisi Ke-6 (Halaman 26-68)

Seperti bersyair. Izrail mengungkapkan kisahnya.

Begitu saja.

Ketika Dia Berkehendak

melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, maka aku mengada

seperti yang lainnya dari jenisku. Tercipta begitu saja

dari al-Haba dan Nur Muhammad, berkas-berkas debu

dan cahaya yang memanifestasikan seluruh KemahakuasaanNya dengan

Kun Fa Yakuun.

Aku adalah satu

diantara yang tak terhitung, yang Dia ciptakan

untuk menjaga kelangsungan Kun Fa Yakuun. Aku adalah bagian

dari Niat, Hasrat, Keinginan, Kehendak dan Kemahakuasaan-Nya.

Ada milyaran proses

yang menyertai Kemahakuasaan-Nya. Sejumlah itulah kami ada.

Baik yang nyata maupun yang kasat mata. Baik yang terasa maupun tidak terasa. Baik di dalam maupun di tapal batas semesta. Masing-masing dari kami

mempunyai tugas-tugas yang spesifik. Aku adalah salah satunya

yang bertugas setiap saat,

siap sedia bilamana semua makhluk sudah tiba untuk dikembalikan kepadaNya.

Karena aku dari jenis makhluk yang mengikuti kepatuhan-Nya,

maka aku sebenarnya tidak pernah terikat oleh ruang dan waktu,

kendati begitu

aku selalu mengikuti arus Sang Waktu,

seperti layaknya mahluk lain yang berada dalam kisaran tersebut.

Jadi, pendek kata aku tak pernah mati, sebelum yang lainnya kumatikan atas kehendak-Nya.

Atau makhluk semacam itulah; Yang bertasbih tanpa kenal lelah, tak kenal waktu

28

ataupun pengertian-pengertian relativistik seperti yang dinisbahkan

kepada kaummu

yang ditakdirkan dari kehendak-Nya dengan Kemahabijaksanaan-Nya sebagai Bani Adam,

si Pengemban Amanat Penciptaan. Tugasku,

ya seperti yang kamu rasakan ini,

mengembalikan serpihan-serpihan cahaya kembali ke asalnya,

ke awal mula penyaksian-Nya, ketika washilah kalian bersaksi “Ya, Kami bersaksi!”5.

Aku biasanya cuma sekedar menerima catatan dari Lauh Mahfuzh,

siapa-siapa yang harus kujemput saat itu.

5

QS 7:172 “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"

Hanya saja, karena aku tak pernah dipengaruhi gerak-gerik Sang Waktu,

aku bisa berada dimana saja, kapan saja, tapi bukan Coca Cola lho.

O ya, ngomong-nomong soal debu & cahaya. Aku memang terbuat dari serpihan-serpihan debu & cahaya

yang menjaga proses Kun Fa yakuun. Sebenarnya,

aku dan yang lainnya ada

karena Dia mempunyai Kehendak dan Keinginan Yang Tak Terbantahkan;

Dia ada karena Kekekalan diri-Nya, Kemandirian-Nya,

Kewenangan dan Perintah Mutlak-Nya, sehingga bagi selain-Nya,

maka Dia adalah Perbendaharaan Tersembunyi.

Aku ada, makhluk lainnya juga ada,

semata-mata karena limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya,

sehingga ketika Dia mendeklarasikan Kekekalan-Nya dan Kemandirian-Nya

yang Absolut maka Dia berkata:

“Aku adalah Perbendaharaan Tersembunyi,

30

Aku ciptakan makhluk,

maka dengan-Ku makhluk akan mengenal-Ku,

dengan Rahmat dan Kasih Sayang-Ku, Makhluk akan sampai pada-Ku”.

Dia ucapkan kalimat suci

Bismillahir al-Rahmaan al-Rahiim,

sebagai Rahmat dan Kasih Sayang yang Dia limpahkan tanpa pandang bulu, sebagai bagian dari Perbendaharaan Diri-Nya yang tak akan ternilai oleh semua makhluk-Nya,

tak akan terbalaskan kecuali

oleh rahmat dan hidayah-Nya sendiri.

Maka, dalam pemeliharaan Asma AgungNya, Allah, Ar-Rahmaan dan ar-Rahiim,

Dengan lingkupan Diri-Nya Yang Maha Hidup & Maha Mematikan

Dia firmankan Kehendak dan Kekuasaan-Nya “Jadilah!”

dan muncullah cahaya Kemegahan-Nya sebagai Nur Muhammad,

hakikat citra awal mula Cahaya-Nya yang sempurna;

penyaksi ke-Esa-an Diri-Nya Yang Maha Esa, kemudian aku mengetahui bahwa melaluinya aku akan mengenal-Nya.

Dalam pusaran wawu,

Hasrat dan Keinginan DiriNya berputar melawan detak Sang Waktu,

Nur Muhammad adalah Cahaya-Nya yang tidak

tercitrakan di alam nyata;

kecuali bagi mereka yang memiliki ketaatan & ketundukan,

sebagai hamba-Nya,

bashirah dari Kemahalembutan-Nya, dengan qolbu penyaksi yang Mukminin, dan mereka yang menempatkan dirinya sebagai bagian dari-Nya sebagai al-Mukmin. Ketika Nur Muhammad menyinari zarah tanpa massa,

yang kelak ditakdirkan menjadi al-Haba, maka dalam kuatnya pusaran wawu,

Thaaha adalah ketetapan dari Asma-asma-Nya

yang dinyatakan-Nya menjadi ketetapan. DisebutkanNya sebuah kata : Shaad,

menjadi citra-citra gerak dan rasa perubahan inderawi, imajinal, dan kehidupan.

Cahayanya semburat

fondasi semesta meluas cepat.

Diatas cahayanya sebagai Nur Muhammad, Cahaya DiriNya adalah

Cahaya Diatas Cahaya,

yang menjadi lem perekat realitas dengan CintaNya.

32

Lantas dikatakanNya :

Thaasin

Dari firman-Nya itu

Kehendak dan Kekuasaan-Nya maujud, dalam diri yang menghamba

hanya pada-Nya dengan ikhlas-Nya

maka terciptalah minyak zaitun yang diberkahi,

yang kilau kemilaunya mampu menerangi, kendati tanpa disentuh api6;

Kilau kemilau cahaya minyak zaitun adalah Simetri Kegaiban Mutlak-Nya yang pecah mandiri

dengan rupa dan bentuk,

6

QS 24:35 Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat

perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

rasa dan gerak huruf WaWu,

melahirkan Cinta-Nya dengan Niat dan Hasrat-Nya semata.

Sebuah suara kemudian menggema dalam ruang waktu ciptaan

Suara Jiwa yang menjadi rahasia bashirah ke-Esa-an DiriNya

Yang Maha Esa.

Dari Kegaiban Mutlak-Nya,

Rahmat dan Kasih Sayang-Nya melimpah tumpah,

di sudut-sudut Ruang dan Waktu yang menghamba padaNya

Kesadaran Jiwa semesta tumbuh, mengembang, menguncup, mengembang, dan tumbuh lagi dalam Diri-Nya yang Maha Hidup dan Maha Mematikan,

al-Iradah-Nya goncangkan kegaiban

al-Qudrah-Nya menjalar menjadi denyut hasrat

yang maujud dari niatNya untuk dikenal. Gemulainya menari dan menjulur mencapai batas-batas semua ketetapan

al-Haba hadir sebagai debu awal mula dalam

semburat cahaya Nur Muhammad yang meneranginya.

“Jadilah!” lelehan minyak zaitun itu seperti minyak tak tembus cahaya,

34

lantas kehendak-Nya terkonfirmasikan sebagai plasma awal mula

yang meledak-ledak dengan sendirinya, ciptakan gelombang Dentuman Awal Mula (Big-Bang),

yang lontarkan al-Haba jadi debu-debu materi pemula,

potensi-potensinya meluaskan ruang awal-mula

dalam ketakberhinggaan Sang Waktu yang mengada

menjadi fondasi alam nyata;

darinya muncul salah satu kaumku yang mampu menjangkau setiap

sudut-sudut semesta; membangun superspace7

awal mula;

Dari Nur Muhammad,

maujud salah satu kaumku mengikat semua maujud al-Haba menjadi semua makhluk,

baik sendiri-sendiri sebagai gelembung-gelembung kuantum,

maupun sintesa dari banyak zarah menjadi citarasa-citarasa8,

7

Superspace, struktur ruang-waktu alam semesta

8

Quark, dikenal sebagai materi elementer terkecil dalam fisika teoritis yang hanya dapat dimengerti dengan citarasa-citarasa keatas, kebawah, menyenangkan, dan ungkapan metafisi lainnya.

yang hanya bisa diraba dan dirasa dengan tiga warna

menjadi

inti-inti dan atom-atom awal mula

yang melahirkan nafas rahmat-Nya dengan Pengetahuan-Nya dan

kehambaan makhluk-Nya,

kilatan Kekuasaan-Nya menerangi dengan firman-Nya

Alif-Laam-Raa (QS 2:1)

membangun ikatan-ikatan Rahmataan Lil

‘Aalamin menjadi molekul-molekul, gen-gen, sel-sel, jaringan-jaringan, organ-organ, obyek-obyek, menjadi

semesta dengan galaksi-galaksi, bintang-bintang,

planet-planet, batuan-batuan, gunung-gunung, mata air,

samudera, lautan, danau, dan sungai, tumbuhan, binatang, manusia,

36

yang lahir dan yang batin adalah Arasy Kerahasiaan -Nya

yang tak boleh kamu ucapkan tanpa seidzin-Nya.

Kaum mu, tercipta dari proses setelah milyaran tahun Kun Fa Yakuun

berjalan dalam ketentuan azali sebagai yang terukur,

dengan syarat keseimbangan yang menjadi citra Kemahabijaksanaan Diri-Nya yang tanpa cacat, Rabbul ‘Aalamin,

sampai kaummu mampu mengenali-Nya dari niat dan hasrat-Nya untuk dikenal

dengan rasa, gerak, simbol-simbol, bilangan-bilangan,

huruf-huruf, dan kata-kata bermakna. Dari setiap sudut yang tercitrakan olehmu, bagian-bagian awal mula dirimu yang berserakan di muka Bumi

kukumpulkan dengan sayap-sayapku.

Itulah tanah lempung dari seluruh penjuru bumi,

yang pernah kuambil dulu. Lantas,

Dia tiupkan Ruh dari cahaya-Nya dengan perintah-Nya.

Alif Laam Mim Ra (Qs 13:1)

Cahayamu.

Dia ciptakan dengan penuh rahmat, kasih sayang dan kemuliaan-Nya

Dengan menganugerahkan Pengetahuan-Nya.

Maka “Jadilah!”,

kaummu yang mengemban semua amanat kesempurnaan citra-Nya;

Amanat yang tak sanggup diemban kaumku, amanat yang tak sanggup diemban oleh semua makhluk kecuali kaummu.

Adam yang diciptakan sebagai manusia sempurna pertama,

adalah moyangmu,

yang memahami asmaa-a-kullahaa,

yang menjadi khalifah pertama mengemban amanat itu.

Dia lah yang dinamakan Awlia Pertama Dengan sebutan khusus sebagai Insaana fii

Ahsaani Taqwiim.(QS 95:4).

Kamu mungkin heran,

kalau aku sendiri sebenarnya mahluk yang sangat tak kasat mata.

Serpihan al-Haba dan Nur Muhammad adalah bahan bakuku,

38

yang terhalus ciptakan diriku.

Disaat tertentu, kaumku jadi sangat nyata dan bisa berbentuk apa saja.

Persis seperti cahaya yang memantul atau bayang-bayang yang timbul dari setiap makhluk dibawah cahaya.

Karena aku dekat dengan esensi dirimu, maka penampakkanku sebenarnya sangat tergantung

pada apapun yang menggerakkan tindakanmu, motivasimu, dan niat-niatmu.

Bagi kaum sejenis ku, bentuk tak berarti apa-apa.

Selama milyaran tahun, Dia telah menetapkan masing-masing dari kami

dengan urusan-urusan yang spesifik. Dia telah berfirman,

Thaahaa (QS 20:1)

Sebagai ketetapan untuk mengungkapkan maghfirah-Nya dengan Penegtahuan-Nya.

Semua itu, dinyatakan-Nya untuk menyingkapkan segala sesuatu

dari Asma-asma-Nya, Sifat-sifat-Nya, Perbuatan-Nya, Inti Dzat-Nya

yang menjadi ketentuan-Nya, yang kelak engkau kenal sebagai,

WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW

OWW, WaWu, Ohhhh, Thaaa-Shiiinnn

{

titik, gerak, lingkaran, garis, bidang, bentuk, makhluk

-1, 0,+1 (ar-Rahmaan) 1,11,111,1111

0,1,2,3 1,2,3,4,5

Alif, Ba, Jim, Dal, ha

img, = , x, +, -, /, 2, exp, log, ln, sin, cos, tangen (simbolik logik)

10101010....(biner) }

40 Allah.. 66... Allah...Allah... 66 66 132 123 189 Allah...Allah...Allah... 66 66 66 198 -2 196 -1 +1 “Alif” ] WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW WWWWWWWWWWWWWWWWWWWW

Kami adalah kaum spesialis, dengan perintah-perintah-Nya, yang tak bisa kami bantah. Kami menyertai setiap gerak-gerik segala makhluk selain kaum kami. Karena tugas kami memang begitu. Kami awasi segala perilaku dan tindak tanduk kaummu, kesesatanmu, kemuliaanmu.

Kami bukan memata-matai, tetapi sekedar mencatat atau tugas-tugas khusus lainnya. Semuanya kami catat sesuai dengan yang kami ketahui. Tapi lebih tepatnya menjadi saksi atas proses kesempurnaanmu, dengan rahmat, anugerah, kasih sayang, hikmah, kemahaadilan dan kemahabijaksaan-Nya. Dia telah berfirman dengan kelembutan sebelum semuanya ditampilkan dengan Basmalah,

Kaf ha ya Ain Shaad (Qs 19:1)

Kelembutan itu adalah “yatalaththaf” (Qs 18:19) yang memunculkan Rahmat dan Kasih Sayangnya ketika Kun fa Yakuun (Qs 36:82) dicetuskan sebagai perintah penciptaan dengan ketentuan yang pasti terjadi (QS 69:1) . Tugas yang kuemban entah sampai kapan, aku sendiri tidak pernah diberi tahu. Seperti aku misalnya. Tugasku sangat spesifik untuk mengembalikan ruh segala mahluk kembali

42

kepada-Nya. Setelah itu, ya sudah, petugas yang lain dari jenisku akan meneruskan proses itu. Begitu saja setiap saat dari waktu ke waktu. Monoton

memang. Tapi entah kenapa aku senang-senang saja menjalankan titah-Nya itu. Bagiku menjalankan perintah-Nya bukan sekedar tugas atau perintah. Tapi menggairahkan unsur-unsur pembentukanku. Entah sudah berapa banyak aku mengembalikan ruh setiap makhluk di semesta ini. Dari kaum apa saja, dari ras apa saja. Yang baik-baik ataupun yang durhaka. Yang sedang sekarat ataupun yang sehat-sehat saja. Pokoknya, yang berdiam disetiap sudut semesta, yang mengikuti proses sejak Kun Fa

yakuun difirmankan.

Aku sendiri, tentu saja menjadi bagian dari proses itu. Tapi karena kuasa-Nya, tugas kami memang cuma menjaga agar proses itu berjalan seperti yang Ia Kehendaki. Kehendak-Nya adalah Kemutlakkan-Nya. Maka kaum kami seringkali merupakan bagian dari apa yang disebut sunnatullah. Aturan dan ketetapan-ketetapan yang menyertai kun fa

Kenapa Aku?

Kenapa aku yang ditugasi begitu? Ini ada sejarahnya.

Kan tadi sudah kukatakan, bahwa aku dulu pernah mengambil debu dari bumi. Ketika Dia hendak menciptakan Adam, moyangmu itu, Dia mengutus satu malaikat yang sebenarnya tugasnya memikul 'Arsy untuk membawa debu dari bumi.

Ketika dia ngotot ingin mengambil debu dari bumi, Bumi berkata "Aku memintamu demi Zat Yang telah mengutusnya agar engkau tidak mengambil apa pun dariku sekarang yang neraka memiliki bagian darinya". Malaikat pemikul Arsy terkejut, maka dia pun batal mengambil debu bumi.

Ketika ia melaporkan kepada-Nya, Dia berfirman "Apa yang mencegahmu untuk membawa apa yang telah aku perintahkan kepadamu?".

Dia menjawab, "Bumi telah meminta kepadaku demi keagungan-Mu, sehingga aku merasa berat untuk menolak sesuatu yang

44

meminta demi Keagungan-Mu". Maka Allah kemudian mengutus malaikat lainnya kepada bumi, tetapi bumi mengatakan alasan yang persis sama seperti sebelumnya.

Demikian sampai entah berapa milyar tahun dalam ukuranmu sampai Allah mengutus semuanya.

Akhirnya Allah mengutusku untuk mengambil debu. Bumi pun mengatakan seperti sebelumnya. Tapi, sudah menjadi kehendak-Nya kalau segala sesuatu yang berhubungan dengan debu dan tanah liat akan ditugaskan kepadaku.

Aku berkata kepada bumi,"Sesungguhnya Dia yang mengutusku lebih berhak untuk ditaati daripada kamu".

Bumipun bungkam seribu bahasa dan pasrah atas kehendak-Nya. Akupun mengambil dari permukaan bumi seluruh tanah yang baik dan buruk, semua unsur yang ada di Bumi yang mengandung Carbon, Hidrogen dan Oksigen, dan membawanya kepada-Nya. Lalu Dia mengucurkan air surga kekumpulan debu bumi itu sehingga menjadi lumpur hitam yang diberi bentuk yaitu minthiin (Qs 23:12), dan

darinya Ia menciptakan Adam." 9 Itulah sebabnya kenapa aku ditugaskan untuk mengambil ruh manusia dan mengembalikannya ke Yang Berhak Menentukan Nasib.

Aku tak mengenal belas kasihan. Dulu, aku pernah berbelas kasih kepada manusia yang hendak kucabut nyawanya. Namun, kehendak Allah mengandung rahasia-rahasia yang tersembunyi, sehingga akupun malu melakukan penentangan Kehendak-Nya. Suatu hari, aku diperintahkan mencabut nyawa seorang perempuan di padang pasir yang panas. Ketika kudatangi, dia baru saja melahirkan anak laki-laki. Aku menaruh belas kasihan kepada perempuan itu karena keterpencilannya, dan juga kasihan terhadap anak laki-laki perempuan itu karena masih bayi namun tidak terawat di tengah padang pasir yang buas. Namun fatal akibatnya, karena anak kecil dimana

aku menaruh belas kasih itu ternyata adalah penguasa lalim dan tiran yang tak ada duanya di bumi. Dari situ, aku memahami bahwa

9

Diriwayatkan oleh Said bin Manshur, Ibnul Munzir, dan Ibn Abi Hatim dari Abu Hurairah, ref 10, hal 50-51

46

“Mahasuci Dia yang memperlihatkan kebaikan kepada yang dikehendaki-Nya!”. Ketika aku berbelas kasihan, maka aku tidak mencabut nyawa bayi itu, tapi aku kemudian menyesalinya karena apa yang kuanggap kebaikan ternyata benih kejahatan yang kubiarkan tumbuh karena aku salah menafsirkan kehendak Tuhan.

Izrail terdiam sejenak. Agaknya ia masih mengenang apa yang dilakukannya dulu. Kemudian ia melanjutkan.

Jangan tanya siapakah ibu bapakku, seperti layaknya makhluk lainnya yang beribu bapak. Katakan saja, aku manifestasi Kehendak Yang Kuasa. Manifestasi al-Qudrah setelah Ia memfirmankan “kun!”. Seperti saya bilang tadi, kaum sejenisku tercipta begitu saja karena Ia Berkehendak. Kalau kamu bertanya berapakah banyak tugas yang telah kulakukan? Aku sendiri tidak tahu. Benar-benar tidak tahu. Karena pengetahuan tentang itu tidak kami miliki.

Ada yang lain dari jenisku yang melakukan hitung menghitung. Itu bukan tugasku. Aku jadinya memang mahluk yang sangat spesifik. Sebenarnya kalau soal spesialisasi begini, kami tidak ada apa-apanya dibanding kalian

manusia. Soalnya, hanya kaum kalianlah yang diberi kehendak bebas untuk berpikir, memilah dan memilih dengan bertanggung jawab. Kaum kami tak sanggup memikulnya, karena kami telah melihat dampak-dampaknya yang mengerikan.

Dia pun menghendaki kami bertasbih dan sujud dihadapan Nenek Moyangmu. Pernah kami protes begini-begitu sewaktu kami diberitahu bahwa Dia Berkehendak menciptakan mahluk manusia. Namun, Dia Maha Mengetahui atas apapun yang terjadi sejak Awal dan Akhir.

Kami sebenarnya terikat Sang Waktu seperti kaummu. Sang Waktu adalah kaum sejenisku. Ialah yang memungkinkan perubahan. Kami sebenarnya pun tau kalau manusia akan selalu begini begitu di semesta yang Dia ciptakan dengan rahmat dan

kasih Sayang-Nya yang tak terbalaskan. Yang tidak kami miliki ada pada makhluk yang satu ini. Keinginan, akal, dan atribut lain yang kami tau bakal jadi masalah nanti.

Kami memang sedikit iri, sampai Dia menunjukkan kuasaNya atas semua makhluk manusia. Kalian sebenarnya lebih tahu dari

48

kami atas segala mahluk yang pernah Ia ciptakan.

Kami pun lalu sujud dihadapan nenek moyangmu, Adam. Cuma satu makhluk yang tak mau sujud. Ialah Iblis yang kemudian akan selalu mendampingi kalian dalam proses Kun

Fa yakuun. Ia menjadi bagian dirimu, bagai

bayang-bayang yang selelu menyertai semua langkahmu. Maka, iapun terkutuk. Allah berfirman :

“Keluarlah engkau darinya, karena sesungguhnya engkau terkutuk, dan sesungguhnya laknat atasmu sampai hari kemudian.”10

Begitulah, Iblispun menjadi musuh abadimu dan musuhmu yang sejati. Ia menyusup di kumpulan-kumpulan debu al-Haba yang sekarang maujud menjadi semua bentuk, karena keinginan, karena hasrat, karena syahwat, karena ketamakan, kerakusan, kesombongan, dan penyakit-penyakit Sang Iblis lainnya. Aku tak kuasa mengusirnya dari sekitarmu, soalnya memang bukan tugasku. Kan tadi sudah kubilang kaumku adalah kaum spesialis. Begitulah aku.

10

Izrail mengakhiri kisahnya. Aku terdiam. Kemudian, karena tugas-tugasnya itu aku bertanya tentang cara dia mengakhiri kehidupan seseorang, cara dia mengambil ruh makhluk bernyawa.

“Proses pengambilan ruh? “, dia mengangkat alisnya.

Sebenarnya bagaimana caraku mengambil ruhmu itu tergantung dari banyak hal. Dan semuanya ada didiri kamu sendiri. Ada yang mungkin menurutmu kelihatan mudah, ada juga yang sulit. Ada yang berkesan ada juga yang tidak menyimpan kesan apa-apa. Aku sendiri tidak tau kenapa bisa tidak berkesan sama sekali. Ia maunya begitu kok.

Cara mengambilnya pun macam-macam. Kan sudah kubilang kalau bahan dasarku adalah cahaya. Penampakanku sebenarnya tergantung dari kamu sendiri. Ada banyak hal yang mempengaruhi penampakan ku. Tapi, yang utama memang segala gerak gerik dan tingkah laku yang pernah kamu lakukan di semesta ini, akan mempengaruhi wujud penampakkanku. Demikian juga cara mengambil ruh kehidupan yang bersemayam di wujud fisikmu, tergantung pada kebandelan dan kepatuhanmu. Memang kaum mu ini

50

termasuk makhluk yang diistimewakan-Nya. Sangat disayang, sangat sempurna dibanding makhluk lainnya. Hanya, seringkali kaum kamu itu ngeyel.

Kalau tidak, malah bisa dibilang pin-pinbo alias pintar pintar bodoh.

Dan yang paling menjengkelkan, kalau kaum kamu ini sudah dikuasai oleh penyakitnya Sang Iblis yang terusir. Walah, susahnya minta ampun. Padahal pengambilan ini sebenarnya proses yang biasa-biasa saja. Kamu sendiri kan tahu tiap saat ada saja yang kuambil. Dengan baik-baik atau dengan paksa, dengan sendiri-sendiri atau berkelompok, dengan senang atau dengan ketakutan.

Memang sih aku sering datang tiba-tiba. Maklum namanya cuma makhluk yang cuma menjalankan perintah. Aku sendiri tidak tahu kapan harus segera menemuimu. Itu rahasia Dia Yang Penuh Rahasia.

Kaum kamipun, yang bisa dibilang 100 % patuh dan selalu beribadah kepada-Nya, tak tau apa-apa kalau menyangkut urusan takdir makhluk. Sungguh, tugas kaum kami cuma memenuhi perintah Dia. Memang sih seringkali ada delay sewaktu kami menjalankan tugas. Biasanya kalau ada delay, kehadiran kami

akan didahului aura yang mempengaruhi kelakukan mahluk yang akan kami ambil. Mungkin kamu sendiri tidak menyadari hal itu. Tapi begitulah. Kaum kamu sebenarnya ada di dalam genggaman-Nya dengan ketat. Ada yang digenggam erat-erat. Ada yang direnggangkan, sampai kesombongan

Dalam dokumen Namaku Izrail Revisi Ke-6 (Halaman 26-68)

Dokumen terkait