• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.2 Uji Hipotesis

Hasil perhitungan analisis regresi dengan menggunakan SPSS 16 menunjukkan bahwa didapat nilai R square (R2) 0,283. Hal ini berarti 28,3 % variabel orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir dapat dijelaskan oleh variasi dari ke 10 variabel yaitu, Iklim Sosial Keluarga, Gender, Usia, Teman Sebaya, Status Sosioekonomi, Tempat Tinggal, Keterlibatan Dalam Organisasi, Bencana Alam, Jenis Pendidikan dan Status Pendidikan. Sedangkan sisanya atau 71,7 % dijelaskan oleh sebab-sebab atau aspek-aspek lain. Dengan kata lain terdapat kemungkinan adanya aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap orientasi masa depan remaja dalam bidang pekerjaan dan karir.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh dari independent variabel terhadap dependen variabel. Untuk mengetahui tingkat signifikansinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.12

Proporsi Varian Oleh Masing-Masing Independen Variabel

IV R2 R2 change Fhitung F table Signifikansi

X1 0,248 0,248 80,259 3,86 Signifikan X12 0,257 0,009 2,913 3,86 Tidak Signifikan X123 0,259 0,002 0,647 3,86 Tidak Signifikan X1234 0,271 0,012 3,883 3,86 Signifikan X12345 0,272 0,001 0,324 3,86 Tidak Signifikan X123456 0,273 0,001 0,324 3,86 Tidak Signifikan X1234567 0,274 0,001 0,324 3,86 Tidak Signifikan X12345678 0,276 0,002 0,647 3,86 Tidak Signifikan

X123456789 0,277 0,001 0,324 3,86 Tidak Signifikan X12345678910 0,283 0,006 1,942 3,86 Tidak Signifikan Total 0,283 Tabel 4.13 Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 200.159 39.425 5.077 .000

Iklim Sosial Keluarga .499 .062 .494 8.020 .000

Jenis Kelamin -5.700 4.929 -.073 -1.156 .249

Usia -1.866 2.293 -.046 -.814 .417

Teman Sebaya -9.210 3.751 -.145 -2.455 .015

Status Sosioekonomi -1.722 2.335 -.045 -.737 .462

Tempat Tinggal .188 4.446 .003 .042 .966

Keterlibatan Dalam Organisasi 1.083 4.761 .014 .228 .820

Bancana Alam 2.430 3.719 .037 .653 .514

Jenis Sekolah 2.933 4.282 .048 .685 .494

1

Status Sekolah 5.266 3.847 .085 1.369 .172

Selanjutnya berdasarkan hasil output SPSS 16 ingin diketahui dari kesepuluh independen variabel, variabel manakah yang memiliki kontribusi paling tinggi terhadap dependen variabel orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Berikut ini adalah deskripsi untuk masing-masing independen variabel :

• Iklim sosial keluarga dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R

Square) sebesar 0,248, yang berarti bahwa variabel iklim sosial keluarga memiiki kontribusi sebesar 24,8 % dalam mempengaruhi orientasi masa

depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Selain itu untuk koefisien regresi diperoleh nilai sebesar 0,499, yang berarti bahwa variabel iklim sosial keluarga secara positif mempengaruhi orientasi masa depan, dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti semakin harmonis iklim sosial keluarga, maka semakin tinggi tingkat orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir.

• Jenis kelamin (Gender) dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R

Square) sebesar 0,009, yang berarti bahwa variabel gender memiliki kontribusi sebesar 0,9 % dalam mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Sedangkan koefisien regresinya sebesar -5,7, maka variabel jenis kelamin secara negatif mempengaruhi orientasi masa depan, dengan kriteria tidak signifikan. Dalam penelitian ini coding yang digunakan untuk perempuan adalah 1, sedangkan untuk laki-laki adalah 0. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa remaja laki-laki memiliki tingkat orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir yang lebih tinggi dari remaja perempuan, namun perbedaannya tidak signifikan.

• Usia dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar

0,002, dengan kata lain variabel usia memiliki kontribusi sebesar 0,2 % dalam mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Adapun koefisien regresinya sebesar -1,866, yang berarti bahwa variabel usia

memiliki pengaruh yang negatif terhadap orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir, dengan kriteria tidak signifikan. Artinya adalah semakin kecil usia maka semakin tinggi tingkat orientasi masa depannya, namun hal tersebut tidak signifikan.

• Teman sebaya dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R Square)

sebesar 0,012, yang berarti bahwa variabel teman sebaya memiliki kontribusi sebesar 1,2 % dalam mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Sedangkan untuk koefisien regresi didapat nilai sebesar -9,210, maka variabel teman sebaya secara negatif mempengaruhi orientasi masa depan, dengan kriteria signifikan. Hal ini berarti bahwa remaja yang tidak terpengaruh oleh teman sebaya memiliki orientasi masa depan yang lebih tinggi dari remaja yang terpengaruh oleh teman sebaya.

• Status sosioekonomi dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R

Square) sebesar 0,001, dengan kata lain variabel status ekonomi memiliki kontribusi sebesar 0,1 % dalam mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Sedangkan koefisien regresinya sebesar -1,722, yang berarti bahwa variabel status ekonomi secara negatif mempengaruhi orientasi masa depan, dengan kriteria tidak signifikan. Dalam hal ini coding yang digunakan untuk status sosioekonomi rendah adalah 1, tingkat ekonomi

sedang adalah 2, status sosioekonomi cukup tinggi adalah 3 dan status sosioekonomi tinggi adalah 4. Maka hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi status sosioekonomi maka semakin tinggi pula tingkat orientasi masa depannya.

• Tempat tinggal dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R Square)

sebesar 0,001 atau variabel lingkungan tempat tinggal berkontribusi sebesar 0,1 % dalam mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Adapun koefisien regresinya sebesar 0,188, yang berarti bahwa variabel lingkungan tempat tinggal secara positif mempengaruhi orientasi masa depan dengan kriteria tidak signifikan. Berarti bahwa remaja yang tinggal di perumahan memiliki orientasi masa depan yang lebih tinggi dari remaja yang tidak tinggal di prumahan, namun tidak signifikan. Hal ini dilihat dari coding yang digunakan yaitu 1 untuk remaja yang tinggal di perumahan dan 0 untuk remaja yang tidak tinggal diperumahan.

• Keterlibatan dalam organisasi dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R Square) sebesar 0,001, dengan kata lain variabel keterlibatan dalam organisasi memiliki kontribusi sebesar 0,1 % dalam mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Untuk koefisien regresi didapat nilai sebesar 1,083, yang berarti bahwa variabel keterlibatan dalam organisasi

mempengaruhi orientasi masa depan secara positif, dengan kriteria tidak signifikan. Maksudnya adalah remaja yang mengikuti organisasi memiliki tingkat orientasi masa depan lebih tinggi dibandingkan dengan remaja yang tidak mengikuti organisasi, namun tidak signifikan. Hal ini dilihat dari coding yang digunakan yaitu 1 untuk remaja yang mengikuti organisasi dan 0 untuk remaja yang tidak mengikuti organisasi.

• Bencana alam dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R Square)

sebesar 0,002, yang berarti bahwa variabel bencana alam memberikan kontribusi sebesar 0,2 % dalam mempengaruhi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan dan karir. Untuk koefisien regresi didapat nilai sebesar 2,430, yang berarti bahwa variabel bencana alam mempengaruhi orientasi masa depan secara positif, dengan kriteria tidak signifikan. Maksudnya adalah remaja yang tidak pernah mengalami bencana alam memiliki orientasi masa depan yang lebih tinggi dari remaja yang pernah mengalami bencana alam, namun tidak signifikan. Hal ini dilihat dari coding yang digunakan yaitu 1 untuk remaja yang tidak pernah mengalami bencana alam dan 0 untuk remaja yang pernah mengalami bencana alam.

• Jenis sekolah dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R Square)

kontirbusi pengaruh terhadap orientasi masa depan sebesar 0,1 %. Adapun koefisien regresinya sebesar 2,933, dengan kata lain variabel jenis sekolah mempengaruhi orientasi masa depan secara positif, dengan kriteria tidak signifikan. Adapun coding yang digunakan untuk variabel ini adalah 1 untuk remaja SMA dan 0 untuk remaja SMK. Maka hasil perhitungan ini berarti bahwa remaja SMA memiliki orientasi masa depan yang lebih tinggi dari remaja SMK.

• Status sekolah dengan orientasi masa depan diperoleh nilai R2 (R Square)

sebesar 0,006, yang berarti bahwa variabel jenis pendidikan memiliki kontirbusi pengaruh terhadap orientasi masa depan sebesar 0,6 %. Adapun koefisien regresinya sebesar 5,266, dengan kata lain variabel status sekolah mempengaruhi orientasi masa depan secara positif, dengan kriteria tidak signifikan. Maksudnya adalah remaja sekolah menengah negeri memiliki orientasi masa depan yang lebih tinggi daripada remaja sekolah menengah swasta. Hal ini dilihat dari coding yang digunakan yaitu 1 untuk remaja sekolah menengah negeri dan 0 untuk remaja sekolah menengah swasta.

Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa variabel yang memiliki kontribusi paling besar dan paling signifikan dalam mempengaruhi orientasi masa depan adalah variabel iklim sosial keluarga dan yang kedua adalah variabel teman sebaya.

Dari hasil analisis regresi tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Y’ = 200,159 + 0,499X1*– 1,866X2 - 1,722X3 - 5,700X4 – 9,210X5*+ 0,188X6 + 1,083X7 + 2,430X8 + 2,933X9 + 5,266X10

Keterangan :

X1 : Iklim sosial keluarga

X2 : Usia

X3 : Status ekonomi

X4 : Jenis kelamin

X5 : Teman sebaya

X6 : Tempat tinggal

X7 : Keterlibatan dalam organisasi

X8 : Bencana Alam

X9 : Jenis pendidikan X10 : Status pendidikan

Dokumen terkait