BAB II KAJIAN TEORI DAN KONSEP
G. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis merupakan pernyataan tentatif tentang hubungan antara beberapa dua variabel atau lebih.42 Maka hipotesis pada penelitian ini, yaitu:
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara komunikasi persuasif dalam kegiatan penyuluhan anti narkotika oleh Badan Narkotika Nasional Kota Depok terhadap sikap anti narkotika pada siswa-siswi SMP Negeri 4 Depok.
Ha : Terdapat pengaruh antara komunikasi persuasif dalam kegiatan penyuluhan anti narkotika oleh Badan Narkotika Nasional Kota Depok terhadap sikap anti narkotika pada siswa-siswi SMP Negeri 4 Depok.
42 Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:
PustakaBaruPress, 2014), h. 62.
43 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sederhananya populasi merupakan sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitianan.43 Populasi yang ditetapkan pada penelitian ini adalah populasi terbatas yaitu meliputi seluruh siswa-siswi SMP Negeri 4 Depok yang pernah mengikuti seminar anti narkotika.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian.44 Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi luang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
43 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2005), h. 141.
44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 81.
populasi untuk dipilih menjadi sampel.45 Teknik sampling yang digunakan adalah sampling kuota, yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan.46 Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Negeri 4 Depok kelas VII, VIII dan IX sebanyak 55 orang. Adapun kualifikasi responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang pernah mengikuti kegiatan seminar anti narkotika yang diadakan oleh Badan Narkotika Nasional Kota Depok.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilangsungkan di SMP Negeri 4 Depok, Jalan Merdeka Raya Depok II Tengah Mekarjaya Sukmajaya Kota Depok Jawa Barat Kode Pos 16411, Telpon (021) 7700513.
Waktu dilakukannya penelitian ini terhitung sejak bulan Maret hingga bulan September. Penelitian ini meliputi pengamatan (observasi) di Badan Narkotika Nasional Kota Depok dan SMP Negeri 4 Depok, melakukan survei ke responden dan analisis hasil kuisioner.
45 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 81.
46Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 71.
C. Variabel Penelitian
Peneltian ini terdiri dari dependent variabel (DV) dan independent variabel (IV) sebagai berikut:47
1. Dependent Variabel (DV) atau variabel terikat merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah komunikasi persuasif dalam kegiatan penyuluhan.
2. Independet Variabel (IV) atau variabel tidak terikat merupakan variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Adapun variabel tidak terikat dalam penelitian ini adalah sikap remaja.
D. Sumber Data
Data adalah bahan mentahan yang perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, yang menunjukan fakta.48 Dalam memperoleh data yang dibutuhkan guna melengkapi proses penelitian, penulis melakukan serangkaian kegiatan yang bersumber dari:
47 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi ,(Bandung:
Remadja Karya, 1989), h. 17.
48 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan PerbandinganPerhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 16.
1. Data Primer (Primary Data)
Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian.49 Untuk mendapatkan data primer, peneliti mengumpulkan datanya secara langsung melalui teknik penyebaran angket/ kuisioner. Pada metode angket/ kuisioner, peneliti menyusun sejumlah daftar pertanyaan yang akan diberikan dan diisi oleh responden. Kemudian setelah angket/kuisioner tersebut terisi, peneliti akan melakukan pengolahan data dan selanjutnya menyajikan data tersebut dalam penyajian data.
2. Data Sekunder (Secondary Data)
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua dari data yang kita butuhkan. Data sekunder dapat diperoleh dari catatan, buku, majalah, artikel dan lain sebagainya.50 Dalam penelitian ini, peneliti mencari informasi data-data tambahan lainnya dari laporan kegiatan tahunan Badan Narkotika Nasional Kota Depok dan artikel-artikel terkait lainnya.
49 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2005), h. 122.
50Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 74.
E. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel Penelitian 1. Sikap
a. Definisi Konseptual
Strickland (2001) menjelaskan bahwa sikap merupakan predisposisi atau kecenderungan untuk memberikan respon secara kognitif, emosi dan perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi dan situasi khusus dalam cara-cara tertentu.
b. Definisi Operasional
Sikap dalam penelitian ini meliputi tiga aspek yang terdiri dari:
1) aspek kognitif, yaitu meliputi pikiran dan keyakinan siswa-siswi SMP Negeri 4 Depok mengenai sosialiasi BNNK dan narkotika. 2) Aspek afektif, yaitu meliputi perasaan atau emosi siswa-siswi setelah mendapatkan sosialisasi anti narkotika oleh BNNK. 3) Aspek konatif, yaitu meliputi kecenderungan perilaku siswa/i terhadap narkotika pada diri sendiri maupun lingkungannya.
2. Komunikasi Persuasif a. Definisi Konseptual
Menurut Bettinghous, komunikasi persuasif adalah komunikasi manusia yang dirancang untuk memengaruhi orang lain dengan usaha mengubah
keyakinan, nilai dan sikap mereka. Aspek-aspek komunikasi persuasif meliputi diantaranya, persuadee, persuader, pesan, saluran, umpan balik dan efek komunikasi.
b. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini, proses penyampaian pesan dalam kegiatan penyuluhan mencangkup upaya persuasif Badan Narkotika Nasional Kota Depok dalam memengaruhi siswa-siswi sekolah untuk bersikap anti narkotika. Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan, komunikasi persuasif meliputi beberapa aspek berikut, yaitu persuader, persuadee, pesan, saluran, umpan balik dan efek komunikasi.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Pengukuran dalam suatu penelitian membutuhkan alat yang baik dan tepat. Alat ukur dalam penelitian disebut instrumen.51 Instrumen yang dimaksud sebagai perangkat lunak dari seluruh rangkaian proses pengumpulan data penelitian di lapangan.52
51 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2014), h. 102.
52 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2005), h. 94.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala Likert memiliki dua bentuk pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif.53 Peneliti menggunakan modifikasi skala Likert empat tingkat yang mana meniadakan kategori jawaban netral atau ragu-ragu sebagai kelemahan dalam skala Likert lima tingkat.54
Tabel 3.1 Skoring Instrumen
Skala Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
1. Instrumen Komunikasi Persuasif dalam Kegiatan Penyuluhan
Dalam kegiatan penyuluhan tidak dapat terlepas dari unsur-unsur komunikasi persuasif. Sehingga yang menjadi acuan dalam mengukur kegiatan penyuluhan pada penelitian ini adalah pendapat Aristoteles mengenai aspek-aspek fundamental komunikasi persuasif dalam
53 Syofian Siregar , Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 50.
54 Sutrisno Hadi, Analisis Butir untuk Instrumen Angket, Tes, dan Skala Nilai, (Yogyakarta: FP UGM, 1991), h. 19.
penyuluhan. Kemudian ditambahkan dengan tiga aspek yang tidak kalah penting lainnya.
Tabel 3.2 Blue Print Komunikasi Persuasif dalam Kegiatan Penyuluhan
Aspek Indikator
Nomor Item
Jumlah Fav Unfav
Persuader a. Kemampuan b. Eksistensi
1,2,4,5,6, 8
3,7 8
Persuadee a. Penguasaan pesan b. Pemahaman
pesan
9,11 10,12 4
Pesan a. Verbal b. Non-verbal
13,16 14,15 4
Saluran a. Media Cetak b. Media
Elektronik
17,19 18 3
Umpan Balik Respon 20,21 22,23 4
Efek Komunikasi
Dampak 25,27 24,26 4
Total 27
2. Instrumen Sikap
Dalam penelitian ini, pengukuran sikap mengacu pada komponen-komponen sikap oleh Manstead (1996) dan Strickland (2001). Meskipun sikap terdiri dari tiga komponen namun secara hakikat sikap hanya terdiri atas komponen kognitif dan komponen afektif.
Tabel 3.3 Blue Print Sikap
Aspek Indikator Nomor Item Jumlah
Fav Unfav Kognitif a. Keyakinan
b. Pengamatan
1,4,6,7, 8,9,18
5,10,11 10
Afektif Evaluasi 12,15 13,14 4
Konatif Perilaku 2,17,19 3,16 5
Total 19
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang paling utama dan teknik penelitian ilmiah yang penting.55 Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.56 Pengamatan yang dimaksud dilakukan secara langsung ke lokasi yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan di SMP Negeri 4 Depok.
2. Kuisioner atau Angket
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab.57 Penyusunan kuisioner ini berdasarkan rumusan
55 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung:
Remadja Karya CV, 1949), h. 113.
56Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 75.
57Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 75.
dan tujuan masalah yang telah peneliti tetapkan sebelumnya.
3. Dokumen
Analisis dokumen merupakan tambahan data yang berasal dari dokumen-dokumen yang dapat mendukung penelitian ini, seperti artikel pemberitaan, arsip foto, jurnal kegiatan dan beberapa dokumen terkait sekolah maupun lembaga yang terlibat dalam penelitian ini.
H. Tehnik Pengolahan Data
Pengolahan data untuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara-cara atau rumusan tertentu.
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Adapun pengolahan data meliputi:58
1. Editing
Editing adalah memeriksa kembali data yang telah masuk ke responden mana yang relevan. Editing data merupakan proses pengoreksian atau pengecekan terhadap angket yang telah dijawab oleh responden apakah sudah dijawab secara lengkap atau belum, seandainya sudah dijawab apakah sudah benar. Seandainya ada angket yang rusak,
58Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2005), h. 48-49.
maka angket tersebut harus disortir dan tidak diproses lebih lanjut dalam tahap pengolahan data.
2. Coding
Coding yaitu pemberian data, simbol atau kode bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam kategori yang sama.
Maksudnya adalah angket yang telah diedit diberi identitas sehingga memiliki arti dapat diproses pada tahap pengolah data lebih lanjut.
3. Scoring
Scoring yaitu memberi angka pada lembar jawaban angket tiap subyek scor dari tiap item atau pernyataan pada angket ditentukan sesuai dengan perangkat pilihan (option). Peneliti mencermati angket dan menghitung jumlah skor masing-masing pernyataan untuk tiap variabel dan sub variabel. Capaian skor yang telah dijumlahkan inilah yang disebut sebagai data hasil angket.
4. Tabulasi
Tabulasi yaitu memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka serta menghitungnya. Peneliti membuat tabel dan memasukkan data hasil angket ke dalamnya sebagai persiapan analisis data melalui penerapan rumus statistik yang telah ditentukan.
I. Uji Instrumen 1. Uji Validitas
Validitas adalah kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.59 Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang harusnya diukur.60 Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir pertanyaan dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r tabel dimana df= n-2 dengn sig 5%.
Jika r tabel < r hitung maka valid.61 Rumus uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment, yaitu:62
( )( )
√⦋ ( )⦌⦋ ( ) ⦌
dimana:
n = Jumlah responden
x = Skor variabel (jawaban responden)
y = Skor total dari variabel (jawaban responden)
59 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 77.
60 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulis Skripsi dan Tesis, seri umum no. 5, (Jakarta: Penerbit PPM, 2004), h. 152.
61 V. Wiranta S dan Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 177.
62Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 83.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan.63 Reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan akurasi hasil pengukuran.64 Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya alat ukur tersebut diuji reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data yang tidak bersifat tendensis atau mengerahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.65
Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali.
Jika hasil daripada cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi.66
63 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:
Kencana, 2009), h. 96.
64Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h. 79.
65 R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 89.
66 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang: BP. UNDIP, 2003), h. 41-42.
- Rumus menentukan reabilitas instrumen sebagai berikut:
⦋
( )⦌ ⦋1-
⦌
dimana:
r = Koefisien reliabilitas instrumen k = Jumlah butir pertanyaan
2t = Varians total
2b = Jumlah varians butir
J. Teknik Analisis Data 1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan suatu pengujian sekelompok data untuk mengetahui apakah distribusi data tersebut membentuk kurva normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat diketahui dengan melihat tabel One Sample Kolmogorov-Smirnov test, yaitu jika signifikansi data < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal.
Sedangkan jika signifikansi data > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.67
2. Uji Regresi Linear Sederhana
Regresi linear sederhana digunakan hanya untuk satu variabel bebas (independent) dan satu variabel tak bebas
67 Duwi Priyanto, SPSS 22: Pengolahan Data Terpraktis, (Yogyakarta:
ANDI, 2014), h.74.
(dependent). Tujuan metode ini adalah untuk meramalkan atau memprediksi besaran nilai variabel tak bebas (dependent) yang dipengaruhi oleh variabel bebas (independent).68 Pada uji regresi linear sederhana ini, peneliti menggunakan product moment menggunakan SPSS for Windows 22.
- Rumus regresi linear sederhana sebagai berikut:
Y = a + b.X dimana:
Y = variabel tak bebas (dependent) X = variabel bebas (independent) a dan b = konstanta
3. Uji Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Nilai korelasi (r) = (1 ≤ 0 ≥ 1). Nilai koefisien korelasi antara -1 dan -1 yaitu menyatakan kekuatan hubungan, sedangkan
68 Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 379-381.
untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-).69
Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisiennya menggunakan hitungan korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut.70
( ) ( )
√ ( ) ( )
dimana:
n = Jumlah data (responden) X = Variabel bebas
Y = Variabel terikats
Tabel 3.4 Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan No Nilai Korelasi (r) Tingkat Hubungan
1. 0,00 – 0,199 Sangat Lemah
2. 0,20 – 0,399 Lemah
3. 0,40 – 0,599 Cukup
4. 0,60 – 0,799 Kuat
5. 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
69 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
252.
70 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
252.
4. Koefisiensi Determinasi
Koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat) dengan rumus sebagai berikut.71
- Rumus:
KD: (r)2 x 100%
71 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana, 2013), h.
252.
61 BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini sebanyak 55 siswa/ i yang berasal dari tingkat kelas VII, VIII dan IX. Adapun responden dalam penelitian ini yaitu siswa/ i yang pernah mengikuti kegiatan penyuluhan anti narkotika dari Badan Narkotika Nasional Kota Depok. Rincian data responden penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
VII 5 1 6
VIII 10 18 28
IX 9 12 21
Total 24 31 55
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, maka diperoleh data bahwa responden berjenis kelamin laki-laki jumlahnya lebih sedikit daripada responden perempuan, yaitu sebanyak 24 orang.
Tabel 4.2 Deskripsi Data Responden Berdasarkan Jenjang Kelas
No. Kelas Jumlah
1. VII 6
2. VIII 28
3. IX 21
Total 55
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, maka diperoleh data bahwa jumlah responden jenjang kelas VIII lebih banyak yaitu 28 orang daripada jenjang kelas IX yaitu 21 orang dan jenjang kelas VII yaitu hanya 6 orang.
2. Uji Instrumen
Peneliti melakukan penyebaran kuisioner dengan mendatangi langsung siswa/ i SMP Negeri 4 Depok jenjang kelas VII, VIII dan IX di sekolah tersebut.
Terdapat 55 responden yang telah mengisi kuisioner dan menghasilkan 26 butir pernyataan yang menyatakan valid.
a. Uji Validitas
Uji validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan Software SPSS 22 For Windows.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui jawaban dari setiap butir pertanyaan yang diajukan kepada responden yang dinyatakan valid atau tidak.
Teknik yang digunakan dengan membandingkan r hitung dengan r table df = n-2 pada tingkat
signifikansi 5% (0,05), jumlah sample (n) sebanyak 55 responden sehingga menjadi 55-2 (n-2) = 53. Oleh karena itu, nilai r table (0,05; 53) sebesar 0,266.
Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Uji Validitas Variabel X (Komunikasi Persuasif)
Pernyataan Variabel X
r-hitung Status
Butir 1 0,352 Valid
Butir 2 0,256 Tidak valid
Butir 3 0,446 Valid
Butir 4 0,432 Valid
Butir 5 0,309 Valid
Butir 6 0,364 Valid
Butir 7 0,459 Valid
Butir 8 0,531 Valid
Butir 9 0,538 Valid
Butir 10 -0,089 Tidak valid
Butir 11 0,362 Valid
Butir 12 0,116 Tidak valid
Butir 13 0,253 Tidak valid
Butir 14 0,100 Tidak valid
Butir 15 0,379 Valid
Butir 16 0,249 Tidak valid
Butir 17 0,626 Valid
Butir 18 -0,235 Tidak valid
Butir 19 0,124 Tidak valid
Butir 20 0,473 Valid
Butir 21 0,211 Tidak valid
Butir 22 0,200 Tidak valid
Butir 23 0,429 Valid
Butir 24 -0,032 Tidak valid
Butir 25 0,326 Valid
Butir 26 0,414 Valid
Butir 27 0,434 Valid
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diperoleh nilai uji instrumen validitas variabel Komunikasi Persuasif (X) dengan rata-rata nilai lebih besar dari r table yaitu 16 butir pernyataan dianggap valid dan 11 butir pertanyaan dianggap tidak valid.
Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Uji Validitas Variabel Y (sikap) Pernyataan
Variabel Y
r-hitung Status
Butir 28 0,225 Tidak valid
Butir 29 -0,133 Tidak valid
Butir 30 0,180 Tidak valid
Butir 31 0,348 Valid
Butir 32 -0,453 Valid
Butir 33 0,586 Valid
Butir 34 0,548 Valid
Butir 35 0,425 Valid
Butir 36 -0,092 Tidak valid
Butir 37 -0,075 Tidak valid
Butir 38 0,039 Tidak valid
Butir 39 0,637 Valid
Butir 40 0,417 Valid
Butir 41 0,303 Valid
Butir 42 0,304 Valid
Butir 43 0,242 Tidak valid
Butir 44 0,172 Tidak valid
Butir 45 0,199 Tidak valid
Butir 46 0,321 Valid
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diperoleh nilai uji instrumen validitas variabel sikap (Y) dengan rata-rata nilai lebih besar dari r table yaitu 10
pertanyaan yang dianggap valid dan 9 pertanyaan yang dianggap tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Dalam uji reliabilitas penulis menggunakan Software SPSS 22 For Windows. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur apakah hasil pengukuran tetap konsisten dengan alat ukur yang sama. Dasar keputusan pengujian menggunakan Cronbach Alpha yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Case Processing Summary
N %
Cases Valid 55 100.0
Excludeda 0 .0
Total 55 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
.669 46
Berdasarkan tabel 4.5 diatas, diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,669 dengan jumlah
pernyataan sebanyak 46 butir. Dimana 0,669 >
0,60 maka butir pernyataan dapat disebut reliable.
c. Deskripsi Variabel Komunikasi Persuasif Tabel 4.6 Komunikasi Persuasif
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR 1. Kegiatan
penyuluhan anti narkotika BNNK Depok sangat menarik dan mengesankan
88 96 2 0 186
2. Gaya dan bahasa dalam kegiatan penyuluhan mampu mengalihkan perhatian saya
24 135 8 0 167
3. Saya tidak
kerasan mengikuti kegiatan
penyuluhan BNNK Depok
4 22 96 44 166
4. BNNK Depok mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta kegiatan penyuluhan
100 87 2 0 189
5. BNNK Depok cekatan dalam menangani kasus narkotika di Kota Depok
56 117 4 0 177
6. BNNK Depok 56 114 4 0 174
rutin melakukan kegiatan
penyuluhan anti narkotika 7. Saya jarang
melihat BNNK Depok melakukan kegiatan
penyuluhan anti narkotika
4 30 93 20 147
8. BNNK Depok dapat dipercaya dalam
menyampaikan pesan terkait narkotika
104 81 0 2 187
9. Wawasan saya bertambah setelah mengikuti
kegiatan
penyuluhan anti narkotika
112 69 6 1 188
10. Pesan terkait narkotika yang disampaikan BNNK Depok sudah seringkali saya peroleh
4 74 39 4 121
11. Pesan yang disampikan mudah dipahami dan terperinci
68 111 2 0 181
12. Saya hanya sedikit memahami pesan dalam kegiatan penyuluhan tersebut
0 16 120 24 160
13. Pesan disampaikan secara lisan
26 40 21 8 95
14. Saya lebih menyukai penyampaian pesan berupa gambar atau video
2 10 120 32 164
15. Pesan terlalu membosankan dan kurang menarik
8 80 15 8 111
16. Pesan yang disampaikan kreatif dan menarik
40 120 15 0 175
17. BNNK Depok terjun langsung dalam kegiatan penyuluhan anti narkotika
72 99 6 1 178
18. Kegiatan
penyuluhan anti narkotika
disampaikan oleh relawan BNNK Depok
13 72 12 8 105
19. Tersedia alat peraga yang mendukung untuk kegiatan
penyuluhan
28 114 24 2 168
20. Saya akan menghimbau teman-teman dan keluarga untuk hati-hati dan menjauhi
156 45 3 0 204
narkotika
21. Jika dibutuhkan, saya bersedia membantu BNNK Depok dengan menjadi relawan sukarela yang menyebarkan informasi anti narkotika kepada masyarakat dan lingkungan sekitar
56 99 21 1 177
22. Saya hanya akan memberikan informasi terkait anti narkotika apabila ada yang menanyakan
7 48 66 4 125
23. Saya tidak memperdulikan para pengguna narkotika meskipun itu teman-teman saya
3 6 78 92 179
24. Saya setuju jika narkotika
digunakan untuk kepentingan medis
17 54 18 20 109
25. Saya mengisi waktu luang dengan kegiatan positif
96 81 9 1 187
26. Saya mengisi waktu luang dengan menonton youtube untuk
3 28 81 44 156
konten yang kurang bermanfaat 27. Saya sangat
berhati-hati dalam memilih
pergaulan
96 84 9 0 189
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat diketahui bahwa paling banyak respon siswa/ i SMP Negeri 4 Depok yang menempati ranking pertama adalah
“Saya akan menghimbau teman-teman dan keluarga untuk hati-hati dan menjauhi narkotika”.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar siswa/i SMP Negeri 4 Depok terpengaruh oleh komunikasi persuasif yang diterapkan oleh BNNK Depok dalam kegiatan penyuluhan anti narkotika.
Dari hasil tersebut menimbulkan umpan balik bahwa siswa/ i akan menghimbau teman-teman dan kerluarga untuk hati-hati dan menjauhi narkotika.
Aspek komunikasi persuasif, yaitu berupa respon.
Sehingga suatu komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila responden memberikan respon positif (respon yang diharapkan) sebagai umpan balik.
Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada 55 siswa/ i SMP Negeri 4 Depok jenjang kelas VII,
VIII dan IX tentang aspek-aspek yang mendukung keberhasilan komunikasi persuasif dalam kegiatan penyuluhan anti narkotika oleh BNNK Depok diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Aspek Persuader
Tabel 4.7 Aspek Persuader Dalam Komunikasi Persuasif Pada Kegiatan Penyuluhan
No. Pernyataan SS S TS STS SKOR
1. Kegiatan penyuluhan anti narkotika BNNK Depok sangat menarik dan mengesankan
88 96 2 0 186
2. Gaya dan bahasa dalam kegiatan penyuluhan mampu mengalihkan perhatian saya
24 135 8 0 167
3. Saya tidak kerasan mengikuti kegiatan penyuluhan BNNK Depok
4 22 96 44 166
4. BNNK Depok mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta kegiatan
4. BNNK Depok mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peserta kegiatan