• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Edi Prayitno (2010: 35) mengartikan hipotesis tindakan sebagai tindakan yang akan dilaksanakan guna memecahkan masalah yang diteliti dan adanya upaya melakukan peningkatan perbaikan. Ini berarti, hipotesis tindakan merupakan pernyataan sementara peneliti berdasar kajian pustaka bahwa jika dilakukan tindakan ini maka diyakini akan mengatasi masalah itu. Pernyataan yang dituangkan harus tegas dan diyakini kebenarannya.

Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini, peneliti mengambil hipotesis bahwa “penerapan strategi pembelajaran problem based learning (PBL) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Aulad Jatijajar, Bergas, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

2. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran matematika melalui strategi problem based learning (PBL) dikatakan berhasil jika indikator yang telah ditetapkan dapat tercapai. Adapun indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika melalui strategi PBL secara berkelanjutan mulai dari siklus pertama sampai siklus kedua.

b. Prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika melalui strategi PBL dapat mencapai kriteria ketuntasan belajar klasikal minimal 85% dan ketuntasan individual minimal ≥ 65.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Pembelajaran melalui strategi PBL diharapkan mampu memberikan wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta sebagai bahan masukkan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran selanjutnya yang berkaitan dengan pembelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Melalui penerapan strategi pembelajaran PBL ini diharapkan mampu meningkatkan ketrampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan pembelajaran yang inovatif. Selain itu, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menanamkan kreativitas guru dalam menciptakan pembelajaran aktif inovatif kreatif efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

b. Bagi Siswa

Manfaat penerapan model PBL bagi siswa adalah diharapkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dapat

meningkat. Sehingga nilai siswa pada mata pelajaran matematika dapat mencapai standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 85% dari total seluruh siswa.

c. Bagi Lembaga

Hasil penelitian dengan penerapan strategi pembelajaran PBL ini diharapkan mampu memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang lebih menarik. Sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam melakukan inovasi pembelajaran guna mengoptimalkan ketercapaian tujuan dalam proses pembelajaran dan dapat memperbaiki mutu pendidikan.

d. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman sebagai bekal menjadi pendidik dalam menerapkan strategi pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa sehingga dapat menjadi guru yang profesional dan memenuhi kriteria standar pendidik dan tenaga kependidikan.

e. Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan rujukan dan sumber inspirasi dalam mengembangkan penelitian baru yang relevan di masa yang akan datang.

F. Definisi Operasional

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu (Fathurrohman, 2012: 139). Sedangkan menurut Tohirin dalam sumber yang sama mengatakan bahwa prestasi belajar adalah apa yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar.

2. Matematika

Susanto (2013: 183-184) mengatakan matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal. Matematika memiliki bahasa dan aturan yang terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur atau keterkaitan antarkonsep yang kuat.

Menurut Subarinah (dalam Rosma Hartiny Sam’s, 2010: 29) matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Ini berarti bahwa belajar matematika pada hakikatnya adalah belajar konsep, strukturnya, dan mencari hubungan antar konsep dan strukturnya.

Russeffendi (dalam Eni Titikusumawati, 2014: 4) mengatakan bahwa matematika lebih menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil

observasi. Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.

3. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

Sebelum mempelajari materi tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga angka, maka siswa harus mengenal tentang nilai tempat bilangan tiga angka terlebih dahulu. Bilangan tiga angka memiliki tiga nilai tempat bilangan. Nilai tempat bilangannya adalah ratusan, puluhan dan satuan (Suharyanto, 2009: 12).

Pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pada kelas 3 MI/SD, diajarkan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai tiga nilai tempat, yaitu ratusan, puluhan dan satuan. Menurut Y. Putri (2009: 8-27) ada banyak cara dalam menyelesaikan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai tiga nilai tempat. Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Operasi Penjumlahan, dapat dilakukan dengan menjumlahkan tanpa teknik menyimpan, menjumlahkan dengan satu kali teknik menyimpan dan menjumlahkan dengan teknik dua kali menyimpan. b. Operasi Pengurangan, dapat dilakukan dengan mengurangkan tanpa

teknik meminjam, mengurangkan dengan satu kali teknik meminjam dan mengurangkan dengan teknik dua kali meminjam.

4. Strategi Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah dikenal dengan Problem Based Learning (PBL) adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa di

mana siswa mengelaborasikan pemecahan masalah dengan pengalaman sehari-hari (en.wikipedia.org).

HS Barrows (dalam Supinah, 2008: 18) menyatakan bahwa proses pembelajaran berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip menggunakan masalah sebagai titik awal akuisisi dan integrasi pengetahuan baru. Sementara itu Satyasa (dalam Supinah, 2008: 18) mendefinisikan pembelajaran berbasis masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured, atau open ended melalui stimulus dalam belajar.

Barr dan Tagg (dalam Miftahul Huda, 2013: 271) menambahi bahwa PBL merupakan salah satu bentuk peralihan dari paradigma pengajaran menuju paradigma pembelajaran. Jadi fokusnya adalah pada pembelajaran siswa dan bukan pada pengajaran guru.

Dari berbagai pengertian PBL diatas, penulis menyimpulkan bahwa PBL adalah pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah kepada siswa di mana masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman sehari-hari siswa, yang kemudian siswa diharuskan untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah. Secara garis besar PBL terdiri dari kegiatan menyajikan kepada siswa suatu situasi masalah yang autentik dan bermakna serta memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2014: 58) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Basrowi (2008: 28) merumuskan PTK sebagai penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Arikunto (2014: 16-19) meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun tahapan tersebut dapat digambarkan pada skema berikut:

Bagan 1.1 Alur Langkah-langkah PTK Menurut Arikunto (2014: 16)

Penelitian tindakan kelas memiliki tahapan kegiatan yang terdiri dari dua siklus atau lebih tergantung dalam implementasinya. Setiap siklus dirancang dengan melalui tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi awal, disusun perencanaan tentang tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian. Secara rinci perencanaan mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan ini bersifat fleksibel dalam arti dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata yang ada (Sukajati, 2008: 17).

Perencanaan

Siklus 1 Pelaksanaan

Refleksi

Observasi

Perencanaan

Refleksi Siklus 2 Pelaksanaan

Observasi ?

b. Pelaksanaan

Tindakan PTK mencakup prosedur dan tindakan yang akan dilakukan, serta proses perbaikan yang akan dilakukan (Mulyasa, 2011: 71). Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan.

c. Observasi

Dalam kegiatan ini peneliti mengamati guru maupun siswa yang bertujuan untuk memperoleh data hasil kinerja guru dan keaktifan siswa pada saat pembelajaran. Peneliti juga mengamati bagaimana dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

d. Refleksi

Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan (Sukajati, 2008: 18).

2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Tarbiyatul Aulad Jatijajar, Bergas, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018 bulan Juli sampai dengan Agustus 2017, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.1 Waktu Penelitian

No Waktu Uraian Kegiatan

1 28 Juli 2017 Permintaan izin penelitian di MI Tarbiyatul Aulad Jatijajar

2 31 Juli 2017 Pelaksanaan observasi (pra siklus) 3 10 Agustus 2017 Pelaksanaan tindakan (siklus I) 4 16 Agustus 2017 Pelaksanaan tindakan (siklus II) 5 Bulan Agustus sampai

selesai Penyusunan laporan penelitian

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Tarbiyatul Aulad Jatijajar Bergas Kabupaten Semarang berjumlah 14 anak terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Sebagian besar mereka berasal dari masyarakat ekonomi menengah, yang rata-rata pekerjaan orang tuanya sebagai petani dan buruh pabrik. Siswa kelas III MI Tarbiyatul Aulad tergolong siswa yang ceria, selalu bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran matematika materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan menggunakan strategi pembelajaran PBL.

3. Langkah Penelitian

Pelaksanaan PTK ini meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan secara berkesinambungan dan dapat berlangsung dalam beberapa siklus sesuai hasil yang diharapkan peneliti. Penelitian ini dikatakan selesai apabila indikator keberhasilan yang telah dirumuskan telah tercapai. Adapun penjelasan tiap-tiap tahap adalah sebagai berikut:

a.Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mempersiapkan instrumen untuk mengetahui prestasi belajar siswa berupa tes tertulis, serta mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.

b.Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran PBL. Guru juga harus menciptakan suasana kelas yang kondusif, sehingga pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan baik.

c.Observasi

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan terhadap guru maupun siswa pada saat kegiatan pembelajan berlangsung. Hal-hal

yang diamati adalah bagaimana respon dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dan hasil yang dicapai. d.Refleksi

Tahap refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari tindakan. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap dan tajam.

Pada tahap ini digunakan untuk mengetahui apakah tindakan yang sudah dilakukan telah mencapai tujuan yang diharapkan atau belum serta jadi bahan acuan untuk merancang perencanaan berikutnya untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya. 4. Instrumen Penelitian

Edi Prayitno (2010: 42) mengatakan instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data memiliki peran yang sangat penting dalam proses penelitian. Penarikan kesimpulan penelitian ditentukan oleh data yang terjaring melalui instrumen penelitian. Bentuk instrumen penelitian yang harus dibuat ditentukan oleh jenis teknik pengambilan datanya. Oleh karena itu, teknik pengambilan data yang dipilih harus dapat mencapai tujuan pengumpulan data yaitu untuk menjawab rumusan masalah.

Bentuk instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Lembar Pengamatan, lembar pengamatan dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran matematika menggunakan strategi PBL selama pelaksanaan tindakan saat penelitian berlangsung.

b. Tes/evaluasi, digunakan untuk mengukur prestasi belajar matematika siswa pada materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan.

5. Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi

Observasi dilakukan untuk mengambil data melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku siswa pada proses belajar mengajar yang terjadi selama proses penelitian. Observasi atau pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang dilakukan secara teliti dan melakukan pencatatan secara sistematis. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran matematika menggunakan strategi PBL selama pelaksanaan tindakan dalam penelitian berlangsung.

b. Teknik wawancara

Wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan untuk memperoleh bahan atau informasi yang dilaksanakan secara sepihak.

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data secara lisan dari sumber data atau subjek penelitian secara langsung (Mulyasa 2011: 69). Melalui wawancara ini guru akan mendapatkan informasi tentang permasalahan dalam pembelajaran.

c. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain sebagainya yang dianggap perlu dan penting dalam penelitian ini.

6. Analisis Data

Untuk menganalisis data, peneliti melihat data yang diperoleh dari tiap-tiap siklus. Disamping melihat presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, peneliti juga melihat hasil dalam proses pembelajaran.

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Dengan cara diorganisasikan, diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang menjadi fokus analisis menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

Sedangkan data yang diperoleh dari hasil tes dianalisis menggunakan analisis statistik sederhana yaitu teknik analisis data kuantitatif. Dengan mencari presentase ketuntasan belajar klasikal dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P : Jumlah nilai dalam presentase

F : Jumlah siswa yang telah tuntas belajar

N : Jumlah seluruh siswa (Djamarah, 2000: 226)

Hasil perhitungan presentase ketuntasan belajar secara klasikal kemudian dikonsultasikan dengan kategori tingkat keberhasilan belajar klasikal siswa dibawah ini.

Dalam penelitian ini, jika siswa mampu mencapai ketuntasan belajar klasikal minimum yaitu 85% (Trianto, 2012: 241) dengan nilai minimal 65, maka dikatakan tuntas belajarnya dan peneliti menganggap bahwa penerapan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas III MI Tarbiyatul Aulad Jatijajar, Bergas, Kabupaten Semarang, berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam memahami isi maupun uraian penyajian data penelitian ini, maka penulis memaparkan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional,

metode penelitian, dan sistematika penulisan. Metode penelitian mencakup rancangan penelitian, lokasi, waktu dan subyek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Dokumen terkait