• Tidak ada hasil yang ditemukan

Senin depan harus sudah selesai restructuring perusahaan, baru kita lanjutkan proyek nya ya mas !” , sebuah kalimat meluncur keluar dari mulut salah seorang komisaris perusahaan saya minggu kemarin. Dia, dalam jajaran perusahaan ini merupakan seorang yang paling banyak ilmu dan yang paling luas pengalamannya sehingga sarannya termasuk hal yang saya paling pertimbangkan.

Kalau boleh ngegosip pagi-pagi, maka saya ingin menggosipkan beliau ini. Setiap manusia pasti mempunyai kekuatan. Dan setiap manusia pasti mempunyai kelemahan. Setiap teman anda , pasti ada hal yang anda sukai darinya, dan pasti ada hal yang anda tidak sukai. Bahkan pasangan hidup sahabat semua. Ada hal yang anda sukai darinya dan ada hal yang anda benci darinya. Begitu misalnya dia melakukan hal yang sahabat ngak seneng, dalam hati anda mengetakan..aarrgk bener-bener deh nih orang. Dan banyak gerutuan lainnya.

Namun jika anda focus pada hal negative tersebut hidup kita bisa kemerungsung bête terus-terusan. Ketika anda memtuskan “main panjang” dalam relation tersebut, maka otak kita secara otomatis mengambil average. Anata positif dan negatf , suka dan tidak suka, benci dan rindu tadi. Ketika rata-rata kalkulasinya lebih banyak positif maka hubungan tersebut jalan panjang.

Ini adalah kemampuan seseroang dalam collaboration quotient di bahas banyak. Kemampuan anda berkolaborasi, semakin tinggi semakin baik mutu kehidupan anda. Kemampuan kolabnorasi salah satunya adalah kemampuan melihat sisi plus seseorang atau kemampuan melihat “manfaat” dari keberadaan seseorang dalam kehidupan anda.

Memampuan melihat manfaat ini adalah, jika ternyata setelah di kalkulasi, di dapat fakta bahwa seseroang banyak negatifnya, banyak kekurangannya, banyak nyebelinnya, maka seseroang yang memiliki colaboration quotient yang tinggi akan melihat “kemanfaatan” keberadaan orang tersebut.

Begitu kita tahu manfaat seseorang hadir di dalam kehidupan kita, maka kehidupan kita juga menjadi menyenangkan. Mudah.

Semua hal yang hadir di sekeliling kita, kita yang menariknya. Kita yang memintanya sadar atau tidak sadar. Ketika kita gagal melihat manfaat, sisi positif, kekuatan kebersamaan, maka anda menjadi orang yang selalu mutar di tempat. Bahasa anak sekarang “gagal move on”.

Sampai anda mengenal diri anda, dan kemanfaatan sekitar, baik manusia, mahluk disekitar anda ( binatang dll), lokasi, dan apapun pokoknya sekitar anda, dan “menggunakannya” dengan kapasitas penuh, anda baru akan naik kelas. Anda baru bisa merasakan betapa benarnya kehidupan anda.

Mengenai pak komisaris tadi, beliau ini punya ratusan kelebihan, dan punya beberapa kekurangan. Yang saya mau ceritakan adalah kekuarangannya yang saya putuskan, saya bisa terima kekurangnnya. Kekurangannya, dia sangat safety player bukan pengambil resiko dan sangat pelit. Sangat sangat sangat pelit.

Menurutnya dia hanya hati-hati dan teliti. Di orang seperti saya, saya terjemahkan pelit. Saya mengenalnya dari tahun 1996. Tapi kerja sama baru beberapa tahun terakhir, 5 tahun belakanmgan ini. Berapapun uang masuk kekantongnya, tidak akan pernah keluar. “The buck stop here” duit berhenti di kantong dia.

Dia sering heran dengan keberanian saya berbisnis yang berani menjaminkan semuanya bahkan untuk sesuatu yang samar-samar begitu saya lihat peluang, ada cahaya di ujung lorong sekecil apapun dan orang tidak lihat, saya masuk. Menurut dia itu judi banget. Itu gila.

Namun setelah 2-3 tahun berjalan, dimana saya terus kerjakan walau “cash out” uang keluar terus untuk pra operasional cost dan bisnis mulai berbentuk dan bisa di terjemahkan (oleh orang lain). Maka baru orang tergopoh-gopoh merapat ke saya dan mengatakan “apa yang bisa saya bantu?” (baca: gw jadi mitra luh ya..)

Dia (konisaris) selalu mengkritik setiap saya memulai hal baru, selalu di tentangnya, di awalnya sih, namun ketika dia faham, dia merupakan orang di garda terdepan “front liner” saya terbaik.

Yang saya mau gosipin dia adalah sebagai mitra beberapa tahun yang lalu pernah saya masuk sebuah bisnis yang dianggapnya gila. Dan saya habis-habisan menggunakan modal saya sendiri, bahkan sampai minus. Rumah pribadi sayapun sampai saya jaminkan dan minus 3 bulan ngak bayar. Sekolah anak , kredit card, dan banyak lagi minusnya. Semua uang masuk tak sebanding dengan uang keluar. Asset semua saya jaminkan. Pinjam sana sini untuk sebuah proyek ambisius.

Ketika saya butuh uang sedikit, sangat sedikit yaitu untuk biasa test kesehatan general check up saya, dia tidak mau pinjamkan. Asli dia tidak goyang, padahal ini bicara kita sahabatan loh, juga mitra bisnis, intinya dia ngak mau menjadi “avalis” penanggung resiko. Ngak mau aja.

Saat itu bener-bener saya di ujung kepercayaan saya terhadap dirinya. Saya anggap ini orang mau untung sendiri. pelit dan lain sebagainya prasangka jelek saya.

Singkat cerita, semua itu lewat, proyek take off,semua terbayar. Dan dia dalam agreement sebagi mitra, masih menekan saya juga dalam hal pembagian keuntungan. Huah, hebat banget dah. Bayangin, saya bisa minoritas loh?!..kalau saya ngak ambil ini masalah “do or die”. Saya ambil tapi saya minoritas. Padahal ini bisnis skill kemahiran saya, domain saya, tapi saya minoritas?!..hebat ngak punya partner seperti ini?. Kalau anda jadi saya, Anda pecat kah dia? Anda putusin kah dia? Seakan dia tidak ada manfaatnya khan?

Oke, untuk membuat lebih menyebalkan (sebagian sahabat kali ya), dia china, dia bukan muslim, dia makan yang kita haramkan. Dia pelit, dia mau untung sendiri, dia ngak mau ambil resiko, dia menekan untung dia supaya banyak. Selalu menekan. Saya sering sebel, sangat sering, karena itu saya memutuskan, saya terus akan bermitra dengan nya. #may peace be upon us

Saya sering sebel, sangat sering,