FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KAJIAN PUSTAKA
2.2 Kajian Pustaka
2.2.5 HIV/AIDS
Sejarah tentang HIV/AIDS dimulai ketika tahun 1979 di Amerika Serikat ditemukan seorang gay muda dengan Pneumocystic Carinii dan dua orang gay muda dengan Sarcoma kaposi. Pada tahun 1981 ditemukan seorang gay muda dengan kerusakan sistem kekebalan tubuh. Di Amerika Utara dan Inggris, epidemik pertama terjadi pada kelompok laki-laki homoseksual, selanjutnya pada saat ini epidemik terjadi juga pada pengguna obat-obatan yang menggunakan suntikan dan pada populasi heteroseksual. Seks tanpa alat pengaman (kondom) adalah modus utama penularan HIV/AIDS di Karibia. Survey menunjukkan persentase prevalensi HIV berasal dari 80% PSK yang terbagi atas :
- 30% kelompok laki-laki konsumen.
- 30% kelompok mereka yang datang berobat ke klinik penyakit menular seksual.
- 10% kelompok pendonor darah
36 Universitas Sumatera Utara Sampai dengan tahun 2010 jumlah penderita HIV di selur dunia sebanyak 34 juta orang (UNAIDS,2011).
Di Indonesia, HIV pertama kali dilaporkan di Bali pada bulan April 1987, terjadi pada orang kebangsaan Belanda. Sejak pertama kali ditemukan sampai dengan tahun 2011, kasus HIV/AIDS tersebar di 368 kota (73,9%) dari 498 kabupaten/kota di seluruh (33) provinsi di Indonesia. Secara signifikan kasus HIV/AIDS terus meningkat dari tahun ke tahun terutama di tahun 2009 ke tahun 2010 terjadi peningkatan yang cukup tajam hal ini disebabkan sudah semakin baiknya teknologi informasi sehingga pencatatan dan pelaporan kasus HIV/AIDS yang terjadi di masyarakat sudah semakin baik, serta kerjasama yang baik dari pemerintah dan masyarakat sehingga populasi komunitas yang beresiko dapat dijangkau dan diketahui. Kemudian ditahun 2011 terjadi sedikit penurunan kasus HIV/AIDS hal ini dapat disebabkan penderita yang sudah meninggal dunia dan efek dari diperkenalkan dan dijalankannya CUP (Condom Use 100 Persen) ( El-Huda, 2012)
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupaka virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Orang yang di dalam darahnya terdapat virus HIV akan tampak sehat dan belum membutuhkan pengobatan, namun orang tersebut dapat menularkan virusnya kepada orang lain. HIV yang telah masuk ke dalam tubuh manusia akan merusak sel darah putih yang disebut sel CD4, dimana sel ini merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Fungsinya sebagai alat pelindung tubuh dari serangan segala macem penyakit, tetapi fungsi ini akan hilang jika sel-sel tersebut rusak atau hancur. Kerusakan dikarenakan virus HIV tersebut.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang tergolong ke dalam familia retrovirus, sel-sel darah putih yang diserang oleh HIV menyebabkan si penderita yang terinfeksi gangguan pada sel-sel limfosit T (CD4). Sel tersebut (kekebalan) tubuh. HIV memperbanyak jumlahnya di dalam sel limfosit yang diinfeksikannya dengan tujuan untuk merusak sel-sel tersebut,
sehingga mengakibatkan sistem imun (kekebalan) tubuh terganggu dan daya tahan tubuh si penderita berangsur-angsur menurun (Daili, F.S., 2009).
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi dibuat dari hasil penularan. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penyakit ini telah menjadi masalah internasional karena dalam waktu yang relatif singkat terjadi peningkatan jumlah pasien dan semakin melanda banyak Negara. Saat ini belum ditemukan vaksin atau obat yang bisa mengatasi virus ini. Walaupun ada vaksin atau obat pencegah belum ada yang efektif sehingga menimbulkan keresahan di dunia.
Seseorang yang terinfeksi HIV tidak langsung sakit. Akan ada suatu waktu/masa yang dikenal dengan masa tanpa gejala yang berlangsung bertahun-tahun lamanya. Ketika jumlah CD4 seseorang sudah mencapai angka dibawah 200, ini menunjukkan keadaan dimana sebuah tubuh mengalami kerusakan pada sistem kekebalan tubuhnya dan sudah sampai masa AIDS.
AIDS (Acquire Immunodeficiency Syndrome) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat terinfeksi oleh virus HIV. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi virus HIV.
1. Penularan virus
Penularan virus HIV memilik prinsip sendiri yang dikenal sengan prinsip ESSE (Exit, Survive, Sufficient, dan Enter). HIV hanya bisa menular jika keempat unsur dari prinsip itu dipenuhi. Virus ini tidak akan bisa menular jika hanya salah satu atau sebagian prinsip yang dipenuhi. Setiap unsur pun memilik kriteria tertentu yang harus dipenuhi sehingga bisa mengakibatkan virus tersebut menular.
a. Exit maksudnya adalah jalan keluar. Cairan tubuh yang berpotensi menularkan virus atau mengandung virus itu harus memiliki jalan keluar untuk keluar dari tubuh penderitanya.
38 Universitas Sumatera Utara b. Survive maksudnya adalah cairan tubuh yang telah keluar ini harus
memilik kemampuan untuk bertahan. Yang dimaksud dengan bertahan yaitu mampu bertahan hidup. Bila sudah berada di luar tubuh inangnya (manusia penderitanya), sesungguhnya virus HIV itu tidak akan bisa bertahan hidup lama. Jadi walaupun sudah keluar tubuh, tidak semua virus memilik kemampuan untuk menular.
c. Sufficient maksudnya adalah kandungan HIV di dalam cairan tubuh yang keluar dari orang yang terinfeksi HIV (penderita) harus berada dalam jumlah yang cukup. Cukup disini maksudnya ialah secara jumlah bisa menularkan dan bisa membuat orang lain terinfeksi. HIV tidak akan bisa menginkubasi tubuh manusia lainnya jika jumlahnya hanya sedikit.
d. Enter maksudnya ialah terdapat jalan masuk di tubuh manusia yang memungkinkan kontak dengan cairan tubuh yang mengandung HIV. Jalan masuk ini contohnya adalah melalui pemakaian jarum suntik yang bersamaan. Biasa terjadi dengan orang yang menggunakan narkoba dan kehidupan seks bebas (free sex)
2. Perjalanan penyakit
Orang yang terinfeksi HIV tidak akan langsung memperlihatkan gejala tertentu. Sebagian memperlihatkan gejala yang tidak khas pada infeksi HIV akut. Gejala yang terjadi adalah sebagai berikut:
- Demam - Nyeri menelan
- Pembengkakan kelenjar getah bening - Ruam
- Diare - Batuk
Setelah terjadi infeksi akut, dimulailah infeksi tanpa gejala yang berlangsung selama 8-10 tahun. Seiring makin memburuknya kekebalan tubuh, penderita akan mulai meunujukkan gejala-gejala seperti berikut :
- Berat badan menurun - Demam lama
- Rasa lemah
- Pembesaran kelenjar getah bening - Diare
- Tuberkolosis - Infeksi jamur - Herpes, dll.
Keunikan virus HIV ini dibandingkan dengan virus penyakit lain adalah masa laten (asymptomatic stage) sekitar lima tahun. Pada masa ini penderita tidak menyadari dirinya telah terinfeksi karena belum ada kerusakan fisik yang tampak nyata, namun ia telah mampu menularkan virus ini kepada orang lain. Pada masa laten ini (HIV positif), melakukan aktifitas sehari-hari seperti biasanya. Setelah masa tanpa gejala ini barulah penderita masuk pada tahap AIDS. Ketika telah memasuki tahap AIDS, jumlag sel CD4 seorang penderita akan berada diangka 200. Gejala-gejala pada tahap ini yaitu munculnya beberapa penyakit diakibatkan makin menurun dan melemahnya sistem kekebalan tubuh si penderitanya ini disebut dengan infeksi opurtunistik. Infeksi ini disebabkan oleh berbagai virus, bakteri, dan jamur.
Orang yang menderita atau terinfeksi HIV/AIDS disebut ODHA. ODHA merupakan singkatan dari Orang Dengan HIV/AIDS.
40 Universitas Sumatera Utara 2.3 Model Teoritik
Gambar 2.1.Proses Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan HIV/AIDS
Proses Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan HIV/AIDS
Orang Dengan HIV/AIDS
Pola Komunikasi
Penerapan Pola Komunikasi
Hambatan-hambatan komunikasi Interpersonal
Komunikasi Kelompok
BAB I PENDAHULUAN