FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KAJIAN PUSTAKA
2.2 Kajian Pustaka
2.2.2 Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2004 : 73). Pengertian komunikasi interpersonal menurut Effendy dalam Liliweri, (2007:12) pada hakekatnya komunikasi antar pribadi adalah komunikasi atara komunikator dengan seorang komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat dan tingkah laku seseorang karena sifatnya dialogis berupa percakapan. Dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi interpersonal dinilah ampuh mengubah sikap, kepercayaan, opini komunikan, hal ini disebabkan karena proses komunikasi interpersonal bersifat dialogis.
Komunikasi interpersonal diadik terjadi antara dua orang atau sekelompok kecil orang dengan bentuk percakapan langsung dengan efek umpan balik seketika. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain, komunikasi interpersonal dianggap paling berpengaruh dalam mengubah sikap, opini dan perilaku komunikan. Karena dalam komunikasi interpersonal terjadi terjadi proses dialektika yaitu komunikator pada saat tertentu dapat berubah peran menjadi seorang komunikan, sehingga dalam bentuk komunikasi ini terjadi dialog antara komunikator dan komunikannya.
Komunikan interpersonal triadik ialah komunikasi interpersonal yang terjadi antara tiga orang, tetapi komunikasi diadik itu lebih efektif, daripada komunikasi triadik. Apabila dibandingkan dengan komunikasi triadik, yang lebih
26 Universitas Sumatera Utara efektif adalah komunikasi diadik, karena komunikator dapat memusatkan perhatian hanya pada satu komunikan, sehingga komunikator dapat menguasai frame of reference komunikan sepenuhnya juga umpan balik yang sedang berlangsung (Effendi, 2003 :62-63).
Berdasarkan teori tersebut maka kaitannya seorang komunikator dengan seorang komunikan atau kelompok kecil yang terlibat dalam proses komunikasi interpersonal, dan komunikasi interpersonal ini merupakan penyampaian pesan yang efektif dalam mengubah pola pikir dan menimbulkan umpan balik seketika. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi anat perorangan dan bersifat pribadi, baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan melalui telepon, surat-menyurat pribadi merupakan contoh-contoh komunikasi antarpribadi. Teori-teori antarpribadi pada umumnya memfokuskan pengamatannya pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan (relationship), percakapan (discourse), interaksi dan karakteristik komunikator (Bungin, 2008:252). Adapun pengertian lain dari komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua atau beberapa orang dimana pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula (Hardjana, 2003:85).
Menurut De Vito (dalam Alo Liliweri 1997:13) mengatakan bahwa “komunikasi interpersonal memiliki lima ciri-ciri yaitu:
1. Keterbukaan
Untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi interpersobal ini paling sedikit ada dua aspek keinginan untuk terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain dan keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang kepadanya. Menurut Dekdikbud (1995:100) keterbukaan adalah kemampuan seseorang untuk bersifat tidak tertutup terhadap perasaan. Keterbukaan ini mengacu kepada tiga aspek komunikasi interpersonal yakni menciptakan sifat terbuka kepada semua orang yang berinteraksi secara jujur dalam melakukan komunikasi dan mengacu pada perasaan kepribadian serta pemikiran untuk rasa keingintahuan terhadap orang lain.
2. Empati
Dengan empati dimaksudkan untuk merasakan sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain suatu perasaan bersama yakni mencoba merasakan dalam cara yang sama dengan perasaan orang lain. Menurut De Vito (1986:70) empati adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan apa yang dialami orang lain pada moment-moment tertentu. Untuk dapat menimbulkan empati pada diri seseorang adalah dengan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Sedangkan untuk menimbulkan rasa simpato dapat dilakukan dengan cara menolong orang lain dan marasakan apa yang dirasakan orang lain serta adanya kemauan untuk meminta maaf dalam upaya menimbulkan simpati.
3. Dukungan
Dukungan adakalanya terucap dan adakalanya tidak terucap. Dukungan yang tidak terucap tidaklah mempunyai nilai yang negatif, melainkan merupakan aspek positif dari komunikasi.
4. Rasa Positif
Dalam komunikasi interpersonal, kualitas ini paling sedikit terdapat tiga aspek perbedaan atau unsur yaitu :
a. Komunikasi interpersonal akan berhasil jika terdapat perhatian yang positif terhadap diri seseorang.
b. Komunikasi interpersonal akan terpelihara baik jika perasaan positif terdapat orang lain dikomunikiasikan.
c. Suatu perasaan positif dalam situasi komunikasi umum amat bermanfaat untuk mengefektifkan kerja sama.
28 Universitas Sumatera Utara Menurut depdikbud berfikir positif adalah berfikir akan kebenaran pasti dan terbukti. Seseorang berperilaku positif dalam berkomunikasi interpersonal akan terlibat dari adanya pemikiran positif pada kepribadiandan menilai kepribadian orang lain secara positif pula serta juga dapat merasakan suatu naluri dalam berkomunikasi dengan orang lain.
5. Kesamaan
Ini merupakan karakteristik yang istimewa, karena kenyataannya manusia tidak ada yang sama. komunikasi interpersonal akan efektif jika orang-orang yang berkomunikasi itu terdapat kesamaan. Menurut Depdikbud persamaan adalah suatu keadaan yang menghapus kedua belah pihak tidak berbeda atau tidak berlainan. Komunikasi interpersonal akan efektif bila dalam membina hubungan antar pribadi terjadi kondisi dimana seseorang memiliki kesamaan pribadinya tidak bisa berkomunikasi. Jadi persamaan berarti mau menerima dan membuktikan adanya perbedaan seseorang dengan mencari persamaan mereka.
Agus M Hardjana (2003:86-90) mengemukakan beberapa ciri-ciri komunikasi interpersonal, antara lain :
1. Verbal dan non verbal. 2. Mencakup perilaku tertentu.
3. Komunikasi yang berproses pengembangan.
4. Mengandung umpan balik, interaksi, dan koherensi. 5. Berjalan menurut peraturan tertentu.
6. Kegiatan aktif. 7. Saling mengubah.
Menurut alo Liliweri (1997:14) ciri-ciri komunikasi interpersonal sebagai berikut: 1. Spontan dan terjadi sambil lalu saja (umumnya tatap muka).
2. Tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu.
3. Terjadi secara kebetulan diantara peserta yang tidak mempunyai identitas yang belum tentu jelas.
4. Berakibat sesuatu yang di sengaja maupun tidak disengaja.
5. Kerap kali berbalas-balasan.
6. Memprasyaratkan adanya hubungan paling sedikit dua orang. 7. Harus membuahkan hasil.
8. Menggunakan berbagai lambang-lambang bermakna.
Komunikasi Interpersonal Menurut Fajar (2009:78) : a. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain
Salah satu cara untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antarpribadi. Komunikasi memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Melalui komunikasi antarpribadi kita juga belajar tentang bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang lain.
b. Mengetahui Dunia Luar
Komunikasi antarpribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik yakni tentang objek dan kejadian-kejadian orang lain.
c. Menciptakan dan Memelihara Hubungan Menjadi Bermakna Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin menciptakan dan memelihara hubungan dekat dengan orang lain. Dengan begitu, kita banyak menggunakan waktu untuk berkomunikasi antarpribadi yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan ini membantu mengurangi kesepian dan ketegangan serta membuat kita merasa lebih positif tentang diri kita sendiri.
d. Mengubah Sikap dan Perilaku
Dalam komunikasi antarpribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Singkatnya kita banyak
30 Universitas Sumatera Utara mempergunakan waktu untuk mempersuasi orang lain melalui komunikasi antarpribadi.
e. Bermain dan Mencari Hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Seringkali tujuan ini dianggap tidak penting, tetapi komunikasi yang demikian perlu dilakukan, karena bisa memberikan suasana yang lepas.
f. Membantu
Khusus untuk seorang psikiater, psikolog dan ahli terapi menjadikan komunikasi antarpribadi sebagaoi alat untuk membantu pasiennya dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan membicarakannya secara face to face untuk mengubah sikap dan perilaku pasiennya kearah yang lebih baik.
Dalam komunikasi interpersonal, orang dapat berkomunikasi dalam beberapa tingkat antara lain sebagai berikut (Hardjana, 2003:107)
a. Komunikasi dari mulut ke mulut
Komunikasi dimana orang saling berkomunikasi secara dangkal dan kebanyakan sekedar memenuhi kebiasaan, sopan-santun atau formalitas yang berlaku dalam masyarakat.
b. Komunikasi dari kepala ke kepala
Komunikasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling bertukar pikiran, gagasan dan ide. Namun dalam komunikasi kepala ke kepala tidak menjadikan perasaan sebagai hal yang diperhatikan walaupun hal tersebut tidak dapat dilepaskan dalam komunikasi antar manusia.
c. Komunikasi dari hati ke hati
Komunikasi dimana orang saling berhubungan mengungkapkan perasaan masing-masing. Mereka tidak hanya saling bicara tentang hal, urusan, perkara, dan masalah, tetapi juga keperihatinan, kekhawatiran.
d. Komunikasi dari iman ke iman
Komunikasi dimana mereka yang melaksanakan saling menyampaikan pengalaman hidup apa yang telah dialami, bagaimana perasaan waktu pengalaman itu terjadi, apa hikmah yang dipetik dari pengalaman itu, apa yang dipelajaru dari pengalaman itu untuk menjalani hidup selanjutnya.
Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, diniali paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Alasannya karena komunikasi ini berlangsung tatap muka, oleh karena itu dengan komunikasi interpersonal terjadilah kontak pribadi
(personal contact) yaitu pribadi anda menyentuh pribadi komunikan. Ketika penyampaian pesan, umpan balik berlangsung seketika (immediated feedback)
mengetahui pada saat itu tanggapan komunikan terhadap pesan yang di sampaikan pada ekspresi wajah dan gaya bicara. Apabila umpan balik positif, artinya tanggapan itu menyenangkan, kita akan mempertahankan gaya komunikasi sebaliknya jika tanggapan komunikasi negatif, maka harus mengubah gaya komunikasi sampai komunikasi berhasil.
Oleh karena keampuhan dalam mengubah sikap, kepecayaan, opini dan perilaku komunikan itulah maka bentuk komunikasi interpersonal seringkali digunakan untuk menyampaikan komunikasi persuasif (persuasive communication) yakni suatu teknik komunikasi secara psikologis manusiawi yang sifatnya halus, luwes berupa ajakan, bujukan dan rayuan. Dengan demikian maka setiap pelaku komunikasi akan melakukan empat tindakan yaitu membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan, keempat tindakan tersebut lazimnya berlangsung secara berurutan dan membentuk pesan diartikan sebagai pembuat ide atau gagasan dengan tujuan tertentu.
32 Universitas Sumatera Utara Di dalam komunikasi Interpersonal biasanya terdapat gangguan atau hambatan. Hal ini menyebabkan penyampaian pesan tidak berjalan dengan baik dan efektif sehingga pesan yang ingin disampaikan komunikator tidak diterima dengan baik oleh komunikan. Gangguan atau hambatan yang ada dalam proses komunikasi biasanya menimbulkan salah pengertian antara komunikator dengan komunikannya atau bisa disebut miss communication.
Jalaludin Rakhmad (2001:129-138) mengemukakan beberapa faktor penghambat komunikasi interpersonal antara lain :
1. Sikap tidak percaya.
a. Tidak menerima artinya tidak menyetujui semua perilaku orang lain, menilai pribadi orang lain berdasarkan perilaku yang tidak disenangi. b. Tidak empati artinya tidak merasakan apa yang dirasakan orang lain. c. Tidak jujur artinya sering menyembunyikan pikiran dan pendapat. 2. Sikap tidak suportif.
a. Evaluasi artinya penilaian terhadap orang lain seperti mengecam. b. Kontrol artinya berusaha membantu orang lain, mengendalikan
perilakunya, mengubah sikap, pendapat dan tindakannya.
c. Strategi artinya penggunaan tipu-tipuan ataupun manipulasi untuk mempengaruhi orang lain.
d. Netralitas artinya memperlakukan orang lain tidak sebagai personal melainkan sebagai objek.
e. Superioritas artinya sikap lebih tinggi lebih baik dari pada orang lain karena status, kekuasaan, kemampuan, intelektual, kekayaan, kecantikan atau ketampanan.
f. Kepastian artinya ingin menang sendiri dan melihat pendapatnya sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat diganggu gugat.
3. Sikap tertutup.
2.2.3 Komunikasi Kelompok
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lainuntuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut
(Deddy Mulyana,2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984 ). Michael burgon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
Charles Horton Cooley tahun 1909 (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994 ) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.
Jalaluddin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dam meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyikapi unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja). Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara
34 Universitas Sumatera Utara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
b. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
c. Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok sekunder sebaliknya.
d. Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
e. Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.