• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.2 Profil Yayasan Sebaya Lancang Kuning

Yayasan Sebaya Lancang Kuning berdiri pada tahun 2006. Didirikan oleh sekelompok Odha yang saat itu mengikuti kongres nasional odha dan ohidha yang diadakan pada tahun 2005. Adapun visi dan misi Yayasan Sebaya Lancang Kuning adalah sebagai berikut:

A. Visi

Lancang kuning memiliki visi yaitu menginginkan ODHA dan OHIDHA hidup di Riau dengan nyaman, bermutu serta dapat berbaur dan berdampingan dengan masyarakat luas.

B. Misi

1 Misi dari Lancang kuning yaitu berjuang mencapai visi dengan menerapkan pendekatan yang mendukung tanpa diskriminasi dengan meningkatkan pemberdayaan Odha, menampilkan sosok yang manusiawi kepada masyarakat dan meningkatkan keterlibatan Odha dalam penanggulangan HIV dan AIDS.

2 Dalam menjalani kegiatan dan program dalam mendampingi Odha, Lancang kuning menjalin kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak.

4. 1.3 Proses Pelaksanaan Penelitian

Proses penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti mengenai Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan HIV/Aids (ODHA) di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau dilaksanakan berdasarkan teknik maupun metode yang sesuai, seperti yang sudah dijelaskan oleh peneliti pada bab II dan bab III sebelumnya. Untuk mendapatkan informasi dan informan tentang penelitian ini, peneliti telah melakukan pra penelitian sebelum memutuskan untuk melakukan penelitian di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau.

Bulan April 2015, peneliti bertemu dengan salah satu pendamping yang sedang ada kegiatan di medan. Peneliti menanyakan tentang Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Pada bulan Desember 2015 peneliti mengunjungi Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau untuk bertemu dengan salah satu ketua ataupun pengurus Yayasan dengan maksud memberitahukan tujuan kedatangan peneliti. Pertama kali, begitu saya tiba di pekanbaru pada saat itu malam hari akibat pesawat yang saya tumpangi delay. Peneliti dijemput oleh Pak Andi Tetapi mesikipun delay saya tetap mendatangi kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau. Peneliti bertemu dengan bang Bara, mba Hertin dan mba Oji mereka yang saat itu sedang lembur dikarenakan mereka sedang

53 Universitas Sumatera Utara mengerjakan laporan akhir tahun. Pada hari itu juga saya berdiskusi dengan mba Hertin tentang HIV/AIDS.

Hari rabu, 16 Desember 2015, peneliti kembali berkunjung ke sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Peneliti baru menjelaskan tujuan peneliti datang ke Yayasan Sebaya Lancang Kuning tetapi karena ketua atau pengurus tidak berada ditempat dan kesibukan mereka yang padat diakhir tahun maka saya harus menunggu hingga besok harinya lagi untuk mendapatkan izin untuk bisa melakukan penelitian. Tetapi peneliti tetap menunggu dan berada di skretariat untuk melakukan pendekatan dengan anggota Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Peneliti berkenalan dengan Bang Ari, Kak Ozi, Pak Andi, Kak Novi dan Bang Bara. Peneliti pun disambut sangat ramah, dan penuh senyuman dan akrab walaupun peneliti baru bertemu dan berkunjung ke asrama. Peneliti pun berbincang-bincang sebentar mengenai kedatangan peneliti pada mereka dan memohon bantuannya kedepan untuk dapat melakukan penelitian disini. Tidak terasa, hari sudah petang menunjukkan pukul 19.00 Wib. Peneliti ditawarin untuk ikut makan bakso bersama mereka sebagai tanda menyambut kedatangan peneliti. Peneliti langsung menerima tawaran tersebut. Disebuah warung bakso peneliti pun melakukan bincang-bincang sebagai awal pendekatan dengan mereka. Peneliti memohon pamit pulang dan mengucapkan terimakasih banyak atas makan malamnya dan memohon untuk membantu peneliti kedepannya dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Penelitipun izin untuk pulang deluan dari mereka. Peneliti diantar oleh Pak Andi.

Hari kamis, 17 Desember, Peneliti kembali ke sekretariat. Peneliti pun bertemu dengan Pak Andi dan Mba Hertin pengurus sekaligus pendamping di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru, Riau. Peneliti langsung menjelaskan maksud dan tujuan peneliti datang ke Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau khususnya untuk bertemu pengurus yayasan disini. Kebetulan pada saat itu ketua Yayasan Sebaya Lancang Kuning sedang tidak berada di tempt dikarenakan sendang mengikuti seminar. Pak Andi dan Mba hertin tidak bisa memberi keputusan apapun tetapi dia meminta peneliti untuk menjelaskan sedikit tentang tujuan peneliti dan melihat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan peneliti. Pak andi izin untuk pergi karena banyak urusan dan menyuruh Mba

Hertin untuk menemani Peneliti. Setelah Mba Hertin mempelajari semua bahan yang diberikan peneliti, Mba Hertin menyarankan saya untuk dapat langsung bertemu dengan ketua di hari senin. Karena ketua Yayasan Sebaya Lancang Kuning baru akan bisa ditemui pada hari senin. Peneliti pun menerima saran yang diberikan Mba Hertin. Peneliti pun berbincang-bincang dengan Mba Hertin mengenai pola komunikasi. Ternyata Mba Hertin merupakan Sarjana Ilmu Komunikasi. Mba Hertin alumni dari Universitas Terbuka. Peneliti merasa senang sekali berbincang dengan Mbak Hertin. Tetapi peneliti tidak bisa terlalu intens berbincang dengan Mba Hertin dikarenakan Mba Hertin membawa kedua buah hatinya. Salah satunya masih berusia balita jadi peneliti memutuskan untuk mengakhiri perbincangan. Dan haripun sudah mulai malam peneliti memohon pamit untuk pulang.

Pada hari Jumat, 18 Desember 2015, mesikpun peneliti sudah membuat janji untuk bertemu di hari senin tetapi peneliti tetap berkunjung ke sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Untuk melakukan pendekatan. Karena mereka sangat sensitif untuk itu peneliti harus melakukan pendekatan yang lebih. Beberapa dari mereka ada yang pergi sholat jumat. Pada waktu itu hari sudah siang dan peneliti mengajak Kak Novi untuk membeli makan siang karena mereka terlalu sibuk dengan laporan akhir tahun. Jadi peneliti berinisiatif untuk membeli nasi untuk makan siang. Pada saat itu penelitipun tidak segan untuk makan siang bersama mereka demi menciptakan suasana yang hangat dan menjalin kedekatan dengan mereka. Setelah makan siang penelitipun menunggu sampai mereka mempunyai waktu luang untuk berbincang-bincang kembali. Karena peneliti membawa kamera, Peneliti pun diminta untuk memfoto mereka tdengan catatan foto tersebut hanya boleh dilihat oleh peneliti saja dan tidak boleh dijadikan dokumentasi. Hari mulai sore dan langit pun mendung penelitipun minta izin untuk pulang deluan.

Pada hari sabtu, 19 Desember 2015 ,peneliti tetap berkunjung ke sekretariat Yayasan Sebaya Lancang kuning. Peneliti hanya bertemu dengan Kak Novi, Bang Bara dan Bang Ari. Penelitipun berbincang-bincang kembali kebetulan hari sabtu ini mereka sedikit lebih santai jadi bisa lebih banyak waktu

55 Universitas Sumatera Utara untuk ngobrol dan berbagi informasi dengan mereka. Peneliti pun diminta untuk mengantarkan Bang Ari untuk ke Bank karena ada suatu urusan, kebetulan pada saat itu tidak ada yang bisa mengatarkan dan kebetelun peneliti bisa mengendarai sepeda motor. Setelah urusan selesai peneliti pun kembali kesektariat Yayasan Lancang Kuning dengan Bang Ari dan langsung makan siang. Setelah makan siang peneliti pun melanjutkan obrolan dengan mereka. Tetapi hari ini mereka pulang lebih awal dan penelitipun ikut pulang bersama mereka.

Pada Hari senin, 21 Desember 2015, peneliti bertemu dengan Ketua Yayasan Sebaya Lancang Kuning pengurus langsung memberikan peneliti izin untuk bisa masuk ke dalam kantor. Peneliti pun langsung meminta izin untuk mengambil beberapa foto di kantor yayasan meskipun harus ada beberapa peraturan yang peneliti harus ketahui. Salah satunya tidak boleh mengambil foto tampak depan, harus ada pemberitahuan foto yang akan dijadikan dokumentasi dan harus merahasiakan identitas para informan. Penelitipun diwajibkan untuk membuat dan menandatangai surat penyataan mengenai peraturan tersebut. Setelah itu peneliti sudah boleh diizinkan untuk melakukan peneltitan pada hari ini langsung. Peneliti langsung menemui informan pertama yang pria yang sering di panggil “etek” ini bernama Ari merupakan seorang yang berstatus odha. Bang ari langsung mengajak peneliti untuk duduk di sebuah sofa yang ada di kantor sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Bang Ari merupakan sosok yang sangat ramah dan humoris. Selama proses perbincangan kebanyakan ari selalu tertawa karena ari juga mempunyai penyakit latah, suaranya pun lembut dan terlalu pelan sehingga peneliti harus mengulang beberapa kali. Selesai dengan ari peneliti langsung melakukan perbincangan dengan informan kedua di hari ini yaitu perempuan yang akrab dipanggil Ozi. Perempuan berhijab ini sangat ramah walaupun kalau belum mengenalnya Ozi kelihatannya pendiam. Ozi merupakang pendamping odha. Peneliti langsung mengajak Ozi untuk mengobrol di sebuah sofa panjang yang terdapat di sekretariat Yayasan Sebaya lancang Kuning. Peneliti pun mengobrol panjang lebar dengan Ozi. Penelitipun kagum dengan sosok Ozi yang cerdas. Walaupun sebelum peneliti harus menjelaskan kembali maksud pertanyaan tidak dimengerti oleh informan.

Pada hari selasa, 22 Desember, 2015 peneliti kembali datang ke sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Peneliti seperti biasa menunggu sampai ada waktu senggang dan langsung saja berbincang dengan pria yang bernama Bara. Bara mempunyai suara emas. Dia juga pandai bernyanyi. Selama peneliti sering ke sekretariat Bara sering menyanyikan beberapa bait lagu. Bara merupakan orang yang berstatus sebagai odha. Penelitipun langsung mengajak Bara berbincang berdua disebuah sofa. Bara juga merupakan orang yang cerdas. Peneliti sangat tertarik dengan Bara karena Bara sangat santai menghadapi pertanyaan demi pertanyaan. Peneliti menilai Bara sebagai seorang yang serius walaupun ada sedikit bercanda tetapi bisa dikatakan bara merupakan sosok yang lebih banyak serius.

Pada hari rabu, 23 Desember 2015, peneliti datang pada siang hari kebetulan disitu perempuan yang bernama Novi. Peneliti mengajak Novi untuk duduk di sebuah sofa untuk mengobrol dengan santai. Tetapi karena mereka sering bercanda dengan teman-teman saat itu ada Ari maka Novi mengajak Peneliti untuk ngobrol di sebuah anak tangga yang ada di Sekretariat Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Yang jauh dari keramaian. Disitu Novi bercerita tentang pengalamannya sebagai odha dengan penuh emosi sampai mata Novi berkaca-kaca. Peneliti juga sering ngobrol dengan Novi sebelumnya jadi Novi merasa lebih dekat dengan peneliti.

Pada hari kamis, 24 Desember 2015, peneliti datang setelah makan siang pada pukul 01.00 Wib. Disitu ada Andi yang waktu itu menjemput saya di bandara. Andi merupakan seorang pendamping dimana Andi salah satu informan yang tidak ingin pembicaraanbnnya direcord dan dia meminta saya untuk menulis jawaban-jawaban yang Andi berikan. Andi mengajak saya duduk di meja kerjanya. Peneliti mengobrol panjang dengan Andi Menurut peneliti Andi sosok yang cerdas dalam menanggapin perbincangan dan perbincangan melebar dan sampai peneliti lupa waktu dan waktu sudah pukul 2.50 Wib. Dimana peneliti juga masih ingin berbincang dengan satu orang pendamping lagi. Untung saja saat itu pendampingnya belum datang dan peneliti harus menunggu kurang lebih 30 menit. Selama menunggu peneliti bercanda dan berbincang dengan orang-orang

57 Universitas Sumatera Utara yang berada di sekretariat. Setelah menunggu peneliti bertemu dengan Hertin yang merupakan informan terakhir, sebelumnya peneliti sudah pernah berbincang dengan Hertin tetapi hanya sekedar saja. Dan akhirnya Hertin berbincang dengan peneliti pada saat itu disebuah sofabed dimana sambil berbincang Herti sambil meniduri putri kecilnya yang masih balita. Peneliti pun mengobrol panjang lebar dengan hertin walau sesekali harus ada tangisan dari putrinya. Penelitipun mengakhiri penelitiannya dan pada keesokan harinya kebetulan merupakan tanggal merah dan libur makan peneliti kembali lagi pada hari sabtu, 26 Desember 2015, untuk mengambil surat balasan dari Yayasan Sebaya Lancang Kuning. Sekaligus menghabiskan waktu akhir pekan bersama mereka. Kebetulan peneliti baru akan kembali kemedan pada hari minggu malam. Pada hari sabtu itu peneliti diundang untuk datang kesebuah acara yang diselenggarakan pemerintah untuk peduli HIV/AIDS. Peneliti tentu menerima undangan tersebut dan keesokan harinya peneliti datang ke acara tersebut karena terlambat peneliti tidak sempat mengikuti seminar tersebut tetapi peneliti bisa mengunjungi stand dari Yayasan Sebaya Lancang kuning dan menambah dokumentasi untuk penelitian ini.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan selama dua minggu di kantor yayasan, peneliti merasa sudah mendapatkan data yang sangat cukup atau bisa dikatakan mencapai data jenuh. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancaraai sebanyak enam orang informan yang sesuai dan memenuhi kriteria yang sudah ditentukan yakni 3 orang yang sudah bekerja sebagai pelaksana kegiatan di yayasan dan 3 orang lagi adalah binaan Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau . Dalam pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan didapatkan data yang sudah cukup dalam atau jenuh untuk menjawab tujuan dari penelitian ini sehingga peneliti memutuskan untuk mengakhiri penelitian tersebut. Adapun penelitian ini dapat dilakukan atas bantuan dari berbagai pihak seperti, Pengeloa Program,Pengelola Admnistrasi Keuangan,dn Divisi Pendataan dan Perencanaan Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau yang sanagt membantu Peneliti dalam memperoleh data, informasi, dokumentasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.