• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.8. POLA KOMUNIKASI PADA PEMBINAAN ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING HIV/AIDS (ODHA) DI YAYASAN SEBAYA LANCANG KUNING

PEKANBARU RIAU

1. Informan IV

a. Nama : Andi

a. Tanggal wawancara : 24 Desember 2015 b. Tempat : Ruang Yayasan c. Pukul : 01.00 WIB

Dari hasil wawancara dengan Andi, diperoleh gambaran Bagaimana peran komunikator dan komunikan pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau adalah perlu aktif.

Kami harus lebih aktif dibandingkan komunikannya. Tetapi itu hanya di awal jika komunikasi sudah berlanjut biasanya komunikan lebiih aktif bertanya kepada komunikator. Maksudnya odha itu sendiri yang lebih sering menanyakan tentang berbagai hal ke kami”.

Mengenai Pesan apa yang disampaikan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau adalah Pesan seputar pengetahuan tentang hiv, Pelayanan dan pengobatannya bagaimana, efek samping arv bagaimana, cara mengatasi efek samping bagaimana.

“Pesan yang kami sampaikan seputar pengetahuan tentang hiv, pelayanan dan pengobatan bagaimana, efek samping arv bagaimana,cara mengatasi efek samping bagaimana, kedepannya harus bagaimana, lebih kepada dukungan moril dan pesan-pesan yang membuat mereka semangat untuk menjalani status barunya.”

Media yang digunakan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya lancang Kuning Pekanbaru Riau lebih sering langsung tatap muka atau face to face soalnya dengan face to face kita bias merasa lebiih dekat dan mengurangio resiko kesalahan informasi.

Efek apa yang timbul dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning PekanBaru Riau menurut Andi adalah teman-teman merasa tidak sendiri dan lebih semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dimana mereka jadi bisa menerima status mereka sebagai odha.

Informan II

Nama : Hertin

Tanggal wawancara : 24 Desember 2015

Tempat : Ruang Yayasan

73 Universitas Sumatera Utara Menurut Hertin, peran komunikator dan komunikan pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau adlah memberi infomasi selengkap-lengkapnya.

“pertama kali kita menghadapi teman yang positif memang larinya akan kedokter tapi terapi yang paling penting dan utama ialah terapi informasi kita harus memberikan informasi sebenar-benarnya dan selengkap-lengkapnya dengan teman-teman yang positif dengan bahasa yang semudah mungkin agar mudah dipahami karena orang yang terinfeksi hiv itu pikirannya sudah kacau dan kadang-kadang tidak logis lagi mikirnya. Jadi kita memberikan informasi sejelas-jelasnya mungkin yang terjadi dalam hidupnya”.

Selanjutnya Hertin menyatkan bahwa Pesan apa yang disampaikan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau yang paling utama pesannya menjadi orang orang yang dinyatakan hiv positif itu bukan akhir dari segalanya bisa jadi itu awal salah satu permulaaan dan kita lihat dulu kebelakang bagaimana perilaku kita di masa lalu dan background kita dahulu itu apa harusnya kita berfikir melakukan perilaku yang beresiko terhadap diri mereka dan selalu berfikir positif hidup positif thinking.

Mengenai Media apa yang digunakan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya lancang Kuning Pekanbaru Riau adalah yang pertama face to face atau tatap muka ini lebih mengena dan meminimalisir terjadi kesalahan komunikasi. komunikasi tidak bisa dilakukan sekali harus berkali-kali atau berkelanjutan. Mungkin yang pertama diawali dengan face to face setelah itu yang kedua atau ketida bisa menggunakan telepon atau sms dan kita juga menyediakan buku-buku informasi tentang hidup dengan hiv, terapi arv, apa efek sampingnya. Bagaimana cara minumnya.

Hertin menjelaskan bahwa Efek apa yang timbul dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning PekanBaru Riau efeknya bermacam-macam karena setiap orang kan menerima pesannya dengan berbeda-beda. Yang jelas kami sebagai pendamping mencoba membuat dia nyaman senyaman mungkin dan penerimaan status dia. Dengan iya menerima statusnya maka akan mudah memberitahukannya tentang terapi arv dan sebagainya.

Informan III

Nama : ROZI

Tanggal wawancara : 21 Desember 2015 Tempat : Ruang yayasan

Pukul : 04.00 WIB

Rozi berpendapat bahwa peran komunikator dan komunikan pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau adalah pendamping itu harus lebih aktif karena teman-teman odha kalau di awal itu banyak yang kebingungan terkait dengan status, virus, arv dan pelayanan. Komunikator harus lebih aktif di awal .

Rozi juga mnejawab bahwa Pesan apa yang disampaikan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning Pekanbaru Riau perlu memberi pejelasan yang lengkap

“Paling kalau pesan diawal lebih kepada proses penerimaan diri mereka dengan pertanyaan hiv itu bagaimana merka menjalani hidup dengan hiv. Pelayanan dan pengobatannya bagaimana, efeksamping arv bagaimana, cara mengatasi efek samping bagaimana, kedepannya harus bagaimana, lebih kepada dukungan moril gitu jadi seperti berbagi pengalaman kalau dipertengahan lebih ke arah kebutuhan mereka apa begitu”.

Menurut Rozi, Media apa yang digunakan dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya lancang Kuning Pekanbaru Riau adalah media yang saya gunakan sih face to face, terkadang juga via telefon, via sms. Ada juga yang dalam bentuk pertemuan rutin dari yayasan.

Selanjutnya Efek apa yang timbul dalam pembinaan ODHA di Yayasan Sebaya Lancang Kuning PekanBaru Riau menurut Rozi adalah efeknya yang pasti teman-teman odha merasa mereka mendapat dukungan moril terutama. Terus pengetahuannya meningkat soal hiv dan arv. Mereka merasa mendapatkan dukungan dan tidak sendiri karena kan ada pertemuan rutin jadi mereka bisa saling berinteraksi dengan teman-teman odha.

75 Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Pola Komunikasi dan Pembinaan Informan

No. Nama Informan Pola Komunikasi dan Pembinaan Informan

1. Andi

Peran :

harus lebih aktif dibandingkan komunikan

Pesan :

Lengkap dan jelas

Media :

Langsung tatap muka atau face to face soalnya dengan face to face

Efek :

Teman-teman merasa tidak sendiri

lebih semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari

2 Hertin Peran :

harus lebih aktif dibandingkan komunikan

Pesan :

Lengkap dan jelas

Media :

Langsung tatap muka atau face to face soalnya dengan face to face

Efek :

Teman-teman merasa tidak sendiri

lebih semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari

3 Rozi Peran :

diawal lebih kepada proses penerimaan diri komunikan

Pesan :

Lengkap dan jelas

Media :

Media yang saya gunakan sih face to face, terkadang juga via telefon, via sms. Ada juga yang dalam bentuk pertemuan rutin dari yayasan

Efek :

Teman-teman merasa tidak sendiri

lebih semangat dalam menjalani kehidupan sehari-hari

77 Universitas Sumatera Utara 4.2 Pembahasan

4.2.1.Pola Komunikasi Pada Pembinaan Orang Dengan Hiv/Aids (Odha) Di