• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Hubungan Antar Istilah

Menurut Sulistyo-Basuki (2009) dalam authority control dikenal tiga macam hubungan yakni :

1. Hubungan ekuivalensi

Hubungan ekuivalensi menunjukkan hubungan antara istilah terpilih dan tidak terpilih. Hubungan ini dinyatakan dengan sebutan Use atau

istilah tidak terpilih. Hubungan umum ini mencakup dua jenis istilah, yakni sinonim dan kuasisinonim (sinonim semu)

Sinonim adalah istilah-istilah yang memiliki makna yang dapat dianggap bermakna sama dalam konteks yang luas sehingga istilah-istilah tersebut bisa tertukar. Sinonimitas terdiri dari :

a. Istilah yang memiliki asal usul bahasa yang berbeda, seperti multilingual/polyglot

b. Nama populer dan nama ilmiah, seperti burung/ornithology

c. Ejaan yang berlainan, seperti archaeology/ archeology

d. Istilah yang berasal dari kultur yang berlainan, seperti

flats/apartemen/rumah susun

e. Singkatan dan nama lengkap, seperti PVC/polyvinyl chloride

f. Istilah majemuk yang muncul dalam bentuk berunsur dan tak berunsur, seperti coal mining/coal & mining

Sedangkan kuasisinonim adalah istilah yang secara umum dianggap berbeda dalam penggunaan sehari-hari, namun diperlakukan sebagai sinonim untuk keperluan pengindeksan, misalnya kaya dan miskin

2. Hubungan hierarkis

Sophia dan Sundari (2001) mendefinisikan hubungan hierarki sebagai hubungan antara konsep-konsep generik dan spesifik, yang dinyatakan dalam BT (Broader Term) atau IL (Istilah Luas) dan NT (Narrower Term)

atau IS (Istilah Sempit), 3. Hubungan asosiatif

Hubungan ini mencakup hubungan antara deskriptor yang bukan ekuivalen atau hierarkis namun secara semantik dan konseptual istilah-istilah tersebut saling berhubungan, yang dinyatakan dalam RT (Related Term) atau IB (Istilah Berkait).

4 3

2 1

Contoh untuk hubungan hierarkis dan hubungan asosiatif dapat di lihat seperti berikut : Biokimia IL Biologi Kimia IS Biologi molekuler Kimia botani Metabolisme IB Analisis kombinasi Genetika biokimia Rekayasa biokimia

Dalam kajiannya, Mustangimah (1998) mengutip dari Livonen (1995) menuliskan pembagian tingkat keluasan pada sebuah konsep pencarian yang dinyatakan pada Gambar 1, disebutkan bahwa suatu istilah pencarian yang berbeda dikatakan mempunyai konsep yang sama bila merupakan variasi dari dekriptor atau istilah dalam teks bebas (free-text term), merupakan bentuk tunggal /jamak dari satu istilah, merupakan pemangkasan yang berbeda dari suatu istilah, saling berhubungan secara ekuivalen, saling berhubungan secara hierarki, saling berhubungan secara koordinatif atau saling berhubungan secara asosiatif.

Deskripsi masing-masing keluasan konsep pencarian adalah sebagai berikut : Tingkat 1 :

Istilah pencarian sama karakter demi karakter Tingkat 2 :

- Istilah pencarian merupakan variasi dari dekripsi atau istilah dalam text bebas

- Istilah perncarian merupakan bentuk tunggal / jamak dari suatu istilah - Istilah pencarian merupakan pemangkasan yang berbeda dari suatu istilah - Istilah pencarian saling berhubungan secara ekuivalen

Tingkat 3 :

Istilah pencarian saling berhubungan secara hierarki Tingkat 4 :

- Istilah pencarian saling berhubungan secara koordinatif - Istilah pencarian saling berhubungan secara asosiatif

Disebutkan pula bahwa dengan penggunaan konsep yang diperluas dapat meningkatkan ketaatazasan dalam pemilihan istilah pencarian.

2.4. MARC

MARC merupakan akronim untuk Machine Readable Cataloging. Istilah ini dipakai ketika Library of Congress (LC) mulai mengerjakan format standar untuk menyimpan data pengkatalogan dalam pita magnetik. Pita LCMARC sudah diperjualbelikan sejak tahun 1966-67. LCMARC kemudian dikenal sebagai USMARC karena telah menjadi standar nasional untuk Amerika Serikat.

Beberapa tahun kemudian, negara-negara lain juga mengembangkan format MARC mereka sendiri, seperti UKMARC (Inggris), AUSMARC (Australia), CANMARC (Kanada), MALMARC (Malaysia) dan INDOMARC (Indonesia). Spesifikasi konversi telah dilakukan untuk memungkinkan dikonversikannya data dari satu format MARC ke format MARC lainnya. Dengan demikian, pemakaian format INDOMARC juga memungkinkan dilakukannya pertukaran data di tingkat internasional.

Format INDOMARC pada awalnya dirancang dengan mengacu pada USMARC. Format MARC lainnya (misalnya UKMARC, MALMARC) memberi

kemungkinan penentu data pengkatalogan yang lebih khusus, termasuk kemungkinan untuk katalogisasi multitingkat (multilevel cataloging) dan keluaran semua tanda baca ISBD. Semua rincian tersebut belum dianggap perlu untuk pengkatalogan di Indonesia pada saat itu karena sebagian besar cantuman MARC asing yang akan digunakan di Indonesia sudah tersedia dalam format USMARC.

USMARC kemudian disempurnakan dengan berbagai penambahan, terutama untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi. Hasil penyempurnaan termutakhir terhadap format USMARC dinamakan MARC21. Format ini diharapkan dapat menjadi standar pada lingkup internasional untuk pembuatan katalog terbacakan mesin. Dengan adanya perubahan tersebut, dilakukan pula revisi dan perubahan terhadap format INDOMARC dengan mengacu ke format MARC21 (Concise Format for Bibliographic Data, 2003 Concise Edition, Update No. 4 (October 2003)).

Pada saat dikembangkan pertama kali, pedoman INDOMARC hanya berisi ruas-ruas dan contoh yang sesuai untuk katalog buku, kemudian ditambahkan ruas-ruas dan contoh yang sesuai untuk katalog terbitan berseri, dan selanjutnya ditambahkan ruas dan contoh untuk katalog sumber elektronik, partitur musik, bahan audio-visual, dan bahan kartografis.

Perpustakaan Nasional RI menggunakan INDOMARC dalam pembuatan cantuman bibliografiss untuk terbitan Indonesia dalam Bibliografis Nasional Indonesia (BNI) dan untuk pengkatalogan terbitan lain yang ditambahkan pada koleksinya. Keseluruhan cantuman ini akan menjadi landasan bagi terciptanya pangkalan data (bibliografiss) nasional.

Format Authority Records

Format authority records, merupakan pengembangan format MARC yang dikhususkan untuk authority control. Format yang ditetapkan oleh UNIMARC ini berfungsi untuk menghubungkan data dari pangkalan data authority dengan pangkalan data bibliografis. MARC authority berbeda dengan MARC bibliografiss, MARC authority dirancang untuk mengarahkan pengguna kepada bentuk atau istilah kendali yang digunakan dalam sistem, baik nama pengarang, subyek atau subdivisi dari subjek. MARC authority menjadi akses untuk

menemukan bentuk atau istilah baku yang digunakan, sehingga pengguna dapat menemukan informasi yang dimaksud. Seperti telah dijelaskan bahwa dalam

authority terdapat hubungan hierarkis dan asosiatif yang berupa See/Lihat, See Also (SA)/Lihat Juga (LJ), Scope Note (SN)/Ruang Lingkup (RL), Used For

(UF)/Gunakan Untuk (GU), Broader Term (BT)/Istilah Luas (IL), Narrower Term (NT)/Istilah Sempit (IS), dan Related Term (RT)/Istilah Berkait (IB). Hubungan ini kemudian dinyatakan dalam kode angka (tag indicator) dalam MARC authority.

Format authority record yang ditetapkankan oleh OCLC (2010) terbagi dalam beberapa bagian :

1. Variabel

Setiap variabel memiliki dapat memiliki 1 dan 9.999 karakter. Setiap ruas variable terdiri dari 3 bagian

Kode tiga digit yang disebut tengara Dua indikator satu digit

Satu atau lebih subruas

Dokumen terkait