• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Authority yang Efektif 1. Keterkaitan Istilah

DAFTAR PUSTAKA

4.2. Rancangan Authority yang Efektif 1. Keterkaitan Istilah

Keterkaitan istilah pada sistem authority merupakan hal yang mutlak, dengan adanya keterkaitan istilah dapat diketahui hubungan antar istilah yang membentuk blok kata. Dari pengujian istilah didapat hasil bahwa authority

Perpustakaan Nasional telah membentuk blok kata tetapi belum saling merujuk, bahkan untuk beberapa istilah banyak yang tidak bisa diketahui hasilnya, terjadi

system error pada saat dibuka. Pada authority PNRI keterkaitan istilah yang ada tidak dapat menjelaskan hubungan yang terjadi, tidak dapat diketahui, apakah hubungan antar istilah itu merupakan hubungan ekuivalen, hierarkis atau asosiatif.

Misal, pada eksperimen penelusuran dengan istilah “SANITASI” terlihat

kerancuan dalam menampilkan keterkaitan istilah (Gambar 14), dari tampilan yang muncul tidak diketahui mana istilah yang termasuk sinonim, yang merupakan Istilah Luas, Istilah Sempit atau Istilah Berkait, semua hasil penelusuran istilah hanya terhimpun pada satu kelompok saja. Padahal jika merujuk pada Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional terlihat bahwa pada

istilah “SANITASI‟ terdapat hubungan antar istilah , seperti berikut :

Sanitasi

[Gunakan subdivisi geografis]

Untuk karya tentang kebersihan serta teknik dan metode penyehatan

LJ tajuk dengan subdivisi “sanitasi”

Ump. Kapal – Sanitasi ; Pabrik – Sanitasi, Teater – Sanitasi IL Kesehatan

Kebersihan IB Air – Pemurnian

Disinfeksi dan disinfektan Pencemaran

Kesehatan masyarakat Teknologi sanitasi

Ket : Kata yang tercetak tebal merupakan kata yang digunakan sebagai istilah kendali

LJ : Lihat Juga IL : Istilah Luas IB : Istilah Berkait

Gambar 14. Hasil penelusuran istilah "SANITASI" pada authority PNRI

4.2.2. Hasil Pengujian Keterkaitan Istilah dengan authority pada OPAC

Untuk beberapa kasus, ada istilah yang kadang hasil penelusurannya nihil (0) namun istilah tersebut sangat penting untuk pertanyaan penelitian pengguna, adapula istilah yang maknanya terlalu luas sehingga hasil penelusuran yang didapat terlalu banyak dan melebar atau istilah yang memiliki kesamaan makna dengan istilah lainnya. Untuk mengatasi kendala yang ada peneliti melakukan penelusuran dengan fasilitas authority untuk mendapatkan istilah yang lebih akurat. Sesuai dengan prosedur subjek authority control, keterkaitan istilah dalam

authority berjalan bertingkat. Jika istilah memiliki sinonim, dan sinonim tersebut merupakan istilah kendali maka istilah pada sinonim itulah yang digunakan sebagai query dalam penelusuran.

Namun jika istilah tidak memiliki sinonim, istilah lain yang merupakan istilah yang lebih luas dapat digunakan sebagai query dalam penelusuran dan diharapkan dengan penelusuran istilah yang lebih luas akan didapat petunjuk istilah mana yang mungkin cocok dengan pertanyaan penelusuran yang ada.

Pada OPAC Library of Congress yang sudah terintegrasi dengan Library of Congress Authorities penelusuran dapat langsung dilakukan pada pangkalan data

katalog-nya dan istilah yang dimaksud pun dapat dengan mudah dirunut baik sinonim, istilah terkait ataupun istilah yang lebih sempit. Pada Library of Congress Authorities, jika dilakukan penelusuran istilah maka hasil yang muncul pada urutan teratas adalah istilah kendali dari istilah yang dimaksud, dilengkapi dengan penjelasannya. Dan jika istilah yang dicari bukan merupakan istilah kendali, akan dimunculkan istilah lain yang memiliki hubungan atau istilah yang memiliki arti sama. Pada Library of Congress, istilah yang lebih luas (Broader Term) tidak ditampilkan pada hasil penelusuran istilah, namun saling rujuk antar istilah yang saling berkait sudah berjalan dengan baik, seperti terlihat pada Gambar 15.

Untuk OPAC Perpustakaan Nasional RI yang belum terintegrasi dengan pangkalan data authority jika istilah yang dicari tidak ditemukan, maka hanya

akan ditampilkan kalimat “data tidak ditemukan” tanpa adanya alternatif

pencarian dengan istilah lain. Untuk mendapatkan petunjuk istilah lain dari istilah yang ditelusur, dilakukan penelusuran pada pangkalan data authority, namun terkendala dengan tidak konsistennya hasil penelusuran yang ditampilkan. Penelusuran istilah pada authority PNRI hasil yang muncul pada urutan teratas bukan istilah kendali terlebih dahulu, hasil yang muncul berurutan berupa susunan alfabetis dari kata yang mengandung istilah dimaksud. Hal ini jelas menunjukkan adanya kerancuan prosedur pencarian dengan subjek authority.

Sebagai contoh, jika kita menelusur istilah “tingkah laku” pada authority, maka yang muncul paling atas bukan tajuk utama dari istilah sikap seperti terlihat pada Gambar 16. Hasil menunjukkan bahwa istilah „tingkah laku‟ bukan

merupakan istilah kendali, namun hanya merupakan istilah yang berkaitan dengan istilah lainnya, seharusnya pada saat menampilkan hasil dari pencarian istilah

tingkah laku, ada keterangan yang menyebutkan bahwa istilah „tingkah laku‟

dirujuk ke istilah lainnya, sinonim, istilah luas atau istilah berkaitnya. Selain itu, yang menjadi kendala pada penelusuran di OPAC PNRI adalah istilah yang menjadi subdivisi, karena pada saat melakukan pencarian dengan istilah yang merupakan sub divisi, sistem tidak dapat menampilkan hasil penelusuran.

Gambar 15. Saling rujuk antar istilah pada OPAC Library of Congress

# Hasil Pencarian Tajuk Tipe

Tajuk

Tajuk Referensi ANAK -- TINGKAH LAKU SEKSUAL

[TAJUK LAMA]

Tajuk Referensi FARMAKOLOGI TINGKAH LAKU

Tajuk Referensi G TINGKAH LAKU

Tajuk Referensi GENETIKA TINGKAH LAKU

Tajuk Referensi TINGKAH LAKU

Tajuk Referensi TINGKAH LAKU -- PERKEMBANGAN

[TAJUK LAMA]

Gambar 16. Hasil penelusuran pada authority PNRI

Berikut hasil penggunaan perluasan istilah dengan authority pada OPAC dan authority PNRI. Jika istilah bukan merupakan istilah kendali, maka seharusnya sistem dapat melakukan penelusuran melalui sinonim terlebih dahulu, jika istilah tetap tidak diketemukan melalui sinonim, maka dilanjutkan dengan

penelusuran melalui istilah luasnya untuk mendapatkan istilah yang lebih tepat untuk penelusuran selanjutnya (pengguna diberi panduan untuk penelusuran lanjutannya). Jika ternyata istilah yang dimaksud tidak memiliki Istilah Luas (IL), langkah selanjutnya adalah dengan melihat keterkaitan Istilah Berkaitnya-nya (istilah lain yang saling berkaitan) hal ini berguna untuk memandu pengguna menelusur istilah lain yang saling berkaitan dengan istilah yang sedang ditelusur-nya, selanjutnya jika Istilah Berkait (IB) tidak berfungsi dalam artian istilah yang dicari tidak saling berkait, maka sistem akan mengarahkan pengguna pada Istilah Sempit (IS) atau istilah yang lebih kecil (lebih spesifik) dari istilah yang ditelusur. Untuk pola penelusuran dengan perluasan istilah pada Tabel 11, masih digunakan cara manual untuk menelusurnya (pada authority dan OPAC PNRI). Untuk

penelusuran melalui istilah “nakal” didapat keterkaitan pada authority seperti terlihat pada Gambar 17.

Tabel 11. Perluasan istilah dengan authority PNRI

No Istilah

Perluasan Istilah

(See Also) atau (Related Term)

Didapat dari pangkalan data authority

Jumlah dokumen Di temukan SR KR TR 1 Sikap 9 4 2 3 (tidak ada subjek sikap) Sikap pandangan 5 1 1 3 Psikologi sosial Emosi Persesuaian sosial Perilaku agresif

(hanya ditemukan “perilaku agresif binatang)

Perilaku remaja

Tidak ditemukan

Cat : Untuk istilah perilaku agresif dan perilaku remaja di coba ditelusur melalui istilah “perilaku” (istilah luas) Perilaku

dan didapat 3 istilah yang memiliki kesamaan arti dengan istilah perilaku, yaitu : Nakal Tingkah laku Kelakuan 84 3 72 6 1 8 13 6 60 3 58 6

# Hasil Pencarian Tajuk Tipe Tajuk

Tajuk Referensi BANTUAN HUKUM UNTUK ANAK NAKAL

Tajuk Referensi KENAKALAN

Tajuk Referensi KENAKALAN ANAK DAN REMAJA

Tajuk Referensi NAKAL

Gambar 17. Hasil penelusuran istilah “NAKAL” pada authority PNRI Dari hasil penelusuran authority pada Gambar 17, didapat hasil bahwa

istilah „nakal‟ dimunculkan oleh sistem pada urutan yang tidak tepat, seharusnya istilah „nakal‟ jika merupakan istilah kendali harus muncul pada urutan teratas

dari penelusuran di authority. Karena jika istilah kendali tidak dimunculkan pada urutan teratas, dikhawatirkan pengguna akan bingung dalam menelusur. Karena

ketiga istilah teratas, meskipun memiliki kata „nakal‟ namun tidak ada hubungan sama sekali dengan istilah „nakal‟ yang sedang ditelusur. Pada istilah bantuan

hukun untuk anak nakal, istilah „nakal‟ tidak muncul baik itu sebagai sinonim, IL, IB atau IT sekalipun, sedangkan istilah „kenakalan‟ pada saat ditelusur langsung di rujuk pada istilah „kejahatan‟ tetapi walaupun jika dilihat istilah-istilah yang terkandung dalam blok kata ini ada kaitannya dengan „nakal‟ dan bahkan dapat digunakan untuk penelusuran lebih lanjut, namun istilah „nakal‟ juga tidak muncul

sebagai IL atau IB-nya. Untuk istilah „kenakalan anak dan remaja, kondisinya mirip dengan istilah „kenakalan‟namun jika kita menelaah lebih lanjut lagi, istilah

kenakalan anak dan remaja dapat menjadi IB dari istilah „nakal‟ atau setidaknya istilah sempit dari istilah „nakal‟ karena blok kata pada istilah ini sangat berkaitan dengan istilah „nakal‟. Jika istilah‟nakal‟ merupakan kata dasar, mungkin

seharusnya istilah „kenakalan‟ yang merupakan kata kerja dari kata dasar nakal,

dapat di munculkan sebagai istilah berkait dari nakal.

Adapun hasil penelusuran pada OPAC dengan istilah „nakal‟ didapat hasil seperti pada Gambar 18.

Jml Entri Isi

1 Anak nakal -- Rehabilitasi

1 Anak nakal -- Lembaga asuhan

1 Anak nakal -- Rehabitasi

Gambar 18. Hasil penelusuran istilah “NAKAL” pada OPAC PNRI

Dari penelusuran diketahui bahwa kombinasi penelusuran dengan Boolean AND pada OPAC PNRI tidak berfungsi dengan maksimal, hasil yang didapat jika menggunakan Boolean AND hanya jika kedua kata tersebut berada pada (satu tag) satu kalimat dalam istilah saja dan tidak dapat menjaring kata yang tidak satu kalimat. Sedangkan operator OR dapat berfungsi dengan baik. Namun pada saat

akan diklik lebih lanjut untuk melihat dokumen, seringkali terjadi “system error’ sehingga katalog dokumen tidak dapat ditemukan, dan yang dapat dilihat hanya subjek saja.

4.2.3. Rancangan Konsep Authority yang Efektif

Authority control yang efektif sebaiknya tidak terpisah dengan pangkalan data katalog, sehingga saat proses pemasukan data authority sesuai dengan data dokumen yang dimiliki oleh perpustakaan, namun yang terjadi pada saat ini, pangkalan data katalog dan pangkalan data authority terpisah (Gambar 19) sehingga pada saat penelusuran di OPAC, authority tidak berfungsi. Selain itu, pada saat pemasukan data authority ke pangkalan data tidak sesuai dengan dokumen yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional, ada beberapa authority yang tidak merupakan subjek dari manapun. Hal ini bertentangan dengan prinsip pengawasan bibliografis dari katalog, karena seharusnya data authority harus sesuai dengan katalog yang dimiliki oleh Perpustakaan Nasional. Untuk itu, diusulkan penggabungan pangkalan data authority dengan pangkalan data katalog, seperti terlihat pada Gambar 20 dan proses pemasukan data authority tidak terpisah dengan proses pemasukan data bibliografiss dokumen, sehingga memenuhi fungsi kolokatif katalog, yang menjadi salah satu konsep authority.

Dokumen

Proses Katalogisasi

Pemasukan data Tajuk Pengarang dan Tajuk Subjek Daftar Tajuk Penentuan Tajuk Pengarang dan Tajuk Subjek Pangkalan data Katalog Pangkalan data authority Penelusuran melalui OPAC Penelusuran authority online

Gambar 19. Skema pangkalan data katalog dan pangkalan data authority

Proses Katalogisasi Penentuan tajuk pengarang dan tajuk subjek Pangkalan data katalog Pangkalan data authority Penelusuran melalui OPAC Penggabungan

pangkalan data katalog

dan authority

Penelusuran

authority online

Dokumen

Konsep yang dirancang untuk pemasukan data subjek authority control

seperti terlihat pada Gambar 21. Pada konsep ini, proses authority tidak terpisah dengan katalog, sehingga data authority dan data dokumen dapat terkontrol. Selain itu, pada saat membuat authority baru harus memenuhi syarat-syarat yang ada, sehingga tidak menimbulkan duplikasi data.

Gunakan sebagai tajuk subjek pada dokumen Mulai

Subjek / istilah sudah ada di

authority?

Apakah istilah memenuhi semua kriteria ini : 1. Tidak ada istilah lain yang memiliki makna/

arti yang sama?

2. Bukan merupakan istilah asing yang ada padanannya dalam bahasa indonesia

3. Ada keterangan tentang isitlah ini

Buat sebagai authority baru

Dicari keterangan lebih jauh

tentang istilah yang dimaksud Selesai Ya

Ya

Tidak Tidak

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini hasil eksperimen yang disajikan meliputi deskripsi data, deskripsi pangkalan data, kebutuhan informasi pengguna, istilah dan strategi pencarian, keterkaitan istilah, kesesuaian keterkaitan istilah dengan prosedur, hasil pengujian keterkaitan istilah dan hasil temu kembali.

4.1. Efektivitas Authority 4.1.1.Deskripsi Basis Data

Pembagian authority data di Library of Congress di kelompokkan sebagai berikut :

1. Tajuk subjek

2. Tajuk nama pengarang, termasuk didalamnya nama orang, badan korporasi, nama pertemuan dan nama wilayah/geografis

3. Tajuk judul seri dan judul seragam 4. Tajuk nama/judul

Jumlah data authority Library of Congress sampai dengan Juli 2011 (http://authority.loc.gov) berjumlah 5.5 juta data authority (seperti terlihat pada Gambar 5) dengan rincian sebagai berikut :

- 265.000 tajuk subjek,

- 5.3 juta tajuk pengarang, dengan rincian sebagai berikut ;

3.8 juta tajuk nama orang, 900.000 tajuk badan korporasi, 120.000 tajuk nama pertemuan, 90.000 tajuk nama wilayah,

- 350.000 judul seri dan judul seragam, - 340.000 tajuk nama/judul,

Jumlah data authority Perpustakaan Nasional RI s/d Juli 2011 sebanyak 15.752 dengan rincian sebagai berikut (Gambar 6) :

- 6472 tajuk pengarang, - 9280 tajuk subjek,

Gambar 5. Sebaran data authority Library of Congress

Gambar 6. Sebaran data authority Perpustakaan Nasional

Dari deskripsi data yang ada dapat dilihat perbedaan jumlah data authority

yang sangat besar antara Library of Congress dan Perpustakaan Nasional, hal ini terjadi karena Library of Congress telah melakukan kegiatan authority file sejak tahun 1889 meskipun pada saat itu masih dengan cara tradisional, dan sampai saat ini terus dilakukan secara kontinyu. Bahkan saat ini dengan adanya VIAF, banyak perpustakaan lain yang terlibat dalam penambahan data authority di Library of Congress Sedangkan perpustakaan Nasional baru mulai melakukan kegiatan

authority file pada tahun 2004. Selain itu, sumber data authority file yang berupa daftar tajuk subjek yang dibuat oleh Perpustakaan Nasional pun isinya masih sederhana dan hanya satu buku, tidak selengkap Sears List Subject Heading yang

4% 85%

6%

5%

Data authority LCA

Subjek Nama

Judul seri dan judul seragam Nama/judul

59%

41%

Data authority PNRI

Subjek Pengarang

dibuat oleh Library of Congress yang terdiri dari delapan jilid. Selain itu, kegiatan

authority file ini juga pelaksanaannya tidak dilakukan oleh semua pustakawan, hanya dilakukan oleh kelompok tajuk otoritas saja, Dari data juga dapat dilihat perbedaan pengelompokan data authority antara Library of Congress dan PNRI,

Library of Congress mengelompokkan menjadi 4 kelompok, yang terdiri dari subjek, judul seri dan judul seragam, serta tajuk nama yang memiliki jumlah data paling banyak yakni 5.3 juta data. Jumlah sebanyak ini pengumpulannya tidak dilakukan oleh Library of Congress saja, tapi bekerjasama dengan perpustakaan lain di seluruh dunia yang tergabung dalam VIAF (Virtual International Authority File), yang beranggotakan 14 Perpustakaan Negara.

Adapun Perpustakaan Nasional hanya membaginya menjadi dua kelompok yakni tajuk subjek dan tajuk pengarang. Dari hasil eksperimen diketahui bahwa penelusuran istilah masih tercampur antara tajuk subjek dan tajuk pengarang. Hal ini bisa terjadi karena ada kesalahan pada saat dilakukan pemasukan data ke pangkalan data authority.

Jika membandingkan kemudahan penggunaan, maka pangkalan data

authority pada Library of Congress cara menggunakannya sangat mudah, karena disertai dengan panduan dan petunjuk untuk melakukan berbagai pola penelusuran, seperti pada Gambar 7, 8, 9 dan 10. Gambar 7 merupakan halaman depan Library of Congress Authorities, dihalaman ini terdapat beberapa pilihan, seperti help on searching authorities yang berisi tentang bagaimana cara untuk melakukan penelusuran dengan authority (Gambar 8), disajikan juga panduan untuk melakukan penelusuran dengan berbagai pola penelusuran authority

(Gambar 9), ada juga pilihan frequently ask question yang berisi informasi tentang

authority pada Library of Congress (Gambar 10).

Dengan adanya berbagai petunjuk yang ada pengguna dipandu untuk dapat melakukan penelusuran dengan authority dan tips untuk pencariannya. Dengan membaca dan mengikuti petunjuk yang ada pengguna dapat mengetahui apa dan bagaimana menggunakan Library of Congress Authorities.

Pada pangkalan data authority Perpustakaan Nasional RI, tidak ada petunjuk sama sekali untuk menggunakan database authority, Gambar 11 merupakan halaman depan database authority Perpustakaan Nasional RI. Pada gambar terlihat

ada tombol pilihan Frequently Ask Question (FAQ), namun petunjuk tersebut tidak berfungsi, pada saat kita tekan tidak ada perubahan tampilan halaman.

Gambar 7. Halaman depan Library of Congress Authorities

Gambar 9. Halaman panduan untuk melakukan penelusuran dengan berbagai pola penelusuran authority

Gambar 10. Halaman Frequently Ask Question (FAQ) pada Library of Congress

Gambar 11. Halaman depan authority Perpustakaan Nasional RI

Kemudahan penggunaan suatu sistem online tidak terlepas dari desain antar muka dan usability sistem. Dalam mendesain sebuah sistem online yang harus diperhatikan adalah apakah setiap fitur yang ditampilkan benar-benar bermanfaat bagi pengguna. Jika dibandingkan dengan pangkalan data authority

LCA, maka pangkalan data authority PNRI tidak mudah untuk digunakan karena tidak atraktif dan komunikatif, seperti tidak adanya petunjuk dan pedoman untuk penelusuran, hasil penelusuran yang didapat pun tidak sesuai dengan prosedur. Ketidaksesuaian hasil ini akan dibahas pada sub bab keterkaitan istilah dalam

authority.

4.1.2. Perbandingan Efektiftas Authority PNRI dengan LC 4.1.2.1. Kebutuhan Informasi Pengguna

Kebutuhan informasi pengguna berkaitan erat dengan penilaian relevansi sebuah infomasi atau dokumen, karena relevansi bersifat subjektif maka pengguna lah yang dapat menilai relevan atau tidaknya sebuah dokumen dengan penelitian yang sedang dilakukannya. Yang dimaksud dengan pengguna disini adalah orang-orang yang sedang melakukan penelitian. Untuk itu, pengguna juga lah yang memberikan pertanyaan yang kemudian diturunkan menjadi bentuk istilah yang lebih spesifik. Untuk penilaian relevansi dokumen, pengguna diberi panduan untuk menilainya agar konsistensi penilaian dapat terjaga, panduan penilaian

tercantum pada Lampiran 1. Hasil yang penelusuran yang didapat kemudian dibuat menjadi daftar dokumen seperti terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Daftar kebutuhan informasi pengguna

No Query Dokumen yang ditemukan R KR TR

1 Sikap

Judul

How to measure attitudes / Marlene E. Henerson, Lynn Lyons Morris, Carol Taylor Fitz-Gibbon Subyek

Sikap -- Aspek psikologi Judul

The difference maker : Making your attitude your createst asset / John C. Maxwell

Subyek

Sikap (Psikologi) Judul

Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku budaya tradisional pada generasi muda di kota Bandung / tim penulis, Sri Saadah Soepono, Hartati, Hari Radiawan ; penyunting, Ita Novita Adenan Subyek

Sosial, Perubahan -- Bandung Judul

Pengetahuan, sikap, kepercayaan, dan perilaku budaya tradisional pada generasi muda di kota Medan / tim penyusun, Kencana Sembiring Pelawi, Tatiek Kartikasari ; penyunting, Siti Maria

Subyek

Pemuda -- Sikap -- Medan Judul

The attitude of chief administrators, principals, teachers, faculty members, adn parents toward gifted and talented education in North Sulawesi, Indonesia [bentuk mikro] /by Adelheid A.R. Doda-Bataragoa

Subyek

Pendidikan -- Sulawesi Utara

2 Sikap

pandangan

Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap personal computer : (analisis perbandingan budaya teknologi di kalangan akademisi perguruan tinggi negeri dan swasta : kasus di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta) / diajukan oleh Yudi Perbawaningsih

Subyek Disertasi akademik -- Jakarta

Judul Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku memilih dalam Pemilu 1997 di Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi /oleh Cece Cahyadi Subyek Disertasi akademikJakarta

4.1.2.2. Istilah dan Strategi Pencarian

Pertanyaan yang digunakan dalam penelitian sebanyak 11 pertanyaan, kemudian dari setiap pertanyaan diterjemahkan kedalam bentuk istilah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang disesuaikan dengan Daftar Tajuk Subjek untuk istilah dalam bahasa Indonesia dan Sears List Subject Heading

untuk istilah dalam bahasa Inggris. Setiap istilah kemudian diujicobakan kedalam tajuk subjek pada OPAC Perpustakaan Nasional dan OPAC Library of Congress. Khusus untuk penelusuran pada OPAC di Perpustakaan Nasional karena pangkalan data-nya belum terintegrasi dengan authority maka proses penelusurannya dilakukan 2 tahap, tahap pertama dilakukan penelusuran pada OPAC Perpustakaan Nasional. Selanjutnya, untuk hasil penelusuran istilah yang bernilai nihil (0) dicari istilah lain yang saling berkaitan pada pangkalan data

authority, jika ditemukan istilah lain yang saling berhubungan dengan istilah dimaksud, istilah itu kemudian diujicobakan pada OPAC PNRI. Demikian seterusnya untuk setiap istilah yang hasil penelusurannya bernilai nihil (0). Strategi pencarian yang digunakan untuk masing-masing katalog tercantum pada Lampiran 2.

4.1.2.3. Kesesuaian Hasil Eksperimen dengan Prosedur

Dari eksperimen diketahui bahwa pada authority Library of Congress, penelusuran istilah dengan langkah Broader Term (BT) tidak ditampilkan pada hasil pencarian. Hal ini mungkin dikarenakan jumlah BT dari tiap-tiap istilah sangat banyak sekali jumlahnya, sehingga akan mempengaruhi hasil tampilan pada pangkalan data. Sedangkan pada authority Perpustakaan Nasional, seperti diketahui bahwa keterkaitan istilah masih rancu, sehingga kesesuaian hasil penelusuran berbeda dengan prosedur subjek authority control, bahkan untuk

tampilan hasil penelusuran dengan menggunakan istilah “KEBERSIHAN”, hasil

yang muncul pada urutan teratas bukan tajuk utama dari istilah itu, harus dibuka perhalaman tampilan untuk mengetahui keberadaan tajuk utama dari istilah tersebut (Gambar 12). Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil eksperimen pada pangkalan data authority Perpustakaan Nasional hasilnya tidak sesuai dengan prosedur.

Gambar 12. Hasil penelusuran istilah “KEBERSIHAN” pada authority PNRI

4.1.2.4. Hasil Temu Kembali

Hasil temu kembali merupakan deskripsi jumlah dokumen yang ditemukan pada pada saat melakukan penelusuran istilah pada OPAC Library of Congress

dan OPAC PNRI. Penelusuran istilah pada OPAC Library of Congress

mendapatkan hasil sebanyak 2788 dokumen, sedangkan pada OPAC PNRI sebanyak 5218 dokumen dengan perbandingan persentase dokumen yang sangat relevan, kurang relevan dan tidak relevan seperti terlihat pada Tabel 8 dan Gambar 13. Pada Tabel 8 terlihat bahwa jumlah dokumen yang tidak relevan

Dokumen terkait