• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA ALTITUDE DENGAN TEKANAN UDARA,SUHU UDARA, DAN KELEMBABAN UDARA

Dalam dokumen Laporan Praktikum Agroklim di indonesia (Halaman 57-68)

DAFTAR PUSTAKA

D. Hasil Pengamatan Tabel 3 Naungan

V. HUBUNGAN ANTARA ALTITUDE DENGAN TEKANAN UDARA,SUHU UDARA, DAN KELEMBABAN UDARA

1. Latar Belakang

Suhu udara antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya sanga berbeda. Salah satunya yang sangat mempengaruhi adalah perbedaan ketinggian tempat suatu daerah. Semakin tinggi kedudukan suatu tempat, temperatur udara di tempat tersebut akan semakin rendah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperatur udara akan semakin tinggi. Perbedaan temperatur udara ini yang disebabkan adanya perbedaan tinggi atau rendah suatu daerah disebut dengan amplitudo. Alat yang digunakan untuk mengatur suhu udara disebut dengan termometer. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut garis isotherm.

Perbedaan temperatur tinggi rendahnya suatu daerah disebut dengan derajat geotermis. Suhu udara rata-rata tahunan pada setiap wilayah di Indonesiaberbeda-beda disesuaikan dengan tinggi atau rendahnya daerah tersebut dari permukaan laut. Tekanan udara dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya pada tempat dan waktu yang berbeda, besarnya juga berbeda. Tekanan udara secara vertikal yaitu makin ke atas semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi gas penyusunnya makin ke atas maka makin berkurang, sifat udara yang dapat dimampatkan, kekuatan gravitasi makin ke atas makin lemah, dan adanya variasi suhu secara vertikal di atas troposfer (>32 km) sehingga makin tinggi suatu tempat maka suhu akan semakin naik. Tekanan udara secara horizontal yaitu variasi tekanan udara dipengaruhi oleh suhu udara, yaitu daerah yang suhu udaranya tinggi maka daerah tersebut akan bertekanan rendah dan daerah yang suhunya tinggi maka daerah tersebut tekanan udaranya akan menjadi tinggi.

Pola penyebaran tekanan udara horizontal dipengaruhi oleh lintang tempat, penyebaran daratan dan lautan, pergeseran posisi matahari tahunan. Besaran yang sering digunakan untuk menyatakan kelembaban udara adalah kelembaban nisbi yang diukur dengan psikrometer atau higrometer. Kelembaban nisbi berubah sesuai tempat dan waktu. Pada siang hari kelembaban nisbi berangsur – angsur turun kemudian pada sore hari sampai menjelang pagi bertambah besar.

2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum agroklimatologi acara hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan RH ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian suatu tempat berdasarkan perbedaam tekanan udara, suhu udara, dan kelembaban udara (RH).

3. Waktu dan Tempat Pelaksananan

Pelaksanaan praktikum ini dilakukan di beberapa lokasi pada periode yang bersamaan. Lokasi pengamatan pada praktikum ini adalah Karanganyar, Karangpandan dan Tawangmangu.

B. Tinjauan Pustaka

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya kepada setiap bidang seluas 1 cm yang mendatar dari permukaanbumi. Hal ini dapat dipahami bahwa setiap lapisan udara yang dibawahmendapat tekanan udara dari yang diatasnya. Oleh karena itu lapisan yangdibawah keadaan tegang. Ketegangan itu sangat besar sehingga berat udarayang diatasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialahpanjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu.Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11 mb untuk setiapbertambahnnya ketinggian tempat sebesar 100 meter. Tekanan udaradipengaruhi oleh suhu, suhu udara didaerah tropis menunjukkan fluktasi musiman yang sangat kecil. Oleh sebab itu dapat dipahami jika tekanan udaradikawasan tropis relatif konstan (Kensaku 2002).

Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu, misalnya 1 cm2. Satuan yang digunakan adalah atmosfer (atm), millimeter kolom

air raksa (mmHg) atau milibar (mbar). Tekanan udara patokan (sering juga disebut tekanan udara normal) adalah tekanan kolom udara setinggi lapisan atmosfer bumi pada garis lintang 45dan suhu 0. Besarnya tekanan udara tersebut dinyatakan sebagai 1 atm. Tekanan sebesar 1atm ini setara dengan tekanan yang diberikan oleh kolom air raksa setinggi 760 mm. Satuan tekanan selain dengan atm atau mmHg juga dapat dan sering dinyatakan dalam satuan kg/m2 (Andrea 2010).

Meningkatnya suhu udara rata-rata, naiknya suhu permukaan air laut, perubahan pola hujan, pergeseran awal musim kemarau maupun musim hujan, merupakan dampak dari adanya pemanasan global atau perubahan iklim. Ada dua akibat dari meningkatnya temperatur adanya perubahan tekanan, sirkulasi udara yang menyebabkan kecepatan angin menjadi lebih kencang. Adanya penguapan, uap air berkumpul di atas menyebabkan atmosfir basah sehingga intensitas curah hujan menjadi meningkat (Firman 2009).

Suhu dan kelembaban udara sangat erat hubungannya, karena jika kelembaban udara berubah, maka suhu juga akan berubah. Di musim penghujan suhu udara rendah, kelembaban tinggi, memungkinkan tumbuhnya jamur pada kertas, atau kertas menjadi bergelombang karena naik turunnya suhu udara.Kelembaban udara berbanding terbalik

dengan suhu udara. Semakin tinggi suhu udara, maka kelembaban udaranya semakin kecil. Hal ini dikarenakan dengan tingginya suhu udara akan terjadi presipitasi (pengembunan) molekul air yang dikandung udara sehingga muatan air dalam udara menurun (Lakitan 2002).

faktor-faktor yang mempengaruhi suhu juga sangat erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara dalam berbagai hubungan yaitu : Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi; Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembapan makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah; Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi (Lakitan 2002).

C. Alat dan Cara Kerja 1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum agroklimatologi acara ini adalah : a. Thermometer Tanah b. Hygrometer c. Barometer d. Anemometer e. Altimeter f. Klinometer g. GPS h. Lux Meter 2. Cara Kerja

Cara kerja yang perlu diperhatikan pada praktikum agroklimatologi acara hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan RH adalah:

a. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan yang meliputi : thermometer, hygrometer, barometer, altimeter, anemometer, klinometer, GPS dan lux meter. b. Melakukan perjalanan dari pukul 09.00 WIB hingga 14.30 WIB yang dilakukan ada

tiga lokasi yaitu Karanganyar, Karangpandan, dan Tawangmangu.

c. Melakukan analisis dan interpretasi data yang telah diperoleh, dan buatlah pendapat dan kesimpulan dari data yang didapat.

D. Hasil Pengamatan

Tabel 6. Pengaruh Altitute terhadap Tekanan Udara, Suhu Udara dan RH Udara Lokasi Waktu Suhu udara (oC) Suhu Tanah (°C) RH Udar a (%) Kelengasan Tanah pH Intensitas Cahaya Matahari (FC) Tekanan Udara Kecepatan Angin (m/s) Vegetasi Kemiringan (%) Ketinggian (mdpl) Koordinat

Karangpandan 09.00 31,2 30 66 3 6,8 68500 1012 0,49 Rumout, pohon jati, pohon mahoni, bambu,

pohon melinjo, pohon kelapa, pohon sengon.

2 441 S 7° 37’ 0,5” E 111° 2’ 47,1”

09.10 28,4 29 76 3 6,3 53200 1012 1,09 2 441

09.20 29 29 74 3 6,2 87600 1012 1 2 441

09.30 33,9 34,2 54 2,5 6,2 101700 1012 0,7 2 441

Tawangmangu 11.00 26,6 30 62 6 7 43600 1020 2,18 Bawang merah, pepaya, mawar, cemara, pisang, kubis.

8 1233 S 7° 39 ‘40,7” E 111° 8’ 44,3”

11.10 28,7 31 54 6 7 135800 1020 1,54 8 1233

11.20 28,1 30 64 5,2 7 45700 1020 1,54 8 1233

11.30 33,1 31,5 48 5,2 7 149400 1020 1,68 8 1233

Karanganyar 14.00 34,3 34 43 2,5 7 58600 1010 0,35 Pohon mahoni, palem, angsana. 0 184 S 7° 35’ 51,8” E 110° 5’ 31” 14.10 34,2 35 42 2 7 67400 1010 0,96 0 184 14.20 34,6 35 44 2 7 55300 1010 1,65 0 184 14.30 35,7 36,5 41 2 7 62600 1010 1,06 0 184

Sumber : Laporan Sementara

Tabel 7. Hubungan Altitude terhadap Tekanan Udara, Suhu Udara, dan RH Udara Lokasi Waktu Suhu

udara Suhu Tanah RH Udara Kelengasan Tanah pH Intensitas Cahaya Tekanan Udara Kecepatan

(oC) (°C) (%) Matahari

(FC) (m/s)

(%) (mdpl)

Karanganyar 09.00 32 29,5 41 4,5 6,5 49000 1300 0,8 Rumput, angsana, pohon ati, kacang tanah, pisang, palem.

0 185 110o 57’ 515” BT 7o 35’ 86” LS

09.10 31 28,9 44 5 7,9 50500 1300 2 0 185

09.20 32 30 46 4 7,9 51000 1300 0,2 0 185

09.30 32 30 46 4,5 7 52300 1300 0,6 0 185

Karangpandan 11.00 35 34 19 4,5 7 25400 1013,1 1,4 Rumput, putri malu, jati, padi, mahoni, sengon, kelapa, bunga

turi, pisang. 10 474 111o 2’ 785” BT 7o 37’ 10” LS 11.10 36 34 28 4,2 7,5 63300 1013,1 0,5 10 474 11.20 36,5 33,5 30 4,3 7,5 73300 1013,1 1,4 10 474 11.30 36 34 32 3,2 7,5 64100 1013,1 1,6 10 474

Tawangmangu 14.00 28 26 44 6,5 7,3 14000 911,3 1,0 Pohon pisang, pinus, cemara, jagung, bawang, kol, jambu, pakis, rumput, mangga, pepaya,

jambu, kacang panjang.

12 1245 111o 8’ 745” BT 7o 39’ 788” LS

14.10 28 25 43 6 7 20400 911,3 1,1 12 1245

14.20 30 25 36 6 7 18500 911,3 1,6 12 1245

14.30 30 25 36 5 7 24400 911,3 1,4 12 1245

Sumber : Laporan Sementara

Tabel 8. Hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara, dan RH Lokasi Waktu Suhu udara (oC) Suhu Tanah (°C) RH (%) Kelengasan Tanah (%) pH Intensitas Cahaya Matahari (FC) Tekanan Udara Kecepatan Angin Vegetasi Kemiringan (%) Ketinggian (mdpl) Koordinat

Tawangmangu 09.00 37 26 58 40 7 36800 1019 1,96 Daun bawang, wortel, kol, 13 1241 S 7° 39’ 37,2”

cabai, pinus, ketela, pisang, cemara.

E 111° 8’ 44,7”

09.20 38 26 53 45 7 24200 1019 1,03 13 1241

09.30 40 26 59 29 7 16500 1019 2,31 13 1241

Karanganyar 11.00 32 32 69 20 7 56500 1011 1,09 Angsana, palem, sawah padi. 0 221 S 7° 35’ 51,7” E 110° 57’ 31”

11.10 35 34 66 20 7 54500 1011 2,5 0 221

11.20 34 33 64 20 7 55800 1011 0,76 0 221

11.30 35 32 63 20 7 56600 1011 1,09 0 221

Karangpandan 14.00 45 38 51 25 7 38600 1010 1,77 Pohon jati, pisang, kelapa, petai, padi, sengon, mlinjo, palem, nangka, bamboo,

durian. 6 480 S 7° 37’ 6” B 111° 2’ 97,9” 14.10 40 38 49 18 7 43500 1010 1,29 6 480 14.20 42 35 50 2 7 23500 1010 1,61 6 480 14.30 40 35 52 2 7 13700 1010 1,42 6 480

E. Pembahasan

Pengamatan yang dilakukan di tiga tempat yaitu Karanganyar, Karangpandan dan Tawangmangu mempunyai perbedaan altitude atau ketinggian tempat dan latitude atau letak lintang. Hubungan antara ketinggian tempat dengan suhu udara adalah berbanding terbalik, dimana semakin tinggi lokasi suatu tempat maka suhu udara akan semakin rendah. Hal tersebut dikarenakan semakin ke atas (troposfer) kerapatan udara semakin tinggi sehingga meningkatkan massa udara (kandungan uap air) dan menyebabkan kelembabannya tinggi kemudian suhu turun. Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udaranya semakin tipis dan semakin renggang, akibatnya tekanan udara semakin rendah.

Umumnya apabila semakin tinggi tempat maka suhu akan semakin rendah, kelembaban semakin tinggi. Jika dihubungkan dengan pengaruh intensitas cahaya maka akan menyebabkan tekanan menjadi rendah. Pengaruh intensitas cahaya matahari adalah melalui gelombang yang sampai di permukaan bumi yang sebagiannya diserap dan sebagian lainnya dipantulkan kembali. Gelombang cahaya yang dipantulkan ini, akan menjadikan massa udara renggang (karena sifat gas yang memuai karena panas) dan berakibat pada tekanan yang menjadi rendah.

Berhubungan dengan semakin tingginya tempat maka suhu semakin rendah dan kelembaban semakin tinggi. RH sendiri merupakan perbandingan antara uap air yang terkandung pada massa udara dengan uap air jenuh atau maksimum yang dapat dikandung pada massa udara tersebut. Jika kelembaban semakin tinggi itu berarti semakin banyak uap air yang terkandung pada massa udara. Ketika semakin banyaknya uap air tersebut tentu hasil perbandingan dengan uap air maksimum pada massa udara akan semakin tinggi. Dapat disimpulkan semakin tinggi tempat, maka RH akan semakin tinggi.

RH bukan hanya dipengaruhi suhu, akan tetapi masih banyak faktor lain yang juga mempengaruhi besarnya RH. Perubahan RH pada suhu yang sama disebabkan oleh faktor angin dan intensitas cahaya (pada tempat yang sama) selain itu karena faktor ketinggian tempat dan kemiringan (pada lokasi yang berbeda). Perubahan ini angin berperan pada pendinginan suhu sehingga keberadaan angin pada suhu tinggi akan menjadikan suhu turun dan RH naik, dan sebaliknya. Intensitas cahaya berperan dalam memuaikan udara sehingga massa udara menjadi renggang, kemudian

menurunkan RH dan sebaliknya. Sedangkan ketinggian dan kemiringan mempengaruhi penerimaan intensitas cahaya yang juga mempengaruhi RH.

Selain itu ketiga lokasi tersebut mempunyai perbedaan suhu pada waktu bersamaan pada tabel 6 , tabel 7 dan tabel 8 di Karanganyar 32, Karangpandan 31,2

dan Tawangmangu 37. Tetapi pada tabel 5.1.3 terjadi kesalahan pengukuran karena semakin tinggi tempat maka suhunya akan semakin rendah akan tetapi pada tabel tersebut suhunya ketinggian di bandingkan lokasi-lokasi yang lain kemungkinan terjadi kesalahan pengukuran pada saat berada di Tawangmangu.

F. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara dan RH maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah tekanan udaranya, dan semakin rendah suatu tempat, maka semakin rendah pula tekanan udaranya. b. Semakin tinggi suatu tempat, maka suhu udaranya semakin rendah dan

semakin rendah suatu tempat, maka suhu udaranya semakin tinggi.

c. Semakin tinggi suatu tempat, maka kelembabannya semakin tinggi dan semakin rendah suatu tempat, maka kelembabannya semakin rendah.

d. Kelembaban udara berbanding terbalik dengan perubahan suhu dan tekanan udara.

e. Perubahan suhu udara berbanding lurus dengan perubahan tekanan udara. 2. Saran

Saran untuk praktikum acara ini adalah sebaiknya lokasi untuk pengamatan hubungan antara altitude dengan tekanan udara, suhu udara dan RH di perbanyak lagi tidak hanya pada ketiga tempat tersebut sehingga kita bisa lebih paham lagi mengenai perbedaan suhu, tekanan dan RH terhadap ketinggian tempat.

DAFTAR PUSTAKA

Andrea 2010. Pengantar Agroklimatologi. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Firman Umara 2009. Fluktuasi Udara dan Trend Variasi Curah Hujan Rata-Rata Di Atas 100 mm di Beberapa Wilayah Indonesia . Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Vol.5 No.3. Hal : 52-54

Lakitan, B 2002. Dasar Klimatologi. PT Ragagrafindo Persada: Jakarta Takeda Kensaku 2005. Hidrologi Pertanian. PT. Pratya Utama :Bogor.

VI. PENGAMATAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DALAM RUANG KULTUR

Dalam dokumen Laporan Praktikum Agroklim di indonesia (Halaman 57-68)