• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMATAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DALAM RUANG KULTUR JARINGAN, RUMAH KACA DAN TEMPAT TERBUKA

Dalam dokumen Laporan Praktikum Agroklim di indonesia (Halaman 68-75)

DAFTAR PUSTAKA

D. Hasil Pengamatan Tabel 3 Naungan

VI. PENGAMATAN SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DALAM RUANG KULTUR JARINGAN, RUMAH KACA DAN TEMPAT TERBUKA

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang

Ilmu agroklimatologi tidak dapat dipisahkan daripengamatan suhu dan kelembaban udara. Thermohygrograph merupakan alat pengukur suhu dan kelembaban udara. Suhu dan kelembaban merupakan unsur-unsur cuaca yang saling berhubungan. Semakin tinggi suhu udara maka kelembaban akan semakin tinggi. Suhu pada setiap wilayah atau daerah berbeda-beda. Perbedaan suhu udara pada setiap wilayah atau daerah ini dapat dipengaruhi oleh ketinggian suatu wilayah atau tempat. Dapat dikatakan Semakin tinggi ketinggian suatu tempat dari permukaan laut maka suhu udara akan semakin rendah. Laut yang berada disuatu tempat juga akan berpengaruh dalam menekan perubahan suhu udara yang mungkin terjadi.

Wilayah tropis sendiri fluktuasi suhu siang dan suhu malam hari lebih besar dari pada selisih suhu musiman yaitu selisih antara musim kemarau dan musim hujan. Dan daerah sub tropis hingga kutub, fluktuasi suhu musim panas dan musim dingin lebih besar dari pada suhu harian. Atmosfer didalamnya senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban. Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara atau suhu udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air, jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa udara kering.

Suhu dan RH mempunyai pengaruh besar pada bidang pertanian. Suhu dan RH mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman, perkembangan tanaman dan lain sebagainya. Karena tumbuhan hanya mampu hidup di suhu tertentu, jika terlalu tinggi suhu udara suatu daerah makan akan mengakibatkan kematian pada tanaman yang berada pada daerah tersebut. Begitu juga dengan kelembaban udara, tanaman tidak akan bisa tumbuh optimal pada kelembaban yang terlalu tinggi dan kelembaban yang terlalu rendah.

6 8

2. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum agroklimatologi acara thermohygrograph ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memantau suhu dan RH udara pada suatu tempat secara kontinyu pada periode tertentu yaitu mingguan.

3. Waktu dan Tempat Pelaksananan

Praktikum agroklimatologi acara thermohygrograph ini dilaksanakan pada tanggal 03 November 2013 di Fakultas Pertanian UNS. Tempat atau obyek pengamatan meliputi: Ruang Non AC, Ruang AC, dan Rumah Kaca.

B. Tinjauan Pustaka

Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajad panas disebut termometer. Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di permukaan bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub makin dingin. Pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin saat ketinggian bertambah. Tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6°C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradien temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1°C (Leon 2010).

Di bidang pertanian suhu udara yang perlu diketahui adalah suhu udara pada ketinggian rendah dan umumnya mengacu pada temperatur yang diukur di ruangan atau sangkar cuaca yang dipasang pada ketinggian 1,5 – 2,0 meter. Suhu seringkali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu yang umumnya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (°C) disamping tiga sistem skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan satuan Kelvin (K). Sistem Kelvin memiliki sistem skala yang sama dengan skala Celcius, tetapi berbeda pada dasar titik nolnya. Titik nol derajat Kelvin berada pada 273 skala dibawah nol derajat Celsius, sehingga: satuan derajat Kelvin = satuan derajat Celsius – 273 , atau t°K = t°FC– 273 Dalam skala Celsius, titik beku air adalah 0°C dan titik didihnya adalah 100°C, sedangkan pada skala Fahrenheit, titik beku air adaalah 32°F dan titik didihnya sama dengan 212°F, sehingga : t°C = 5/9 ( t°F – 32) (Gunawan Nawawi 2007).

Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air di dinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air

sebanyak itu. Uap air berubah menjadi titik-titik air. Udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh (Edi S 2009).

Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan bahan padat tertentu. Jika suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan larutan air tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air dengan potensi air larutan. Potensi air udara berhubungan dengan kelembaban relatif udara tersebut (Lakitan 2002).

Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan kandungan uap air ( Guslim 2009 ).

Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udaranya semakin tipis dan semakin renggang, akibatnya tekanan udara semakin rendah. Tekanan udara di suatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara tinggi. Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan udara dinamakan barograf. Pada barograf tekanan udara sepanjang hari tergores pada kertas yang dinamakan barogram. Bila hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan udara tertinggi terjadi pada pukul 10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam) dan tekanan udara rendah terjadi pada pukul 04.00 (pagi) dan pukul 16.00 (Sriyani 2002).

Tekanan udara adalah tekanan yang diberikan oleh udara karena beratnya setiap bidang seluas 1 cm2 yang mendatar dari permukaan bumi. Hal ini dapat dipahami bahwa

setiap lapisan udara yang di bawah mendapat tekanan udara dari yang di atasnya. Oleh karena itu lapisan yang dibawah keadaan tegang. Ketegangan ini sangat besar sehingga berat udara yang di atasnya bertahan dalam keadaan seimbang. Tinggi barometer ialah panjang kolom air raksa yang seimbang dengan tekanan udara pada waktu itu. Tekanan udara umumnya menurun sebesar 11 mb untuk setiap bertambahnya ketinggian tempat sebesar 100 meter. Tekanan udara dipengaruhi oleh suhu, suhu udara di daerah tropis menunjukkan fluktasi musiman yang sangat kecil (Handoko 2004).

C. Alat dan Cara Kerja 1. Alat

Alat yang digunakan pada praktikum agroklimatologi acarathermohygrograph adalah sebagai berikut:

a. Thermohygrograph b. Kertas Grafik 2. Cara Kerja

Cara kerja yang perlu diperhatikan pada praktikum agroklimatologi acara thermohygrograph adalah:

a. Menyiapkan alat thermohygrograph, pasang kertas pias pada drum.

b. Menyetel alat pada posisi mingguan, memasang drum kembali danmeletakkan pada tempat yang akan di monitoring.

c. Melakukan inspeksi setiap hari mengenai kelancaran jalannya alat,seperti tinta reorder, dan timer yang sudah di setting.

d. Setelah satu minggu, melakukan pelepasan kertas pias, dan melakukanpengamatan terhadap data yang telah diperoleh.

e. Memasang kertas pias yang baru, meletakkan alat pada tempat yangberbeda, lakukan prosedur serupa.

f. Melakukan pembacaan data yang diperoleh dan mencari kapanterjadinya suhu tertinggi, suhu rendah, RH tertinggi, RH terendah.

D. Hasil Pengamatan

Tabel 9. Hasil Pengamatan Thermohygrograph di Ruang Non AC Hari Suhu Max Suhu Min Selisih Suhu RH Max RH Min Selisih RH Senin 29 26 1 83 64 10 Selasa 29 27 2 64 55 29 Rabu 28 27 1 78 66 8 Kamis 28 26 2 78 65 12 Jumat 27 26 1 80 64 24 Sabtu 29 27 2 85 63 22 Mingg u 28 27 1 74 66 8 Rata 28,28 26,57 1,42 78,42 63,42 16,14

Tabel 10. Hasil Pengamatan Thermohygrograph di Ruang AC Hari Suhu Max Suhu Min Selisih Suhu RH Max RH Min Selisih RH Senin 30 28 2 67 62 5 Selasa 31 28 3 77 62 15 Rabu 31 29 2 80 64 24 Kamis 31 29 2 83 70 13 Jumat 31 29 2 72 63 9 Sabtu 32 29 3 81 61 20 Mingg u 31 28 3 65 61 4 Rata 31 28,57 2,42 75 63,28 12,85

Sumber : Laporan Sementara

Tabel 11. Hasil Pengamatan Thermohygrograph di Rumah Kaca Hari Suhu Max Suhu Min Selisih Suhu RH Max RH Min Selisih RH Senin 38 28 10 98 69 29 Selasa 39 26 13 100 50 50 Rabu 37 26 11 98 55 43 Kamis 38 26 12 96 38 58 Jumat 37 25 12 97 50 47 Sabtu 37 25 12 97 60 37 Mingg u 39 25 12 97 44 53 Rata 37,85 25,85 11,71 97,57 52,28 45,28

Sumber : Laporan Sementara E. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6.1 yaitu Pengamatan Termohygrograph di Ruang Non AC diperoleh suhu rata – rata maksimal 28,28; suhu rata – rata minimum 26,57; selisih dari suhu maksimum dan suhu minimum 1,42 ; RH maksimum 78,42 % ; RH minimum 63,42%; dan selisih dari RH maksimum dan RH minimum 16,14%. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6.2 Pengamatan Termohygrograph yang diperoleh di Ruang AC adalah suhu rata – rata maksimal 31; suhu rata – rata minimum 28,57; selisih dari suhu maksimum dan suhu minimum 2,42; RH maksimum 75% ; RH minimum 63,82%; dan selisih dari RH maksimum dan RH minimum adalah 12,85%. Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 6.3 Pengamatan Termohygrograph di Rumah Kaca yang diperoleh adalah suhu rata – rata maksimal 37,85; suhu rata – rata minimum 25,85; selisih dari suhu maksimum dan suhu minimum adalah 11,71; RH maksimum 97,57%; RH minimum 52,28%; dan selisih dari RH maksimum dan RH minimum 45,28%.

Suhu di ruang AC dan rumah kaca bisa dikatakan stabil, karena pada rumah kaca terjadi modifikasi iklim mikro. Cahaya matahari diserap, pada saat terjadi perubahan suhu di rumah kaca, panas yang disimpan dari penyerapan cahaya matahari itu berguna untuk menstabilkan suhu di rumah kaca. Sedangkan pada ruangan AC terdapat AC yang mampu untuk menstabilkan suhu dalam ruangan. Pada ruang AC selalu menggunakan AC kontinyu, dikarenakan AC dalam suatu ruangan berfungsi sebagai penstabil suhu ruangan tersebut. Suhu pada AC dapat diatur sesuai dengan yang dibutuhkan atau diinginkan, sehingga kecil kemungkinan suhu pada ruangan berAC akan berubah atau tidak stabil.

Di dalam rumah kaca suhunya selalu lebih tinggi dari lingkungannya, hal ini dikarenakan rumah kaca dapat menyerap panas dari cahaya matahari dan mampu menahan cahaya matahari. Panas di dalam rumah kaca sulit untuk keluar sehinggan panas tersebut tetap berada di dalam rumah kaca dan menyebabkan suhu pada ruangan akan lebih tinggi dari lingkungan. Sedangkan panas di lingkungan menyebar dan tidak ada penahannya akibatnya suhu berubah-ubah dan tidak dapat stabil. RH di rumah kaca lebih bisa dikontrol sesuai dengan keinginan dibandingkan di udara yang berada di tempat terbuka. F. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum acara 6 mengenai thermohygrograf pada ruang non AC, ruang AC dan rumah kaca maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Pada perlakuan rumah kaca cenderung stabil karena rumah kacamerupakan modifikasi iklim mikro.

b. Pada perlakuan laboratorium terdapat AC yang mampu menstabilkansuhu pada ruangan tersebut.

c. Pada rumah kaca , ruang non AC, dan ruang AC yang memiliki suhu tertinggi adalah rumah kaca, kemudian ruang ac dan yang memiliki suhu rendah adalah ruang non ac.

d.RH tertinggi terdapat pada perlakuan rumah kaca dan RH terendah terdapat pada perlakuan di ruang AC.

2. Saran

Saran untuk praktikum Agroklimatologi acara 6 ini adalah :

a. Pemanfaatan rumah kaca sebagai tempat budidaya tanaman sebaiknya dilakukan kontrol keadaan iklim mikro sesuai kebutuhan tanaman yang akan dibudidayakan.

b. Kondisi rumah kaca perlu lebih diperhatikan karena mempengaruhi intensitas radiasi matahari yang masuk, contohnya seperti naungan kaca yang digunakan untuk atap sudah lama, berdebu, dan sudah ditumbuhi lumut/jamur.

c. Pengamatan lebih baik dilakukan pada saat green house dalam kondisi tidak digunakan untuk budidaya tanaman agar tidak berpengaruh pada penambahan suhu udara dalam greenhouse dan pola aliran udara hasil simulasi.

.

Edi S 2009. Rancangan Bangun Sensor Suhu Tanah dan Kelembaban Udara. Jurnal Sains Dirgantara Vol. 7 (1). Hal: 56-67

Gunawan Nawawi Ir. MS 2007. Pengantar Klimatologi Pertanian. Dinas Pendidikan : Jakarta

Guslim 2009. Agroklimatologi. USU Press : Medan.

Handoko, I 2004. Dasar Penyusunan dan Aplikasi Model Simulasi Komputer untuk Pertanian. Jurusan Geofisika dan Meteorologi. F.MIPA Bogor : IPB.

Leon 2010. Suhu Udara. http://leonheart94.blogspot.com/2010/04/suhu-udara.html. Diakses tanggal 25 November 2013

Lakitan 2002. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Sriyani 2002. Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara. Jurnal Agromet XI (1). Perhimpi : Bogor.

Dalam dokumen Laporan Praktikum Agroklim di indonesia (Halaman 68-75)