• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Brand, Identitas dan Logo

TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Hubungan Antara Brand, Identitas dan Logo

Brand identity terwujud dalam bentuk icon atau simbol yang merepresentasikan sebuah organisasi secara keseluruhan, apakah itu produknya ataupun jasa yang ditawarkan oleh organisasi itu. Brand identity terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu (Newman, Damien. The Designer’s Guide to Brand Strategy, 2003):

1. Visual system, merupakan logo, sistem tipografi, palet warna dan sebagainya 2. Personality, sebuah brand memiliki kepribadian seperti halnya manusia.

Kepribadian ini memiliki fungsi untuk memposisikan diri di benak konsumen dan juga berfungsi untuk memperkuat hubungan emosional dengan konsumen.

3. Functionality and behaviour, yaitu mengintegrasikan brand ke dalam bisnis, strategi brand dan juga aktivitas-aktivitas lain yang mendukung brand.

Logo dan system visual yang saling berkesinambungan adalah aset yang sangat berharga. Dalam era saat ini dimana beragam media sering digunakan dikombinasikan dengan strategi bisnis, logo bukan lagi sekedar lambang atau simbol sederhana (Morioka, Adams. Logo Design Workbook – A Hands on Guide to Creating Logos, 2004, USA, Rockport Publishers, Inc ).

Berikut adalah definisi tentang logo, identitas, dan brand (Ibid):

1. Logo: Simbol yang khusus dimiliki oleh perusahaan, objek, perseorangan, instansi, atau media.

2. Identity: Sebuah kombinasi yang terdiri dari logo, elemen visual (huruf, warna, gambar) dan sistem pengaplikasian yang ditujukan untuk membentuk pesan yang unik dan kohesif bagi sebuah instansi, perusahaan, dan semacamnya.

3. Brand: Identity bukanlah brand. Brand adalah persepsi tentang sebuah instansi, perusahaan dan semacamnya yang tercipta di benak audiens. Persepsi ini didapatkan dari logo, identitas visual, pesan, produk dan service yang dilakukan oleh instansi atau perusahaan tersebut.

Sedangkan dalam pengembangannya, logo terdiri dari beberapa elemen yaitu: 1. Tipografi, meliputi pemilihan huruf dan penataannya

2. Warna

3. Gambar dan atau iconography 4. Bentuk

5. Pengaplikasian pada media, seperti misalnya bagaimana menerapkan logo pada beragam media: stationery, merchandise, promotion tools, atau bahkan bagaimana menerapkannya dalam bentuk animasi multimedia.

Sebuah identitas haruslah bersifat dinamis sehingga dapat memenuhi kebutuhan klien yang juga sama dinamisnya. Oleh karena itu, seorang desainer hendaknya menciptakan logo dengan pemikiran yang fleksibel:

1. Consistency of Concept: Sistem identitas seharusnya berfungsi sebagai kesatuan yang padu antara elemen-elemen visual maupun verbal untuk memudahkan target audiens mengidentifikasi klien. Konsistensi adalah hal utama dalam menunjang branding yang efektif. Identitas akan gagal jika dia mudah ditebak dan tidak memorable. Kekuatan, kejelasan, dan kebaruan adalah elemen-elemen lain yang juga harus ada dalam menyertai konsistensi.

2. Clarity of Message: Identitas memiliki peran untuk membentuk image sesuai yang dibutuhkan oleh klien (harus jelas dari segi visual dan juga pesan). Agar tujuan ini terpenuhi semua elemen visual dalam sebuah identitas harus mampu memberi support pada logo.

3. Accomodating to the Client: Ketika sebuah sistem identitas dikerjakan, seorang desainer harus mengerti bagaimana klien menggunakannya. Identitas harus mampu mencerminkan kepribadian yang dimiliki oleh klien, dan desainer harus pula menciptakan sistem yang bisa disesuaikan dangan kebutuhan klien.

4. Flexibility for Users: Sebuah identitas harus memiliki fleksibilitas agar dapat dimodifikasi oleh bidang kreatif lain yang lebih spesifik. Seorang desainer harus menyiapkan rencana agar identitas tersebut dapat diterapkan pada berbagai macam variabel tanpa harus keluar dari koridor sistem yang telah dibuat.

2.6.1 Teori Logo

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, logo berarti huruf atau lambang yang mengandung suatu makna yang terdiri dari atas satu kata atau lebih sebagai lambang atau nama perusahaan. Berdasarkan definisi tersebut, logo bukan hanya sekedar symbol atau lambang melainkan mempunyai makna tersendiri. Sebuah logo akan mudah diingat bila logo tersebut mempunyai keunikan tersendiri yang berbeda tetapi pada saat bersamaan mampu memberikan identitas dan membawa pesan yang ingin disampaikan. Logo dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Logotype ( Visual logo yang menggunakan type / huruf )

2. Logogram ( visual logo yang menggunakan symbol / atau karakter)

Logo untuk brand pulau tidung terdiri dari logogram dan logotype yang sintaktik. Logogram akan dibuat dengan shape yang sederhana dan mengalami proses stilasi dan memiliki keunikan agar mudah diingat oleh target audience. Logotype akan menggunakan jenis font san serif dengan tetap memperhatikan kesinambunganya terhadap mood dan logogram.

2.6.2 Teori Typography

Menurut Sihombing (2001, p80 ) dalam bukunya tipografi dalam desain grafis, mengungkapkan bahwa proses perancangan dengan menggunakan huruf merupakan tahapan yang paling menentukan dalam solusi masalah tipografi, seorang designer akan bertindak sebagai komunikator visual yang memiliki berbagai peluang mengontrol setiap keputusan kreatif yang dapat memperkuat efetivitas dan efisiensi dari sebuah pesan yang akan disampaikan kepada penerima.

Menurut Rob Carter, faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam tipografi diantaranya adalah :

• Legibility, yaitu mudah dibaca. Penting dalam penyampaian pesan dan gagasan. • Readability, yaitu dapat dibaca

• Visibility, mudah diliat • Clarity, Jelas

Tipe huruf yang digunakan dalam logotype maupun body text dalam media promosi dan aplikasi lain adalah sans serif yang dimaksudkan sebagai bagian penting untuk menguatkan mood yang ingin dicapai yaitu ramah dan simple. Pemilihan jenis huruf akan didasarkan dari tingkat readabilitas yang tinggi agar lebih mudah dibaca oleh khalayak sasaran.

2.6.3 Teori Warna

Warna mempunyai kekuatan untuk menciptakan emosi, mengekspresikan kepribadian, serta memacu ingatan untuk memberikan sensasi Menggunakan wana yang tepat dalam bidang desain grafis meerupakan sesuatu yang cukup rumit, hal ini disebabkan warna mempunyai konotasi yang berbeda disetiap kebudayaan dan masyrakat yang berbeda. Seperti dikatakan oleh Henry Dreyfuss, bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol tersebut.

Warna juga dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu terang, sedang, gelap dan sebagai pertimbangan dari daya lihat target audience, maka daya pantul cahaya dapat dinilai sebagai berikut :

• Warna terang adalah warna yang disukai muda-mudi, yang dapat membuat produk menjadi lebih besar dan lebih dekat ke mata

• Warna keras/ hangat seperti merah, orange, kuning, warna-warna ini dapat menjadi daya tarik dan dampak sangat besar, dan sangat tepat diaplikasikan pada media

• Warna lembut/dingin seperti hijau dan biru, warna ini sangat dinamis dan cocok untuk produk-produk tertentu

• Warna tua, seperti coklat dan hitam, warna ini harus dikomposisikan dengan warna yang tingkat pantulnya tinggi serta latar belakang yang harus diletakkan dengan warna yang lebih kontras

2.6.4 Teori Fotografi

Sebuah Foto akan terlihat baik apabila foto tersebut dapat mengungkapkan ataun menceritakan banyak hal kepada audience tentang sesuatu yang ada dalam foto tersebut.

Berdasarkan Yozardi (2003) dituliskan bahwa pencahayaan alami maupun buatan bisa memberikan efek yang bervariasi. Hal ini bergantung pada arah datangnya sumber cahaya sehingga memberikan kesan yang berbeda – beda. Cahaya samping dapat mebuat foto menjadi berdimensi dan dramatis. Efek cahaya dari belakang menginformasikan mengenai bentuk objek atau yang kita kenal dengan nama siluet. Foto siluet mengesankan efek dramatis.

2.6.5 Visual Identity Manual

Menurut Mendiola B Wiryawan, dalam buku kamus branding, Visual Identity Manual adalah panduan tata cara pemakaian elemen visual/design agar dicapai kesatuan dan kesamaan presepsi identitas visual sebuah brand. Visual Identity manual dapat berupa buku, CD-ROM, e-book, dan website. Istilah lainnya adalah Graphic Standard Manual, Graphic Standard Guidelines, Brand Identity Manual, Visual Guidelines.

2.7

2.7.1 Pengertian Partisipasi

Dokumen terkait