• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PEMINJAM DAN KETEPATAN PELAYANAN LKM

Pengukuran hubungan antara karakteristik peminjam dan ketepatan pelayanan LKM menunjukkan hasil yang sesuai hipotesis, akan tetapi tidak secara keseluruhan. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan nyata antara karakteristik peminjam dan ketepatan pelayanan LKM. Variabel karakteristik yang berhubungan nyata dengan salah satu komponen ketepatan pelayanan LKM di Kecamatan Tamansari adalah tingkat kepatuhan pada pemimpin. Tingkat kepatuhan berhubungan nyata negatif dengan ketepatan sasaran. Hasil pengukuran dapat dilihat pada Tabel 31, Tabel 32, Tabel 33 dan Tabel 34.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas anggota termasuk kategori sesuai. Hal ini berarti anggota menilai rumah tangganya termasuk kategori miskin saat pertama kali bergabung menjadi anggota koperasi. Selain itu, anggota cenderung kurang patuh terhadap pemimpin dalam hal mendengarkan saran-saran yang diberikan dan anggota cenderung patuh terhadap pemimpin dalam hal mengikuti keputusan yang diambil. Mayoritas anggota percaya terhadap apa yang dikatakan pemimpinnya.

Tabel 31 menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan terhadap pemimpin berhubungan nyata negatif dengan ketepatan sasaran. Hasil korelasi tersebut menunjukkan bahwa anggota yang termasuk ketepatan sasaran sesuai cenderung mempunyai tingkat kepatuhan rendah terhadap pemimpin dan demikian juga sebaliknya. Anggota yang termasuk ketepatan sasaran tidak sesuai cenderung mempunyai tingkat kepatuhan tinggi terhadap pemimpin. Dengan kata lain, anggota yang menganggap rumah tangganya termasuk kategori miskin saat pertama kali bergabung menjadi anggota koperasi cenderung kurang patuh terhadap pemimpinnya dan demikian juga sebaliknya, anggota yang menganggap rumah tangganya termasuk kategori tidak miskin saat pertama kali bergabung menjadi anggota koperasi cenderung patuh terhadap pemimpinnya.

Anggota yang menganggap dirinya miskin saat pertama kali bergabung menjadi anggota koperasi cenderung kurang patuh terhadap pemimpinnya. Ketidakpatuhan anggota terhadap pemimpin sebenarnya bukan merupakan kesengajaan. Anggota sebenarnya ingin mengikuti semua saran pemimpin. Akan tetapi, anggota kadang-kadang mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan saran pemimpin. Beberapa contoh yang menggambarkan hal tersebut adalah sebagai berikut. Anggota kadang-kadang tidak datang kumpul mingguan karena ada keperluan yang lebih penting, meskipun pemimpin selalu memberikan saran agar datang kumpul mingguan. Keperluan yang lebih penting misalnya bekerja dan mengurus anak. Selain itu, anggota menggunakan uang untuk kegiatan-kegiatan yang produktif dan non produktif sesuai keperluan yang ada saat itu, meskipun pemimpin lebih menyarankan untuk menggunakan pinjaman untuk kegiatan-kegiatan produktif.

Rendahnya peran pemimpin yang dirasakan anggota dan kurangnya kharismatik pemimpin juga menyebabkan tingkat kepatuhan cenderung rendah. Pemimpin biasanya adalah orang-orang yang berstatus sosial sama dengan anggota dan tidak ada perbedaan kemampuan yang menonjol dari anggotanya. Anggota cenderung beranggapan bahwa yang terpenting dalam keanggotaan

koperasi adalah membayar cicilan tepat waktu agar anggota kelompok tidak merasa terbebani. Adapun terkait kehadiran, anggota dapat minta izin jika ada keperluan penting, sedangkan terkait penggunaan dana pinjaman, anggota merasa bebas menggunakan untuk berbagai keperluan karena pembayaran sepenuhnya adalah tanggung jawab anggota yang bersangkutan.

Anggota yang menganggap rumah tangganya tidak miskin saat pertama kali bergabung menjadi anggota koperasi cenderung patuh terhadap pemimpinnya. Pemimpin memberikan saran-saran sesuai kondisi anggota. Pemimpin hanya memberikan saran terkait hal-hal yang mendukung kelancaran kegiatan koperasi, seperti datang kumpul rutin. Saran-saran tersebut cenderung diikuti karena sudah menjadi komitmen anggota koperasi. Pemimpin tidak lagi menyarankan terkait penggunaan dana pinjaman. Hal tersebut karena kondisi ekonomi rumah tangga sudah dianggap mampu. Kecenderungan kepatuhan anggota pada pemimpin juga disebabkan karena segala sesuatu yang berhubungan dengan kelompok dibicarakan dengan musyawarah, sehingga keputusannya cenderung diikuti. Selain itu, pemimpin biasanya adalah orang yang mempunyai citra diri yang baik menurut penilaian anggota, sehingga anggota cenderung percaya terhadap pemimpinnya.

Selanjutnya, tidak ada satupun variabel karakteristik peminjam yang berhubungan nyata dengan variabel ketepatan pelayanan LKM di Kecamatan Dramaga. Selain itu, variabel karakteristik peminjam tidak dapat diukur tingkat korelasinya dengan variabel kelancaran pembayaran karena tidak ada variasi jawaban anggota pada variabel kelancaran pembayaran. Semua anggota mengaku selalu lancar pembayarannya dan tidak pernah terlambat satu kalipun.

Tabel 32 menunjukkan bahwa jenis usaha tidak berhubungan nyata dengan komponen ketepatan pelayanan LKM, baik di Kecamatan Tamansari maupun Kecamatan Dramaga. Tabel 33 dan Tabel 34 menunjukkan bahwa secara umum variabel karakteristik peminjam tidak berhubungan nyata dengan komponen ketepatan pelayanan LKM.

Hasil korelasi pada Tabel 31, Tabel 32, Tabel 33, dan Tabel 34 menunjukkan hanya variabel tingkat kepatuhan pada pemimpin yang berhubungan nyata dengan ketepatan sasaran di Kecamatan Tamansari. Adapun komponen ketepatan pelayanan LKM berupa kesesuaian penggunaan dana dan kelancaran pembayaran tidak berhubungan nyata dengan semua variabel karakteristik peminjam.

Tabel 31 Koefisien korelasi antara karakteristik peminjam dan ketepatan pelayanan LKM di Kecamatan Tamansari dan Dramaga tahun 2014

Karakteristik peminjam

(Spearman’s

rho)

Kecamatan Tamansari Kecamatan Dramaga

Ketepatan pelayanan LKM Ketepatan pelayanan LKM Ketepatan Sasaran Kesesuaian penggunaan dana Kelancaran pembayaran

Ketepatan sasaran Kesesuaian penggunaan dana

Kelancaran pembayaran Correlation

Coefficient

Sig (2-tailed) Correlation Coefficient

Sig (2-tailed) Correlation Coefficient

Sig (2-tailed) Correlation Coefficient

Sig (2-tailed) Correlation Coefficient

Sig (2-tailed) Correlation Coefficient Sig (2-tailed) Umur .163 .350 -.160 .358 .112 .523 .102 .627 -.084 .689 . . Tingkat pendidikan .062 .725 .219 .207 .042 .810 -.269 .193 .182 .384 . . Masa keanggotaan .024 .890 -.039 .825 -.080 .649 .075 .720 .062 .768 . . Tingkat pemahaman -.027 .876 -.038 .829 .105 .549 .060 .775 .174 .406 . . Tingkat kepatuhan -.372* .028* .268 .119 .090 .607 .228 .273 .005 .981 . . Sikap terhadap kemiskinan .179 .303 -.037 .833 .015 .932 -.065 .758 .061 .772 . . Keterangan : * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Kelancaran pembayaran tidak dapat diukur hubungannya dengan karakteristik peminjam karena tidak ada variasi jawaban pada kelancaran pembayaran di Kecamatan Dramaga

Tabel 32 Nilai signifikansi hubungan antara jenis usaha dan ketepatan pelayanan LKM di Kecamatan Tamansari dan Dramaga tahun 2014

Jenis usaha (chi square test)

Kecamatan Tamansari Kecamatan Dramaga

Ketepatan pelayanan LKM Ketepatan pelayanan LKM Ketepatan Sasaran Kesesuaian penggunaan dana Kelancaran pembayaran Ketepatan Sasaran Kesesuaian penggunaan dana Kelancaran Pembayaranb Value Asymp. Sig. Value Asymp. Sig. Value Asymp Sig. Value Asymp. Sig. Value Asymp. Sig. Value Asymp. Sig. 2.399a .301 6.149a .188 7.094a .131 2.679a .262 2.086a .720 . . Keterangan: a 0 cells (0%) have expected frequencies less than 5

Pernyataan ini menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang antara jenis usaha dan ketepatan pelayanan tidak ada yang menunjukkan frekuensi di bawah lima b Kelancaran pembayaran tidak dapat diukur hubungannya dengan karakteristik peminjam karena tidak ada variasi jawaban pada kelancaran pembayaran di Kecamatan Dramaga

Uji hubungan antara jenis usaha dan komponen ketepatan pelayanan LKM menggunakan uji Chi Square. Hasil uji korelasi ditunjukkan pada Tabel 34.

di Kecamatan Tamansari dan Dramaga tahun 2014

Karakteristi peminjam

(Spearman’s

rho)

Ketepatan pelayanan LKM Kecamatan Tamansari dan Dramaga Ketepatan sasaran Kesesuaian penggunaan dana Kelancaran Pembayaran Correlation

Coefficient Sig (2-tailed)

Correlation

Coefficient Sig (2-tailed)

Correlation

Coefficient Sig (2-tailed)

Umur -.143 .277 .128 .331 -.088 .505 Tingkat pendidikan -.050 .704 .171 .192 .073 .581 Masa keanggotaan -.063 .632 -.006 .964 -.170 .194 Tingkat pemahaman -.032 .811 .017 .897 .067 .609 Tingkat kepatuhan -.205 .116 .129 .327 .024 .855 Sikap terhadap kemiskinan .074 .573 .007 .958 -.019 .885

Tabel 34 Nilai signifikansi hubungan antara jenis usaha dan ketepatan pelayanan LKM di Kecamatan Tamansari dan Dramaga tahun 2014

Jenis usaha (Chi square test)

Ketepatan pelayanan LKM Ketepatan sasaran Kesesuaian penggunaan dana Kelancaran pembayaran

Value Asymp. Sig. Value Asymp. Sig. Value Asymp. Sig.

.765a .682 7.088a .131 4.187a .381 Keterangan: a 0 cells (0%) have expected frequencies less than 5

Pernyataan ini menunjukkan bahwa hasil tabulasi silang antara jenis usaha dan ketepatan pelayanan tidak ada yang menunjukkan frekuensi di bawah lima

HUBUNGAN ANTARA PERAN PETUGAS LKM DAN

Dokumen terkait