• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara persentase kolonisasi FMA dengan parameter pertumbuhan.

III. BAHAN DAN METODE

8. Jumlah nodul efektif

4.1.4. Hubungan antara persentase kolonisasi FMA dengan parameter pertumbuhan.

Untuk mengetahui hubungan persentase kolonisasi FMA dengan parameter pertumbuhan pada tanaman E. cyclocarpum dilakukan uji korelasi Pearson pada taraf 1% (Tabel 3).

Tabel 3 Hasil analisis korelasi antara persentase kolonisasi FMA dengan beberapa parameter pertumbuhan bibit E. cyclocarpum.

Korelasi Nilai koefisien korelasi (r) Kriteria hubungan Persentase kolonisasi dengan tinggi semai 0,519 Sedang Persentase kolonisasi dengan diameter semai 0,729 Kuat Persentase kolonisasi dengan jumlah daun 0,331 Lemah Persentase kolonisasi dengan berat segar tajuk 0,758 Kuat Persentase kolonisasi dengan berat segar akar 0,483 Sedang Persentase kolonisasi dengan jumlah nodul 0,062 Sangat lemah Persentase kolonisasi dengan jumlah nodul efektif 0,176 Sangat lemah Persentase kolonisasi dengan berat kering total 0,769 Kuat Persentase kolonisasi dengan serapan N 0,544 Sedang Persentase kolonisasi dengan serapan P 0,654 Sedang Persentase kolonisasi dengan C/N ratio 0,356 Lemah Persentase kolonisasi dengan indek mutu bibit 0,766 Kuat Persentase kolonisasi dengan penambahan bakteri 0,124 Sangat lemah

Analisis hubungan antara persentase kolonisasi dengan berbagai parameter pertumbuhan bibit E. cyclocarpum (Tabel 3). Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa hubungan antara persentase kolonisasi FMA dengan parameter tinggi semai, berat segar akar, serapan hara N dan serapan hara P merupakan hubungan yang sedang. Adapun hubungan antara diameter semai, berat segar tajuk, berat kering total dan indek mutu bibit E. cyclocarpum

merupakan hubungan yang kuat. Sedangkan hubungan persentase kolonisasi FMA dengan parameter jumlah nodul, jumlah nodul efektif dan penambahan jenis bakteri merupakan hubungan yang sangat lemah serta pada parameter jumlah daun dan C/N ratio merupakan hubungan yang lemah.

Untuk mengetahui hubungan persentase kolonisasi FMA dengan parameter pertumbuhan pada tanaman L. leucocephala dilakukan uji korelasi Pearson pada taraf 1% (Tabel 4).

Tabel 4 Hasil analisis korelasi antara persentase kolonisasi FMA dengan beberapa parameter pertumbuhan bibit L. leucocephala.

Korelasi Nilai koefisien korelasi (r) Kriteria hubungan Persentase kolonisasi dengan tinggi semai 0,986 Sangat kuat Persentase kolonisasi dengan diameter semai 0,973 Sangat kuat Persentase kolonisasi dengan jumlah daun 0,995 Sangat kuat Persentase kolonisasi dengan berat segar tajuk 0,964 Sangat kuat Persentase kolonisasi dengan berat segar akar 0,895 Kuat Persentase kolonisasi dengan jumlah nodul 0,863 Kuat Persentase kolonisasi dengan jumlah nodul efektif 0,946 Sangat kuat Persentase kolonisasi dengan berat kering total 0,934 Sangat kuat Persentase kolonisasi dengan serapan N 0,803 Kuat Persentase kolonisasi dengan serapan P 0,906 Sangat kuat Persentase kolonisasi dengan C/N ratio 0,615 Sedang Persentase kolonisasi dengan indek mutu bibit 0,876 Kuat Persentase kolonisasi dengan penambahan bakteri 0,061 Sangat lemah

Analisis hubungan antara persentase kolonisasi dengan berbagai parameter pertumbuhan bibit L. leucocephala disajikan pada Tabel 4. Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa hubungan antara persentase kolonisasi FMA dengan parameter tinggi semai, diameter semai, jumlah daun, berat segar tajuk, jumlah nodul efektif, berat kering total dan serapan Hara P merupakan hubungan yang sangat kuat. Adapun hubungan antara berat segar akar, jumlah nodul, serapan hara N dan indek mutu bibit L. leucocephala merupakan hubungan yang kuat. Serta hubungan persentase kolonisasi dengan C/N ratio mempunyai hubungan yang sedang. Sedangkan hubungan kolonisasi FMA dengan penambahan jenis bakteri merupakan hubungan yang sangat lemah.

48

Untuk mengetahui hubungan persentase kolonisasi FMA dengan parameter pertumbuhan pada tanaman P. falcataria dilakukan uji korelasi Pearson pada taraf 1% (Tabel 5).

Tabel 5 Hasil analisis korelasi antara persentase kolonisasi FMA dengan beberapa parameter pertumbuhan bibit P. falcataria.

Korelasi Nilai koefisien korelasi (r) Kriteria hubungan Persentase kolonisasi dengan tinggi semai 0,631 Sedang Persentase kolonisasi dengan diameter semai 0,489 Sedang Persentase kolonisasi dengan jumlah daun 0,691 Sedang Persentase kolonisasi dengan berat segar tajuk 0,455 Sedang Persentase kolonisasi dengan berat segar akar 0,501 Sedang Persentase kolonisasi dengan jumlah nodul 0,486 Sedang Persentase kolonisasi dengan jumlah nodul efektif 0,485 Sedang Persentase kolonisasi dengan berat kering total 0,466 Sedang Persentase kolonisasi dengan serapan N 0,397 Sedang Persentase kolonisasi dengan serapan P 0,387 Sedang Persentase kolonisasi dengan C/N ratio 0,683 Sedang Persentase kolonisasi dengan indek mutu bibit 0,443 Sedang Persentase kolonisasi dengan penambahan bakteri 0,233 Lemah

Analisis hubungan antara persentase kolonisasi dengan berbagai parameter pertumbuhan bibit P. falcataria (Tabel 5). Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa hubungan antara persentase kolonisasi FMA dengan parameter tinggi semai, diameter semai, jumlah daun, berat segar tajuk, berat segar akar, jumlah nodul, jumlah nodul efektif, berat kering total, serapan hara N, serapan hara P, C/N ratio dan indek mutu bibit merupakan hubungan yang sedang. Sedangkan hubungan kolonisasi FMA dengan penambahan jenis bakteri merupakan hubungan yang lemah.

Untuk mengetahui hubungan persentase kolonisasi FMA dengan parameter pertumbuhan pada tanaman C. calothyrsus dilakukan uji korelasi Pearson pada taraf 1% (Tabel 6).

Tabel 6 Hasil analisis korelasi antara persentase kolonisasi FMA dengan beberapa parameter pertumbuhan bibit C. calothyrsus.

Korelasi Nilai koefisien korelasi (r) Kriteria hubungan Persentase kolonisasi dengan tinggi semai 0,789 Kuat Persentase kolonisasi dengan diameter semai 0,860 Kuat Persentase kolonisasi dengan jumlah daun 0,787 Kuat Persentase kolonisasi dengan berat segar tajuk 0,775 Kuat Persentase kolonisasi dengan berat segar akar 0,842 Kuat Persentase kolonisasi dengan jumlah nodul 0,694 Sedang Persentase kolonisasi dengan jumlah nodul efektif 0,661 Sedang Persentase kolonisasi dengan berat kering total 0,871 Kuat Persentase kolonisasi dengan serapan N 0,783 Kuat Persentase kolonisasi dengan serapan P 0,708 Kuat Persentase kolonisasi dengan C/N ratio 0,291 Lemah Persentase kolonisasi dengan indek mutu bibit 0,443 Sedang Persentase kolonisasi dengan penambahan bakteri 0,001 Sangat lemah

Analisis hubungan antara persentase kolonisasi dengan berbagai parameter pertumbuhan bibit C. calothyrsus (Tabel 6). Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa hubungan antara persentase kolonisasi FMA dengan parameter tinggi semai, diameter semai, jumlah daun, berat segar tajuk, berat segar akar, berat kering total, serapan hara N dan serapan hara P merupakan hubungan yang kuat. Adapun hubungan antara jumlah nodul, jumlah nodul efektif dan indek mutu bibit C. calothyrsus merupakan hubungan yang sedang. Hubungan antara persentase kolonisasi FMA dengan parameter penambahan jenis bakteri dan C/N ratio berturut - turut mempunyai hubungan sangat lemah dan lemah.

50