• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Tipologi Desa dengan Tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

G. Teknik Analisis Data

3. Hubungan Antara Tipologi Desa dengan Tingkat

Tipologi desa yang dikaji dalam penelitian ini adalah tipologi berdasarkan tingkat perkembangan desa. Tingkat perkembangan desa tidak lain merupakan suatu keadaan tertentu yang dicapai oleh penduduk desa yang bersangkutan dalam menyelenggarakan kehidupan serta mengelola sumberdaya-semberdaya yang terdapat di dalamnya. Tingkat perkembangan desa ini umumnya berkaitan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat karena tingkat kesejahteraan yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk meningkatkan potensi dan mengelola wilayah serta sumberdaya yang terdapat di dalamnya dengan baik. Lebih lanjut dalam lingkup pembangunan perdesaan akan dinilai apakah kemajuan pembangunan yang dialami di bidang ekonomi juga disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan tujuan pembangunan secara menyeluruh.

commit to user

Dalam penelitian ini, hubungan antara tipologi desa dengan tingkat kesejahteraan dilakukan dengan cara tumpangsusun (overlay) peta tipologi desa dengan peta tingkat kesejahteraan. Hasil tumpangsusun kedua peta tersebut berupa peta 5 sebagai berikut.

Peta 5. Analisis Tipologi Desa dengan Tingkat Kesejahteraan Desa-desa Pesisir Kabupaten Kendal

commit to user

Tabel 39. Hasil Overlay Antara Tipologi Desa dengan Tingkat Kesejahteraan di Desa-desa Pesisir Kabupaten Kendal

No

. Desa Tipologi Desa

Tingkat Kesejahteraan

Hasil Overlay

1 Mororejo Berkembang Sedang Bk-Sd

2 Wonorejo Transisi Sedang Tr-Sd

3 Purwokerto Berkembang Sedang Bk-Sd

4 Turunrejo Transisi Sedang Tr-Sd

5 Banyutowo Berkembang Tinggi Bk-Tg

6 Karangsari Berkembang Tinggi Bk-Tg

7 Bandengan Berkembang Tinggi Bk-Tg

8 Balok Transisi Rendah Tr-Rd

9 Kalibuntu Berkembang Tinggi Bk-Tg

10 Wonosari Berkembang Sedang Bk-Sd

11 Kartika Jaya Berkembang Tinggi Bk-Tg

12 Pidodo Wetan Transisi Sedang Tr-Sd

13 Pidodo Kulon Berkembang Sedang Bk-Sd

14 Margorejo Transisi Sedang Tr-Sd

15 Korowelang Anyar Transisi Sedang Tr-Sd

16 Korowelang Kulon Berkembang Sedang Bk-Sd

17 Kalirandugede Transisi Sedang Tr-Sd

18 Kaliayu Berkembang Tinggi Bk-Tg

19 Juwiring Berkembang Sedang Bk-Sd

20 Sidomulyo Berkembang Sedang Bk-Sd

21 Kalirejo Berkembang Sedang Bk-Sd

22

Karangmalang

Wetan Berkembang Sedang Bk-Sd

23 Tanjungmojo Transisi Sedang Tr-Sd

24 Jungsemi Transisi Sedang Tr-Sd

25 Sendang Sikucing Berkembang Tinggi Bk-Tg

26 Gempolsewu Berkembang Sedang Bk-Sd

Sumber : Hasil Analisis Data Tahun 2012 Keterangan :

Bk-Tg : Berkembang-Tinggi Bk-Sd : Berkembang-Sedang Tr-Sd : Transisi Sedang Tr-Rd : Transisi-Rendah

commit to user

Berdasarkan Peta 5 dan Tabel 39 menunjukkan daerah penelitian terbagi menjadi empat wilayah, yaitu:

a. Berkembang-Tinggi

Berkembang Tinggi menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki tipologi desa berkembang dengan tingkat kesejahteraan tinggi. Pada wilayah ini terdapat enam desa yang termasuk di dalamnya yaitu Kelurahan Banyutowo, Karangsari, Bandengan, Kalibuntu Wetan, Desa Kartika Jaya, Kaliayu dan Sendang Sikucing.

Aspek-aspek yang mempengaruhi desa-desa tersebut termasuk dalam tipologi berkembang adalah lebih dari 55 % penduduknya bekerja pada sektor tersier dengan produksi desa termasuk tinggi, adat istiadat sudah tidak mengikat kegiatan masyarakat. Desa telah mampu menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri, administrasi desa sudah terselenggara dengan baik dan kelembagaan di desa telah berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan secara terpadu. Desa-desa ini berkecukupan dalam hal sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan juga dalam hal dana modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa secara maksimal. Tingkat pendidikannya termasuk tinggi dengan prasarana desa yang cukup memadai.

Faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan tinggi adalah keluarga-keluarga yang berada di desa-desa tersebut telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan kebutuhan perkembangannya. Kebutuhan dasar berupa sandang, papan dan pangan. Kebutuhan sosial psikologis berupa kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Kebutuhan perkembangan seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

b. Berkembang-Sedang

Berkembang-sedang menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki tipologi desa berkembang dengan tingkat kesejahteraan sedang. Desa yang

commit to user

termasuk dalam wilayah ini sebanyak 10 desa yaitu Desa Mororejo, Purwokerto, Wonosari, Pidodo Kulon, Korowelang Kulon, Juwiring, Sidomulyo, Kalirejo, Karangmalang Wetan dan Gempolsewu.

Aspek-aspek yang mempengaruhi desa-desa tersebut termasuk dalam tipologi berkembang adalah mata pencaharian penduduk umumnya berada pada sektor primer dan sektor tersier dengan produksi desa termasuk tinggi, adat istiadat sudah tidak mengikat kegiatan masyarakat. Administrasi desa sudah terselenggara dengan baik dan kelembagaan di desa telah berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan secara terpadu. Desa-desa ini berkecukupan dalam hal sumberdaya manusia, sumberdaya alam serta modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa secara maksimal. Tingkat pendidikannya termasuk tinggi dengan prasarana desa yang cukup memadai.

Faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan sedang adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya, kebutuhan psikologisnya, namun belum semua kebutuhan perkembangannya terpenuhi dan belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat.

c. Transisi-Sedang

Transisi-Sedang menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki tipologi desa transisi dengan tingkat kesejahteraan sedang. Desa yang termasuk dalam satuan ini berjumlah 8 desa yaitu Desa Wonorejo, Turunrejo, Pidodo Wetan, Margorejo, Korowelang Anyar, Kalirandugede, Tanjungmojo dan Jungsemi.

Aspek-aspek yang mempengaruhi desa-desa tersebut termasuk dalam tipologi transisi adalah lebih 55 % penduduknya berada pada sektor primer dengan produksi desa termasuk tinggi, adat istiadat sudah tidak mengikat kegiatan masyarakat. Administrasi desa mulai berkembang dan kelembagaan di desa mulai berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Desa-desa ini

commit to user

berkecukupan dalam hal sumberdaya manusia, sumberdaya alam serta modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa. Tingkat pendidikannya termasuk sedang dengan prasarana desa yang berkecukupan walaupun masih terdapat kekurangan.

Faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan sedang adalah keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya, kebutuhan psikologisnya, namun belum semua kebutuhan perkembangannya terpenuhi dan belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat.

d. Transisi-Rendah

Transisi-Rendah menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki tipologi desa transisi dengan tingkat kesejahteraan rendah. Hanya terdapat satu desa yang termasuk dalam satuan ini yatu Kelurahan Balok.

Aspek-aspek yang mempengaruhi Kelurahan Balok termasuk dalam tipologi transisi adalah lebih 55 % penduduknya berada pada sektor primer, adat istiadat sudah tidak mengikat kegiatan masyarakat. Administrasi desa mulai berkembang dan kelembagaan di desa mulai berfungsi dalam mengorganisasikan dan menggerakkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Desa ini berkecukupan dalam hal sumberdaya manusia, sumberdaya alam serta modal sehingga sudah dapat memanfaatkan dan menggunakan segala potensi fisik dan non fisik desa. Tingkat pendidikannya termasuk sedang dengan prasarana desa yang berkecukupan walaupun masih terdapat kekurangan.

Faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan rendah adalah penduduk di desa ini sebagian besar keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, seperti kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi.

commit to user

Berdasarkan aspek-aspek yang mempengaruhi tipologi desa dan tingkat kesejahteraan yang maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tipologi desa dengan tingkat kesejahteraan. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat maka akan semakin mendorong masyarakat untuk meningkatkan potensi wilayah yang dimiliki dan mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Hal ini akan menghasilkan suatu keadaan yang lebih baik sehingga desa dapat berkembang ke arah yang lebih maju. Sebaliknya apabila tingkat kesejahteraan masyarakat masih rendah, maka penyelenggaraan kehidupan dan pengelolaan sumberdaya-sumberdaya yang terdapat di dalam desa tersebut belum dilakukan secara maksimal sehingga desa belum berkembang ke arah yang lebih maju.

Dokumen terkait