• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN IMPLEMENTASI, EFEKTIVITAS, PARTISIPASI PROGRAM PENGHIJAUAN DAN KEBERLANJUTAN

KELEMBAGAAN PAGUYUBAN KADER LINGKUNGAN

Pembahasan ini menguraikan bagaimana hubungan implementasi program

Corporate Social Responsibility (CSR) Penghijauan dengan efektivitas program CSR Penghijauan PT Pertamina Gas yang telah dilakukan. Hubungan ini dilihat melalui tingkat implementasi program CSR dengan tingkat efektivitas program CSR apakah sesuai dengan hipotesis yang telah diutarakan dalam penelitian ini. Hipotesis penilitan ini adalah semakin tinggi tingkat implementasi program CSR Penghijauan maka semakin tinggi tingkat efektivitas program CSR Penghijauan. Sebelumnya, pada masing-masing variabel telah dilakukan perhitungan yang menghasilkan variabel-variabel tersebut berada pada tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

Sub bab kedua membahas hubungan partisipasi program CSR Penghijauan dengan keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan. Hubungan ini dilihat melalui tingkat partisipasi program CSR dengan tingkat keberlanjutan kelembagaan PKL apakah sesuai dengan hipotesis yang diutarakan dalam penelitian ini. Hipotesis penelitian ini adalah Semakin tinggi tingkat partisipasi dalam program CSR Penghijauan maka semakin tinggi tingkat keberlanjutan kelembagaan. Sebelumnya, pada masing-masing variabel telah dilakukan perhitungan yang menghasilkan variabel tingkat partisipasi berada pada tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan, pada variabel tingkat keberlanjutan kelembagaan menghasilkan tiga kategori yaitu sustain, sedang, dan

unsustain.

Hubungan Tingkat Persepsi Implementasi dan Tingkat Persepsi Efektivitas Program Penghijauan

Implementasi Program Penghijauan yang dilakukan oleh PT Pertamina Gas berdasarkan pada kinerja atribut program selama program berlangsung. Kinerja atribut program dalam implementasi program terdiri dari kegiatan yang dilakukan dalam Program Penghijauan, metode sosialisasi dan pelatihan, materi yang disampaikan selama program, partisipasi aktif stakeholder, dan media informasi dan alat bantu pelaksanaan program. Sedangkan, efektivitas program dilihat dari pencapaian efektivitas melalui lima kriteria pencapaian efektivitas sesuai dengan komitmen pertamina yaitu bermanfaat, berkelanjutan, dekat wilayah operasi, publikasi, dan mendukung PROPER. Berdasarkan hipotesis, dihubungkanlah kedua variabel, yaitu tingkat implementasi program dengan tingkat efektivitas program untuk mengetahui hubungan antar keduanya. Tabel 30 merupakan tabel jumlah dan persentase jumlah peserta program berdasarkan tingkat implementasi Program Penghijauan dan tingkat efektivitas Program Penghijauan di Desa Permisan.

Tabel 30 Jumlah dan persentase peserta program penghijauan terhadap tingkat persepsi warga terhadap implementasi program penghijauan dan tingkat persepsi warga terhadap efektivitas program penghijauan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013

Tingkat Persepsi Warga terhadap Implementasi Program Penghijauan

Tingkat Persepsi Warga terhadap

Efektivitas Program Penghijauan Total

Rendah Sedang Tinggi

% % % %

Tinggi 0 0 0 0 3 100.0 3 100.0

Sedang 0 0 16 94.1 1 5.8 17 100.0

Rendah 7 70 3 30.0 0 0 10 100.0

Tabel 30 menggambarkan persentase dari tingkat implementasi Program Penghijauan terhadap tingkat efektivitas Program Penghijauan yang dilakukan oleh perusahaan. Persentase terbesar terdapat pada baris tingkat implementasi Program Penghijauan berkategori tinggi dengan kolom tingkat efektivitas Program Penghijauan berkategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pada kedua hal tersebut. Tabel 30 menunjukkan bahwa jika implementasi program yang tinggi, efektivitas terhadap program tinggi.

Hubungan ini diperkuat melalui perhitungan menggunakan uji Rank Spearman

dengan menggunakan alat bantu SPSS v 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa angka korelasi antar variabel tingkat implementasi Program Penghijauan dan tingkat efektivitas Program Penghijauan adalah sebesar 0.000 (Lampiran 6). hipotesis diterima karena diperoleh hubungan cukup nyata p-value (Sig,(1-tailed)) < alpha (0.15=15 persen). Artinya, ada korelasi antara variabel tingkat implementasi Program Penghijauan dengan variabel tingkat efektivitas Program Penghijauan. Hasil korelasi juga menunjukkan angka yang positif yang menunjukkan hubungan yang searah antara dua variabel yang diuji. Diketahui koefisien korelasi sebesar 0.834 yang menunjukkan terdapat hubungan yang sangat kuat antar kedua variabel tersebut, sehingga semakin tinggi tingkat implementasi Program Penghijauan, semakin tinggi tingkat efektivitas Program Penghijauan.

Program Penghijauan yang diimplementasikan dengan baik akan memudahkan dalam pencapaian tujuan program CSR secara keseluruhan sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat yang optimal. Tahap implementasi yang terdiri atas tiga langkah utama yakni sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi (Wibisono 2007) sejauh ini sudah dilakukan oleh PT Pertamina Gas dalam implementasi Program Penghijauan. Pihak perusahaan telah membentuk tim khusus untuk melakukan upaya sosialisasi dan pelaksanaan. Pelaksanaan program berdasarkan roadmap yang telah disusun dan sejalan dengan pedoman CSR telah dilakukan. Selanjutnya, internalisasi telah terlihat ketika PT Pertamina Gas telah melakukan upaya-upaya untuk memperkenalkan pentingnya penghijauan di dalam seluruh proses bisnis perusahaan. Hal ini terlihat dari latar belakang PT Pertamina Gas mengadakan Program Penghijauan yang terinspirasi dari PT Pertamina

(Persero), sehingga terlihat bahwa perusahaan induk hingga anak cabang perusahaan memahami pentingnya penghijauan. Berikut beberapa pernyataan dari staf CSR PT Pertamina Gas JBT terkait implementasi Program Penghijauan yang dilakukan:

“…kami memiliki divisi yang menangani masalah lingkungan dan pemberdayaan

masyarakat sehingga setiap tahap dari implementasi program penghijauan ini terpantau baik. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan konsultan CSR yang kami miliki sehingga pada perencanaan, sosialisasi, hingga pelaksanaan sesuai

aturan dan pedoman dalam melakukan suatu program…” – MH

“…program ini pada dasarnya berasal dari program Pertamina pusat yang

menanam 100 juta pohon. Kami pikir, program itu sangat bagus untuk membantu mengurangi dampak karbon akibat operasional perusahaan sehingga pada 2009

kami mulai melakukan penanaman pohon…”– SPR

Terdapat pula penilaian dari warga desa mengenai kinerja atribut program sebagai indikator dari tingkat implementasi Program Penghijauan. Dari penilaian tersebut terlihat bahwa semua kinerja atribut dalam implementasi Program Penghijauan sudah mencakup sosialisasi, pelaksanaan, dan internalisasi. Sebelum pelaksanaan Program penghijauan, warga mengatakan bahwa terdapat upaya sosialisasi dan penyampaian materi oleh PT Pertamina Gas. Selanjutnya, pelaksanaan dinilai telah sesuai dengan roadmap dan pedoman untuk melakukan penghijauan, terlihat dari kegiatan yang dilakukan selama penghijauan yaitu menanam pohon sesuai kebutuhan warga. Internalisasi juga sudah dirasakan walaupun masih dinilai rendah. Secara keseluruhan implementasi Program Penghijauan dinilai cukup baik sehingga tujuan program tercapai dan manfaat dari program dapat dirasakan oleh warga. Hal tersebut yang menunjukkan adanya pengaruh semakin tinggi tingkat implementasi program CSR Penghijauan, semakin tinggi tingkat efektivitas program CSR Penghijauan. Tujuan yang dicapai program dan manfaat yang dirasakan warga tersebut sesuai dengan kriteria efektivitas Program Penghijauan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga terdapat hubungan antara implementasi dan efektivitas Program Penghijauan.

Hubungan Tingkat Partisipasi Program dan Tingkat Keberlanjutan Kelembagaan

Tingkat partisipasi Program Penghijauan yang dilakukan PT Pertamina Gas berdasarkan pada tiga tahap partisipasi yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Sedangkan, tingkat keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan dilihat dari dari tingkat keseimbangan antara pelayanan-peranserta (manajemen), tingkat penerapan good governance

(demokrasi transparansi, dan akuntabilitas) di Paguyuban Kader Lingkungan, dan kekuatan jejaring kelembagaan yang terbangun di dalam maupun di luar Paguyuban Kader Lingkungan. Berdasarkan hipotesis, dihubungkanlah kedua variabel, yaitu tingkat partisipasi program dengan tingkat keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan. Tabel 31 merupakan tabel jumlah

dan persentase jumlah peserta berdasarkan tingkat partisipasi Program Penghijauan dan tingkat keberlanjutan kelembagaan PKL di Desa Permisan. Tabel 31 Jumlah dan persentase peserta program penghijauan terhadap tingkat

partisipasi program penghijauan dan tingkat keberlanjutan kelembagaan Paguyuban kader Lingkungan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013

Tingkat Partisipasi

Program Penghijauan

Tingkat Keberlanjutan Kelembagaan

Total

Unsustain Sedang Sustain

% % % %

Tinggi 0 0 0 0 0 0 0 0

Sedang 0 0 9 60.0 6 40.0 15 100.0

Rendah 7 46.6 8 53.3 0 0 15 100.0

Tabel 31 menggambarkan persentase dari tingkat partisipasi Program Penghijauan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan di Desa Permisan. Persentase terbesar terdapat pada baris tingkat partisipasi Program Penghijauan berkategori sedang dengan kolom tingkat keberlanjutan kelembagaan berkategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan kedua hal tersebut. Tabel 31 menunjukkan bahwa jika partisipasi program yang berada di tingkat sedang, keberlanjutan kelembagaan berada pada tingkat sedang.

Hubungan ini diperkuat melalui perhitungan menggunakan uji Rank Spearman

dengan menggunakan alat bantu SPSS v 16.0. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa angka korelasi antar variabel tingkat partisipasi Program Penghijauan dan tingkat keberlanjutan kelembagaan adalah sebesar 0.000 (Lampiran 6). hipotesis diterima karena diperoleh hubungan cukup nyata p-value (Sig,(1-tailed)) < alpha

(0.15=15 persen). Artinya, ada korelasi antara variabel tingkat partisipasi Program Penghijauan dengan variabel tingkat keberlanjutan kelembagaan. Hasil korelasi juga menunjukkan angka yang positif yang menunjukkan hubungan yang searah antara dua variabel yang diuji. Diketahui koefisien korelasi sebesar 0.660 yang menunjukkan terdapat hubungan yang cukup berarti antar kedua variabel tersebut, sehingga semakin tinggi tingkat partisipasi Program Penghijauan, semakin tinggi tingkat keberlanjutan kelembagaan.

Nasdian (2006) mengartikan partisipasi sebagai proses aktif dan inisiatif yang diambil oleh warga komunitas itu sendiri, dibimbing oleh cara mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Keberlanjutan kelembagaan dinilai melalui fungsi pelayanan-peranserta, good governance, dan jejaring kelembagaan. Salah satu dari delapan prinsip good governance yang diungkapkan oleh UNDP (United Nation Development Program) seperti dikutip Gadjah Mada Univ Pr (2005) adalah partisipasi sehingga tingkat partisipasi dalam Program Penghijauan dapat mempengaruhi tingkat keberlanjutan kelembagaan yang sebelumnya diukur melalui indikator keberlanjutan kelembagaan. Hal ini terbukti dari hasil tingkat partisipasi yang sedang, tingkat keberlanjutan juga berada pada kategori sedang.

Partisipasi warga dalam Program Penghijauan ini terdapat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Tidak adanya partisipasi pada tahap evaluasi dikarenakan perusahaan belum mengadakan evaluasi mengenai Program Penghijauan yang dilakukan. Akan tetapi, pada waktu yang akan datang perusahaan berniat mengadakan evaluasi Program Penghijauan. Oleh karena itu, tahap partisipasi pada program berada pada tingkat sedang. Tidak adanya evaluasi Program Penghijauan diungkapkan oleh staf CSR Pertamina sebagai berikut:

“…memang disitu kelemahan kami, kami belum sempat melakukan evaluasi

mengenai program penghijauan. Kami tidak tahu apakah pohon yang kami berikan dan tanam tetap hidup atau tidak. Tetapi kami sudah merencanakan akan

mengadakan evaluasi di waktu yang akan datang…”–MH

Pengukuran tingkat partisipasi Program Penghijauan terhadap tingkat keberlanjutan kelembagaan dapat menentukan partisipasi dalam implementasi Program Penghijauan yang dilakukan oleh PT Pertamina Gas dapat mempengaruhi keberlanjutan kelembagaan. Terdapat hubungan antara implementasi dan efektivitas Program Penghijauan.

Ikhtisar

Berdasarkan hipotesis pertama dihubungkanlah kedua variabel, yaitu tingkat implementasi program dengan tingkat efektivitas program untuk mengetahui hubungan antar keduanya. Hasil menunjukkan bahwa adanya hubungan kedua hal tersebut. Tabel 30 menunjukkan bahwa jika implementasi program yang tinggi, efektivitas terhadap program tinggi. Program Penghijauan yang diimplementasikan dengan baik akan memudahkan dalam pencapaian tujuan program CSR secara keseluruhan sehingga masyarakat dapat merasakan manfaat yang optimal. Tujuan yang dicapai program dan manfaat yang dirasakan warga tersebut sesuai dengan kriteria efektivitas Program Penghijauan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga terdapat hubungan antara implementasi dan efektivitas Program Penghijauan.

Hubungan partisipasi program CSR Penghijauan dengan keberlanjutan kelembagaan Paguyuban Kader Lingkungan dilihat untuk membuktikan hipotesis kedua. Hasil menunjukkan bahwa jika partisipasi program yang berada di tingkat sedang, keberlanjutan kelembagaan berada pada tingkat sedang. Partisipasi warga dalam Program Penghijauan ini terdapat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Tidak adanya partisipasi pada tahap evaluasi dikarenakan perusahaan belum mengadakan evaluasi mengenai Program Penghijauan yang dilakukan. Partisipasi dapat mempengaruhi keberlanjutan kelembagaan dan memiliki hubungan cukup berarti.