• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian yang mengukur persepsi masyarakat terhadap efektivitas dari suatu program dan keberlanjutan kelembagaan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada responden. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang lengkap (Singarimbun dan Effendi1989). Kuesioner digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan informasi dari responden. Metode survei ini digunakan untuk mendapatkan data terkait dengan hubungan antara persepsi masyarakat terhadap tingkat implementasi program dan persepsi masyarakat terhadap tingkat efektivitas program untuk mengetahui sejauh mana efektivitas program dan juga melihat hubungan antara tingkat partisipasi warga pada program dengan keberlanjutan kelembagaan.

Pendekatan kualitatif dipilih karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam serta rinci terkait dengan implementasi program Corporate Social Responsibility (CSR) yang diteliti dalam penelitian ini. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui metode studi kasus. Pemilihan studi kasus didasarkan atas pertimbangan bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian yang memiliki sifat multi metode (wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen) (Sitorus 1998). Metode studi kasus pada penelitian kualitatif bersifat explanatory research

untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan program CSR oleh PT Pertamina Gas dalam setiap tahapan (perencanaan, pelaksanan, dan evaluasi) dan juga untuk menggali informasi kelembagaan yang terkait dengan implementasi program CSR yang dilakukan. Pendekatan kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam kepada informan dan observasi.

Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur (Lampiran 1), sebagai salah satu desa penerima dan partisipan dalam program CSR yang dilakukan oleh PT Pertamina Gas yang berada pada kantor area Jawa Bagian Timur, di jalan Pahlawan No. 80, Sidoarjo, Jawa Timur. Pemilihan lokasi dilakukan dengan cara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Permisan merupakan salah satu desa binaan PT Pertamina Gas yang menjadi sasaran dan penerima program CSR di bidang lingkungan yaitu Program Penghijauan. PT Pertamina Gas adalah perusahaan yang bergerak dalam sektor midstream dan downstream industri gas Indonesia, serta dalam operasinya telah menerapkan CSR sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan dan sebagai wujud keikutsertaan terhadap pembangunan yang berkelanjutan dengan jangka waktu program lima tahunan secara berkesinambungan, sehingga relevan untuk mempelajari program CSR yang dilakukan sekaligus mempelajari mekanisme pelaksanaan program CSR khususnya Program Penghijauan. Kajian efektivitas Program Penghijauan dan keberlanjutan kelembagaan dilakukan di Desa Permisan yang menjadi sasaran

program tersebut. Penelitian dimulai dari awal April hingga akhir April 2013 (Lampiran 2).

Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada responden. Penelitian survei merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang lengkap (Singarimbun dan Effendi1989). Kuesioner digunakan sebagai instrumen untuk mengumpulkan informasi dari responden. Populasi atau universe didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga (Singarimbun dan Effendi 1989). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga partisipan Desa Permisan yang menjadi sasaran Program Penghijauan PT Pertamina Gas. Dari keseluruhan populasi, dibentuklah kerangka sampling yang berjumlah 78 orang (Lampiran 3). Unit analisa penelitian ini adalah kepala rumah tangga.

Responden didefinisikan sebagai pihak yang memberi keterangan tentang diri dan kegiatan yang dilaksanakannya (Singarimbun dan Effendi1989). Pengambilan sampel dari kerangka sampling dilakukan secara acak sederhana (simple random sampling) karena masyarakat Desa Permisan mempunyai karakteristik yang homogen. Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 30 orang, yang terdiri atas 30 orang dari kategori rumah tangga partisipan program. Responden sebanyak 30 orang dari kategori rumah tangga partisipan program diambil dari populasi sampling yang berjumlah 78 orang dengan pertimbangan bahwa tidak semua kepala rumah tangga dalam populasi sampling dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat diwawancarai.

Jenis data yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian kuantitatif adalah dengan pengisian kuesioner. Bentuk kuesioner yang digunakan adalah structured questions dengan pertanyaan tertutup yang menghendaki responden untuk memilih dari sekelompok respon yang sudah disediakan sebelumnya. Data sekunder sebagai data pendukung diperoleh melalui studi literatur, informasi dari internet, dokumen- dokumen yang berhubungan dengan kebijakan, laporan program, Annual Report

perusahaan, Annual Sustainability Report perusahaan, kegiatan CSR, data demografi penduduk desa serta data lain yang dibutuhkan terkait penelitian ini yang dapat digunakan untuk mendapatkan data yang menunjang penelitian.

Analisis data kuantitatif yang mengukur tingkat persepsi masyarakat terhadap implementasi Program Penghijauan, tingkat persepsi masyarakat terhadap efektivitas Program Penghijauan, tingkat partisipasi masyarakat, dan tingkat keberlanjutan kelembagaan dilakukan melalui hasil pengisian kuesioner oleh responden. Data yang diperoleh diolah dengan proses editing, scoring, entry,

cleaning, dan analisis data menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Analisis tingkat persepsi masyarakat terhadap implementasi Program Penghijauan berdasarkan indikator keterlibatan masyarakat terhadap kinerja program dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penilaian

masyarakat terhadap implementasi Program Penghijauan dilaksanakan dalam menciptakan efektifitas Program Penghijauan. Analisis persepsi masyarakat terhadap efektivitas Program Penghijauan berdasarkan kriteria efektivitas yang dibuat oleh PT Pertamina Gas pada setiap program CSR-nya. Selanjutnya, dilihat hubungan antara tingkat persepsi masyarakat terhadap implementasi Program Penghijauan dan tingkat persepsi masyarakat terhadap efektivitas Program Penghijauan. Uji korelasi Rank Spearman dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat hubungan antara tingkat persepsi masyarakat terhadap implementasi Program Penghijauan dan tingkat persepsi masyarakat terhadap efektivitas Program Penghijauan. Tabel frekuensi digunakan untuk melihat jumlah dan persentase hasil perhitungan pada setiap variabel sehingga memudahkan peneliti menyajikan hasil penelitian dengan jelas dan baik, memudahkan pembaca untuk memahami hasil penelitian, dan memberi gambaran tentang hasil penelitian. Tabulasi silang digunakan untuk membantu dan memudahkan peneliti mendeskripsikan atau menggambarkan hasil perhitungan data penelitian.

Analisis tingkat partisipasi masyarakat dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis frekuensi dan bentuk partisipasi masyarakat dalam Program Penghijauan. Analisis tingkat partisipasi masyarakat dalam program dilakukan pada tiga tahap Program Penghijauan, yaitu: (1) tahap perencanaan Program Penghijauan; (2) tahap pelaksanaan Program Penghijauan; (3) tahap evaluasi Program Penghijauan. Analisis tingkat keberlanjutan berdasarkan prediktor atau faktor-faktor penentu keberlanjutan kelembagaan yaitu keseimbangan pelayanan- peranserta, penerapan prinsip-prinsip good governance, dan jejaring kelembagaan. Keberlanjutan kelembagaan dapat dikatakan sustain dilihat dari tingkat keseimbangan pelayanan-peranserta yang tergolong tinggi, prinsip-prinsip good governance yang berfungsi baik, dan jejaring kelembagaan yang tergolong tinggi atau kuat. Selanjutnya, dilihat hubungan antara tingkat partisipasi dalam Program Penghijauan dan tingkat keberlanjutan kelembagaan. Uji korelasi Rank Spearman

dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis apakah terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dalam Program Penghijauan dan tingkat keberlanjutan kelembagaan. Kemudian data hasil perhitungan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Selain tabel frekuensi dan tabel tabulasi silang, disajikan juga gambar sebaran persentase dari masing-masing variabel untuk menunjukkan secara jelas hasil persentase sebaran dari pengolahan data.

Skor penilaian responden pada penelitian ini menggunakan Skala Likert

dengan skala 1-5. Penggolongan kategori berdasarkan nilai yang diperoleh dilakukan dengan cara mengalikan besarnya bobot pada kategori tertentu yang telah di tetapkan dengan jumlah responden yang memasuki kategori yang sama. Tahap selanjutnya adalah menentukan nilai rata-rata untuk mengetahui ukuran pemusatan. Hasil dari pengukuran rata-rata tersebut kemudian dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval. Setelah besarnya interval diketahui, kemudian dibuat rentang skala sehingga dapat diketahui dimana letak rata-rata penilaian responden terhadap aspek-aspek dalam penilaian.

Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif dilakukan melalui metode studi kasus. Pemilihan studi kasus didasarkan atas pertimbangan bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian yang memiliki sifat multi metode (wawancara, pengamatan, dan analisis dokumen) (Sitorus 1998). Pendekatan kualitatif diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara mendalam kepada informan. Informan adalah pihak yang memberikan keterangan tentang diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya (Singarimbun dan Effendi1989) (Lampiran 4). Pemilihan informan dilakukan secara purposive dengan teknik bola salju (snowball). Informan kunci yang dipilih adalah orang dari pihak PT Pertamina Gas yang menangani bidang CSR khususnya di bidang lingkungan, tokoh masyarakat Desa Permisan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo yang memiliki peran besar dalam Program Penghijauan dan yang mendapat manfaat dari Program Penghijauan.

Jenis data yang digunakan dalam pendekatan kualitatif pada penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer berupa data kualitatif yang diperoleh dari wawancara mendalam (Lampiran 5) yang dilakukan terhadap informan. Metode triangulasi merupakan metode yang dipilih untuk pengumpulan data kualitatif agar diperoleh kombinasi yang akurat berupa wawancara mendalam dengan informan. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti juga disesuaikan dengan kebutuhan data dan metode pengumpulannya. Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan data primer dan deskriptif yang dilakukan terhadap informan. Informan ditentukan melalui teknik bola salju (snowball). Pemilihan informan pada awalnya dilakukan sengaja (purposive) dengan mendatangi staf CSR PT Pertamina Gas. Peneliti membuat panduan pertanyaan yang digunakan sebagai pedoman dalam pengumpulan data untuk membantu peneliti dalam mengumpulkan data di lapangan. Observasi dilakukan peneliti agar peneliti dapat melihat dan mengamati kejadian yang terjadi dan lokasi di sekitar informan.

Data kualitatif baik primer maupun sekunder yang telah diperoleh akan diolah dan dianalisis secara kualitatif menggunakan tiga tahapan kegiatan analisis data dan dilakukan secara bersamaan yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Sitorus 1998). Mereduksi data dilakukan dengan mengeliminasi data- data yang tidak diperlukan dan mengorganisir data dengan tujuan untuk menajamkan, menggolongkan, dan mengarahkan data-data sedemikian sehingga didapatkan sebuah kesimpulan. Data yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk deskriptif maupun dengan matriks yang menggambarkan persepsi masyarakat terhadap implementasi Program Penghijauan, persepsi masyarakat terhadap efektivitas Program Penghijuan, partisipasi dalam Program Penghijauan, dan keberlanjutan kelembagaan sehingga dapat menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan. Menarik kesimpulan melalui verifikasi dilakukan sebelum peneliti menarik kesimpulan akhir.

Kombinasi Pendekatan Kuantitatif dan Pendekatan Kualitatif Kombinasi pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif dilakukan pada penelitian ini pada tahap pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data. Pengisian kuesioner oleh responden dilakukan bersamaan dengan wawancara mendalam kepada informan. Data sekunder pada pendekatan kuantitatif yang diperoleh melalui studi literatur, informasi dari internet, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kebijakan, laporan program, kegiatan CSR, data demografi penduduk desa serta terkait penelitian ini didukung dengan pengamatan langsung dan observasi oleh peneliti. Hal itu dilakukan agar peneliti dapat melihat dan mengamati kejadian yang terjadi di sekitar lokasi.

Pengolahan dan analisis data pada pendekatan kuantitatif pada penelitian ini didukung oleh hasil pengolahan dan analisis data kualitatif. Data yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden diolah dengan proses editing,

scoring, entry, cleaning, dan analisis data menggunakan program Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 for Windows. Selanjutnya, disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Tabel frekuensi dan tabulasi silang tersebut selanjutnya dianalisis secara kualitatif menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Data yang telah direduksi disajikan dalam bentuk deskriptif yang menjelaskan mengenai analisis isi menggambarkan persepsi masyarakat terhadap implementasi Program Penghijauan, persepsi masyarakat terhadap efektivitas Program Penghijuan, partisipasi dalam Program Penghijauan, dan keberlanjutan kelembagaan sehingga dapat menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan.