BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT UNILEVER INDONESIA Tbk.
7.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Output Program Jakarta Green and Clean.
7.4.1 Hubungan antara Karakteristik Faktor Internal dengan Perubahan Perilaku Sesudah Program Jakarta Green and Clean
Perubahan perilaku dalam penelitian ini mencakup perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan peserta program. Hubungan antara perubahan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan setelah adanya program dengan faktor internal responden yang mencakup usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status kependudukan, motivasi mengikuti program dan tingkat pengtahuan terhadap program dianalisis menggunakan tabulasi silang dan kemudian dilakukan uji statistik non parametik Chi Square. Uji-uji tersebut menggunakan skala nominal dan ordinal dalam bentuk angka dan frekuensi yang berupa data skor.
Patokan pengambilan keputusan berdasarkan nilai Asymp Sig adalah jika nilai Asymp Sig (2-sided) lebih kecil dari α = (0,05), maka Ho ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan antara variabel-variabel yang diuji.
Tabel 8: Hasil analisis Chi Square antara Faktor Internal responden dengan Perubahan Tingkat Pengetahuan Sesudah Program.
Faktor Internal Asymp. Sig. (2-sided)
/ p-value Keterangan
Usia
0,414 Tidak Signifikan
Jenis Kelamin 0,002 Signifikan
Tingkat Pendidikan 0,826 Tidak Signifikan
Status Kependudukan 0,507 Tidak Signifikan
Motivasi Mengikuti Program 0,853 Tidak Signifikan
Tingkat Pengetahuan Terhadap
Program 0,376 Tidak Signifikan
Ket: signifikan jika p-value < alpha (0,05)
Tabel 8 menyajikan data mengenai hasil analisis Chi Square antara faktor internal dengan tingkat pengetahuan. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa variabel-variabel faktor internal tidak memiliki perbedaan dengan perubahan tingkat pengetahuan. Hanya jenis kelamin yang menunjukan adanya hubungan yang signifikan pada perubahan tingkat pengetahuan.
Tabel 9: Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan Tingkat Pengetahuan
Usia Tingkat Pengetahuan Total
Tinggi Rendah
Muda 2 (100%) 0 (0 %) 2 (100%)
Dewasa 4 (100%) 0 (0%) 2 (100%)
Tua 26 (76,5%) 8 (23,5%) 34 (100%)
Keterangan: p-value = 0,414 , taraf nyata: 0,05
Tabel 9 menyajikan data mengenai hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan. Sebanyak 76,48 persen responden dengan usia tua memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, dan sebanyak 23,52 persen golongan usia tua memiliki tingkat pengetahuan rendah. Hasil uji Chi Square menunjukan terdapat hubungan yang tidak signifikan antara usia dengan tingkat pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah. Semakin tua usia responden tidak semata-mata berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan mereka tentang pengelolaan sampah. Hal ini sesuai dengan kenyataan, bahwa setiap golongan usia baik muda, dewasa dan tua memperoleh materi dan metode pelatihan yang sama dalam program dan tidak ada pembedaan materi sesuai golongan usia.
Tabel 10: Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pengetahuan Jenis Kelamin Tingkat Pengetahuan Total Tinggi Rendah Laki-Laki 12 (60%) 8 (40%) 20 (100%) Perempuan 20 (100%) 0 (0%) 20 (100%)
Keterangan: p-value: 0,002 Taraf nyata: 0,05
Tabel 10 menyajikan data mengenai hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan. Sebanyak 100 persen responden perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi dalam pengelolaan lingkungan dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 60 persen. Hasil uji Chi Square
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tingkat pengetahuan dalam pengelolaan lingkungan. Sesuai dengan kenyataan di lapangan, perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi karena perempuan yang paling sering menghadiri pelatihan dan pemaparan program dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan laki-laki sangat jarang atau bahkan ada beberapa yang tidak pernah menghadiri pelatihan program karena kesibukan pekerjaan dan kendala waktu. Sementara perempuan yang sebagian besar ibu rumah tangga banyak memiliki waktu luang untuk mengikuti pelatihan program.
Tabel 11: Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengetahuan
Tk.Pendidikan Tingkat Pengetahuan Total
Tinggi Rendah
Rendah 2 (66,7%) 1 (33,3%) 3 (100%)
Menengah 25 (80,7%) 6 (19,3%) 31 (100%)
Tinggi 5 (83,3%) 1(16,7%) 6 (100%)
Keterangan: p-Value: 0,826 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 11 menyajikan data mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan. Responden dengan tingkat pendidikan rendah memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebesar 66,7 persen, responden dengan pendidikan menengah memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebesar 80,65 persen dan responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki tingkat pengetahuan
tinggi sebesar 83,3 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden tidak semata- mata berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan responden dalam pengelolaan sampah. Hal ini menggambarkan bahwa pengelolaan lingkungan dapat dipahami dan dikerjakan oleh setiap masyarakat secara merata tanpa memandang tingkat pendidikan rendah, menengah atau tinggi.
Tabel 12: Jumlah dan Persentase Responden menurut Status Kependudukan dan Tingkat Pengetahuan. Status Kependudukan Tingkat Pengetahuan Total Tinggi Rendah Warga Tetap 20 (76,9 %) 6 (23,1 %) 26 (100%) Warga Sementara 12 (85,7%) 2 (14,3 %) 14 (100%)
Keterangan: p-Value = 0,507 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 12 menyajikan data mengenai hubungan antara status kependudukan dengan tingkat pengetahuan dalam mengelola sampah. Sebanyak 76,93 persen responden dengan status kependudukan sebagai warga tetap memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, sementara responden dengan status kependudukan sebagai warga sementara sebanyak 85,71 persen memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara status kependudukan responden dengat tingkat pengetahuan dalam pengelolaan lingkungan. Secara khusus, baik warga tetap maupun warga sementara tidak berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dalam pengelolaan lingkungan, karena baik warga tetap maupun sementara diberikan peluang yang sama untuk mengikuti pelatihan. Semakin tetap status kependudukan seseorang tidak semata-mata berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dalam mengelola sampah.
Tabel 13: Jumlah dan Persentase Responden menurut Motivasi Mengikuti Program dan Tingkat Pengetahuan.
Motivasi Tingkat Pengetahuan Total
Tinggi Rendah
Lingkungan Menambah
Pengetahuan 17 (54,8 %) 14 (45,2 %) 31 (100%)
Hanya Ikut-ikutan 1 (100%) 0 (0%) 1 (100%)
Keterangan: p-Value : 0,853 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 13 menyajikan data mengenai hubungan antara motivasi dengan tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 77,78 persen responden dengan motivasi untuk memperbaiki lingkungan mempunyai tingkat pengetahuan tinggi. Sebanyak 54,83 persen responden dengan motivasi untuk menambah pengetahuan memiliki tingkat pengetahuan tinggi, dan responden dengan motivasi hanya ikut-ikutan memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebesar 100 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara motivasi mengikuti program dengan tingkat pengetahuan responden dalam pengelolaan sampah. Secara khusus, motivasi responden baik itu intrinsik maupun ekstrinsik tidak berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dalam mengelola lingkungan. Semakin baik motivasi responden, tidak semata- mata mempengaruhi terhadap peningkatan pengetahuan responden.
Tabel 14: Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pengetahuan Terhadap Program dan Tingkat Pengetahuan.
Tingkat Pengetahuan Tingkat Pengetahuan Total Tinggi Rendah Tinggi 28 (82,3%) 6 (17,7 %) 34 (100%) Rendah 4 (66,7 %) 2 (33,3 %) 6 (100%)
Keterangan: p-value: 0,376 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 14 menyajikan data mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan terahdap program Jakarta Green and Clean dengan tingkat pengetahuan dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 82,35 persen responden dengan tingkat pengetahuan tinggi terhadap program memilki tingkat pengetahuan yang tinggi dalam pengelolaan sampah. Responden dengan tingkat pengetahuan yang rendah terhadap program memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi dalam mengelola sampah sebanyak 66,67 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pengetahuan responden terhadap program dengan tingkat pengetahuan responden terhadap pengelolaan lingkungan.
Secara khusus, baik responden yang mengetahui atau tidak terhadap program
Jakarta Green and Clean tidak mempengaruhi tingkat pengetahuan, karena sebagian besar responden hanya fokus terhadap program pelatihan saja tanpa mempedulikan dan memahami program secara lebih mendetail. Semakin tinggi tingkat pengetahuan responden terhadap program tidak semata-mata mempengaruhi responden dalam peningkatan pengetahuan dalam pengelolaan sampah.
Dari keseluruhan hasil uji Chi Square antara faktor internal dengan tingkat pengetahuan responden dalam pengelolaan lingkungan, hanya jenis kelamin yang memiliki hubungan yang signifikan sementara faktor lainnya tidak memiliki hubungan yang signifikan.
Tabel 15: Hasil Analisis Chi Square antara Faktor Internal Responden dengan Perubahan Sikap Sesudah adanya Program.
Faktor internal
Asymp. Sig. (2-
sided) / p-value Keterangan
Usia 0,206 Tidak Signifikan
Jenis Kelamin 0,151 Tidak Signifikan
Tingkat Pendidikan 0,219 Tidak Signifikan
Status Kependudukan 0,452 Tidak Signifikan
Motivasi mengikuti Program 0,889 Tidak Signifikan
Tingkat Pengetahuan terhadap
Program 0,094 Tidak Signifikan
Tabel 15 menyajikan data mengenai hasil analisis Chi Square secara keseluruhan. Variabel faktor-faktor internal responden tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan sikap responden dalam mengelola sampah sesudah adanya program
Tabel 16: Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan Sikap.
Usia Sikap Total
Positif Negatif
Muda 1 (50%) 1 (50 %) 2 (100%)
Dewasa 4 (100 %) 0 (0%) 4 (100%)
Tua 30 (88,3 %) 4 (11,7 %) 34 (100%)
Tabel 16 menyajikan data mengenai hubungan usia dengan sikap dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 88,23 persen responden dengan usia tua memiliki sikap positif dalam mengelola sampah. Golongan usia dewasa memiliki 100 persen sikap yang positif dalam mengelola sampah, sementara golongan usia muda memiliki porsi seimbang masing-masing 50 persen memiliki sikap positif dan 50 persen memiliki sikap negatif. Hasil uji Chi Square menunjukan terdapat hubungan yang tidak signifikan antara usia dengan sikap masyarakat dalam pengelolaan sampah. Semakin tua usia seseorang tidak semata-mata mempengaruhi peningkatan sikap mereka dalam pengelolaan sampah menjadi positif. Hal ini sesuai dengan kenyataan, bahwa terdapat responden dengan golongan usia muda, dewasa dan tua yang memiliki sikap positif terhadap lingkungan sekitar mereka.
Tabel 17: Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin dan Sikap.
Jenis Kelamin Sikap Total
Positif Negatif
Laki-Laki 16 (80 %) 4 (20 %) 20 (100%)
Perempuan 19 (95 %) 1 (5 %) 20 (100%)
Keterangan: p-Value 0,151 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 17 menyajikan data mengenai hubungan jenis kelamin dengan sikap dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 95 persen responden perempuan memiliki sikap yang positif dalam pengelolaan sampah dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 80 persen. Sementara hanya 5 persen responden perempuan yang memiliki sikap negatif dan responden laki-laki sebanyak 20 persen. Hasil uji Chi Square
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara jenis kelamin dengan sikap dalam pengelolaan lingkungan. Secara khusus, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam memiliki sikap terhadap pengelolaan lingkungan, karena baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk memiliki sikap yang baik dalam lingkungan tempat tinggal mereka dan mengelola lingkungan sekitar.
Tabel 18: Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan Sikap. Tk.Pendidikan Sikap Total Positif Negatif Rendah 3 (100 %) 0 (0 %) 3 (100%) Menengah 28 (90,3 %) 3 (9,7%) 31 (100%) Tinggi 4 (66,7 %) 2 (33,3 %) 6 (100%)
Keterangan: p-value = 0,219 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 18 menyajikan data mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap dalam pengelolaan sampah. Responden dengan tingkat pendidikan rendah memiliki 100 persen sikap yang positif dalam pengelolaan sampah, responden dengan pendidikan menengah memiliki sikap positif sebesar 90,32 persen, dan responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki sikap positif sebesar 66,7 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dalam pengelolaan sampah. Secara khusus semakin tinggi tingkat pendidikan responden tidak semata-mata berpengaruh terhadap peningkatan sikap responden dalam pengelolaan sampah. Hal ini menggambarkan bahwa sikap masyarakat dalam mengelola sampah tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan melainkan kesadaran dari tiap-tiap individu untuk menjaga lingkungan sekitar mereka.
Tabel 19: Jumlah dan Persentase Responden menurut Status Kependudukan dan Sikap. Status Kependudukan Sikap Total Positif Negatif Warga Tetap 22 (84,6%) 4 (15,4 %) 26 (100%) Warga Sementara 13 (92,9 %) 1 (7,1 %) 14 (100%)
Keterangan: p-Value = 0,452 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 19 menyajikan data mengenai hubungan antara status kependudukan dengan sikap dalam mengelola sampah. Sebanyak 84,61 persen responden dengan status kependudukan tetap memiliki sikap yang positif dalam pengelolaan sampah, sementara responden yang memiliki status kependudukan sementara memiliki sikap positif sebanyak 92,86 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara status kependudukan
responden dengan sikap responden dalam pengelolaan lingkungan. Secara khusus, warga yang memiliki status penduduk tetap tidak mutlak memiliki sikap yang baik. Hal ini sesuai dengan kenyataan baik warga tetap maupun warga sementara sama-sama memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk memiliki sikap yang baik dalam mengelola lingkungan tempat tinggal.
Tabel 20: Jumlah dan Persentase Responden menurut Motivasi Mengikuti Program dan Sikap.
Motivasi Sikap Total
Positif Negatif Memperbaiki Lingkungan 16 (88,9 %) 2 (11,1 %) 18 (100%) Menambah Pengetahuan 18 (85,7 %) 3 (14,3 %) 21 (100%) Hanya Ikut- ikutan 1 (100 %) 0 (0 %) 1 (100%)
Keterangan: p-Value = 0,889 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 20 menyajikan data mengenai hubungan antara motivasi dengan sikap dalam mengelola sampah. Sebanyak 88,89 persen responden dengan motivasi untuk memperbaiki lingkungan mempunyai sikap positif, Responden dengan motivasi untuk menambah pengetahuan memiliki sikap yang positif sebesar 85,71 persen. Sementara responden dengan motivasi hanya ikut-ikutan saja memiliki sikap positif sebesar 100 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara motivasi mengikuti program dengan sikap responden dalam pengelolaan lsampah. Secara khusus, baik responden yang memiliki motivasi positif tidak mempengaruhi dalam peningkatan sikap menjadi positif, terbukti responden yang hanya ikut-ikutan saja pun memiliki sikap yang baik dalam pengelolaan lingkungan. Semakin baik motivasi responden tidak semata-mata mempengaruhi terhadap peningkatan sikap dalam pengelolaan sampah.
Tabel 21: Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pengetahuan terhadap Program dan Sikap .
Tingkat Pengetahuan Sikap Total Positif Negatif Tinggi 31 (91,1 %) 3 (8,9 %) 34 (100%) Rendah 4 (66,7 %) 2 (33,3 %) 6 (100%)
Keterangan: p-value: 0,094 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 21 menyajikan data mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap program dengan sikap dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 91,17 persen responden dengan tingkat pengetahuan tinggi terhadap program Jakarta Green and Clean memilki sikap yang positif. Responden dengan tingkat pengetahuan rendah terhadap program Jakarta Green and School memiliki sikap positif sebanyak 66,67 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pengetahuan responden terhadap program dengan sikap responden dalam pengelolaan sampah. Secara khusus, tingkat pengetahuan yang tinggi terhadap program secara mendetail tidak mempengaruhi responden dalam peningkatan sikap, terbukti ada responden dengan tingkat pengetahuan rendah memiliki sikap yang rendah terhadap program. Semakin tinggi tingkat pengetahuan responden terhadap program, tidak semata-mata mempengaruhi sikap responden menjadi semakin positif.
Tabel 22: Hasil Analisi Chi Square antara Faktor Internal Responden dengan Tindakan Sesudah Program.
Faktor Internal Asymp. Sig. (2-sided) /
p-value Keterangan
Usia 0,212 Tidak Signifikan
Jenis Kelamin 0,000 Signifikan
Tingkat Pendidikan 0,121 Tidak Signifikan
Status Kependudukan 0,386 Tidak Signifikan
Motivasi Mengikuti Program 0,405 Tidak Signifikan
Tingkat Pengetahuan
Terhadap Program 0,041 Signifikan
Tabel 22 menyajikan hasil analisis Chi Square antra faktor internal dengan tindakan setelah program. Hubungan antara faktor internal dengan tindakan reponden dalam pengelolaan lingkungan secara keseluruhan tidak memiliki
pengaruh, hanya jenis kelamin dan tingkat pengetahuan terhadap program yang berhubungan secara signifikan.
Tabel 23: Jumlah dan Persentase Responden menurut Usia dan Tindakan.
Usia Tindakan Total
Aktif Pasif
Muda 0 (0%) 2 (100 %) 2 (100%)
Dewasa 3 (75 %) 1 (25 %) 4 (100%)
Tua 19 (55,8 %) 15 (44,2 %) 34 (100%)
Keterangan: p-value: 0,212 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 23 menyajikan data mengenai hubungan antara usia dengan tindakan dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 55,88 persen responden dengan usia tua memiliki tindakan aktif dalam mengelola sampah, golongan usia dewasa memiliki 75 persen tindakan aktif dalam mengelola lingkungan, sementara golongan usia muda memiliki tindakan yang pasif dalam mengelola lingkungan 100 persen. Hasil uji Chi Square menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan tindakan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Secara khusus, semakin muda usia responden tidak semata-mata mempengaruhi terhadap keaktifan tindakanya hal ini dapat dilihat dalam tabel, bahwa golongan muda malah memiliki tindakan yang pasif sebanyak 100 persen. Sesuai kenyataan, setiap golongan usia memperoleh materi pelatihan yang ringan dan mudah dipahami oleh responden secara merata.
Tabel 24: Jumlah dan Persentase Responden menurut Jenis Kelamin dan Tindakan. Jenis Kelamin Tindakan Total Aktif Pasif Laki-Laki 5 (25 %) 15 (75 %) 20 (100%) Perempuan 17 (85 %) 3 (15 %) 20 (100%)
Keterangan: p-Value: 0,000 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 24 menyajikan data mengenai hubungan antara jenis kelamin dengan tindakan dalam mengelola sampah. Sebanyak 85 persen responden perempuan memiliki tindakan yang aktif dalam pengelolaan sampah dibandingkan dengan laki-laki yang hanya 25 persen yang memiliki tindakan aktif. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara jenis
kelamin dengan tindakan dalam pengelolaan lingkungan. Sesuai dengan kenyataan, bahwa perempuan lebih tinggi tindakanya karena perempuan yang paling aktif menghadiri pelatihan dan pemaparan program dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan yang sebagian besar ibu rumah tangga banyak memiliki waktu luang untuk membersihkan lingkungan dan menata lingkungan sekitar serta mengikuti setiap detail pelatihan yang dilaksanakan dalam program. Sehingga perempuan lebih memiliki tindakan yang aktif dibandingkan dengan laki-laki. Tabel 25: Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pendidikan dan
Tindakan..
Tk.Pendidikan Tindakan Total
Aktif Pasif
Rendah 2 (66,7 %) 1 (33,3 %) 3 (100%)
Menengah 19 (61,3 %) 12 (38,7%) 31 (100%)
Tinggi 5 (83,3 %) 1 (16,7 %) 6 (100 %)
Keterangan: p-value: 0,121 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 25 menyajikan data mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 61,29 persen responden dengan tingkat pendidikan sedang memiliki tindakan yang aktif dalam mengelola sampah, responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki tindakan aktif sebanyak 83,33 persen dan responden dengan tingkat pendidikan rendah memiliki tindakan aktif sebanyak 66,67 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang tidak signifikan antara tingkat pendidikan dengan tindakan dalam pengelolaan sampah. Secara khusus, tingkat pendidikan yang tinggi tidak berpengaruh terhadap peningkatan tindakan responden dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini sesuai kenyataan bahwa responden mendapatkan pelatihan secara merata dan materi yang mudah dicerna oleh semua golongan tingkat pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden tidak semata-mata mempengaruhi terhadap keaktifan tindakan dalam pengelolaan sampah.
Tabel 26: Jumlah dan Persentase Responden menurut Status Kependudukan dan Tindakan. Status Kependudukan Tindakan Total Aktif Pasif Warga Tetap 13 (50 %) 13 (50 %) 26 (100%) Warga Sementara 9 (64,3 %) 5(35,7 %) 14 (100%)
Keterangan: p-value: 0,386 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 26 menyajikan data mengenai hubungan antara status kependudukan denga tindakan dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 50 persen responden dengan status kependudukan tetap memiliki tindakan yang aktif dalam pengelolaan sampah, sementara responden dengan status kependudukan sementara memiliki tindakan yang aktif sebanyak 64,28 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara status kependudukan responden dengan tindakan responden dalam pengelolaan lingkungan. Sesuai kenyataan, responden dengan status kependudukan apapun berhak memiliki tindakan yang aktif dalam pengelolaan lingkungan, tidak ada yang mengatur bahwa warga tetap harus lebih aktif daripada warga sementara. Tabel 27: Jumlah dan Persentase Responden menurut Motivasi dan Tindakan
Motivasi Tindakan Total
Aktif Pasif Memperbaiki Lingkungan 9 (50 %) 9 (50 %) 18 (100%) Menambah Pengetahuan 13 (61,9%) 8 (38,1 %) 21 (100%) Hanya Ikut-ikutan 0 (0 %) 1 (100 %) 1 (100%)
Keterangan: p-value: 0,405 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 27 menyajikan data mengenai hubungan antara motivasi dengan tindakan dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 50 persen responden dengan motivasi untuk memperbaiki lingkungan mempunyai tindakan aktif dalam mengelola sampah, responden dengan motivasi untuk menambah pengetahuan memiliki tindakan yangaktif sebanyak 61,90 persen. Sementara, responden dengan motivasi hanya ikut-ikutan saja memiliki tindakan yang pasif dalam pengelolaan sampah sebanyak 100 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan
terdapat hubungan yang tidak signifikan antara motivasi mengikuti program dengan tindakan responden dalam pengelolaan sampah. Secara khusus, responden yang memiliki motivasi yang baik tidak mutlak menjadi semakin aktif tindakannya dalam pengelolaan sampah.
Tabel 28: Jumlah dan Persentase Responden menurut Tingkat Pengetahuan terhadap Program dan Tindakan..
Tingkat Pengetahuan Tindakan Total Aktif Pasif Tinggi 21 (61,7 %) 13 (38,3 %) 34 (100%) Rendah 1 (16,7 %) 5 (83,3 %) 6 (100%)
Keterngan: p-value: 0,041 Taraf Nyata: 0,05
Tabel 28 menyajikan data mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap program dengan tindakan dalam pengelolaan sampah. Sebanyak 61,76 persen responden dengan tingkat pengetahuan tinggi terhadap program Jakarta Green and Clean memilki tindakan yang aktif dalam pengelolaan lingkungan, responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terhadap program
Jakarta Green and Clean memiliki tindakan yang aktif dalam mengelola sampah hanya sebanyak 16,67 persen. Hasil uji Chi Square menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan responden terhadap program dengan tindakan responden dalam pengelolaan sampah. Hal ini sesuai kenyataan, responden yang memiliki tindakan aktif adalah mereka yang kebanyakan mengetahui program Jakarta Green and Clean secara lebih mendetail, seperti tujuan program, bentuk-bentuk pelatihan dalam program dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan responden terhadap program, maka semakin aktif tindakanya dalam mengelola sampah.
7.4.2 Hubungan Faktor Eksternal Responden dengan Perubahan Perilaku