EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN DI
CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/ CSR PT. UNILEVER
INDONESIA Tbk
MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN
SKRIPSI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
ABSTRACT
The purpose of this research were to identify company policy and analiyze the implementation of Corporate Social Responsibility PT. Unilever Indonesia Tbk, and evaluation of input, process, ouput of the Jakarta Green and Clean Program along with factors which influence the effectiveness of program implementation at RW 13, Kelurahan Cipinang Melayu, East Jakarta.
This research were looking for relationship between internal and external factors with program output such as behavioral change which involve knowledge, attitude and action change. Result shows that behavioral change which involve knowledge, attitude and action were high because impact the program. It means that Jakarta Green and Clean Program succeed in implementation and respondens were helped by this program.
RINGKASAN
MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN (I34051276) EVALUASI PROGRAM
JAKARTA GREEN AND CLEAN DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT.
UNILEVER INDONESIA (Di bawah Bimbingan NINUK PURNANINGSIH)
Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep tentang nilai dan standar yang dilakukan oleh perusahaan dengan kegiatan bisnisnya. Corporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya,
komuniti lokal dan masyarakat. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab
kemitraan antar pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, juga komunitinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis salah satu program CSR
yang dilaksanakan oleh PT.Unilever Indonesia yaitu Jakarta Green and Clean. Analisis meliputi (1) identifikasi kebijakan dan wujud pelaksanaan CSR, (2)
input, proses dan output program dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas pelaksanaan program di RW 13 Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Unilever Indonesia Tbk di kelola oleh Yayasan Unilever Peduli. Perusahaan berkomitmen
untuk mengelola dampak sosial dan lingkungan secara bertanggung jawab,
bekerja dalam kemitraan dengan para pengambil keputusan, menangani tantangan
sosial dan lingkungan dan memberikan sumbangsih pada pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Program Jakarta Green and Clean adalah salah satu wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, terutama yang berkaitan
dengan permasalahan sampah. Dalam hal ini, perusahaan menyadari pengaruh
pasca penggunaan produk perusahaan terhadap lingkungan.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk memperkecil masalah-masalah
sampah terhadap lingkungan. Tujuan utama dari program pengelolaan sampah ini
adalah untuk merubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah dan
Penelitian ini dilakukan RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu yang
merupakan salah satu peserta program Jakarta Green and Clean. Responden berjumlah 40 orang dari 3 RT yang ada di RW 13. Variabel yang diteliti meliputi
faktor internal yang merupakan karakteristik pribadi responden yaitu usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, status kependudukan, motivasi mengikuti program
dan tingkat pengetahuan terhadap program dan faktor yang terdapat diluar
individu responden yaitu regulasi pemerintah setempat, penghargaan atau hadiah
yang diterima, manajemen program dan partisipasi masyrakat dalam program.
Untuk melihat hubungan faktor internal, faktor eksternal dan perubahan perilaku
digunakan uji statistik Chi Square dan Korelasi Rank Spearman.
Tingkat pengetahuan responden terhadap pengelolaan sampah termasuk
kategori tinggi yaitu sebesar 80 persen. Tingkat pengetahuan responden ini
berhubungan secara signifikan dengan jenis kelamin dan partisipasi masyarakat
dalam program, artinya responden perempuan memiliki pengetahuan yang lebih
tinggi dalam pengelolaan sampah dibandingkan dengan laki-laki. Semakin tinggi
tingkat partisipasi masyarakat dalam program, maka semakin tinggi tingkat
pengetahuanya dalam hal pengelolaan sampah.
Terdapat 87,5 persen responden memiliki sikap positif terhadap
pengelolaan sampah. Sikap positif ini timbul karena adanya dorongan dan
kesadaran yang kuat dalam diri responden untuk memperbaiki lingkunganya.
Sikap ini tidak berhubungan secara signifikan dengan faktor internal maupun
eksternal.
Terdapat 55 persen responden memiliki tindakan aktif dalam pengelolaan
sampah. Tindakan responden ini berhubungan signifikan dengan jenis kelamin,
tingkat pengetahuan terhadap program, manajemen program dan partisipasi
masyarakat dalam program. Perempuan memiliki tindakan yang lebih aktif
dibandingkan laki-laki dalam mengelola sampah. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan responden terhadap program Jakarta Green and Clean maka semakin aktif tindakanya dalam pengelolaan sampah. Semakin baik persepsi
responden terhadap manajemen program Jakarta Green and Clean, maka semakin aktif responden dalam bertindak, dan semakin tinggi tingkat partisipasi, maka
Secara keseluruhan program Jakarta Green and Clean yang
diselenggarakan di RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu berhasil, artinya
masyarakat mempunyai perubahan perilaku yang baik dan positif setelah adanya
EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN
DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/ CSR PT. UNILEVER
INDONESIA Tbk
Oleh :
MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN I34051276
SKRIPSI
Sebagai Syarat Untuk memperoleh Gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : Mohamad Fahmi Hendrawan
NRP : I34051276
Judul : Evaluasi Program Jakarta Green and Clean di Cipinang Melayu sebagai Implementasi Corporate Social Responsibility/ CSR PT.Unilever Indonesia Tbk
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih M,Si NIP. 19690108 199303 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Dr. Lala M. Kolopaking, MS NIP. 19580827 198303 1001
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/ CSR PT. UNILEVER INDONESIA Tbk BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH (SKRIPSI) PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA.
Bogor, Agustus 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi
Program Jakarta Green and Clean di Cipinang Melayu Sebagai Implementasi
Corporate Social Responsibility/ CSR PT. Unilever Indonesia Tbk. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengaharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak
yang terkait.
Bogor, Agustus 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada :
1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi, sebagai dosen pembimbing skripsi dan
pembimbing akademik, atas bimbingan, koreksi, pemikiran serta sarannya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS selaku dosen penguji utama dalam sidang
skripsi.
3. Ir. Murdianto, MS selaku dosen penguji perwakilan departemen.
4. Orangtua tercinta, Mohamad Jusep Djuanda, SH dan Deuis Hendrawati, yang
selalu memberi doa, semangat dan pengalaman berharga dalam hidup.
5. Kakak, adik, dan keluarga besar di Garut yang selalu mendukung dengan
semangat dan doa.
6. Ibu Sinta Kaniawati, Mbak Nana, Mas Musa, Mbak Tanti, Mas Hardian dan
seluruh staff Unilever Peduli, terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang
menyenangkan.
7. Ibu Istari, Bu Hikmah, Bu Wartini dan seluruh kader, fasilitator dan warga di
RW 13 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, atas kesediaan menjadi responden
dalam penelitian.
8. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat.
9. Ivan Ta‟lab, Asri Fitriani, Bambang Aditya, Andito Bagus, teman sharing
yang menyenangkan untuk menggapai mimpi-mimpi kita, selalu bersama
dalam suka dan duka.
10.D’garuts Family: Dito, Lidia, Palupi, Dwimora, Albriham, Fichu, Wina, Adit,
Edu, Mimi, Acit, Vidya terimakasih atas persahabatan yang penuh warna.
11.Avira dan Hani, teman satu bimbingan yang saling mendukung dan memberi
EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN DI
CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/ CSR PT. UNILEVER
INDONESIA Tbk
MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN
SKRIPSI
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
ABSTRACT
The purpose of this research were to identify company policy and analiyze the implementation of Corporate Social Responsibility PT. Unilever Indonesia Tbk, and evaluation of input, process, ouput of the Jakarta Green and Clean Program along with factors which influence the effectiveness of program implementation at RW 13, Kelurahan Cipinang Melayu, East Jakarta.
This research were looking for relationship between internal and external factors with program output such as behavioral change which involve knowledge, attitude and action change. Result shows that behavioral change which involve knowledge, attitude and action were high because impact the program. It means that Jakarta Green and Clean Program succeed in implementation and respondens were helped by this program.
RINGKASAN
MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN (I34051276) EVALUASI PROGRAM
JAKARTA GREEN AND CLEAN DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI
IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PT.
UNILEVER INDONESIA (Di bawah Bimbingan NINUK PURNANINGSIH)
Corporate Social Responsibility adalah suatu konsep tentang nilai dan standar yang dilakukan oleh perusahaan dengan kegiatan bisnisnya. Corporate Social Responsibility diartikan sebagai komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi,
bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya,
komuniti lokal dan masyarakat. Konsep CSR melibatkan tanggung jawab
kemitraan antar pemerintah, lembaga sumberdaya masyarakat, juga komunitinya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis salah satu program CSR
yang dilaksanakan oleh PT.Unilever Indonesia yaitu Jakarta Green and Clean. Analisis meliputi (1) identifikasi kebijakan dan wujud pelaksanaan CSR, (2)
input, proses dan output program dan (3) faktor-faktor yang mempengaruhi
efektivitas pelaksanaan program di RW 13 Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Unilever Indonesia Tbk di kelola oleh Yayasan Unilever Peduli. Perusahaan berkomitmen
untuk mengelola dampak sosial dan lingkungan secara bertanggung jawab,
bekerja dalam kemitraan dengan para pengambil keputusan, menangani tantangan
sosial dan lingkungan dan memberikan sumbangsih pada pembangunan yang
berwawasan lingkungan. Program Jakarta Green and Clean adalah salah satu wujud kepedulian perusahaan terhadap lingkungan, terutama yang berkaitan
dengan permasalahan sampah. Dalam hal ini, perusahaan menyadari pengaruh
pasca penggunaan produk perusahaan terhadap lingkungan.
Pengelolaan sampah bertujuan untuk memperkecil masalah-masalah
sampah terhadap lingkungan. Tujuan utama dari program pengelolaan sampah ini
adalah untuk merubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah dan
Penelitian ini dilakukan RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu yang
merupakan salah satu peserta program Jakarta Green and Clean. Responden berjumlah 40 orang dari 3 RT yang ada di RW 13. Variabel yang diteliti meliputi
faktor internal yang merupakan karakteristik pribadi responden yaitu usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, status kependudukan, motivasi mengikuti program
dan tingkat pengetahuan terhadap program dan faktor yang terdapat diluar
individu responden yaitu regulasi pemerintah setempat, penghargaan atau hadiah
yang diterima, manajemen program dan partisipasi masyrakat dalam program.
Untuk melihat hubungan faktor internal, faktor eksternal dan perubahan perilaku
digunakan uji statistik Chi Square dan Korelasi Rank Spearman.
Tingkat pengetahuan responden terhadap pengelolaan sampah termasuk
kategori tinggi yaitu sebesar 80 persen. Tingkat pengetahuan responden ini
berhubungan secara signifikan dengan jenis kelamin dan partisipasi masyarakat
dalam program, artinya responden perempuan memiliki pengetahuan yang lebih
tinggi dalam pengelolaan sampah dibandingkan dengan laki-laki. Semakin tinggi
tingkat partisipasi masyarakat dalam program, maka semakin tinggi tingkat
pengetahuanya dalam hal pengelolaan sampah.
Terdapat 87,5 persen responden memiliki sikap positif terhadap
pengelolaan sampah. Sikap positif ini timbul karena adanya dorongan dan
kesadaran yang kuat dalam diri responden untuk memperbaiki lingkunganya.
Sikap ini tidak berhubungan secara signifikan dengan faktor internal maupun
eksternal.
Terdapat 55 persen responden memiliki tindakan aktif dalam pengelolaan
sampah. Tindakan responden ini berhubungan signifikan dengan jenis kelamin,
tingkat pengetahuan terhadap program, manajemen program dan partisipasi
masyarakat dalam program. Perempuan memiliki tindakan yang lebih aktif
dibandingkan laki-laki dalam mengelola sampah. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan responden terhadap program Jakarta Green and Clean maka semakin aktif tindakanya dalam pengelolaan sampah. Semakin baik persepsi
responden terhadap manajemen program Jakarta Green and Clean, maka semakin aktif responden dalam bertindak, dan semakin tinggi tingkat partisipasi, maka
Secara keseluruhan program Jakarta Green and Clean yang
diselenggarakan di RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu berhasil, artinya
masyarakat mempunyai perubahan perilaku yang baik dan positif setelah adanya
EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN
DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/ CSR PT. UNILEVER
INDONESIA Tbk
Oleh :
MOHAMAD FAHMI HENDRAWAN I34051276
SKRIPSI
Sebagai Syarat Untuk memperoleh Gelar
Sarjana Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Pada
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia
DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama Mahasiswa : Mohamad Fahmi Hendrawan
NRP : I34051276
Judul : Evaluasi Program Jakarta Green and Clean di Cipinang Melayu sebagai Implementasi Corporate Social Responsibility/ CSR PT.Unilever Indonesia Tbk
Dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih M,Si NIP. 19690108 199303 2 001
Mengetahui
Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Dr. Lala M. Kolopaking, MS NIP. 19580827 198303 1001
LEMBAR PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN DI CIPINANG MELAYU SEBAGAI IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY/ CSR PT. UNILEVER INDONESIA Tbk BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH (SKRIPSI) PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. DEMIKIAN PERNYATAAN INI SAYA BUAT DENGAN SESUNGGUHNYA.
Bogor, Agustus 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi
Program Jakarta Green and Clean di Cipinang Melayu Sebagai Implementasi
Corporate Social Responsibility/ CSR PT. Unilever Indonesia Tbk. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada
Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Penulis mengaharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak
yang terkait.
Bogor, Agustus 2009
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada :
1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi, sebagai dosen pembimbing skripsi dan
pembimbing akademik, atas bimbingan, koreksi, pemikiran serta sarannya
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS selaku dosen penguji utama dalam sidang
skripsi.
3. Ir. Murdianto, MS selaku dosen penguji perwakilan departemen.
4. Orangtua tercinta, Mohamad Jusep Djuanda, SH dan Deuis Hendrawati, yang
selalu memberi doa, semangat dan pengalaman berharga dalam hidup.
5. Kakak, adik, dan keluarga besar di Garut yang selalu mendukung dengan
semangat dan doa.
6. Ibu Sinta Kaniawati, Mbak Nana, Mas Musa, Mbak Tanti, Mas Hardian dan
seluruh staff Unilever Peduli, terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang
menyenangkan.
7. Ibu Istari, Bu Hikmah, Bu Wartini dan seluruh kader, fasilitator dan warga di
RW 13 Cipinang Melayu, Jakarta Timur, atas kesediaan menjadi responden
dalam penelitian.
8. Seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat.
9. Ivan Ta‟lab, Asri Fitriani, Bambang Aditya, Andito Bagus, teman sharing
yang menyenangkan untuk menggapai mimpi-mimpi kita, selalu bersama
dalam suka dan duka.
10.D’garuts Family: Dito, Lidia, Palupi, Dwimora, Albriham, Fichu, Wina, Adit,
Edu, Mimi, Acit, Vidya terimakasih atas persahabatan yang penuh warna.
11.Avira dan Hani, teman satu bimbingan yang saling mendukung dan memberi
12.Firdhausyia Rahmani, Reihan, Dewi, Ganjar, Dedi, sahabat-sahabat lama yang
masih memberikan semangat dan dukungan.
13.Aida, Reni, Oel, Mamih Anggi, Icha, Yayan, Wewen, Memet, Uti, Uday, Rio,
Virgin, Idham, Arya, Viboy, Nunik, Gilang, dan semua teman-teman KPM 42
yang menyenangkan dan memberikan warna selama 3 tahun kuliah.
14.Karina Swedianti atas bantuan, semangat dan dukungan yang telah diberikan.
15.Teman-teman KPM 43 dan 44, semangat terus dalam membawa nama baik
KPM.
16.Mbak Icha, Mbak Maria, Bu Susi, Mbak Hana yang sering direpotkan
mengenai adminsitrasi dan kesekretariatan.
17.Feedback Management dan Tee Event Organizer Hotel Salak The Heritage,
MAX!!, MISETA, HIMASIERA dan COMMNEX Crew
18.Oxygen Management, Johandi Yahya, Richard Sembiring, Donna Fernando, Didi, Tata, Sammy, Arifin, Jonas, Kevin, 703, Roy, dll atas support dan
dukunganya.
19.Semua pihak yang telah memberikan dorongan, doa, semangat, bantuan dan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 1 Desember 1986 dari Ayah
bernama Mohamad Jusep Djuanda dan Ibu Deuis Hendrawati.
Pendidikan formal yang dilalui penulis yaitu tahun 1993 SDN III
Wanaraja, Garut dan lulus pada tahun 1999, SMP N 1 Wanaraja, Garut dan lulus
tahun 2002, SMU Negeri 1 Tarogong, Garut dan lulus pada tahun 2005. Pada
tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian
Saringan Masuk IPB (USMI). Penulis masuk di Departemen Sains Komunikasi
dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia.
Selama mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis pernah mengikuti Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) MAX!! pada tahun 2005. Himpunan Mahasiswa
Peminat Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian (MISETA) Divisi Public Relation
Tahun 2006 dan Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-ilmu Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat (HIMASIERA) Divisi Pengembangan Masyarakat
Tahun 2007. Selain itu penulis juga pernah bekerja sebagai Asisten Mata Kuliah
Dasar-Dasar Komunikasi tahun 2007, Asisten Mata kuliah Komuniaksi Bisnis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR TABEL... v
DAFTAR LAMPIRAN... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Kegunaan Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
2.1.1 Konsep dan Definisi Evaluasi... 5
2.1.2 Jenis-Jenis Evaluasi ... 6
2.1.3 Manfaat Evaluasi Program... 8
2.2 Corporate Social Responsibility
2.2.1 Definisi Corporate Social Responsibility ... 9
2.2.2 Konsep Corporate Social Responsibility ... 10 2.2.3 Paradigma Corporate Social Responsibility ... 11 2.2.4 Implementasi Corporate Social Responsibility... 13 2.2.5 Manfaat Corporate Social Responsibility ... 15 2.3 Konsep Pemberdayaan Masyarakat ... 16
2.4 Konsep Partisipasi ... 16
2.5 Perilaku ... 17
2.5.1 Definisi Perilaku Manusia ... 17
2.5.2 Komponen-Komponen Perilaku ... 18
2.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku ... 18
2.6 Evaluasi Program Corporate Social Responsibility ... 19 2.7 Hasil Penelitian terdahulu Mengenai Corporate Social Responsibility 20 2.8 Kerangka Pemikiran ... 21
2.9 Hipotesis uji ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian... 30
3.2 Metode Penelitian ... 30
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.4 Teknik Pengambilan Sampel... 31
3.5 Teknik Pengolahan dan Analisis Data………. 32
3.5.1 Uji Chi Square……… 33
3.5.2 Uji Korelasi Rank Spearman……….. 34
BAB IV PROFIL LOKASI PENELITIAN
4.1 PT.Unilever Indonesia Tbk ... 35
4.1.1 Sejarah PT.Unilever ... 35
4.1.2 Visi dan Misi PT.Unilever ... 36
4.1.3 Yayasan Unilever Peduli ... 36
4.2 RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu ... 37
4.2.1 Demografi ... 38
4.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi ... 38
4.2.3 Kondisi Lingkungan Hidup ... 39
BAB V GAMBARAN UMUM PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN
5.1 Profil Program ... 40
5.2 Mekanisme Program ... 42
BAB VI KEBIJAKAN DAN PELAKSANAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PT.UNILEVER INDONESIA Tbk.
6.1 Kebijakan Perusahaan Tentang CSR ... 45
6.2 Pelaksanaan CSR PT.Unilever Indonesia Tbk ... 47
6.2.1 Konsep dan Strategi Pelaksanaan CSR... 47
6.2.2 Bentuk Pelaksanaan CSR ... 53
BAB VII EVALUASI PROGRAM JAKARTA GREEN AND CLEAN
7.1 Faktor Internal Responden ... 56
7.2 Faktor Eksternal Responden ... 59
7.4.1 Hubungan Antara Karakteristik faktor Internal dengan
Perubahan Perilaku Sesudah Program ... 63
7.4.2 Hubungan Antara Karakteristik Faktor Eksternal dengan
Perubahan Perilaku Sesudah Program ... 77
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan ... 88
8.2 Saran ... 89
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Proses Evaluasi (Maunder1972) dalam Mugnesyiah (2006) .. .. 6
Gambar 2: Hubungan Antara Pengaruh Kebijakan dan Pelaksanaan CSR
terhadap input, proses, output dalam Program Jakarta Green and Clean PT. Unilever Indonesia Tbk.……… ... 22 Gambar 3: Piramida Strategi pelaksanaan CSR PT.Unilever Indonesia Tbk 48
Gambar 4: Bagan fokus program CSR PT.Unilever Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Perbandingan Evaluasi Partisipatif dan Konvensional... 8
Tabel 2 : Paradigma Kedermawanan Sosial Perusahaan... 12
Tabel 3 : Proporsi Pembagian Jumlah Responden di RW 13
Cipinang Melayu... 32
Tabel 4 : Matriks Mekanisme Kegiatan Jakarta Green and Clean. 42
Tabel 5 : Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Faktor Internal.. 56
Tabel 6 : Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan
Faktor Eksternal... 59
Tabel 7 : Jumlah dan Persentase Perubahan Perilaku Responden
Setelah Program... 61 Tabel 8 : Hasil Analisis Chi Square Faktor Internal dan Tingkat
PengetahuanResponden Sesudah Program... 63 Tabel 9 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Usia dan
Tingkat Pengetahuan... 64
Tabel 10 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin dan
Tingkat Pengetahuan... 64 Tabel 11 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan
dan Tingkat Pengetahuan... 65
Tabel 12 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Status
Kependudukan dan Tingkat Pengetahuan... 66 Tabel 13 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Motivasi dan
Tingkat Pengetahuan... 66
Tabel 14 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat
Pengetahuan Terhadap Program dan Tingkat Pengetahuan... 67 Tabel 15 : Hasil Analisis Chi Square Faktor Internal dan Sikap
Responden Sesudah Program... 68
Tabel 16: Jumlah dan Persentase Responden Menurut Usia dan Sikap.... 69
Tabel 17 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin
dan Sikap... 69
Tabel 18 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat
Pendidikan dan Sikap... 70 Tabel 19 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Status
Tabel 21 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat
pengetahuan terhadap Program dan Sikap... 72
Tabel 22 : Hasil Analisis Chi Square Faktor Internal dan Tindakan
Responden Sesudah Program... 73
Tabel 23 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Usia dan Tindakan.. 73
Tabel 24 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Jenis Kelamin dan
Tindakan... 74
Tabel 25 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat Pendidikan dan Tindakan... 75
Tabel 26 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Status
Kependuduka dan Tindakan... 75 Tabel 27: Jumlah dan Persentase Responden Menurut Motivasi dan
Tindakan... 76
Tabel 28: Jumlah dan Persentase Responden Menurut Tingkat
Pengetahuan Terhadap Program dan Tindakan... 77
Tabel 29 : Hasil Analisis Rank Spearman Faktor Eksternal
dan Tingkat Pengetahuan... 78
Tabel 30 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Regulasi
pemerintah dan Tingkat Pengetahuan... 79
Tabel 31 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Hadiah yang
diterima dan Tingkat Pengetahuan... 80
Tabel 32 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Manajemen
Program dan Tingkat Pengetahuan... 80
Tabel 33 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut partisipasi dan
Tingkat Pengetahuan... 81 Tabel 34 : Hasil Analisis Rank Spearman Faktor Eksternal dan Sikap.... 81
Tabel 35 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Regulasi
pemerintah dan Sikap... 82
Tabel 36 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Hadiah yang
diterima dan Sikap... 82 Tabel 37 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Manajemen
Program dan Sikap... 83
Tabel 39 : Hasil Analisis Rank Spearman Faktor Eksternal dan Tindakan... 84 Tabel 40 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Regulasi
pemerintah dan Tindakan... 85
Tabel 41 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Hadiah yang
Diterima dan Tindakan... 86
Tabel 42 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Manajemen
Program dan Tindakan... 86
Tabel 43 : Jumlah dan Persentase Responden Menurut Partisipasi dan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Dokumentasi Penelitian... 92
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami perubahan.
Diawali dari pembangunan berbasis ekonomi menjadi paradigma pembangunan
berkelanjutan. Gagasan paradigma pembangunan berkelanjutan merupakan
gagasan yang berupaya untuk memenuhi kebutuhan masa kini, tanpa mengurangi
kebutuhan generasi masa depan. Berpijak dari konsep pembangunan berkelanjutan
tersebut, terdapat 3 elemen keberlanjutan yang mendukung masing-masing
stakeholders (perusahaan, pemerintah dan masyarakat) yaitu 1) keberlanjutan ekonomi, 2) keberlanjutan sosial, dan 3) keberlanjutan lingkungan. Dalam
menghadapi persaingan bisnis dan perubahan paradigma pembangunan, maka
perusahaan harus memiliki strategi untuk keberlangsungan bisnisnya. Salah satu
strategi tersebut dikonsep dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan.
Tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk pengembangan dari konsep kedermawanan sosial. Sebagai sebuah konsep yang semakin popular,
Corporate Social Responsibility ternyata belum memiliki definisi yang tunggal.
The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam
publikasinya mendefinisikan bahwa Corporate Social Responsibility merupakan komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi
secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan
peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga
peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara lebih luas. Sementara
Europan Commision mengemukakan:
“Corporate Social Responsibility is a concept whereby companies integrate sosial and environmental concerns in their business operations and in their interaction with their Stakeholderss on a voluntary basis”
menyesuaikan dengan perkembangannya. Namun demikian, kendati tidak
mempunyai definisi tunggal, konsep Corporate Social Responsibility menawarkan sebuah kesamaan, yaitu keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis
dan perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungannya dalam rangka mencapai
pembangunan berkelanjutan.
Motif perusahaan dalam melakukan program Corporate Social Responsibility beragam. Motif tersebut biasanya bersifat pemberian program dalam bentuk charity (amal atau derma), image building (promosi), tax-facility
(fasilitas pajak), security prosperity (keamanan dan peningkatan kesejahteraan), atau bahkan money laundering (Achda dalam Febriana, 2008). Hal ini terlihat dari survey yang dilakukan Saidi (2003) bahwa 226 perusahaan di 10 kota Di
Indonesia, ditemukan masih bermuatan promosi dan kepentingan bisnis pada
kegiatan sumbangan sosial. Terlebih lagi dengan munculnya peraturan pemerintah
yang mewajibkan perusahaan melaksanakan program Corporate Social Responsibility.
Kewajiban pelaksanaan Corporate Social Responsibility di Indonesia didasari atas UU Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 pasal 74, yang berbunyi;
“Setiap perseroan diwajibkan mengalokasikan sebagian laba bersih tahunan perseroan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan atau CSR.”.
PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan yang
menyediakan berbagai kebutuhan konsumen memberikan perhatian lebih terhadap
program Corporate Social Responsibility. Sebagai bentuk implementasi
Corporate Social Responsibility, perusahaan melaksanakan salah satu program terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan yaitu program Jakarta Green and Clean.
Program Jakarta Green and Clean merupakan bentuk replikasi program
Green and Clean yang sebelumnya berhasil dilaksanakan untuk pertama kalinya Di Surabaya. Pelaksanaan program tersebut didasari oleh pemikiran perusahaan
untuk menjadi bagian dari solusi permasalahan lingkungan khususnya masalah
sampah. PT. Unilever Indonesia Tbk ingin menjadikan masyarakat sebagai
utama program pengelolaan sampah ini adalah untuk merubah pola perilaku
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan khususnya sampah secara mandiri di
lingkungan sekitarnya.
Program Jakarta Green and Clean akan terlaksana dengan efektif apabila
terdapat keterkaitan antara input dan output program tersebut. Pola dan bentuk
kebijakan merupakan input yang dimiliki perusahaan dalam pelaksanaan program
CSR. Sementara karakteristik personal merupakan input yang dimiliki oleh
masyarakat sebagai sasaran program. Dengan input yang memadai, output
program pun secara efektif dapat tercapai. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi
penelitian ini, sehingga Program Jakarta Green and Clean yang dilaksanakan oleh PT.Unilever Indonesia tbk, dikatakan berhasil tidak dalam salah satu aspek
saja, melainkan berhasil dalam semua aspek baik input, proses dan output yang
saling terkait.
1.2 Perumusan Masalah
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahan perlu dievaluasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan program Corporate Social Responsibility tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Pemantauan dan evaluasi juga diperlukan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian tujuan
program serta apakah terdapat penyimpangan yang membutuhkan tindakan
koreksi untuk keberlanjutan program tersebut.
Program Jakarta Green and Clean sebagai bentuk implementasi program
Corporate Social Responsibility PT. Unilever Indonesia Tbk perlu untuk dievaluasi, karena program ini menekankan unsur keberlanjutan dan konsep
replikasi agar dapat diterapkan diseluruh wilayah yang ada di Indonesia. Dengan
melakukan evaluasi suatu program, akan diketahui sejauhmana tingkat
keberhasilan program dan mempelajari faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
keberhasilan program tersebut.
Dari pemikiran di atas, munculah rumusan permasalahan penelitian, yaitu:
2. Bagaimana input, proses, dan output program Jakarta Green and Clean serta
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program di RW 13
Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan dari
peneletian yaitu:
1. Mengidentifikasi bentuk kebijakan perusahaan dan wujud pelaksanaan
Corporate Social Responsibility PT.Unilever Indonesia Tbk.
2. Menganalisis input, proses, dan output program Jakarta Green and Clean
serta faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pelaksanaan program di
RW 13 Kelurahan Cipinang Melayu Jakarta Timur.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan:
Sebagai bahan evaluasi bagi PT.Unilever Indonesia Tbk dalam menerpakan
program Corporate Social Responsibility yang berkelanjutan, sehingga dapat lebih baik lagi.
2. Bagi kalangan akademisi:
Dapat dijadikan topik penulisan untuk menambah informasi, sekaligus dapat
dijadikan sebagai salah satu bahan bagi penulisan ilmiah terkait.
3. Bagi masyarakat :
Menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat akan pentingnya manfaat suatu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Evaluasi
2.1.1 Definisi dan Konsep Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi,
efektivitas dan dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan
yang akan dicapai serta sistematis dan objektif. Soekartawi (1999) dalam Fauziah (2007) mengemukakan bahwa dalam menilai keefektifan suatu program atau
proyek maka harus melihat pencapaian hasil kegiatan program atau proyek yang
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Evaluasi adalh suatu proses kontinyu didalam memperoleh dan
menginterpretasikan informasi untuk menentukan kualitas dan kuantitas kemajuan
peserta didik mencapai tujuan pendidikan yaitu perubahan perilaku Klausmeier
dan Goodwin dalam Pangkaurian (2008).
Evaluasi juga diartikan sebagai pengukuran dari konsekuensi yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki dari suatu tindakan yang telah dilakukan
dalam rangka mencapai beberapa tujuan yang akan dinilai. Nilai (value) dapat diartikan sebagai setiap aspek situasi, peristiwa/kejadian, atau objek yang
dikategorikan oleh suatu preferensi minat ke dalam kriteria: “baik”, “buruk”, “dikehendaki” dan “tidak dikehendaki” .
Evaluasi dapat divisualisasikan ke dalam suatu proses siklikal, bermula
1.
Gambar 1: Proses Evaluasi (Maunder, 1972) dalam Mugnesyiah (2006)
Deskripsi dan proses siklikal dalam Gambar 1, menunjukkan adanya
kesalingterhubungan yang erat antara evaluasi perencanaan program dan
pelaksanaan program. Nilai-nilai (values) memainkan peranan penting dalam tujuan-tujuan pendidikan publik dan program pelayanan serta setiap evaluasi
terhadap konsekuensi program yang dikehendaki dan tidak dikehendaki senantiasa
memperhitungkan nilai-nilai sosial.
2.1.2 Jenis-Jenis Evaluasi
Departemen Pertanian (1990) mengemukakan jenis evaluasi untuk
mengevaluasi suatu program, yaitu:
1. Evaluasi Input
Evaluasi input adalah penilaian terhadap kesesuaian antara input-input
program dengan tujuan program. Input adalah semua jenis barang,
jasa, dana, tenaga manusia, teknologi dan sumberdaya lainnya, yang Pembentukan Nilai
Penentuan Tujuan (Tujuan-Tujuan)
Pengukuran Tujuan (Kriteria)
Mengidentifikasi Aktivitas Tujuan (Perencanaan Program) Menempatkan Aktivitas Tujuan ke dalam
Pelaksanaan (Pelaksanaan Program) Penilaian Pengaruh Pelaksanaan
perlu tersedia untuk terlaksananya suatu kegiatan dalam rangka
menghasilkan Output dan tujuan suatu proyek atau program.
2. Evaluasi Output
Evaluasi Output adalah penilaian terhadap Output-Output yang
dihasilkan oleh program. Output adalah produk atau jasa tertentu yang
diharapkan dapat dihasilkan oleh suatu kegiatan dari input yang
tersedia, untuk mencapai tujuan proyek atau program. Contoh Output
adalah perubahan pengetahuan (aras kognitif), perubahan sikap (aras
afektif), kesediaan berprilaku (aras konatif) dan perubahan berprilaku
(aras psikomotorik).
Aras kognitif adalah tingkat pengetahuan seseorang. Aras afektif
adalah kecenderungan sikap seseorang yang dipengaruhi oleh
perasaanya terhadap suatu hal. Aras konatif adalah kesediaan
seseorang berprilaku tertentu yang dipengaruhi oleh sikapnya terhadap
suatu hal. Aras tindakan adalah perilaku seseorang yang secara nyata
diwujudkan dalam perbuatan sehari-hari sehingga dapat diwujudkan
menjadi suatu pola.
3. Evaluasi Effect (Efek)
Evaluasi efek adalah penilaian terhadap hasil yang di peroleh dari
penggunaan Output-Output program. Sebagai contoh adalah efek yang
dihasilkan dari perubahan perilaku peserta suatu penyuluhan. Efek
biasanya sudah mulai muncul pada waktu pelaksanaan program namun
efek penuhnya baru tampak setelah program selesai.
4. Evaluasi Impact (Dampak)
Evaluasi Impact adalah penilaian terhadap hasil yang diperoleh dari efek proyek yang merupakan kenyataan sesungguhnya yang dihasilkan
oleh proyek pada tingkat yang lebih luas dan menjadikan proyek
jangka panjang. Evaluasi dapat dipergunakan dengan penggunaan
2.1.3 Manfaat Evaluasi Program
Menurut Kelsey dan Hearne (1955) dalam Mugniesyah (2006), evaluasi program bermanfaat antara lain untuk: 1) Menguji secara berkala pelaksanaan
program, yang mengarahkan perbaikan kegiatan yang berkelanjutan, 2)
Membantu memperjelas manfaat yang penting dan tujuan-tujuan khusus program
serta memperjelas dan mengukur sampai seberapa jauh tujuan-tujuan tertentu
tercapai, 3) Menjadi pengukur keefektifan metode pelatihan, 4) Menyediakan data
dan informasi tentang situasi pedesaan yang penting untuk perencanaan program
selanjutnya, dan 5) Menyediakan bukti tentang nilai atau pentingnya program.
Evaluasi suatu program dilaksanakan secara konvensional atau partisipatif.
Keduanya memiliki perbedaan satu sama lain. Penggunaan evaluasi partisipatif
dan konvensional juga berbeda. Perbandingan evaluasi pertisipatif dan
konvensional dapat dilihat pada tabel 1:
Tabel 1: Perbandingan Evaluasi Konvensional dan Evaluasi Partisipatif
Aspek Evaluasi Konvensional Evaluasi Partisipatif
Siapa Ahli dari luar Anggota kelompok, komunitas,
staf proyek, fasilitator.
Apa Indikator keberhasilan, efisiensi biaya,
dan keluaran hasil produk yang telah ditentukan.
Masyarakat mengidentifikasi sendiri indikator keberhasilan, termasuk hasil yang dicapai
Bagaimana Fokus pada ”objektivitas ilmiah” ada
jarak antara evaluator dan partisipan,
2.2Corporate Sosial Responsibility
2.2.1 Definisi Corporate Social Responsibility
Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility ) adalah bentuk kepedulian organisasi bisnis untuk bertindak dengan cara-cara
mereka sendiri dalam melayani kepentingan organisasi dan kepentingan publik
eksternal Schermehon (1993) dalam Suharto (2006). Secara konseptual,
Corporate Social Responsibility adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis dan interaksi mereka
dengan pemangku kepentingan (Stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan (Nuryana dalam Suharto, 2007). The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan karyawan perusahaan, keluarga karyawan
tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat (lokal) dan masyarakat secara
keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan (Fox, et al, 2002
dalam Pangkaurian 2008). Corporate Social Responsibility dapat dipahami sebagai komitmen usaha untuk bertindak etis, beroperasi secara legal dan
berkontribusi untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas
hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih
luas.
World Bankdalam Pangkaurian (2008) mendefinisikan Corporate Social Responsibility sebagai
“The commitment of business to contribute to sustainable economis development working with employees and their representative the local community and society at large to improve quality of life, in ways there are both good for bussines and good for development”
Magnan dan Ferrel (2004) dalam Aprilianti (2008), memberi definisi Corporate Social Responsibility sebagai
“ A business acts in sosially responsible manner when its decision and account for and balance diverse stakheolder interest”.
Dalam definisi tersebut, ditekankan bahwa perlunya memberikan perhatian secara
keputusan dan tindakan yang diambil oleh para pelaku bisnis, melalui perilaku
yang secara sosial bertanggung jawab.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dipahami bahwa Corporate Social Responsibility merupakan komitmen dari bisnis atau usaha untuk mengakomodasi kepentingan internal dan eksternal perusahaan, yang
memperhatikan aspek kepentingan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.
Hal tersebut dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh Stakeholders perusahaan untuk memenuhi kebutuhan bersama dan meningkatkan kualitas kehidupan
melalui hubungan kemitraan.
2.2.2 Konsep Corporate Social Responsibility
Konsep Corporate Social Responsibility merupakan konsep yang
berkembang dan dinamis. Beberapa istilah atau penamaan lain Corporate Social Responsibility adalah Corporate Sosial Responsiveness, Corporate Sosial Performance, Public Policy, Business Ethics, Stakeholders Management, dan yang terkahir adalah Corporate Citizenship dan Corporate Sustainability
(Sihaloho, 2007). Masing-masing istilah tersebut mempunyai pemaknaan yang
berbeda-beda, namun apabila ditarik benang merah hal tersebut berhubungan dan
mendukung konsep Corporate Social Responsibility. Keragaman pemaknaan istilah tersebut merupakan akibat dari kompleksitas konsep tanggung jawab sosial
perusahaan itu sendiri. Konsep Corporate Social Responsibility meliputi strategi dan program pengembangan masyarakat. Corporate Social Responsibility tidak hanya dipahami sebagai filantropi perusahaan, namun juga sebagai bagian dari
rekayasa sosial dan strategi perusahaan yang rasional, terencana, dan berorientasi
pada pencapaian keuntungan sosial jangka panjang bagi perusahaan dan
masyarakat.
Berdasarkan konsep yang telah disebutkan di atas, Corporate Social Responsibility tidak hanya bersifat eksternal, namun juga internal. Hal tersebut dinyatakan dengan pemaknaan Corporate Social Responsibility yang berupaya untuk mengakomodasi kepentingan internal dan eksternal perusahaan serta
perlunya pengintegrasian keseluruhan Stakeholders. Stakeholders didefinisikan sebagai seseorang atau organisasi yang mempunyai bagian dari kepentingan
perusahaan. Pihak-pihak tersebut bisa saja bagian internal maupun eksternal
perusahaan yang biasanya diasumsikan komunitas lokal (Zainal dalam
Pangkaurian, 2008). Stakeholders yang dimaksud adalah stakeholders internal dan
stakeholders eksternal perusahaan.
Archie B.Carrol dalam Sihaloho (2007), menyatakan secara konseptual bahwa Corporate Social Responsibility dipahami sebagai bentuk kepedulian perusahaan yang didasari tiga prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines yang dicetuskan John Elkington. Konsep tersebut menekankan
Economic Prosperity, Enviromental Quality, dan Social Justice. Perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi harus terlibat dalam pemenuhan kesejahteraan
masyarakat dan lingkungan secara berkelanjutan. Triple Bottom Lines dikenal dengan istilah 3P, yang meliputi:
a. Profit. Perusahaan tetap harus berorientasi mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.
b. People. Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia, khususnya bagi warga sekitar perusahaan.
c. Planet. Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.
Pada dasarnya, ketiga hal tersebut saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri.
Pendefenisisan ketiga hal tersebut dilakukan secara keseluruhan (holistic), perusahaan tidak hanya memperhatikan aspek people, namun juga pada aspek lainnya, dan berlaku sebaliknya.
2.2.3 Paradigma Corporate Social Responsibility
Menurut Saidi (2004), motivasi perusahaan dalam melakukan Corporate Social Responsibility dapat dijelaskan dalam tiga tahapan atau paradigma yang berbeda, yaitu:
a. Corporate Charity, yakni dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan.
b. Corporate Philantrophy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya berasal
dari norma dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan
c. Corporate Citizenship, yaitu motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial.
Untuk lebih memahami perbedaan paradigma Corporate Social Responsibility
tersebut, dapat dijelaskan dalam tabel 2.
Tabel 2: Paradigma Kedermawanan Sosial Perusahaan
Tahapan Charity Philantropy Corporate
Citizenship
Motivasi Agama, tradisi, adat Norma etika dan hukum universal: Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi:
profesionalisasi
Keterlibatan baik dana maupun sumber daya lain
Penerima Manfaat Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas dan perusahaan
Kontribusi Hibah sosial Hibah Pembangunan Hibah (sosial maupun perusahaan dalam menerapkan CSRdiklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu:
a. Sekedar basa-basi atau keterpaksaan. Artinya CSR hanya dipraktikan
lebih karena faktor eksternal (eksternal driven). Berikutnya adalah
Reputation Driven, motivasi pelaksanaan CSR adalah untuk mendongkrak citra perusahaan
b. Sebagai upaya memenuhi kewajiban (compliance). CSR diimplementasikan karena memang ada regulasi hukum dan aturan
c. Compliance plus and beyond compliance. CSR diimplementasikan
karena memang ada dorongan yang tulus dari dalam. Perusahaan telah
menyadari bahwa tanggung jawabnya tidak hanya sekedar ekonomi
untuk mengejar profit, namun juga tanggung jawab sosial dan
lingkungan. Dasar pemikirannya menggantungkan semata-mata pada
kesehatan financial tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Perusahaan meyakini bahwa program CSR
merupakan investasi dan keberlanjutan (sustainability) usaha.
2.2.4 Implementasi dan Tahapan Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility dapat diterapkan apabila kondisi perusahaan secara internal sehat serta memungkinkan terwujudnya tanggung
jawab tersebut (The Essence of Good Corporate Governance 2002) dalam
(Sihaloho, 2007). Corporate Social Responsibility dipengaruhi oleh biografi perusahaan seperti status modal, sektor usaha, tenaga kerja, orientasi produksi,
Faktor komitmen dari CEO (Chief Excecutive Officer), kematangan perusahaan dan regulasi dan sistem perpajakan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan. Faktor implementasi
juga terkait pada adanya “paksaan”untuk melaksanakan program tanggung jawab
sosial perusahaan. Unsur “paksaan” disebut dengan market driven (Wibisono, 2007)
Perusahaan-perusahaan yang telah berhasil dalam menerapkan Corporate Social Responsibility menggunakan pertahapan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
Perencanaan terdiri atas tiga langkah utama yaitu awareness building, CSR assessement, dan CSR manual building. awarenes building merupakan langkah awal untuk membangun kesadaran mengenai arti penting Corporate Social Responsibility dan komitmen manajemen. Upaya ini dapat dilakukan antara lain melalui seminar, lokakarya, diskusi kelompok dan lain-lain. CSR
Assessement merupakan upaya untuk memetakan kondisi perusahaan dan mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu mendapatkan prioritas perhatian dan
langkah-langkah yang tepat untuk membangun struktur perusahaan yang
Langkah selanjutnya adalah membangun CSR Manual. Hasil assessement
merupakan langkah untuk penyusunan manual atau pedoman implementasi
Corporate Social Responsibility Upaya yang harus dilakukan antara lain, melalui Benchmarking, menggali dari referensi atau bagi perusahaan yang menginginkan langkah instan, penyusunan manual ini merupakan inti dari
perencanaan, yang memberikan petunjuk pelaksanaan Corporate Social Responsibility bagi komponen perusahaan.
2. Tahap Implementasi
Tahap implementasi ini terdiri atas tiga langkah utama yakni sosialisasi,
pelaksanaan, dan internalisasi. Sosialisasi diperlukan untuk memperkenalkan
kepada komponen perusahaan mengenai berbagai aspek yang terkait dengan
implementasi Corporate Social Responsibility khususnya mengenai pedoman penerapan Corporate Social Responsibility . Tujuan sosialisasi ini adalah agar program Corporate Social Responsibility akan diimplementasikan mendapat dukungan penuh dari seluruh komponen perusahaan, sehingga dalam
perjalanannya tidak ada kendala serius yang dapat dialami oleh unit
penyelenggara. Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan pada dasarnya harus
sejalan dengan pedoman Corporate Social Responsibility yang ada, berdasar
roadmap yang telah disusun. Sedang internalisasi mencakup upaya-upaya
untuk memperkenalkan Corporate Social Responsibility dalam seluruh proses bisnis perusahaan misalnya melalui sistem manajemen kerja, prosedur
pengadaan, proses produksi, pemasaran dan proses bisnis lainnya, dengan
demikian Corporate Social Responsibility telah menjadi strategi perusahaan.
3. Tahap Evaluasi
Setelah program Corporate Social Responsibility diimplementasikan, langkah berikutnya adalah evaluasi program. Tahap evaluasi adalah tahap
yang perlu dilakukan secara konsisten dari waktu ke waktu untuk mengukur
sejauhamana efektivitas penerapan Corporate Social Responsibility. Evaluasi dilakukan untuk pengambilan keputusan, misalnya keputusan untuk
menghentikan, memperbaiki atau melanjutkan dan mengembangkan
aspek-aspek tertentu dari program yang sudah diimplementasikan. Evaluasi juga
implementasi atas praktik Corporate Social Responsibility yang telah
ditentukan. Evaluasi dalam bentuk assessment audit atau scoring juga dapat dilakukan secara mandatori misalnya seperti yang diterapkan dilingkungan
BUMN, untuk beberapa aspek penerapan Corporate Social Responsibility.
Evaluasi tersebut dapat membantu perusahaan untuk memetakan kembali
kondisi dan situasi serta capaian perusahaan dalam implementasi Corporate Social Responsibility sehingga dapat mengupayakan perbaikan-perbaikan yang perlu berdasarkan rekomendasi yang diberikan.
4. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka membangun sistem informasi baik
untuk proses pengambilan keputusan maupun keterbukaan informasi material
dan relevan mengenai perusahaan. Jadi, selain berfungsi untuk keperluan
shareholder juga untuk stakeholders lainnya yang memerlukan.
2.2.5 Manfaat Corporate Social Responsibility
Pelaksanaan Corporate Social Responsibility memfokuskan perhatiannya kepada tiga hal, yaitu profit, lingkungan dan masyarakat. Dengan diperolehnya
laba, perusahaan dapat memberikan dividen bagi pemegang saham,
mengalokasikan sebagian laba yang diperoleh guna membiayai pertumbuhan dan
pengembangan usaha masa depan, serta membayar pajak kepada pemerintah
(Ibrahim, 2005)
Perusahaan dengan lebih banyak memberikan perhatian kepada
lingkungan sekitar, dapat ikut berpartisipasi dalam usaha-usaha pelestarian
lingkungan demi terpeliharanya kualitas kehidupan umat manusia dalam jangka
panjang. Perusahaan juga ikut mengambil bagian dari aktivitas manajemen
bencana. Manajemen bencana dini bukan hanya memberikan bantuan semata
kepada korban bencana, namun juga berpartisipasi dalam usaha-usaha mencegah
terjadinya bencana serta meminimalkan dampak bencana melalui usaha-usaha
pelestarian lingkungan sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir bencana
2.3 Konsep Pemberdayaan
Strategi pemberdayaan masyarakat digunakan dalam pendekatan
pembangunan yang berpusat pada rakyat. Pendekatan ini menekankan pada
pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan
internal atas sumber daya materi dan non materi yang penting melalui redistribusi
modal atau kepemilikan (Hikmat, 2006)
Notoatmodjo dalam Hikmat (2006) mengartikan pemberdayaan masyarakat sebagai suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara,
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan
masyarakat pada prinsipnya menumbuhkan kemampuan masyarakat dari dalam
masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan bukan sesuatu yang ditanamkan dari luar
masyarakat yang bersangkutan melainkan suatu upaya dari, oleh dan untuk
masyarakat itu sendiri berdasarkan kemampuan sendiri.
Pemberdayaan masyarakat memiliki dua elemen pokok, yaitu kemandirian
dan partisipasi (Nasdian, 2003). Dalam konteks ini, yang berorientasi memperkuat
kelembagaan komunitas, maka pemberdayaan warga komunitas merupakan tahap
awal untuk menuju kepada partisipasi warga komunitas (empowerment is road to participation) khususnya dalam proses pengambilan keputusan untuk menumbuhkan kemandirian komunitas, dengan kata lain, pemberdayaan
dilakukan agar warga komunitas mampu berpartisipasi untuk mencapai
kemandirian. Selain itu, pemberdayaan masyarakat memiliki dua dimensi pokok,
yaitu dimensi kultural dan dimensi struktral (Nasdian, 2003). Dimensi kultural
meliputi upaya untuk melakukan perubahan perilaku ekonomi, peningkatan
pendidikan, sikap terhadap pengembangan teknologi, serta kebiasaan masyarakat
setempat. Dimensi struktural meliputi upaya perbaikan strukur sosial yang
memungkinkan terjadinya mobilisasi sosial vertikal.
2.4 Konsep Partisipasi Masyarakat
Partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental seseorang dalam situasi
kelompok yaitu adanya ketersediaan untuk mengambil bagian dalam menetapkan
tujuan bersama, serta kesediaan memikul tanggung jawab bagi pencapaian tujuan
proses dimana masyarakat ikut serta mengambil bagian dalam pengambilan
keputusan. Ditinjau dari segi kualitas, partisipasi sebagai masukan kebijaksanaan,
strategis, komunikasi, media pemecahan publik dan terapi sosial. Sedangkan
menurut Suratmo dalam Farid (2005) tujuan dasar dari partisipasi masyarakat indonsia adalah: 1) mengikutsertakan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup, 2) mengikutsertakan masyarakat dalam pembangunan negara, 3)
membantu pemerintah untuk dapat mengambil kebijaksanaan dan keputusan
yang baik dan tepat.
Stephen (1998) serta Cohen dan Uphoff (1977) dalam Farid (2005) membedakan tipe partisipasi berdasarkan atas tahap partisipasi dalam proses
pembangunan yaitu: Partisipasi pada tahap perencanaan, partisipasi pada tahap
pelaksanaan, partisipasi pada tahap pemanfaatan, partisipasi pada tahap penilaian
hasil pembangunan.
2.5 Perilaku
2.5.1 Definisi Perilaku Manusia
Perilaku adalah segala tindak tanduk seseorang manusia yang bisa diamati
oleh orang lain. Diamati memungkinkan untuk dilihat, didengar atau dirasakan
orang lain (Slamet dalam Sepdianti, 2007). Perubahan perilaku sebagai akibat dari proses pelatihan haruslah tersimpul di dalam perilaku mengetahui (knowing behavior) sebagai perwujudan dari kemampuan berfikir dan keterampilan berfikir. perilaku ini dapat dilihat dengan tingkat penguasaan seseorang terhadap informasi
dan keterangan.
Perubahan sikap mental tercermin dalam perilaku bersikap sebagai
perwujudan dari rasa yakin/percaya, rasa tertarik/senang dan kecenderungan
bertindak. (Oppenheim dalam Sepdianti, 2007). Untuk mengukur sikap mental pada dasarnya dapat dilakukan dengan melihat rasa yakin atau percaya, rasa
ketertarikan atau senang dan sifat penolakan atau penerimaan seseorang terhadap
suatu hal atau obyek.
Perubahan keterampilan tercermin dari perilaku berbuat sebagai
perwujudan dari keterampilan bergerak, fungsi fisik dan bergerak terkendali. (Elly
tindakan-tindakan nyata yang sedang dilakukan seseorang, dengan kata lain
kesesuaian antara perbuatan nyata dengan tujuan yang diharapkan.
2.5.2 Komponen- Komponen Perilaku
Komponen-komponen perilaku dalam penelitian ini meliputi pengetahuan,
sikap dan tindakan. Pengetahuan merupakan informasi yang diketahui seseorang,
yang akan diperoleh melalui proses belajar atau pengalaman, dimana proses
belajar dan pengalaman ini dapat terjadi dimana saja, baik melalui jalur formal,
informal atau dari kejadian sehari-hari (Hutabarat, 1991 dalam Thirtawati, 2002).
Sikap adalah berkenan tidaknya seseorang, percaya atau tidaknya
seseorang terhadap suatu hal yang baru bagi dirinya (Hidayat, 1993 dalam
Thirtawati (2002). Sikap adalah sebuah perubahan dalam pemikiran dan perasaan
seseorang setelah menerima informasi atau pengetahuan dengan meresponnya
secara positif atau negatif terhadap obyeknya. Apabila individu memiliki sikap
positif terhadap obyeknya, maka individu tersebut akan siap membantu,
memperhatikan atau berbuat sesuatu yang menguntungkan. Sebaliknya, apabila
individu tersebut memiliki sikap negatif, maka individu tersebut dapat merusak
atau tidak mendukung obyeknya (Ahmadi dalam Sepdianti, 2007). Terbentuknya suatu sikap juga dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, sosial dan budaya yang ada
disekitarnya.
Tindakan adalah tahapan dimana pengetahuan atau informasi mulai
dilaksanakan seseorang dalam suatu tingkah laku individu yang disesuaikan
dengan kebutuhan dan motivasinya. Dorongan untuk menggerakan manuasia
untuk bertingkah laku akan dapat membentuk sebuah motivasi (Ahmadi dalam
Sepdianti, 2007).
2.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku
Proses terbentuknya perilaku manusia baik yang berupa pengetahuan,
sikap maupun tindakan seringkali dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu
faktor yang mempengaruhi adalah karakteristik individu, baik secara internal
maupun eksternal individu tersebut.
Karakteristik individu adalah ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh
tindak terhadap lingkungan hidupnya (Nelly dalam Sepdianti, 2007). Sementara
menurut Newcomb, Turner dan Converse dalam Kusmiati (2001) karakteristik individu adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki seseorang yang berhubungan
dengan semua aspek kehidupannya. Beberapa hal yang termasuk kaarkteristik
individu yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status sosial ekonomi,
bangsa, dan agama.
2.6 Evaluasi Program Corporate Social Responsibility
Evaluasi dapat dilakukan harian, bulanan, triwulanan, semesteran atau
tahunan, tergantung dari kebutuhan perusahaan. Evaluasi biasanya memotret apa
kekurangan pada penyelenggaraan kegiatan dan apa masalah yang muncul serta
apa solusi yang akan diambil. Evaluasi dilakukan dengan tujuan: 1) Memberi
masukan pada perencana program atau kegiatan, 2) Sebagai bahan pertimbangan
untuk pengambilan keputusan, 3) Memberi masukan untuk memodifikasi
program, 4) Mendapatkan informasi tentang pendukung dan penghambat
program, 5) Sebagai upaya untuk melakukan tindakan perbaikan. (Wibisono,
2007) menjabarkan aspek-aspek yang perlu dinilai dalam evaluasi antara lain: 1)
Persiapan Program, 2) Kemungkinan tindak lanjut, perluasan atau penghentian
program, 3) Kemungkinan melakukan modifikasi program, 4) Temuan tentang
dukungan masyarakat, kekuatan politik, atau kelompok profesi terhadap program,
5) Temuan tentang hambatan program yang berasal dari masyarakat, kelompok
politik atau profesi, 6) Hasil atau tujuan program.
Hal yang harus diperhatikan dari implementasi program Corporate Social Responsibility adalah kemungkinan terjadinya kegagalan atau rencana yang tidak sepenuhnya terlaksana. Untuk melihat sejauhmana efektifitas program Corporate Social Responsibility , diperlukan parameter atau indikator untuk mengukurnya, setidaknya ada dua indikator yaitu indikator internal dan indikator eksternal.
2.7 Hasil Penelitian terdahulu yang Berkaitan Dengan Corporate Social Responsibility