• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU NAGA DENGAN KETAATAN TERHADAP ADAT

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik masyarakat Naga dengan ketaatan terhadap adat. Rank Spearmandan Chi-Square

digunakan untuk menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan ketaatan terhadap adat. Pengujian hubungan yang dilakuakan yaiitu pengijian hubungan ketaatan terhadap adat dengan empat karakteristik individu yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh ketaatan masing-masing dari karakteristik masyarakat Naga. Tabel 8 menunjukkan bahwu terdapat tiga variabel yang berhubungan. Karakteristik individu yang berhubungan dengan ketaatan terhadap adat yaitu usia, jenis pekerjaan, jenis kelamin.

Tabel 8 Nilai korelasi antara karakteristik individu Naga dengan ketaatan terhadap adat

Keterangan : *berhubungan nyata pada p<0.05

Tabel 8 menunjukkan hasil uji hubungan antara karakteristik individu dengan ketaatan terhadap adat. Dapat dilihat dari hasil uji tersebut, sebagian besar terdapat hubungan nyata antara karakteristik individu dengan ketaatan terhadap adat. Hubungan nyata dapat ditunjukkan pada variabel usia, jenis pekerjaan dan jenis kelamin terhadap ketaatan terhadap adat. pembahasan lebih lengkap mengenai hubungan antara karakteristik individu dengan ketaatan terhadap adat dapat dijelaskan pada masing-masing subbab.

Hubungan antara Usia dengan Ketaatan terhadap Adat

Hasil pengujian hipotesis hubungan antara usia dengan ketaatan terhadap adat terdapat hubungan yang nyata positif. Dapat dilihat pada Tabel 8 yang menyatakan angka yang didapat dengan menggunakan analisis data rank

Spearman, yaitu nilai korelasi yang diperoleh sebesar 0.709 dan nilai signifikannya sebesar 0.000 (lihat lampiran 5). Nilai signifikan ini menunjukkan besaran yang lebih kecil dari nilai p-value yaitu 0.05. Berdasarkan nilai tersebut, dapat dinyatakan bahwa semakin dewasa usia masyarakat Naga, maka semakin kuat ketaatan mereka terhadap adat. Jika masyarakat Naga telah memasuki usia dewasa menurut adat, maka mereka akan semakin menyadari bagaimana mengaplikasikan adat tersebut ke dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pemahaman mengenai adat di Kampung Naga terbentuk dari proses pendewasaan diri masing-masing individu masyarakat Naga. Masyarakat Naga baru akan Karakteristik Individu Ketaatan terhadap adat

Usia 0.709*

Tingkat Pendidikan -0.120

Jenis Pekerjaan 0.001*

34

mengetahui adat meskipun belum secara menyeluruh, ketika mereka berusia dewasa awal yaitu sekitar 19 tahun keatas. Sementara mereka yang berusia dibawah 19 tahun, belum banyak mengetahui apa dan bagaimana adat harus diterapkan di Kampung Naga. Berikut adalah penuturan salah seorang responden :

“Disini orang-orang yang udah paham betul sama adat itu, orang yang sudah dianggap dewasa menurut adat, ya...sekitar 35 tahun keatas. Kalau anak-anak masih belum tahu, saya aja baru tahu setelah saya menikah...”. (US, 45 tahun)

Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Ketaatan terhadap Adat Hasil pengujian hipotesis hubungan antara tingkat pendidikan dengan ketaatan terhadap adat tidak terdapat hubungan yang nyata. Dapat dilihat pada Tabel 8 yang menyatakan angka yang didapat dengan menggunakan analisis data

rank Spearman, yaitu nilai korelasi yang diperoleh sebesar -0.120 dan nilai signifikannya adalah 0.492. Berdasarkan hal tersebut, baik masyarakat Naga yang memiliki pendidikan tinggi ataupun rendah tidak berbeda dalam ketaatan terhadap adat. Hal ini disebabkan karena disetiap kegiatan yang mencakup adat, memang tidak ditentukan oleh pendidikan yang tinggi dan rendah. Segala ajaran mengenai adat yang disampaikan oleh orang tua sejak kecil, sudah melekat kuat di dalam diri mereka masing-masing, sehingga pendidikan tidak menentukan ketaatan terhadap adat. Hal ini tidak didukung oleh hasil penelitian Pamungkas (2012) yang menyatakan bahwa, tingkat pendidikan memiliki hubungan terhadap frekuensi seseorang dalam berperilaku.

Hubungan antara Jenis Pekerjaan dengan Ketaatan terhadap Adat Hasil pengujian hipotesis antara jenis pekerjaan dengan ketaatan terhadap adat terdapat hubungan yang nyata. Dapat dilihat pada Tabel 8 yang menyatakan angka yang didapat dengan menggunakan analisis data Chi-Square yang menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig (2 sided) yang diperoleh adalah 0.001. Nilai ini menunjukkan besaran yang lebih kecil dari nilai p-value yaitu 0.05. Berdasarkan nilai tersebut, dapat dinyatakan bahwa individu yang taat dalam melaksanakan adat adalah individu yang memiliki pekerjaan sebagai petani, pemandu wisata, pengrajin. Hal ini disebabkan karena pekerjaan sebagai petani, pemandu wisata, dan pengrajin sebagian besar digeluti oleh masyarakat Naga yang berusia dewasa tua. Masyarakat Naga yang sudah memasuki usia dewasa tua adalah orang-orang yang telah memahami adat secara menyeluruh, sehingga membuat ketaatan mereka terhadap adat menjadi kuat. Pekerjaan sebagai penjaga toko dan wiraswasta cenderung digeluti oleh usia remaja dan dewasa muda.

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Ketaatan terhadap Adat Hasil pengujian hipotesis hubungan antara jenis kelamin dengan ketaatan terhadap adat terdapat hubungan yang nyata. Dapat dilihat pada Tabel 8 yang menyatakan angka yang didapat dengan menggunakan analisis data Chi-Square

35 Nilai ini menunjukkan besaran yang lebih kecil dari nilai p-value yaitu 0,05. Berdasarkan nilai tersebut, dapat dinyatakan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki intensitas yang berbeda dalam melakukan suatu kegiatan adat sehingga mempengaruhi ketaatan terhadap adat. Peran laki-laki di dalam adat lebih besar dibandingkan dengan perempuan. Laki-laki lebih sering melakukan kegiatan adat di Kampung Naga dibandingkan dengan perempuan. Kegiatan yang telah diatur dalam adat untuk laki-laki di Kampung Naga yaitu diberikan hak seperti bekerja mencari nafkah untuk keluarganya dan melaksanakan adat tertentu seperti mengikuti upacara Hajat Sasih, bergotong royong memasang kandang jaga, dan lainnya. Laki-laki Naga dijadikan sebagai simbol pemimpin dalam suatu keluarga dan komunitasnya, sedangkan perempuan tidak diberi hak yang kecil untuk mencari nafkah ataupun melakukan adat tertentu. Perempuan hanya memiliki tugas untuk membantu suaminya di rumah atau pergi ke sawah, sedangkan kegiatan lainnya hanya boleh dikerjakan oleh laki-laki. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Pamungkas (2012) yang menyatakan bahwa jenis kelamin memiliki hubungan dengan frekuensi seseorang dalam berperilaku.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU NAGA DENGAN

Dokumen terkait