• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU RESPONDEN DENGAN TINGKAT PARTISIPAS

Hubungan Tingkat Umur dengan Tingkat Partisipasi

Hubungan tingkat umur dengan tingkat partisipasi responden akan dianalisis dengan menggunakan tabulasi silang dan didukung oleh uji statistik korelasi non- parametrik Rank Spearman. Lemah atau kuatnya hubungan dalam uji Rank Spearman ditentukan dengan aturan nilai sebagai berikut : 0.00 (tidak ada hubungan), 0.01-0.09 (hubungan kurang berarti), 0.10-0.29 (hubungan lemah), 0.30-0.49 (hubungan moderat), 0.50-0.69 (hubungan kuat), 0.70-0.89 (hubungan sangat kuat), > 0.9 (hubungan mendekati sempurna). Hasil analisa hubungan tingkat umur responden dengan tingkat partisipasi masyarakat disajikan pada tabel berikut.

Tabel 18 Hubungan antara tingkat umur responden dengan tingkat partisipasi dalam program bank sampah

Tingkat Umur

Tingkat Partisipasi

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % Rendah 4 24 4 36 2 17 Sedang 5 29 6 55 8 66 Tinggi 8 47 1 9 2 17 Total 17 100 11 100 12 100 Rs : -0.175 α: 0.281>α(0.05)

Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa terdapat responden dengan tingkat partisipasi rendah, 24% nya memiliki tingkat umur yang rendah, kemudian 29% memiliki tingkat umur yang sedang, dan 47% memiliki tingkat umur tinggi. Pada responden dengan tingkat partisipasi sedang, terdapat 36% responden yang memiliki tingkat umur rendah, 55% memiliki tingkat umur sedang dan 9% responden memiliki tingkat umur yang tinggi. Sedangkan pada responden dengan tingkat partisipasi tinggi, 17% respondennya memiliki tingkat umur yang rendah, 66% memiliki tingkat umur sedang dan sisanya yakni 17% responden memiliki tingkat umur yang tinggi.

Secara ringkas, terdapat 47% responden dengan tingkat partisipasi rendah memiliki tingkat umur yang tinggi, sementara 55% responden dengan tingkat partisipasi sedang memiliki tingkat umur yang sedang, dan 66% responden dengan tingkat partisipasi tinggi justru memiliki tingkat umur yang sedang. Sesuai dengan hipotesis penelitian ini seharusnya semakin tinggi tingkat umur responden maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi mereka dalam program bank sampah. Namun dari analisis tabulasi silang di atas maka dapat dipahami bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel tingkat umur dengan tingkat partisipasi. Hal ini kemudian didukung oleh p-value (Sig.(2-tailed))>α(0.05) (Lampiran 4) maka terima H0, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel tingkat umur dengan tingkat partisipasi. Hubungan antara kedua variabel tersebut tidak berhubungan

secara signifikan sehingga semakin tinggi tingkat umur peserta tidak berhubungan pada peningkatan partisipasi peserta dalam program bank sampah.

Tingkat umur tidak berkorelasi dengan tingkat partisipasi diduga disebabkan oleh dua hal. Pertama, sifat dari program sendiri yang terbuka untuk seluruh warga yang mau bergabung. Tidak ada syarat atau ketentuan tertentu terkait umur yang menyebabkan seseorang bisa bergabung dalam BSSR. Kedua, motivasi ataupun keinginan responden dalam mengikuti kegiatan BSSR tidak didasarkan pada segi umur. Hal ini sesuai dengan kenyataan, bahwa terdapat responden dengan golongan usia muda, sedang dan tua yang turut berpartisipasi dalam setiap kegiatan BSSR.

Nilai signifikan hitung yang terbalik memiliki makna bahwa responden yang memiliki umur muda cenderung untuk lebih berpartisipasi aktif, dibandingkan dengan responden yang berumur tua. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tesis Tamarli dalam Berampu (2014) yang menyatakan bahwa semakin tua seseorang, maka akan berkurang pula kemampuan fisiknya sehingga akan berpengaruh pada partisipasinya pada kegiatan sosial. Sebaliknya, semakin muda seseorang maka semakin tinggi pula partisipasinya pada kegiatan atau program tertentu. Selain itu pula dalam Tabel 11 terlihat bahwa responden pada penelitian ini didominasi oleh responden dengan kategori sedang atau berusia antara 43-52 tahun. Dengan usia seperti ini tentu masih memungkinkan peserta program untuk berpartisipasi dalam kegiatan BSSR. Rentang usia 43-52 tahun ini juga masih termasuk dalam kategori usia produktif menurut BPS.

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Partisipasi

Hubungan tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi dianalisis dengan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji statistik non-parametik Rank Spearman. Tabulasi silang antara variabel tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi responden disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19 Hubungan antara tingkat pendidikan responden dengan tingkat partisipasi dalam program bank sampah

Tingkat Pendidikan

Tingkat Partisipasi

Rendah Sedang Tinggi

n % N % n % Rendah 2 12 0 0 1 8 Sedang 11 65 11 100 8 67 Tinggi 4 23 0 0 3 25 Total 17 100 11 100 12 100 Rs : -0.020 α: 0.904>α(0.05)

Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa terdapat responden dengan tingkat partisipasi rendah, 12% memiliki tingkat pendidikan rendah, 65% memiliki tingkat pendidikan yang sedang, dan sisanya yakni 23% memiliki tingkat pendidikan tinggi. Pada responden dengan tingkat partisipasi sedang, 100 respondennya memiliki tingkat pendidikan yang sedang pula. Sedangkan pada responden dengan tingkat partisipasi tinggi, 8% respondennya memiliki tingkat

pendidikan yang rendah, 67% memiliki tingkat pendidikan sedang dan 25% memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

Secara ringkas, terdapat 65% responden dengan tingkat partisipasi rendah memiliki tingkat pendidikan yang sedang, sementara 100% responden dengan tingkat partisipasi sedang memiliki tingkat pendidikan yang sedang pula, dan 67% responden dengan tingkat partisipasi tinggi justru memiliki tingkat pendidikan yang sedang. Sesuai dengan hipotesis penelitian ini seharusnya semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi mereka dalam program bank sampah. Namun dari analisis tabulasi silang di atas maka dapat dipahami bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi. Hal ini kemudian didukung oleh oleh p-value (Sig.(2-tailed))>α(0.05) (Lampiran 4) maka terima H0, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan tingkat partisipasi. Hubungan antara kedua variabel tersebut tidak berhubungan secara signifikan sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan peserta tidak berhubungan pada peningkatan partisipasi peserta dalam program bank sampah.

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki responden tidak mempengaruhi tingkat partisipasi mereka dalam kegiatan BSSR. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Plumer dalam Yulianti (2012) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi masyarakat berpartisipasi dalam suatu kegiatan sosial. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden tidak pula semata-mata berpengaruh terhadap keterlibatan mereka dalam setiap kegiatan BSSR. Seluruh tahapan kegiatan BSSR dapat dilakukan oleh semua responden yang berpendidikan rendah sampai tinggi. Selain itu hasil penelitian ini juga tidak dapat membuktikan pernyataan Fitriyanti (2014) yang menjelaskan bahwa faktor pendidikan dianggap sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemauan masyarakat untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk partisipasi yang ada.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, diperoleh fakta yang menguatkan hasil analisa statistik. Responden yang berpendidikan rendah kebanyakan adalah mereka yang telah berumur tua sehingga keterlibatan dalam kegiatan sosial terbilang rendah. Responden yang berumur tua ini dulunya tidak memiliki pendidikan yang cukup tinggi. Begitupun sebaliknya. Responden yang berpendidikan sedang hingga tinggi adalah mereka yang masih berumur muda (produktif) sehingga masih memungkinkan untuk terlibat dalam kegiatan sosial (program CSR BSSR).

Hubungan Lama Tinggal dengan Tingkat Partisipasi

Hubungan antara lama tinggal dengan tingkat partisipasi masyarakat dianalisis menggunakan tabulasi silang dan didukung dengan hasil uji korelasi Rank Spearman. Hasil analisa berdasarkan tabulasi silang secara lengkap disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 20 Hubungan antara lama tinggal responden dengan tingkat partisipasi dalam program bank sampah

Lama Tinggal

Tingkat Partisipasi

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n % Rendah 2 12 6 55 3 25 Sedang 5 29 1 9 3 25 Tinggi 10 59 4 36 6 50 Total 17 100 11 100 12 100 Rs : -0.141 α: 0.387>α(0.05)

Berdasarkan Tabel 20 dapat dilihat bahwa terdapat responden dengan tingkat partisipasi rendah, 12% nya memiliki lama tinggal yang rendah, 29% memiliki lama tinggal sedang dan 59% memiliki lama tinggal tinggi. Pada responden dengan tingkat partisipasi sedang, terdapat 55% responden yang memiliki lama tinggal rendah, 9% memiliki lama tinggal sedang dan 36% responden memiliki lama tinggal yang tinggi. Sedangkan pada responden dengan tingkat partisipasi tinggi, 25% respondennya memiliki lama tinggal rendah, 25% respondennya memiliki lama tinggal sedang dan 50% respondennya memiliki lama tinggal yang tinggi.

Secara ringkas, terdapat 59% responden dengan tingkat partisipasi rendah memiliki lama tinggal yang tinggi, sementara 55% responden dengan tingkat partisipasi sedang memiliki lama tinggal yang rendah, dan 50% responden dengan tingkat partisipasi tinggi memiliki lama tinggal yang tinggi pula. Sesuai dengan hipotesis penelitian ini seharusnya semakin tinggi lama tinggal responden maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi mereka dalam program bank sampah. Namun dari analisis tabulasi silang di atas maka dapat dipahami bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel lama tinggal dengan tingkat partisipasi. Hal ini kemudian didukung oleh p-value (Sig.(2-tailed))>α(0.05) (Lampiran 4) maka terima H0, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel lama tinggal dengan tingkat partisipasi. Hubungan antara kedua variabel tersebut tidak berhubungan secara signifikan sehingga semakin tinggi lama tinggal peserta tidak berhubungan pada peningkatan partisipasi peserta dalam program bank sampah.

Responden yang tinggal kurang dari 26 tahun sebagian besar adalah mereka yang warga pendatang atau mengikut suami setelah menikah. Sedangkan responden yang telah tinggal lebih dari 26 tahun merupakan para pensiunan dari angkatan laut atau anak dari pensiunan angkatan laut dan sejak lahir telah tinggal di kompleks Asrama Yon Air.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suroso et al (2014). Pada penelitiannya Suroso et al menyimpulkan bahwa lama tinggal seseorang tidak menentukan keaktifannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan di desa. Namun hasil penelitian ini memberikan gambaran yang berbeda dari penelitian Advianty dan Handayeni (2013) sebelumnya. Advianty dan Handayeni dalam penelitiannya tentang tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan perbaikan lingkungan menyatakan bahwa penduduk yang tinggal cukup lama akan memiliki rasa memiliki terhadap lingkungannya, sehingga berpeluang

memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam kegiatan di lingkungan tersebut.

Ikhtisar

Bab ini membahas hubungan karakteristik individu responden dengan tingkat partisipasi dalam program Bank Sampah Si Rajawali (BSSR). Karakteristik individu merupakan faktor internal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi partisipasinya dalam sebuah kegiatan sosial (Pangestu 1995). Adapun karakteristik individu yang dimaksud adalah tingkat umur, tingkat pendidikan, dan lama tinggal di suatu daerah.

Berdasarkan analisis data di atas, dari tiga variabel karakteristik individu (tingkat umur, tingkat pendidikan, lama tinggal) tidak ada satupun yang terbukti memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi. Oleh karena itu maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik individu responden dengan tingkat partisipasi responden.

HUBUNGAN TINGKAT PARTISIPASI DENGAN

Dokumen terkait