• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Geografis dan Demografis

Kelurahan Semper Barat merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Cilincing, Kotamadya Jakarta Utara. Pada awalnya kelurahan Semper Barat adalah bagian dari kelurahan Semper. Namun berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1251 tahun 1986 tanggal 19 Oktober 1986 tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan batas, Perubahan Kelurahan yang kembar atau sama dan Penetapan luas wilayah DKI Jakarta, Kelurahan Semper dimekarkan menjadi dua kelurahan yaitu Kelurahan Semper Timur dan Kelurahan Semper Barat.

Kelurahan Semper Barat memiliki luas 159.97 Ha, yang dibagi menjadi 17 Rukun Warga (RW) dan 246 Rukun Tetangga (RT), dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Jl. Raya Cilincing

Sebelah barat : Jl. Raya Kramat Jaya, Tugu Utara, Kali Cakung Utara Sebelah timur : Jl. Raya Cakung

Sebelah selatan : Kali Gubuk Genteng

Wilayah Kelurahan Semper Barat beriklim sama dengan wilayah kelurahan di Jakarta Utara lainnya yang berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika mencapai 28-33 derajat Celcius dengan keadaaan tanah antara 50 sampai dengan 100 cm di atas permukaan laut.

Jumlah penduduk Kelurahan Semper Barat sampai dengan bulan Januari 2015 mencapai 79.533 penduduk dengan proposisi antara laki-laki dan perempuan yang hampir seimbang yaitu 51% laki-laki dan 49% perempuan. Berikut ini adalah data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 6 Data jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Laki-laki 40669 51

Perempuan 38864 49

Jumlah 79533 100

Keberadaan RW dan RT pada Kelurahan Semper Barat menyebar pada beberapa wilayah yang saling berdekatan. Untuk lokasi penelitian ini sendiri berada pada RW 02 yang seluruh wilayahnya berada di Asrama Yon Angkatan Air. Penyebaran RW dan RT pada Kelurahan Semper Barat ke beberapa wilayah yang spesifik menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi. Penyebaran RW berdasarkan wilayah spesifik dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 7 Data jumlah RT berdasarkan penyebaran RW di Kelurahan Semper Barat

No RW Jumlah RT Keterangan

1 01 20 Kavling Semper

2 02 15 Asrama Yon Ang Air

3 03 17 Asrama Kebersihan

4 04 18 Kampung Kandang/ Tipar

5 05 15 Jl. Tipar Selatan

6 06 12 Kampung Kurus

7 07 16 Blok F Kramat Jaya

8 08 17 Blok R Kebon Baru

9 09 16 Kampung Beting

10 10 14 Kebon Baru

11 11 11 Kompleks Dewa Ruci

12 12 18 Blok X Kebon Baru

13 13 12 Blok C Kramat Jaya

14 14 11 Jl Dukuh Timur

15 15 12 Jl Dukuh Utara

16 16 16 Jl Pepaya Kramat Jaya

17 17 6 Asrama Dinas Kebersihan

Juml. 17 246

Kondisi Sosial dan Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Semper Barat terbilang sangat heterogen. Struktur kependudukan dikelompokkan menjadi 3 kategori, meliputi tingkat umur, jenis kelamin, jenis mata pencaharian, dan tingkat pendidikan. Selain itu, berdasarkan hasil penelitian Chandra (2010) Kelurahan Semper Barat merupakan kelurahan dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kecamatan Cilincing dengan tingkat kepadatan mencapai 38.800 jiwa per kilometer persegi.

Tingkat umur penduduk dikelompokkan berdasarkan pada standar Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu dengan interval 5 tahun. Tidak hanya itu, pengelompokkan tingkat umur disajikan dalam gambar piramida penduduk (Gambar 3). Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa sebagian besar penduduk berada pada tingkat umur antara 25-29 tahun dengan jumlah mencapai 7.547 jiwa. Tingkat umur 25-29 tahun merupakan usia produktif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3 Piramida penduduk Kelurahan Semper Barat

Selain dapat dilihat dari tingkat umur, kondisi sosial ekonomi masyarakat Semper Barat dapat juga dilihat dari jenis mata pencaharian masyarakatnya. Struktur mata pencaharian masyarakat cukup beragam, diantaranya petani, karyawan/pemerintah/TNI, pedagang, nelayan, dan pertukangan. Sedangkan sejumlah warga lainnya hanya berstatus pensiunan dan fakir miskin. Berdasarkan Tabel 8 terlihat bahwa angka pengangguran mendominasi dibanding jenis pekerjaan lainnya. Angka pengangguran ini meningkat cukup siginifikan dari angka lima tahun sebelumnya yaitu 2.185 jiwa (Erniyati 2010). Masalah pengangguran memang masih menjadi salah satu masalah utama di wilayah Jakarta, termasuk Kelurahan Semper Barat. Selanjutnya jenis pekerjaan yang juga mendominasi adalah pedagang. Sebagian besar dari mereka adalah wiraswasta (memiliki usaha sendiri) dan masih dalam skala mikro (kecil) seperti warung. Jenis pekerjaan karyawan berada pada urutan ketiga teratas. Karyawan yang dimaksud adalah mereka yang bekerja pada sektor industri. Hal ini didukung dengan jumlah industri skala kecil hingga besar yang cukup banyak di wilayah Kelurahan Semper Barat. Bahkan bila dilihat dalam skala besar yaitu lingkup kecamatan, di Kecamatan Cilincing sendiri terdapat dua perusahaan besar, yaitu BKN dan Bogasari. Tabel di bawah ini menunjukkan jumlah dan persentasi masyarakat berdasarkan jenis pekerjaan.

6000 4000 2000 0 2000 4000 6000 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 66-69 70-74 75 ke atas Perempuan Laki-laki

Tabel 8 Jumlah dan persentase penduduk menurut jenis pekerjaan di Kelurahan Semper Barat

Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

Tani 35 0.06 Karyawan Swasta/Pem/TNI 9 635 17.8 Pedagang 10 521 19.4 Nelayan 5 0.01 Buruh tani - - Pensiunan 9 560 17.7 Pertukangan 4 502 8.3 Pengangguran 14 624 27 Fakir miskin 5 206 9.7 Jumlah 54 088 100

Struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang ditempuh disajikan pada Tabel 9. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar masyarakat atau sekitar 38 persen dari total jumlah penduduk adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan jumlah mencapa 30 ribu jiwa. Fenomena ini disebabkan oleh persepsi masyarakat bahwa mencari pekerjaan lebih penting dibanding melanjutkan ke perguruan tinggi dan didukung pula dengan ketidaktersediannya dana. Selanjutnya tingkat pendidikan mayoritas masyarakat Kelurahan Semper Barat adalah tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mencapai 17.518 atau setara 22.6%.

Tabel 9 Jumlah dan persentase penduduk menurut tingkat pendidikan di Kelurahan Semper Barat

No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 6 169 8 2 Tidak Tamat SD 6 139 8 3 SD 11 296 14.6 4 SMP 17 518 22.6 5 SMA 29 435 38 6 Tamat Akademi / PT 6 705 8.7 Jumlah 77 262 100

Data mengenai jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan ini juga sejalan dengan tingkat pendidikan yang dimiliki 40 responden dalam penelitian ini yang didominasi oleh tingkat pendidikan SMA (akan disajikan pada Bab Karakteristik Individu).

Kelembagaan Sosial

Sesuai kondisi di lokasi penelitian diketahui bahwa pengelolaan sampah dilaksanakan oleh beberapa pihak yang berkaitan langsung ataupu tidak langsung dalam operasional pengelolaan sampah, baik berupa instansi pemerintah maupun lembaga masyarakat. Meskipun pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab petugas kebersiham namun keterkaitan antar stakeholders juga ikut membantu dalam kegiatan pengelolaan sampah. Kelembagaan sosial atau yang biasa dikenal dengan Lembaga Masyarakat yang turut membantu dalam kegiatan pengelolaan sampah di Keluarahan Semper Barat meliputi RT, RW, Karang Taruna dan PKK. Kelembagaan sosial yang ada di Kelurahan Semper Barat terdiri dari 1 buah PKK, 17 buah Dekel, 8 buah Panti Asuhan, 1 buah Karang Taruna, 58 buah Majlis Ta’lim, 1 buah lembaga PPMK, 245 buah RT, dan 17 buah RW. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut turut membantu masyarakat setempat dalam berbagai bidang, seperti lingkungan, sosial bahkan ekonomi (terutama masalah kemiskinan). Masyarakat sebagai produsen sampah terbesar memiliki peran utama dalam pengelolaan sampah. Peran masyarakat ini terlihat dari keterlibatan mereka dalam kegiatan pengelolaan sampah melalui lembaga- lembaga masyarakat yang mereka ikuti. Selain itu pula keberlangsungan operasional bank sampah dan kemudian didukung oleh kerja sama yang terkordinir dari berbafai pihak juga akan memaksimalkan fungsi dan tujuan pengelolaan sampah. Peran bank sampah dalam pengeloaan sampah dilakukan oleh masyarakat sendiri dan didampingi serta didukung (finansial dan pelatihan) oleh pihak sponsor yaitu PT ISM.

Rukun Tetangga

Kelurahan Semper Barat yang merupakan salah satu kelurahan dengan tingkat kepadatan tertinggi memiliki rukun tetangga (RT) yang juga cukup banyak. Kelurahan Semper Barat memiliki 246 Rukun Tetangga (RT). Rukun Tetangga ini tersebar di 17 Rukun Warga. Di lokasi penelitian yakni RW 2 terdapat 15 RT. Tiga belas dari 15 RT di RW 2 warganya telah menjadi nasabah bank sampah.

Rukun tetangga dibentuk oleh masyarakat untuk memberikan pelayanan pada masyarakat di sekitarnya, misalnya pelayanan pembuatan KTP dan urusan administrasi lainnya. Rukun tetangga (RT) tidak hanya bertindak sebagai lembaga pemerintah saja, tetapi juga sebagai kelembagaan sosial. Dalam perannya sebagai kelembagaan sosial, RT memiliki tugas untuk ikut serta membantu masalah sosial dan lingkungan. Salah satu masalah lingkungan yang menjadi perhatian adalah masalah sampah. Daerah kelurahan Semper Barat yang merupakan daerah rawan banjir membuat warga di kelurahan ini sangat peduli terhadap masalah sampah. Daerah rawan banjir karena berada di pinggir kali dan diperparah dengan masalah sampah akan memperbesar peluang daerah Semper Barat terkena banjir. Oleh karena itu sebagian besar RT di kelurahan ini rutin melaksanakan gotong royong untuk membersihkan saluran air dan jalan lingkungannya. Hal ini dilakukan tidak hanya untuk menguarangi resiko banjir saja tetapi juga dalam upaya menciptakan keindahan lingkungan.

Melanjutkan upaya pengelolaan sampah, salah satu RT di kelurahan Semper Barat yakni RT 10/1 memiliki usaha pengolahan sampah organik menjadi pupuk.

Usaha pengolahan sampah ini merupakan usaha swadaya masyarakat. Hasil olahan kompos ini biasanya digunakan untuk pupuk di tanaman rumah warga. Komposting yang dilakukan oleh masyarakat dengan bekerja sama dengan pihak kelurahan ini bertujuan agar sampah daun maupun sisa makan dari rumah warga dapat dimanfaatkan kembali sehingga mengurangi pembuangan sampah ke LPS. Selain membantu dalam perbaikan lingkungan, usaha komposting ini juga mempunyai nilai ekonomi yakni nilai yang terkandung dalam pupuk kompos. Karang taruna

Karang taruna merupakan organisasi para pemuda atau remaja di suatu desa atau kelurahan. Fungsi dari organisasi ini adalah sebagai wadah pembinaan para pemuda desa atau kelurahan. Biasanya kegiatan karang taruna meliputi kegiatan- kegiatan positif, misalnya olahraga, kerja bakti, bakti sosial, kesenian, membantu acara warga yang mempunyai hajatan, keagamaan, dan lain-lain. Ada 32 personil karang taruna di Semper Barat dan di bantu 5 personil unit di tiap RW. Karang taruna tidak hanya bertugas ketika ada bencana saja tetapi juga ikut membantu dalam kegiatan menangani masalah sosial dan lingkungan. Personil karang taruna yang merupakan pemuda diharapkan mampu menjadi promotor dalam membangun wilayah Semper Barat yang lebih baik. Selain itu kreasi dan karya karang taruna dalam menciptakan inovasi bagi lingkungannya juga membantu kelurahan ini mendapatkan penghargaan lingkungan bersih yaitu Adipura.

PKK

Salah satu kegiatan yang rutin dilakukan oleh PKK adalah kegiatan PSN bersama petugas jumantik. Kegiatan PSN dan aksi bersih-bersih ini biasa dilaksanakan setiap Jumat dan Minggu. Kegiatan PSN merupakan program Pemda DKI Jakarta dalam memerangi dan memberantas nyamuk demam berdarah. Melalui kegiatan ini PKK mengajak peran serta ibu-ibu untuk mendukungnya. Peran ibu-ibu ini dianggap dapat memotivasi dalam menciptakan lingkungannya tetap bersih dan sehat. Tidak hanya ibu-ibu, kader posyandu bersama remaja perempuan juga turut dilibatkan. Baik PKK maupun petugas jumantik berkerja sama karena merekalah yang mengetahui persis wilayah-wilayah mana yang memang rawan terjadinya demam berdarah (DBD). Dalam kegiatannya, kader PKK dibantu para petugas jumantik melakukan sosialisasi tentang DBD,pemberian abate dan pentingnya pelaksanaan 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) sebagai upaya pemberantasan sarang nyamuk. Selain sebagai salah satu upaya dan bentuk dukungan warga untuk menciptakan lingkungan bersih dan sehat, kegiatan PSN juga dilaksanakn untuk mendukung kelurahan Semper Barat dalam lomba kelurahan tingkat nasional.

Pola Rutinitas Harian

Kelurahan Semper Barat merupakan kelurahan dengan jumlah oenganggurang cukup besar yakni mencapai 14.624 jiwa atau sekitar 27 persen dari total jumlah penduduk. Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT) termasuk dalam kategori pengangguran. Tidak jauh berbeda dengan kondisi kelurahan, mayoritas warga di RW 2 juga adalah ibu rumah tangga (IRT). Tidak hanya itu 19

orang dari total responden (40 orang) pada penelitian ini juga bekerja sebagai IRT. Rumah tangga adalah produsen sampah terbesar bahkan bila dibanding sampah industri sekalipun. Sebagai ‘tokoh utama’ di rumah tangga, peran IRT sangat dibutuhkan dalam pengelolaan sampah. Hal ini sejalan dengan konsep ekofeminisme yang menyatakan pentingnya peranan perempuan bagi kelangsungan bumi. Begitu pun dengan peran IRT di RW 2 yang secara tidak langsung terlibat dalam kegiatan pengelolaan sampah. Dengan berprofesi sebagai IRT, memungkinkan responden untuk rutin mengumpulkan sampah dari limbah rumah tangga. Selain itu pula IRT juga mengajarkan anggota keluarga lainnya terutama anak untuk membuang sampah sesuai jenisnya. Sebagian besar IRT di RW ini telah membedakan tempat sampah organik dan anorganik. Hal ini memudahkan anggota keluarga lainnya untuk membuang sampah sesuai jenisnya. Sampah organik biasanya dikumpulkan di satu tempat sampah di luar rumah. Selesai memasak, IRT akan memasukkan sampah sisa dapur ke dalam kantong plastik dan kemudian dibuang di tempat sampah luar rumah. Ini dimaksudkan agar sampah tidak menimbulkan bau di dalam rumah. Selanjutnya sampah organik seperti sisa makanan dan limbah dapur akan diangkut oleh petugas kebersihan yang rutin mengambil sekali dalam dua hari. Berbeda dengan sampah organik, untuk sampah anorganik seperti botol minuman dan limbah plastik lainnya dikumpulkan dalam karung. Setelah penuh karung berisi sampah anorganik ini akan disetor ke bank sampah. Namun ada juga IRT yang langsung menyetorkan sampah anorganiknya sebelum karung penuh. Mereka beralasan bahwa dengan menyetorkan sampah langsung akan mengurangi kemungkinan sarang nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit.

“Kebanyakan yang ikut bank sampah ini adalah ibu rumah tangga. Karena kan mereka yang biasanya ngurus rumah dan ngumpulin sampah di rumahnya. Terus yang punya waktu buat ngurus-ngurus beginian kan ibu-ibu. Selain itu juga yang punya toko juga banyak yang ikut dan biasanya yang jumlah tabungan sampahnya yang paling banyak juga yang punya toko. Mereka biasa jualin kardus-kardus bekas jualan mereka” (PRI,Ketua BSSR)

Tidak hanya IRT, responden dengan jenis pekerjaan wiraswasta juga cukup mendominasi. Profesi wiraswasta yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mereka yang memiliki warung atau toko. Responden yang bewiraswasta akan menjual kardus dan bekas botol minuman dari beberapa produk jualan mereka. Bahkan dari data pengurus bank sampah diketahui bahwa sebagian besar nasabah yang memiliki jumlah tabungan besar adalah mereka yang memiliki toko atau warung. Hal ini karena jumlah sampah yang dikumpulkan oleh responden yang memiliki toko lebih banyak dibanding dengan jumlah sampah dari rumah tangga.

Ikhtisar

Bab ini mengurai tentang profil lengkap lokasi penelitian yang terbagi ke dalam beberapa sub bab seperti kondisi geografis, demografi, dan sosial ekonomi. Kelurahan Semper Barat merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Cilincing, Kotamadya Jakarta Utara. Pada awalnya kelurahan Semper Barat adalah bagian dari kelurahan Semper. Namun berdasarkan pada tahun 1986 Kelurahan Semper dimekarkan menjadi dua kelurahan yaitu Kelurahan Semper Timur dan Kelurahan

Semper Barat. Luas wilayah Semper Barat berkisar 159.97 Ha dengan jumlah penduduk mencapai 79.507 per Januari 2015 yang terdiri dari 40.676 laki-laki dan 38.831 perempuan.

Kondisi sosial ekonomi masyarakat Semper Barat dilihat dari beberapa aspek kehidupan, yaitu tingkat umur, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan. Bila dilihat berdasarkan tingkat umur, masyarakat di kelurahan ini didominasi oleh masyarakat berusia 25-29 tahun. Usia ini merupakan usia produktif. Namun begitu, hal ini tidak sejalan dengan jenis pekerjaan masyarakat Semper Barat. Angka pengangguran masih cukup tinggi, bahkan dibandingkan dengan jenis pekerjaan lain yang produktif. Terakhir, tingkat pendidikan masyarakat. Sebagian besar masyarakat hanya menyelesaikan pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini pulalah yang menjadi salah satu alasan tingginya angka pengangguran di kelurahan Semper Barat.

Dokumen terkait