HUBUNGAN KESEIMBANGAN DENGAN KEMAMPUAN ROLL DEPAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 TIDORE KEPULAUAN
Taher Hamisi¹, Mahatma Raison Pribadi² Program Studi Pendidikan Olahraga
STKIP Kie Raha ABSTRAK
Hubungan Keseimbangan Dengan Kemampuan Roll Depan pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Tidore Kepulauan. Dibimbing oleh Zainul Azis,S.Or.,M.Kes selaku pembimbing I dan Suratni Muhamad, M.Pd selaku pembimbing II. Program Studi Pendidikan Olahraga Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Kie Raha Ternate. Keseimbangan ini penting dalam olahraga untuk itu penting dimana keseimbangan orang tidak dapat melakukan aktivitas dengan baik. Seorang pesenam apabila memiliki keeimbangan yang baik maka pesenam itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu ia melakukan roll depan dengn baik. Penelitian ini menelitih beratkan pada hubungan keseimbangan dengan kemampuan roll depan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Tidore Kepulauan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keseimbangan dengan kemampuan roll depan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional dengan meggunakan metode survei tes dan pengukuran dan pendekatan kuantitatif. Instrumen penelitian berupa tes keseimbangan dan tes roll depan. Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 3 Tidore Kepulauan dan sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 30 siswa. Teknik analisis data menggunakan uji regresi sederhana. Hasil penelitian diperoleh bahwa ada hubungan antara keseimbangann dan roll depan dapat dilihat dari hasi analisis bahwa thitung sebesar 6,74 ˃ttabel sebesar 1,70, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedua variabel terdapat hubngan yang singnifikan.
Kata kunci: keseimbangan, roll depan PENDAHULUAN
Olahraga merupakan salah satu bidang yang sangat penting peranannya dalam rangka membangun manusia indonesia seutuhnya. Dengan melakukan olahraga dapat mengembangkan sikap
mental, kejujuran, keberanian, daya juang dan semangat bersaing, jiwa sporttivitas yang di dalamnya terkandung nilai-nilai pendorong generasi yang baik dan berjiwa sehat dalam rangka mengisi kemerdekaan.
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1334
Pembinaan olahraga disekolah dilakukan melalui dua bentuk program kegiatan yaitu: (1) kegiatan kurikuler yang merupakan kegiatan olahraga yang dilakukan pada jam-jam pelajaran dan (2) kegiatan ekstrakulikuler yang merupakan kegiatan olahraga yang di lakukan oleh pelajar pelajar yang berminat atau berbakat dalam cabang olahraga tertentu diluar dari jam pelajaran.
Pendidikan jasmani dan kesehatan dasar tujuan membantu siswa dalam meningkatkan dan memperbaiki kesehatan kesegaran jasmani melalui pengertian pengembangan, sikap positif dan kertampilan gerak dasar serta sebagai aktifitas jasmani. Salah satu bagian dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah di berikan pelajaran terutama senam lantai.
Dari hakekat krakteristik dan stuktur gerak senam dianggap kegiatan fisik yang cocok untuk menjadi ”alat” pendidikan jasmani, karena dianggap mampu memberikan sumbangan terhadap pengembangan kualiatas motorik dan kualitas fisik anak. Dilihat stuktur lokomotor,senam bisa meningkatkan aspek kekuatan, kecepatan, serta sekaligus daya tahan umum dan khusus, disamping itu tentu saja membangun kelincahan serta keseimbangan dinamis, senam mampu meningkatkan aspek kelentukan aspek
kekuatan dan keseimbangan statis. Senam artistik yang di berikan sekolah merupakan dasar senam lantai dengn bentuk latihan dasar roll depan. Dalam senam lantai, seorang pesenam tidak akan mampu melakukan keterampilan senam dengan baik, jika ia tidak memiliki keseimbangan yang baik dalam melakukan roll depan dalam senam lantai.
Namun untuk mencapai gerakan senam lantai degan baik dan sempurna tidaklah muda, hal ini diduga kurangnya beberapa hal yang yang dapat mempengaruhi prestasi sala satu yaitu keseimbangan dalam melakukan rolldepan.
Keseimbangan adalah
kemampuan seseorang dalam mengendalikan organ-organ syaraf otot (M. Sajoto, 1995:9). Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh yang pada saat melakukan gerakan tergantung pada kemampuan integrasi antara kerja indera penglihatan, kanalis semisis kuralis pada telinga dan reseptor pada otot. Diperlukan tidak hanya pada olah raga tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Keseimbangan penting dalam kehidupan maupun olah raga untuk itu penting di mana tampa keseimbangan orang tidak akan dapat melakukan aktivitas dengan baik. Atlit senam apabila memiliki keseimbangan yang baik maka atlit itu akan dapat mempertahankan tubuhnya pada waktu
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1335
melakukan senam terutama roll kedepan. Apabila keseimbangan baik maka atlit tersebut tidak akan muda jatu dalam melakukan roll depan. Kemampuan Roll Depan
Kegiatan pada dasarnya merupakan kegiatan yang melibatkan unsur fisik dan mental dari unsur manusia sebagai unsur pelaksana, Menurut Mochamad sajoto (1988:57), dimana dapat memberikan manfaat bagi manusia itu sendiri maupun untuk tujuan tertentu misalnya untuk mencapai pestasi. Prestasi yang dicapai seorang atlit ini merupakan tujuan utama berbagai kegiatan olahraga. Untukmencapai suatu prestasi olahraga maka seseorang harus meningkatkan kemampuan secara maksimal dari semua unsur sesuai dengan kebutuhan cabang yang digelutinya.
Untuk meningkatkan fisik sangat mutlak dilakaksanakan, karena bila kondisi fisik baik maka Menurut Harsono (1988:153). 1) akan ada peningkatan dalam sistem sikkulasi darah dan kinerja jantung. 2) akan adanya peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan kondisi fisik lainnya. 3) akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu latihan. 4) akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ–organ tubuh setelah latihan. 5)akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon di perlukan.
Dalam cabang olahraga senam lantai tampa alat, kondisi fisik merupakan faktor yang paling penting utama dalam peningkatan prestasi bagi seorang atlit. Menurut moch. Sejoto (1988: 78) mengemukakan bahwa: Kondisi fisik adalah suatu kesatuan dari kemponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatan maupun pemeliharaan. Artinya bahwa setiap usaha peningkatan kondisi fisik, maka harus mengembangkan semua komponen tersebut, walaupun perlu dilakukan perlu dilakukan dengan prioritas.
Prestasi cabang olahraga senam lantai sangat ditunjang oleh kemampuan fisik seseorang yang melakukan. Tampa kemampuan fisik maka peningkatan teknik sulit untuk capai, sehingga berpengaru terhadap prestasi senam lantai secara keseluruhan. Menurut moch. Sajoto (1988: 92), mengatakan bahwa ada berbagai macam komponen fisik yaitu kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelincahan, ketepatan, kelentukan, daya tahan, keseimbangan, dan kondisi. Dari berbagai kompunen fisik tersebut yang paling dibutuhkan dalam cabang senam lantai pada gerakan roll adalah keseimbangan. Kalau kompunen fisik tersebut kurang tercapai setelah suatu masa latihan, maka hal ini berarti perencanaan dan sistematika latihan kurang sempurna, menurut Harsono (1988: 53), mengatakan bahwa, kalau kondisi fisik baik maka akan ada peningkatan dalam
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1336
kekuatan, kecepatan, stamina, dan kondisi fisik lainnya.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan mengunakan metode survey. Penelitian korelasional adalah suatu metode yang dirancang untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variable bebas dengan variabel terikat. Adapun variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini antara lain keseimbangan sebagai variabel bebas, yang dilambangkan dengan X, dan kemampuan roll depan sebagai variable
terikat yang dilambangkan dangan Y
Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tes dan pengukuran. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini memerlukan data-data sebagai berikut : (1) Melakukan survey awal. (2) Menyiapkan tenaga lapangan. (3) Menyiapkan sampel. (4) Melakukan tes dan pengukuran dari kedua variabel yang ada. Teknik analisa data di pergunakan dalam penilitian ini adalah regresi dan korelasi untuk mengetahui antara kedua variabel X dan variabel Y.
HASIL
Tabel 1 Daftar Distribusi Frekuensi Skor Keseimbangan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Roll Depan (Y)
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
1 6 - 7 4 13.33 2 8 - 9 6 20.00 3 10 - 11 3 10.00 4 12 - 13 9 30.00 5 14 - 15 5 16.67 6 16 - 17 3 10.00 Σ 30 100
Tabel 3. Anava Regresi Linier Sederhana Y atas X dengan persamaan Regresi: Ŷ = -14,12 + 0,683X
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif (%)
1 32 – 33 5 16.67 2 34 – 35 5 16.67 3 36 – 37 7 23.33 4 38 – 39 4 13.33 5 40 – 41 4 13.33 6 42 – 43 5 16.67 Σ 30 100
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1337 Sbr.Var DK JK RJK Fh Ft 0.05 0.01 Total (T) 30 4107 1.87 2.44 Reg (a) 1 3830.70 3830.70 50.54 Reg (b) 1 177.79 177.79 Sisa 28 98.51 3.52 Tuna Cocok 26 86.01 3.31 0.53 2.51 3.78 Galat (G) 2 12.50 6.25 Keterangan:
** = Signifikan Fhitung = 50,54 > Ftabel = 1,87. Maka regresi signifikan ns. = Non signifikan Fhitung = 0,53 < Ftabel = 2,51. Maka regresi linear dk = Derajat kebebasan
JK = Jumlah kuadrat
RJK = Rata-rata jumlah kuadrat Tabel 4. Hasil Perhitungan Korelasi X dengan Y
Korelasi N R r2 thit
ttab
0,05
X dengan Y 30 0,80 0,6435 6,74 1,70
Keterangan:
ry = Koefesien korelasi keseimbangan dengan kemampuan roll depan
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, ternyata hipotesis yang diajukan menunjukkan hasil yang berkorelasi positif secara signifikan. Uraian hipotesis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Hasil perhitungan tentang hipotesis yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keseimbangan dengan kemampuan roll depan menunjukkan model persamaan regresi sederhana Ŷ = -14,12 + 0,683X.Melalui analisis varians untuk signifikansi diperoleh Fhit = 50,54 lebih besar dari Ftab = 1,87 sedangkan untuk
persamaan regresi sederhana yaitu Ŷ = -14,12 + 0,683X dinyatakan sangat signifikan dan linier. Artinya apabila keseimbangan ditingkatkan satu skor maka kemampuan roll depan meningkat 0,683 pada konstanta -14,12.
Selanjutnya koefisien korelasi antara keseimbangan dengan kemampuan roll depan sebesar 0,6435 melalui uji-t diperoleh thitung sebesar 6,74 lebih besar daripada ttabel sebesar 1,70 sehingga koefisien korelasi (ry) dinyatakan signifikan pada taraf 0,05 yang berarti bahwa makin baik keseimbangan maka makin baik pula kemampuan roll depan. Sebaliknya, apabila keseimbangan kurang akan membawa konsekuensi lampatnya kemampuan roll
Jurnal Pendidikan Jasmani Olahraga Kesehatan 1338 depan.
Berdasarkan koefisien korelasi (ry) 0,80 tersebut kemampuan roll depan juga diperoleh nilai determinasi 0,6435. Hal ini berarti bahwa variansi keseimbangan dapat dijelaskan oleh variansi kemampuan
roll depan sebesar 64,35%. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pengolaan data terdapat koefisien korelasi (ry) 0,80 tersebut maka, kemampuan roll depan juga diperoleh nilai determinasi 0,6435. Hal ini berarti bahwa variansi koordinasi mata tangan dapat dijelaskan oleh variansi
kemampuan roll depan 64,35%.
Kemudian dari hasil analisis data bahwa thitung = 6,74 > ttabel = 1,70, dari hasil ini
maka disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara
koordinasi mata tangan dengan
kemampuan roll depan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
FIG (2005). Dasar-Dasar Metode
Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: CV
Pustaka Setia.
Harsono. (1988:53). Dasar-Dasar Roll
Depan . Kaliwangi:Yogyakarta.
Hariyanti N (2008). Tes dan Pengukuran
dalam Pendidikan Jasmani.
Depdiknas. Ditjen Pendidikan
Dasar danMenengah. Ditjen
Olahraga. Jakarta.
Haryanti Sri. (2008). Proses Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
seanbase's. woedpress. com. Loken etal (1986) : Pendidikan Olahraga
Program Pasca Sarjana
Universitas Negeri Jakarta.
Maria. (2011). Dasar-Dasar Gerak Senam
Lantai. Yogyakarta: Alfamedia.
Margono, Agus. 2009: 41. Senam.
Surakarta: UNS Press.
Moleong, Rexy J. 2011: 94 . Metode
Penelitian Kuntitatif. Bandung: Remaja. Rosdakarya.
M. Sajoto. 1995 9. Pembinaan Kondisi
Fisik Dalam Olahraga. Semarang:
Effhar & Dahara Prize Offset. ---. 1988: 78. Pembinaan Kondisi
Fisik Dalam Olahraga. Semarang:
Effhar & Dahara Prize Offset. M. Sajoto. 1988: 92. Pembinaan Kondisi
Fisik Dalam Olahraga. Semarang:
Effhar & Dahara Prize Offset. Muhajir. 2004:135. Metodologi Penelitian
dalam Olahraga. Surabaya:
Fakultas Ilmu Keolahragaan – Universitas Negeri Surabaya.
Subyanto Efendi.(1991:29). Modul
Kurikulum Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.